= Rp 500.000 0,1483 1 = Rp 74.000
Nilai buku pada akhir tahun pertama adalah: BVt = P-A FA, i , t
= Rp 900.000 – 74.000 1 = Rp 826.000
Jadi depresiasi pertahun untuk alat pemotong bulu ayam yang digunakan di perusahaan adalah sebesar Rp 74.000, sehingga dapat dijelaskan pada tabel
4.32 dibawah ini.
Tabel 4.32 Depresiasi alat pemotong bulu ayam
Tahun Depresiasi
Rp Nilai Sisa
Rp 0 900.000
1 74.000 826.000
2 85.100 740.900
3 97.865 643.035
4 112.547 530.488,4
5 130.488,4 400.000
Sumber: Data diolah, 2009
Pada tabel 4.32 di atas terlihat nilai investasi awal sebesar Rp 900.000 dan untuk nilai sisa alat pemotong bulu ayam pada tahun kelima sebesar Rp 400.000
nilai sisa di estimasikan dapat dijual.
4.2.10 Perhitungan Analisa Titik Impas BEP
Perhitungan analisa titik impas BEP terdiri dari perhitungan alat pemotong bulu ayam dan perhitungan pembuatan alat pemotong bulu ayam,
sebagai berikut:
1. Perhitungan analisis pemotong bulu ayam, Tabel 4.33 Data pemotong bulu ayam
Investasi mesin Rp
Tingkat bungaperiode
Nilai sisa Rp
Kapasitas alat per hari
Umur alat th
Biaya operator per hari Rp
900.000 15
400.000 23040 helai 5
tahun 25.000
Sumber: Data diolah, 2009
Pada tabel 4.33 di atas, menjelaskan bahwa investasi alat pemotong bulu ayam adalah Rp 900.000, bunga per bulan 15 , kapasitas alat per hari 23040
helai, umur alat diperkirakan 5 tahun, dan biaya operator per hari Rp 25.000. Data tersebut diuraikan dengan menghitung ongkos variabel untuk
membuat produk dengan menggunakan persamaan 2.18, seperti di bawah ini.
VC =
helai hari
x hari
Rp 23040
1 000
. 25
=
23040 000
. 25
Rp
= Rp 1,08 per helai
Hasil perhitungan ongkos variabel pembuatan produk sebesar Rp 1,08 sedangkan ongkos tetap fixed cost untuk biaya penggunaaan alat pemotong bulu
ayam, yaitu: FC
1
= PAP, i,N - Rp 300.000 AF, i,N = Rp 900.000 AP, 15 , 5 - Rp 400.000 AF, 15, 5
= Rp 900.000 0,2983 - Rp 400.000 0,1483 = Rp 268.470 - Rp 59.320
= Rp 209.150,- Hasil perhitungan di atas, menjelaskan bahwa besar ongkos tetap fixed
cost untuk biaya pemotongan menggunakan alat pemotong bulu ayam sebesar Rp 209.150, sehingga total cost TC dapat diuraikan, sebagai berikut:
TC
1
= FC+VC = Rp Rp 209.150,-+ Rp 1,08 X
Bila, p = Rp 1.900 per unit maka jumlah yang harus diproduksi per hari agar mencapai titik impas, adalah:
c P
FC X
− =
08 ,
1 1900
209150 −
= X
14 ,
110 =
X Jadi volume produksi sebesar 110 unit perhari menyebabkan perusahaan berada
pada titik impas dan total ongkos yang terjadi, adalah: TC
= FC + cX = Rp 209.150 + Rp 1,08 x 39.600
= Rp 251.918
Jadi apabila rancangan alat pemotong bulu ayam dapat memproduksi sebanyak 39.600 helai bulu ayam atau lebih maka sudah berada pada titik impas BEP atau
sudah mendapat keuntungan. Biaya total yang dibutuhkan untuk membuat 39.600 helai bulu ayam Rp 251.918.
BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI HASIL
Pada bab ini diuraikan mengenai analisis dan interpretasi hasil terhadap hasil pengumpulan dan pengolahan data yang telah dilakukan pada bab
sebelumnya.
5.1 ANALISIS HASIL PENELITIAN
Pada analisis hasil penelitian ini diuraikan mengenai analisis data anthropometri dan hasil pengumpulan data yang ada di tempat penelitian maupun
alat perajang hasil rancangan.
5.1.1 Analisis Alat Pemotong Bulu Ayam
Alat pemotong bulu ayam yang digunakan di pengrajin shuttle cock merek T3 masih menggunakan alat pemotong yang sederhana, pisau potong pada alat
pemotong bulu ayam menggunakan pisau gillete dan memotong bulu bagian depan saja, untuk sisi bawah kanan dan kiri bulu menggunakan alat gunting . Hal
ini mengakibatkan pisau potong tidak tahan lama dan setiap saat harus diganti karena pisau tidak tajam lagi tumpul. Proses pemotongan bulu di tempat
penelitian kurang ergonomis, hal ini disebabakan karena meja yang dipakai pada proses pemotongan kurang tinggi sehingga punggung operator membungkuk.
Gambar 5.1 Alat Pemotong bulu Gambar 5.2 Alat Pemotong ayam awal rancangan