63
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini akan menjelaskan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian. Penelitian dilakukakan pada bulan April sampai Mei 2015 pada masyarakat di
wilayah Keluruhan Pisangan Tangerang Selatan. Interpretasi hasil akan membahas mengenai hasil penelitian yang dikaitkan dengan teori yang ada pada tinjauan
pustaka, sedangkan keterbatasan penelitian akan memaparkan keterbatasan yang terjadi selama pelaksanaan penelitian.
A. Karakteristik Responden
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Kategori umur, dari jumlah responden sebanyak 106 orang
menunjukkan umur terendah adalah 26 tahun dan umur tertinggi yaitu 55 tahun dengan nilai mean 41,89. Hal ini menunjukkan bahwa rata
– rata usia responden berkisar pada 41 dan 42 tahun. Berdasarkan
pengelompokan usia menurut Depkes RI 2010, 41 dan 42 tahun merupakan kategori usia dewasa tengah.
Hasil ini sesuai dengan penilitian yang dilakukan oleh Syifa 2009, yang menyatakan bahwa mayoritas pengunjung puskesmas mayoritas usia
dewasa tengah 59,4 . Hal ini menunjukkan bahwa pada usia dewasa tengah memiliki pengalaman yang lebih banyak menerima pelayanan
kesehatan dan berinteraksi langsung dengan perawat dibandingkan usia dewasa muda dan dewasa akhir. Pengalaman tersebut akan
mempengaruhi persepsi individu terhadap profesi perawat, hal ini sesuai
dengan faktor internal yang mempengaruhi persepsi yaitu pengalaman dan ingatan Thoha, 2008.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Suku Bangsa, Pendidikan, Pekerjaan dan Pelayanan Kesehatan yang Digunakan
Responden dalam penelitian ini berjumlah 106 orang. Responden bejenis kelamin perempuan berjumlah 76 orang 71,7 sedangkan
responden laki – laki berjumlah 30 orang 28,3. Pada penelitian ini
didapatkan jumlah perempuan lebih tinggi dibandingkan laki – laki, hal
ini dapat disebabkan karena perempuan lebih mengerti dan lebih peduli untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan daripada laki
– laki sehingga perempuan lebih sering mencari pelayanan kesehatan yang
terbaik. Berdasarkan penelitian Kunene 2001, persentase perempuan yang datang ke pelayanan kesehatan jauh lebih banyak dari laki
– laki yaitu sebesar 76. Hal ini disebabkan perempuan lebih memperhatikan
kesehatan mereka serta orang – orang terdekat sehingga akan lebih sering
mendatangi pelayanan kesehatan. Berdasarkan suku bangsa, responden penelitian ini terdiri dari suku
Jawa, Sunda, Betawi, Batak dan Minang. Mayoritas responden bersuku Jawa sebanyak 35 orang 33 . Suku Jawa merupakan suku terbanyak
dan tersebar hampir di seluruh wilayah di Indonesia terutama diperkotaan yaitu berjumlah 48,8 juta jiwa Badan Pusat Statistik, 2010. Sedangkan
untuk responden yang bersuku sunda sebanyak 25 orang 23,6 , Betawi 23 orang 21,7 , Minang 14 orang 13,2 dan Batak 9 orang
8,5 . Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Syifa 2009 di
daerah Bekasi, Jawa Barat didapatkan hasil bahwa mayoritas responden bersuku Jawa 50 . Suku bangsa merupakan salah satu aspek sosial
budaya masyarakat. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Sobur 2003, bahwa sosial budaya, dalam hal ini suku bangsa,
merupakan bagian dalam faktor personal yang mempengaruhi persepsi seseorang.
Mayoritas responden memiliki pendidikan terakhir sebagai Diploma sarjana yaitu sebanyak 76 orang 71,7 , terbanyak kedua
adalah SMA yaitu sebanyak 23 orang 21,7 , terbanyak ketiga adalah SMP sebanyak 5 orang 4,7 dan yang paling sedikit adalah SD
sebanyak 2 orang 1,9 . Notoatmodjo 2010 mengungkapkan, bahwa pendidikan berdampak pada peningkatan pengetahuan seseorang.
Seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang berpendidikannya
lebih rendah. Tiara 2007 mengungkapkan salah satu faktor yang mempengaruhi terbentuk persepsi yaitu frame of reference salah satunya
adalah pengetahuan yang dimiliki seseorang. Tingkat pengetahuan akan mempengaruhi responden dalam menilai pelayanan keperawatan yang
diterima. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa mayoritas responden di
wilayah Kelurahan Pisangan bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil PNS sebanyak 41 orang 38,7 , dan mayoritas responden memiliki
pekerjaan. Sedangkan responden yang tidak bekerja sebanyak 14 orang 13,2, hal ini didominasi oleh jenis kelamin perempuan dimana
mereka adalah ibu rumah tangga. Pekerjaan juga dapat mempengaruhi kelas sosial dari individu tersebut, hal ini berkaitan dengan pendapatan
yang diterima dari hasil pekerjaannya. Menurut Tiara 2007, kelas sosial berpengaruh dalam pembentukan persepsi individu. Hal ini juga
berkaitan dengan bentuk pelayanan kesehatan yang dipilih oleh individu. Perbedaan kelas sosial dapat mempengaruhi dalam penggunaan produk
dan jasa, dalam hal ini adalah pelayanan kesehatan. Hasil penilitian menunjukkan mayoritas responden memilih
pelayanan kesehatan yang digunakan adalah Rumah Sakit 48,1. Sedangkan 31,1 memilih pelayanan kesehatan puskesmas dan 20,8
memilih klinik umum. Pemilihan pelayanan kesehatan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah lokasi dari tempat pelayanan
tersebut, seperti mudah dicapai oleh masyarakat Azwar, 2006. Di kelurahan Pisangan terdapat satu Puskesmas yang berada disekitar
permukiman warga, sedangkan didaerah Ciputat terdapat beberapa rumah sakit besar dan dapat diakses dengan mudah. Hal inilah yang dapat
mempengaruhi responden dalam memilih pelayanan kesehatan.
B. Persepsi Masyarakat terhadap Profesi Perawat