pupuk secara umum dan berlaku di semua daerah di Indonesia tanpa menguji ketersediaan hara dalam tanah. Akibatnya merusak kondisi lahan dan lingkungan,
timbulnya hama dan penyakit baru tanaman Muntoya, 1994 serta efisiensi pemupukan terabaikan.
Untuk mencegah terjadinya dampak negatif di atas secara berkelanjutan, telah dikeluarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 01KptsSR.13012006
mengenai rekomendasi pemupukan N, P, dan K pada padi sawah secara spesifik lokasi. Rekomendasi berdasarkan ketersediaan hara di dalam tanah dan kebutuhan
tanaman terhadap pupuk sesuai dengan kondisi daerah masing-masing.
6.3.2. Pengaruh Program Pemupukan Berimbang terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah
Tujuan dari pelaksanaan Program Pemupukan Berimbang khususnya pada usahatani padi sawah di Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta adalah untuk
meningkatkan produktivitas dan produksi padi yang dihasilkan serta diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani. Produksi padi yang dihasilkan merupakan
kombinasi dari penggunaan input produksi benih, pupuk, pestisida dan dipengaruhi oleh kondisi fisik dan biologi tanaman, lingkungan dan tingkat
penerapan teknologi yang dianjurkan. Pendapatan yang diperoleh petani tergantung dari besarnya biaya produksi
yang dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh petani dari produksi yang diterimanya. Tabel 11 menyajikan perbandingan struktur pembiayaan,
penerimaan, pendapatan dan keuntungan usahatani padi sawah pada petani peserta program pemupukan berimbang dan petani non peserta program pemupukan
berimbang di Kecamatan Plered.
Hadisaputro 1973 membagi biaya yang dikeluarkan dalam melakukan usahatani atas biaya yang dibayarkan dan biaya yang diperhitungkan. Biaya yang
dibayarkan adalah biaya tunai dalam proses produksi yang dikeluarkan petani untuk pembelian benih, pupuk, pestisida, upah tenaga kerja luar keluarga dan
borongan, iuran PBB dan iuran P3AMC Petugas Pengelola dan Pengatur Air Irigasi Mitra Cai, dan bagi hasil yang dibayarkan penyakap. Biaya yang
diperhitungkan adalah upah tenaga kerja dalam keluarga, sewa lahan pemilik lahan, pemakaian benih dari hasil panen yang lalu, dan bunga modal biaya yang
dibayarkan. Dari tabel tersebut terlihat bahwa komponen biaya terbesar pada usahatani
padi, baik peserta program pemupukan berimbang maupun non peserta program pemupukan berimbang adalah upah tenaga kerja luar keluarga TKLK. Biaya
yang dikeluarkan untuk upah tenaga kerja tenaga kerja dalam dan luar keluarga dan borongan untuk pekerjaan pengolahan tanah, penanaman, pemupukan,
penyiangan, pengendalian OPT, dan pemanenan ini mencapai Rp 2 140 936 atau 51 persen dan Rp 1 935 000 atau 49 persen dari total biaya produksi untuk peserta
program pemupukan berimbang dan non peserta program pemupukan berimbang. Penelitian lain tentang analisis usahatani padi sawah juga memberikan hasil
yang sama. Surya 2002, melakukan perhitungan usahatani padi sawah. Hasilnya, 45.89 persen dari total biaya usahatani merupakan biaya untuk tenaga kerja pada
usahatani yang menerapkan metode PHT dan 52.06 persen untuk konvensional. Produksi yang dihasilkan petani peserta program pemupukan berimbang
sebesar 6 003 kg dengan keuntungan yang diperoleh Rp 4 011 378 dibandingkan dengan produksi yang dihasilkan petani non peserta program pemupukan
berimbang sebesar 5 027 kg dengan keuntungan Rp 3 163 183 per musim tanam. Dengan mengikuti program pemupukan berimbang. akan dikeluarkan tambahan
biaya produksi sebesar Rp 259 343 untuk menghasilkan tambahan produksi sebesar 976 kg.
Tabel 11. Struktur Biaya dan Pendapatan Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Plered
Program Pupuk Berimbang
Non Program Pupuk Berimbang
N o
Uraian Nilai Nilai
1 Benih kg
29.56 31.81
2 Pupuk Pupuk An-organik kg
414.91 387.31
Pupuk Organik kg -
50.93 3 Pestisida
ltr 2.46
0.65 4 Tenaga
Kerja TKDK
HKP 20.36
24.50 TKLK
HKP 87.32
72.09 5 Produksi kg
6 003 5.027
6 Penerimaan = A Rp 8 240 556
7 133 019 7 Biaya Dibayarkan = B Rp
2 735 249 64.68
2 458 671 61.93
a. Benih 103 465
3.78 78 796
3.20 b. Pupuk
657 734 24.05
547 907 22.28
c. Pestisida 10 789
0.39 2 454
0.10 d. Upah TKLK
1 474 971 53.92
1 215 648 49.44
e. Upah Borongan 309 649
11.32 297 222
12.09 f. Iuran P3AMC
66 365 2.43
65 946 2.68
g. Sakap Penyakap 98 575
3.60 240 926
9.80 h. PBB Pemilik lahan
13 702 0.50
9 771 0.40
8 Biaya Diperhitungkan = C Rp 1 493 929
35.32 1 511 165