Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diidentifikasikan beberapa kriteria utama dari suatu perencanaan yaitu, 1 perencanaan diselenggarakan dalam suatu
wadah organisasi, 2 tujuan organisasi yang jelas adalah sebagai prasyaratnya, 3 perencanaan mempertimbangkan sumberdaya, 4 perencanaan selalu berorientasi ke
masa yang akan datang, 5 perencanaan harus menunjuk kegiatan secara spesifik, 6 perencanaan mencakup siapa yang melaksanakannya dan 7 perencanaan mencakup
metode pengukurannya Herujito. 2001.
2.3.2 Agribisnis Perdesaan
Agribisnis adalah suatu rangkaian kegiatan usaha pertanian yang terdiri atas
empat sub sistem, yaitu a subsistem hulu berupa kegiatan ekonomi yang menghasilkan sarana produksi input pertanian; b subsistem pertanian primer yaitu
kegiatan ekonomi yang menggunakan sarana produksi yang dihasilkan subsistem hulu; c subsitem agribisnis hilir yaitu yang mengolah dan memasarkan
komoditas`pertanian; dan d subsistem penunjang berupa kegiatan yang menyediakan jasa penunjang antara lain permodalan, teknologi dan lain-lain. Pusat
Pembiayaan .2009b. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan RI Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa. Perdesaan adalah kawasan yang secara komparatif memiliki
keunggulan sumberdaya alam dan kearifan lokal endogeneous knowledge khususnya pertanian dan keanekaragaman hayati.
Pengembangan agribisnis perdesaan dapat dievaluasi melalui penilaian terhadap keberlanjutan usaha penguatan modal LKMUKM, ketersediaan input
produksi, pengembangan komoditas, diversifikasi usaha, nilai tambah dan pengembangan pemasaran hasil.
2.3.3 Pengembangan Keuangan Mikro
Menurut Bank Dunia keuangan mikro artinya membangun sistem keuangan untuk melayani masyarakat miskin. Orang miskin merupakan mayoritas luas dari
penduduk di kebanyakan negara berkembang dan sebagian besar orang miskin tersebut adalah petani. Namun petani yang jumlahnya sangat besar mengalami
kesulitan untuk memperoleh akses terhadap jasa keuangan mendasar. Di beberapa negara, keuangan mikro masih terus dipandang sebagai sektor marjinal dan terutama
menjadi kepedulian pengembangan untuk lembaga donor, pemerintahan, dan investor dengan tanggung jawab sosial. Agar dapat mencapai potensi keuangan mikro secara
penuh dalam menjangkau sejumlah besar petani, keuangan mikro harus menjadi bagian yang utuh dari sektor keuangan. World Bank, 2009
Pengembangan keuangan mikro sangat diperlukan agar mampu menjangkau petani dalam jumlah besar. Kebanyakan petani tidak bisa mengakses jasa keuangan
karena kurangnya perantara keuangan yang kuat. Membangun lembaga keuangan yang berkelanjutan bukanlah tujuan akhir itu sendiri. Lembaga keuangan yang
berkembang dengan baik diupayakan agar dapat menjangkau petani dalam skala dan dampak yang lebih berarti. kelanjutan dan perkembangan keuangan mikro artinya
mengurangi biaya-biaya transaksi, menawarkan produk dan jasa lebih baik yang sesuai dengan kebutuhan petani, dan menemukan cara-cara baru untuk menjangkau
masyarakat miskin dan petani yang belum mendapatkan pelayanan dari bank. Dalam pembahasan ini, pengembangan keuangan mikro dapat diukur dari
hasil evaluasi kelembagaan, implementasi dan revolving dari dana BLM yang diberikan.
.
2.3.4 Pendampingan
Salah satu cara untuk memberdayakan dan meningkatkan kemampuan petani adalah melalui program pendampingan. Sesungguhnya pendampingan petani
bukanlah sesuatu hal yang baru. Namun akhir-akhir ini istilah pendampingan petani muncul ke permukaan karena adanya berbagai krisis dan tantangan yang dihadapi
oleh sektor agrokompleks. Sejak kegiatan penyuluhan agrokompleks digalakkan di Indonesia, program penyuluhan dapat dianggap serupa dengan program
pendampingan karena penyuluh agrokompleks tinggal dan hidup di antara petani, memahami dan ikut membantu petani memecahkan persoalannya.
Pendampingan dapat dipahami sebagai kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan menempatkan tenaga pendamping sebagai fasilitator, komunikator, motivator
dan dinamisator. Pada dasarnya, pendampingan merupakan upaya untuk menyertakan masyarakat dalam mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu mencapai
kualitas kehidupan yang lebih baik. Selain itu diarahkan untuk memfasilitasi proses pengambilan keputusan yang terkait dengan kebutuhan masyarakat, membangun
kemampuan dalam meningkatkan pendapatan, melaksanakan usaha yang berskala bisnis serta mengembangkan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan partisipatif
Green Blue Pinishi, 2009. Perbedaaan antara penyuluhan dan pendampingan yaitu bahwa penyuluh
agrokompleks belum tentu seorang ahli tapi lebih tepat adalah penyampai informasi, sementara pendamping disyaratkan memiliki klasifikasi sebagai seorang ahli atau
setidaknya lebih memahami persoalan dari pada petani. Baik penyuluh maupun pendamping disyaratkan untuk memiliki kontak yang intens dengan petani.
Dalam pelaksanaan PUAP di tingkat desa, penyuluh pendamping dan Penyelia Mitra Tani PMT setelah mengikuti pelatihan memiliki tugas utama. Tugas utama
penyuluh pendamping adalah: 1. Melakukan identifikasi potensi ekonomi desa yang berbasis usaha pertanian.
2. Memberikan bimbingan teknis usaha agribisnis perdesaan termasuk pemasaran hasil usaha.
3. Membantu memecahkan permasalahan usaha petanikelompok tani, serta mendampingi Gapoktan selama proses penumbuhan kelembagaan.
4. Melaksanakan pelatihan usaha agribisnis dan usaha ekonomi produktif sesuai potensi desa.
5. Membantu memfasilitasi kemudahan akses terhadap sarana produksi, teknologi dan pasar.
6. Memberikan bimbingan teknis dalam memanfaatkan dana BLM PUAP 7. Membantu Gapoktan dalam membuat laporan perkembangan PUAP
Tugas utama dari Penyelia Mitra Tani PMT adalah: 1. Melakukan supervisi dan advokasi kepada Penyuluh Pendamping dan Gapoktan
2. Melaksanakan pertemuan reguler dengan penyuluh pendamping dan gapoktan 3. Melakukan verifikasi awal terhadap Rencana Usaha Bersama RUB dan
dokumen administrasi lainnya.
4. Melaksanakan pengawalan pemanfaatan dana BLM PUAP yang dikelola oleh Gapoktan.
5. Membuat laporan tentang perkembangan pelaksanaan PUAP. Penilaian terhadap pendampingan mencakup peran dari petugas pendamping
dan penyuluh di setiap gapoktanpoktan dan Penyelia Mitra Tani PMT menyangkut tugas-tugas yang telah ditetapkan.
2.4 Konsep Efektivitas