F. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah yang bertujuan untuk mengetahui gambaran persepsi masyarakat tentang profesi keperawatan. Penelitian ini bersifat kuantitatif
dengan desain deskriptif. Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Subjek yang diteliti adalah masyarakat di
wilayah Keluraha Pisangan yang telah menerima pelayanan kesehatan di rumah sakit maupun puskesmas.
10
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Persepsi
1. Definisi Persepsi Persepsi adalah proses pengorganisasian, penginterpretasian
terhadap rangsang yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang intergrated
dalam diri individu. Persepsi adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik
lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Toha, 2008
Sunaryo 2004 juga menyampaikan hal yang senada, persepsi ialah daya mengenal barang, kualitas atau hubungan, dan perbedaan antara
hal ini merupakan proses mengamati, mengetahui, atau mengartikan setelah pancaindranya mendapatkan rangsangan. Sehingga individu
mampu mengetahui, mengartikan, dan menghayati tentang hal yang diamati, baik yang ada di luar maupun dalam diri individu.
Persepsi baik positif maupun negatif ibarat file yang sudah tersimpan rapi di dalam alam pikiran bawah sadar kita. File itu akan segera
muncul ketika ada stimulus yang memicunya, ada kejadian yang membukanya. Persepsi merupakan hasil kerja otak dalam memahami atau
menilai suatu hal yang terjadi di sekitarnya Waidi, 2006
2. Macam-macam Persepsi Mulyana 2005 membagi persepsi menjadi dua yaitu persepsi
terhadap objek lingkungan fisik dan persepsi terhadap manusia. Persepsi terhadap manusia lebih sulit dan kompleks, karena manusia bersifat
dinamis. Persepsi terhadap manusia sering dijumpai persepsi sosial, meskipun kadang-kadang manusia disebut juga objek. Perbedaan kedua
tersebut yaitu : Pertama, persepsi terhadap objek melalui lambang- lambang fisik, sedangkan persepsi terhadap orang melalui lambang-
lambang verbal dan non verbal. Orang lebih aktif daripada kebanyakan objek dan lebih sulit diramalkan. Kedua, persepsi terhadap objek
menanggapi sifat-sifat luar, sedangkan persepsi terhadap orang menanggapi sifat-sifat luar dan dalam perasaan, motif, harapan dan
sebagainya. Kebanyakan objek tidak mempersepsi anda ketika anda mempersepsi objek itu, akan tetapi orang mempersepsi anda pada saat
anda mempersepsi mereka, dengan kata lain persepsi terhadap manusia bersifat interaktif.
Menurut Sunaryo 2004 ada dua macam persepsi, yaitu yang pertama External perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya
rangsang yang datang dari luar diri individu. Selanjutnya ada Self- perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang
berasal dari dalam diri individu. Dalam hal ini yang menjadi objek adalah dirinya sendiri.
3. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Menurut Krech dan Crutchfield 1975 dalam Sobur 2003 faktor
– faktor yang mempengaruhi persepsi individu ada empat, yaitu :
a. Faktor Fungsional Faktor fungsional dihasilkan dari kebutuhan, kegembiraan suasana
hati, pelayanan yang diterima, dan pengalaman masa lalu seseorang individu. Faktor ini cenderung bersifat subjektif dan internal individu.
Pada dasarnya persepsi sendiri tidak ditentukan oleh jenis atau bentuk stimulus, tetapi tergantung pada karakter orang yang memberikan
respon terhadap stimulus tersebut. Dengan demikian, persepsi bersifat selektif fungsional, maka seseorang yang mempersepsi sesuatu akan
memberikan tekanan sesuai dengan tujuan orang tersebut. b. Faktor Struktural
Faktor-faktor struktural berarti bahwa faktor-faktor tersebut timbul atau dihasilkan dari bentuk stimuli dan efek-efek netral yang
ditimbulkan dari sistem saraf individu. Faktor ini lebih kearah biologis tubuh, menurut psikolog Gestalt, bila mempersepsi sesuatu manusia
cenderung mempersepsikan sebagai suatu keseluruhan, meskipun stimulus yang diterima tidak lengkap, penginterpretasinya tetap secara
konsisten dengan rangkaian stimulus yang dipersepsi. Hal tersebut yang menyebabkan seseorang cenderung mengelompokkan orang,
benda, ataupun peristiwa sejenis dan memisahkannya dari kelompok lain yang tidak serupa.
c. Faktor Situasional Faktor ini banyak berkaitan dengan bahasa nonverbal. Persepsi harus
dilihat secara kontekstual yang berarti situasi dimana persepsi tersebut timbul, harus mendapat perhatian. Situasi merupakan faktor yang turut
berperan dalam proses pembentukan persespsi seseorang. d. Faktor Personal
Faktor ini tediri atas pengalaman, sosial budaya, pengetahuan, harapan, motivasi dan kepribadian individu.
Tidak terlalu berbeda dengan apa yang dikemukakan oleh Krech dan Crutchfield dalam Sobur, Tiara 2007 menyatakan bahwa yang
mempengaruhi pembentukan persepsi seseorang adalah : a. Frame of Reference, yaitu kerangka pengetahuan yang dimiliki
seseorang, dimana hal ini dipengaruhi dari pendidikan, buku bacaan, penelitian dan motivasi.
b. Frame of experience, yaitu berdasarkan pengalaman yang telah dialami individu yang tidak terlepas dari keadaan lingkungan sekitar,
seperti sosial budaya, kelas sosial, dan determinan situasional. Sedangakan Toha 2008 membagi menjadi dua faktor-faktor yang
mempengaruhi yaitu Faktor Internal dan Faktor Eksternal. a. Faktor Internal , yaitu hal-hal yang mempengaruhi persepsi berupa
faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain :
1 Fisiologis. Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan
melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang
berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda.
2 Perhatian. Individu
memerlukan sejumlah
energi yang
dikeluarkan untuk memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada pada suatu obyek.
Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi
persepsi terhadap suatu obyek. 3 Minat. Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada
seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual vigilance merupakan
kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat.
4 Kebutuhan yang searah. Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan
yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya. 5 Pengalaman dan ingatan. Pengalaman dapat dikatakan tergantung
pada ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang
dalam pengertian luas.
6 Suasana hati. Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada
waktu tertentu yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat.
b. Faktor Eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari lingkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-
elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia
sekitarnya dan
mempengaruhi bagaimana
seseorang merasakannya atau menerimanya. Sementara itu faktor-faktor eksternal
yang mempengaruhi persepsi adalah : 1 Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus. Faktor ini
menyatakan bahwa semakin besarnya hubungan suatu obyek, maka semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan
mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk perhatian pada
gilirannya membentuk persepsi. 2 Warna dari obyek-obyek. Obyek-obyek yang mempunyai cahaya
lebih banyak, akan lebih mudah dipahami dibandingkan dengan yang sedikit.
3 Keunikan dan kekontrasan stimulus. Stimulus luar yang penampilannya dengan latarbelakang dan sekelilingnya yang
sama sekali di luar sangkaan individu yang lain akan banyak menarik perhatian.
4 Intensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus dari luar akan memberi
makna lebih
bila lebih
sering diperhatikan
dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa
mempengaruhi persepsi. 5 Motion atau gerakan. Individu akan banyak memberikan
perhatian terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang diam.
4. Proses Terjadinya Persepsi Seperti yang telah diterangkan bahwa persepsi adalah suatu proses
penerimaan, pemilihan, pengorganisasian, serta pemberian arti terhadap rangsang yang diterima. Proses pembentukan persepsi terdiri dari tiga
tahapan menurut Devito 2007 dalam Nugroho 2013, yaitu : a. Stimulation.
Stimulation, tahap dimana individu menerima informasi atau stimuli melalui inderanya. Pada tahap ini terjadi seleksi
sehingga ada stimulus yang diabaikan dan tidak diabaikan. b. Organization
Organization, tahap
dimana individu
mengelola informasi yang dipilih oleh indera mereka, terjadi proses di
otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang diraba.
c. Interpretation-Evaluation Merupakan tahap dimana individu menerjemahkan atau
menafsirkan informasi yang masuk melalui alat indra manusia. Penafsiran sebuah informasi melibatkan beberapa aspek yaitu
pengalaman masa lalu individu, nilai yang dianut tiap individu, harapan individu dan lain sebagainya. Kemudian muncullah
respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dalam berbagai macam bentuk.
Sedangkan Toha 2008 juga menerangkan mengenai proses terjadinya persepsi didasarkan pada beberapa tahap. Proses tersebut tidak
hanya sampai pada tahap penerimaan tetapi hal ini akan mempengaruhi pada perilaku individu yang akan dipilih sesuai dengan rangsang yang
diterima dari lingkungannya. Setiap objek disekitar individu adalah stimulus. Kemudian stimulus ini akan diserap semua informasi dan yang
terdengar dan terlihat sudah terdaftar dalam diri seseorang. Hal ini berupa proses registrasi dimana akan ada mekanisme fisik berupa penginderaan
dan persarafan seseorang yang terpengaruh sehingga berdampak kemampuan fisik untuk mendengar dan melihat. Setelah terdaftarnya
seluruh informasi maka akan ada proses Interpretasi. Interpretasi merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang sangat penting yaitu
proses memberikan arti kepada stimulus yang diterimanya. Proses ini bergantung pada cara pendalaman, motivasi, dan kepribadian seseorang,
sehingga interpretasi terhadap sesuatu informasi yang sama kan berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Dengan demikian, proses terjadinya persepsi dimulai dari proses penerimaan stimulus melalui penginderaan, penyeleksian terhadap
stimulus yang lebih menarik atau dibutuhkan, mengelolah stimulus melalui proses berfikir, kemudian ditafsirkan sebagai suatu penilaian dasar
terhadap suatu objek, yang diakhiri dengan adanya sikap kita yang ditunjukkan berdasarkan persepsi yang telah terbentuk.
B. Profesi Perawat