melalui penetapan harga gas dan pupuk non Urea melalui subsidi harga, sehingga terjadi peningkatan produktivitas dari 4.22 tonha menjadi 4.43 tonha. Dampak
subsidi pupuk terhadap produktivitas padi, sejak tahun 1979 sampai dengan 2003, dapat dilihat pada Gambar 1, di bawah ini:
Dampak Subsidi Pupuk
4.1 4.15
4.2 4.25
4.3 4.35
4.4 4.45
1979-1997 1998-2000 2001-2003
Tahun P
roduk ti
v it
a s
ton ha
Produktivitas
Sumber: Ditjen Bina Sarana Pertanian, 2004
Gambar 1. Dampak Subsidi Pupuk terhadap Produktivitas Padi Tahun 1979 – 1997, 1998 – 2000, dan Tahun 2001 – 2003
2.3. Penggunaan Pupuk dalam Menekan Biaya Produksi Padi
Walaupun harga pupuk telah disubsidi oleh pemerintah masih dirasakan harga pupuk yang dikeluarkan petani tidak seimbang dengan harga gabah yang
diperoleh petani. Usaha yang dapat dilakukan petani dalam rangka memperoleh keuntungan yang lebih besar dalam usahatani padi adalah dengan menekan biaya
produksi dengan pemakaian pupuk sesuai kebutuhan tanaman dan kondisi tanah. Pemborosan dalam penggunaan pupuk akan meningkatkan biaya produksi
usahatani dan mengurangi keuntungan yang akan diperoleh petani.
Aspek teknis yang dapat dilakukan untuk menekan biaya produksi dalam pemakaian pupuk adalah: 1 reorientasi penggunaan pupuk, yaitu merubah
proporsi pemberian pupuk urea, SP-36, dan KCl, 2 efisiensi penggunaan pupuk SP-36, 3 pemanfaatan jerami padi sebagai sumber K atau pengganti pupuk KCl,
dan 4 pemanfaatan bahan organikpupuk kandang Ditjen Bina Sarana Pertanian, 2004.
Tabel 1. Strategi Reorientasi Penggunaan Pupuk pada Padi Sawah Akibat Adanya Kenaikan Harga Pupuk Tanpa Subsidi
Takaran pupuk tidak bersubsidi kgha
Jenis pupuk
Harga bersubsidi
Rpkg Harga
tanpa subsidi
Rpkg Takaran
pupuk pada
umumny a kgha
Modal untuk
pupuk Rpha
Pilihan 1 Pilihan 2
Pilihan 3 Urea
1 250 1 500
250 312 500
250 250
250 SP36
1 500 1 750
100 150 000
93 46
KCl 1 500
1 750 50
75 000 93
46 Jumlah Rpha
537 500 537 750
537 750 537 750
Sumber: Ditjen Bina Sarana Pertanian 2004 Keterangan:
Harga perkiraan yang perlu penyesuaian kembali Pilihan 1: Untuk persawahan berstatus K tinggi, P rendah
Biaya untuk pupuk relatif tetap Pilihan 2: Untuk persawahan berstatus P tinggi, K rendah
Biaya untuk pupuk relatif tetap Pilihan 3: Untuk persawahan berstatus K sedangrendah, P sedangrendah
Biaya untuk pupuk relatif tetap
Dari Tabel 1, dapat dibandingkan bahwa takaran pupuk yang berlaku secara umum lebih tinggi dalam penggunaan pupuk SP-36 unsur P dan KCl unsur K
dari takaran pupuk yang sudah berdasarkan status P dan K tanah. Modal yang dibutuhkan untuk membeli pupuk dengan takaran rekomendasi umum adalah
Rp 537 500 dengan memakai harga pupuk bersubsidi. Takaran pupuk yang sudah berdasarkan status P dan K tanah seperti pada pilihan 1, 2, dan 3, tanpa
tergantung harga pupuk bersubsidipun biaya pupuk dapat ditekan dan penggunaan pupuk lebih efisien.
2.4. Intensifikasi Padi