5. Studi Lapangan,
Studi lapangan dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk perancangan alat pemotong bulu ayam shuttle cock. Informasi ini berupa data
kualitatif dan data kuantitatif yang digunakan pada pengolahan data selanjutnya.
3.2 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan pengolahan data yang digunakan untuk perancangan alat pemotong bulu ayam shuttle cock yang
dijelaskan pada sub bab berikut ini.
3.2.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang diperlukan dalam perancangan dan pembuatan alat pemotong bulu ayam shuttle cock, yaitu:
1. Identifikasi masalah pada alat pemotong bulu ayam
Mengamati alat pemotong bulu ayam yang digunakan di sentra industri kecil shuttle cock di Kelurahan Serengan milik Bapak Sarno dan serangkaian proses
produksinya, selanjutnya mengidentifikasi dan menganalisis untuk acuan perancangan alat pemotong bulu ayam yang baru.
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data dimensi shuttle cock dan data antropometri yang dibutuhkan untuk perancangan alat. Data dimensi bulu
ayam shuttle cock yang digunakan adalah waktu proses pemotongan bulu ayam shuttle cock. Hasil dari wawancara dengan pengrajin shuttle cock di
tempat penelitian diketahui bahwa pengrajin dapat memproduksi minimal 100 dosin shuttle cock per hari atau sekitar 1200 shuttle cock per hari, sehingga
menurut ANSIASQC Z1.9–1993, jumlah sampel yang diperlukan pada pengumpulan data waktu proses pemotongan yaitu 50 buah dengan ukuran
sampel 4 buah. Sampel diambil dengan pengukuran secara langsung di lapangan.
2. Alat ukur yang digunakan dalam pengukuranbulu ayam
Pengukuran data waktu dilakukan menggunakan stopwatch, alat ukur untuk mengukur panjang bulu ayam shuttle cock dengan jangka sorong dan alat ukur
untuk mengukur sudut kemiringan bulu ayam shuttle cock bagian bawah kanan dan kiri menggunakan busur.
3. Lingkungan kerja pada stasiun kerja pemotongan bulu ayam
Data diambil dari penelitian langsung di lapangan, data tersebut berupa data bagaimana proses pemotongan bulu ayam dan posisi operator pada saat
bekerja. Data ini digunakan sebagai pembanding untuk rancangan alat pemotong bulu ayam shuttle cock yang baru.
4. Elemen aktifitas kerja
Data yang diambil adalah data elemen-elemen kerja yang ada pada proses pemotongan menggunakan alat pemotong bulu ayam milik Bapak Sarno, yang
berupa data peta tangan kanan dan tangan kiri.
5. Data Anthropometri
Data anthropometri yang digunakan dalam menentukan fasilitas kerja dan perancangan alat pemotong bulu ayam shuttle cock adalah tinggi duduk tegak
TDT, jarak tangan depan JTD, dan tinggi popliteal TP. Pengukuran data anthropometri yang diambil dari data anthropometri Laboratorium Analisa
Perancangan Kerja dan Ergonomi UNS. Posisi kerja dan lingkungan kerja pada stasiun pemotongan bulu ayam milik
Bapak Sarno, dapat dijelaskan seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 3.2 Tampak depan dan tampak samping
Sumber: Pengrajin shuttle cock T3, 2009
Dari hasil penelitian maka diperoleh data anthropometri pekerja. Data yang terkumpul selanjutnya di uji, pengujian data anthropometri, yaitu:
a. Uji keseragaman data, Uji keseragaman data dilakukan dengan mengeplotkan data anthropometri
pada peta kendali x . Batas kendali atas dan bawah dihitung dengan menggunakan persamaan 2.1 dan persamaan 2.4.
b. Uji kecukupan data, Uji kecukupan data berfungsi untuk mengetahui apakah data hasil
pengamatan dapat dianggap mencukupi. Pada uji kecukupan data ini digunakan tingkat kepercayaan 95 dan derajat ketelitian 5. Uji ini
dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan 2.5. Data dianggap telah mencukupi jika memenuhi persyaratan
N, dengan kata lain jumlah data secara teoritis lebih kecil daripada jumlah data pengamatan
sebenarnya. c. Perhitungan persentil,
Pada perancangan alat pemotong bulu ayam menggunakan prinsip perancangan produk yang bisa dioperasikan di antara rentang ukuran
tertentu. Persentil yang digunakan adalah persentil ke-5 dan persentil ke- 95. Cara perhitungan persentil dapat dilihat pada tabel 2.1.
3.2.2 Pengolahan Data