Penyuluhan Pertanian Proses Adopsi Teknologi 1. Adopsi Teknologi Pemupukan Berimbang

mencari informasi lebih lanjut dan terlambat mengadopsinya later adoption atau tetap menolak continued rejecttion sesuai dengan informasi yang diterimanya. Sesuai dengan kategorinya, Rogers 1983 mengelompokkan individu yang mengadopsi suatu inovasi adopter atas lima kategori sebagai berikut: 1. Innovators, kelompok kosmopolit yang berani dan gemar dengan pembaharuan. 2. Early Adopter, kelompok yang terdiri dari pemimpin informal sebagai panutan bagi adopter selanjutnya 3. Early Majority, kelompok yang biasanya menjadi anggota tetapi lebih awal mengadopsi inovasi daripada anggota kelompok lain 4. Late Majority, kelompok yang bertindak menjauhi resiko 5. Laggards, kelompok yang tradisional

3.4.2. Penyuluhan Pertanian

Pengembangan usahatani tidak terlepas dari peran kelembagaan yang terdiri dari beberapa instansi yang menyangkut penelitian maupun penyuluhan. Instansi baik pemerintah maupun swasta yang melakukan penelitian dan pengembangan pertanian merupakan tempat menghasilkan teknologi-teknologi baru yang akan diadopsi oleh petani sebagai subjek pertanian. Hasil penelitian ini diharapkan dapat disampaikan kepada petani melalui peran komunikator penyuluhan transfer alih teknologi. Penyuluh pertanian mempunyai peran dalam proses alih teknologi sehingga dapat diadopsi oleh petani. Cepat atau lambatnya proses adopsi teknologi oleh petani tergantung pada kinerja penyuluh pertanian di lapangan. Proses transfer alih teknologi menurut Soekartawi 1988, dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu pendekatan berdasarkan kelembagaan dan pendekatan berdasarkan proses. Pendekatan berdasarkan kelembagaan melalui lembaga penyuluhan pertanian BPP. Di BPP, Penyuluh Pertanian Lapangan PPL merencanakan dan membuat program penyuluhan yang dapat disampaikan kepada petani dalam bentuk demonstrasi-demonstrasi demplot, demfarm, demarea atau dengan cara lain. PPL bersama-sama dengan kelompoktani meneruskan informasi tersebut kepada petani, melalui kunjungan lapangan atau pertemuan dengan anggota kelompoktani. Pendekatan berdasarkan proses dilakukan melalui identifikasi. Diperlukan suatu identifikasi mengenai rekomendasi yang ditetapkan dalam suatu BPP. Setelah permasalahan di wilayah BPP WKBPP tersebut diidentifikasi, maka disusun program sebagai bahan penyuluhan yang dapat berupa latihan-latihan ataupun kunjungan PPL ke lapangan. Kegiatan penyuluhan pertanian meliputi: 1 memfasilitasi proses pembelajaran petani dan keluarganya beserta masyarakat pelaku agribisnis, 2 memberikan rekomendasi dan mengihtiarkan akses petani dan keluarganya ke sumber-sumber informasi dan sumberdaya yang akan membantu mereka dalam memecahkan masalah yang dihadapi, 3 membantu menciptakan iklim usaha yang menguntungkan, 4 mengembangkan organisasi petani menjadi organisasi sosial ekonomi yang tangguh, dan 5 menjadikan kelembagaan penyuluhan sebagai lembaga mediasi dan intermediasi, terutama yang menyangkut teknologi dan kepentingan petani dan keluarganya beserta masyarakat pelaku agribisnis.

3.5. Model Pilihan Kualitatif