mereka adalah ibu rumah tangga. Pekerjaan juga dapat mempengaruhi kelas sosial dari individu tersebut, hal ini berkaitan dengan pendapatan
yang diterima dari hasil pekerjaannya. Menurut Tiara 2007, kelas sosial berpengaruh dalam pembentukan persepsi individu. Hal ini juga
berkaitan dengan bentuk pelayanan kesehatan yang dipilih oleh individu. Perbedaan kelas sosial dapat mempengaruhi dalam penggunaan produk
dan jasa, dalam hal ini adalah pelayanan kesehatan. Hasil penilitian menunjukkan mayoritas responden memilih
pelayanan kesehatan yang digunakan adalah Rumah Sakit 48,1. Sedangkan 31,1 memilih pelayanan kesehatan puskesmas dan 20,8
memilih klinik umum. Pemilihan pelayanan kesehatan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah lokasi dari tempat pelayanan
tersebut, seperti mudah dicapai oleh masyarakat Azwar, 2006. Di kelurahan Pisangan terdapat satu Puskesmas yang berada disekitar
permukiman warga, sedangkan didaerah Ciputat terdapat beberapa rumah sakit besar dan dapat diakses dengan mudah. Hal inilah yang dapat
mempengaruhi responden dalam memilih pelayanan kesehatan.
B. Persepsi Masyarakat terhadap Profesi Perawat
Profesi perawat merupakan profesi yang membantu dan memberikan pelayanan yang berkontribusi pada kesehatan dan kesejahteraan individu
Pooter Perry, 2005. Pelayanan ini ditujukan pada individu, keluarga, dan masyarakat baik sakit maupun sehat. Profesi perawat juga merupakan profesi
yang mengetahui keadaan atau kondisi pasien selama 24 jam penuh, dan
tugas perawatpun langsung bersentuhan dengan pasien. Hal inilah yang menjadikan masyarakat memiliki persepsi yang kuat terhadap perawat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 106 responden, 63,2 memiliki persepsi yang positif terhadap profesi perawat secara umum.
Sedangkan yang memiliki persepsi yang negatif sebanyak 36,8 . Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Indriati 2009
yang menyatakan citra profesi perawat di masyarakat positif 62,4 dan meningkatkan
kepuasan masyarakat
dalam pemberian
pelayanan keperawatan. Hal yang sama juga ditunjukkan pada penilitian Syifa 2009 di
Puskesmas Kelurahan Bintar Bekasi yang mengatakan bahwa masyarakat memiliki persepsi yang positif terhadap peran perawat sebanyak 55,2 . Hal
ini dapat dikatakan bahwa masyarakat berespon baik terhadap pelayanan yang diberikan oleh perawat kepada mereka.
Persepsi positif terhadap profesi perawat pada masyarakat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Sobur 2003 menyebutkan ada beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang antara lain faktor fungsional, struktural, situasional dan personal. Pengalaman masa lalu
merupakan bagian dari faktor fungsional adalah salah satu hal yang mempengaruhi persepsi seseorang terhadap profesi perawat. Pengalaman
masa lalu dapat berupa pengalaman menerima pelayanan kesehatan dan pengalaman berinterinteraksi langsung dengan perawat. Pengalaman masa
lalu yang menyenangkan serta mendapatkan pelayanan kesehatan yang memuaskan dapat menyebabkan seseorang berpresepsi positif. Hal ini dapat
dibuktikan dari hasil penelitian terhadap skor mean, dimana pernyataan
“perawat membuat saya menjadi lebih tenang dalam menghadapi kondisi saya” memiliki nilai skor mean tertinggi, sehingga dapat dijelaskan bahwa
pengalaman masa lalu responden saat berinteraksi langsung dengan perawat membuat mereka merasa tenang dalam menghadapi kondisi kesehatan
mereka. Sementara itu, beberapa masyarakat yang memiliki persepsi negatif
terhadap profesi perawat juga dapat dipengaruhi beberapa faktor. Pengalaman masa lalu yang kurang menyenangkan, dan pelayanan kesehatan yang tidak
memuaskan serta tidak sesuai dengan harapan dapat membuat persepsi masyarakat menjadi negatif.
C. Persepsi Masyarakat terhadap Caring dan Fungsi Profesi Perawat