BAB IV HASIL KAJIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Kajian
4.1.1 Data Sebaran Responden
Penelitian yang dilakukan pada 86 responden sebagai sampel dalam kajian ini adalah anggota dan pengurus kelompok tani pada Gapoktan penerima PUAP.
Berdasarkan tahun penyaluran bantuan PUAP yaitu pada tahun 2008 dan 2009, sebanyak 48 responden 55,81 adalah penerima bantuan PUAP tahun 2009 dan
38 responden 44,19 adalah penerima bantuan PUAP tahun 2008. Pengambilan jumlah sampel untuk masing-masing tahun penyaluran dilakukan
secara proporsional berdasarkan jumlah gapoktan penerima bantuan pada tahun 2009 yang lebih banyak jika dibandingkan dengan gapoktan penerima bantuan
tahun 2008. Berdasarkan sebaran jenis kelamin, dari 86 responden sebanyak 68 orang
79,07 adalah pria dan 18 orang 20,93 adalah wanita. Berdasarkan latar belakang dan tingkat pendidikan 86 responden tersebut
diperoleh bahwa sarjana S1 sebanyak 8 orang 9,30, berpendidikan Diploma III sebanyak 10 orang 11,63, pendidikan SMA sebanyak 32 orang 37,12,
pendidikan SMP sebanyak 25 orang 29,07 dan tamatan SD sebanyak 11 orang 12,79 dari jumlah responden sebanyak 86 orang.
Berdasarkan umur 86 responden diperoleh sebanyak 3 orang 3,49 berumur 20-25 tahun, sebanyak 7 orang 8,14 berumur 26-30 tahun, sebanyak
26 orang 30,23 berumur 31-35 tahun, sebanyak 22 orang 25,58 berumur 36-40 tahun, sebanyak 15 orang 17,44 berumur 41-45 tahun dan sebanyak 13
orang 15,12 berumur di atas 46 tahun.
4.1.2 Analisis Deskriptif
Gambaran deskriptif data penelitian memberikan pemahaman bagaimana deskripsi secara lebih rinci terhadap sebuah variabel, dimana dalam penelitian ini
adalah variabel Kesesuaian Perencanaan dengan Pelaksanaan Kegiatan Usaha Tani X
1
, variabel Pengembangan Agribisnis Perdesaan X
2
, variabel
Pengembangan Keuangan Mikro X
3
, variabel Penilaian terhadap Pendampingan X
4
dan variabel Kinerja Usaha Kecil Pertanian Y. Hasil tanggapan responden terhadap setiap pernyataan disampaikan berikut ini:
4.1.2.1 Kesesuaian Perencanaan dengan Pelaksanaan Kegiatan Usaha Tani
X
1
Tabel 4.1 Tingkat kepentingan bantuan modal usaha tani bagi responden No
Kriteria F
1 Sangat Penting
58 67,4
2 Penting
28 32,6
3 Ragu-ragu
0,0 4
Tidak Penting 0,0
5 Sangat Tidak Penting
0,0
Jumlah 86
100,0
Tabel 4.1 menggambarkan bahwa sebanyak 67,4 menyatakan sangat penting dan sebanyak 32,6 menyatakan penting terhadap adanya bantuan modal
usaha untuk usaha pertanian responden.
Tabel 4.2 Tingkat pemahaman responden akan tujuan PUAP No
Kriteria F
1 Sangat Mengetahui
37 43,0
2 Mengetahui
35 40,7
3 Ragu-ragu
0,0 4
Tidak Mengetahui 14
16,3 5
Sangat Tidak Mengetahui 0,0
Jumlah 86
100,0
Tabel 4.2 menggambarkan sebagian besar responden 83,7 mengetahui tujuan dari pemberian bantuan PUAP, meskipun masih ada 16,3 responden yang
tidak mengetahuinya.
Tabel 4.3 Tanggapan Responden akan RUB dan RUK No
Kriteria F
1 Sangat Setuju
30 34,9
2 Setuju
46 53,5
3 Ragu-ragu
10 11,6
4 Tidak Setuju
0,0 5
Sangat Tidak Setuju 0,0
Jumlah 86
100,0
Tabel 4.3 menggambarkan tanggapan responden mengenai Rencana Usaha Bersama RUB dan Rencana Usaha Kelompok RUK yaitu sebanyak 88,4
menyatakan setuju sedangkan yang ragu-ragu mencapai 11,6.
Tabel 4.4 Tanggapan Responden akan Kesesuaian RUA, RUK, RUB dengan Potensi yang Dimiliki
No Kriteria
F
1 Sangat Setuju
9 10,5
2 Setuju
46 53,5
3 Ragu-ragu
26 30,2
4 Tidak Setuju
5 5,8
5 Sangat Tidak Setuju
0,0
Jumlah
86 100,0
Tabel 4.4 menggambarkan sebanyak 64 responden menyatakan setuju bahwa dalam penyusunan RUA, RUK dan RUB sebaiknya disesuaikan dengan
potensi dan sumberdaya yang dimiliki, di lain pihak terdapat sebanyak 30,2 yang masih ragu-ragu dan hanya sebagian kecil responden 5,8 yang
menyatakan tidak setuju.
Tabel 4.5 Tingkat Kesesuaian Perencanaan dengan Bidang Usaha Berbasis Pertanian No
Kriteria F
1 Sangat Setuju
9 10,5
2 Setuju
53 61,6
3 Ragu-ragu
19 22,1
4 Tidak Setuju
5 5,8
5 Sangat Tidak Setuju
0,0
Jumlah
86 100,0
Tabel 4.5 menggambarkan bahwa penyusunan RUA, RUK dan RUB, yang disesuaikan dengan bidang usaha budidaya pertanian dan non budidaya pertanian
yang berbasis pertanian sebanyak 72,1 menyatakan setuju, sedangkan sisanya sebanyak 22,1 ragu-ragu dan menyatakan tidak setuju hanya sebanyak 5,8
responden.
Tabel 4.6 Tingkat Kesesuaian Penggunaan Bantuan dengan RUA, RUK dan RUB No
Kriteria F
1 Sangat Setuju
41 47,7
2 Setuju
43 50,0
3 Ragu-ragu
0,0 4
Tidak Setuju 2
2,3 5
Sangat Tidak Setuju 0,0
Jumlah
86 100,0
Tabel 4.6 menggambarkan bahwa sebanyak 97,7 responden menyetujui pemanfaatan realisasi bantuan modal yang telah sesuai dengan perencanaan.
Tabel 4.7 Tingkat Ketertiban Administrasi Pencatatan No
Kriteria F
1 Sangat Tertib
0,0 2
Tertib 55
64,0 3
Kurang Tertib 19
22,1 4
Tidak Tertib 7
8,1 5
Sangat Tidak Tertib 5
5,8
Jumlah 86
100,0
Setiap transaksi yang dilakukan terhadap pemanfaatan dana bantuan PUAP, telah dicatat dan didokumentasikan dengan baik. Hal ini telah dilakukan
dengan tertib oleh 64 responden, namun masih terdapat sebanyak 22,1 yang masih belum sepenuhnya tertib, dan sebanyak 13,9 tidak tertib melakukan
pencatatan.
Tabel 4.8 Tingkat Kelengkapan Administrasi No
Kriteria F
1 Sangat Penting
9 10,5
2 Penting
60 69,8
3 Ragu-ragu
7 8,1
4 Tidak Penting
10 11,6
5 Sangat Tidak Penting
0,0
Jumlah 86
100,0
Pada umumnya atau sebanyak 80,3 responden menyatakan penting sangat memerlukan kelengkapan administrasi kelompok yang di buat dengan
teratur dan rapi, sedangkan yang menyatakan tidak penting sebanyak 11,6 responden, dan sisanya sebanyak 8,1 menyatakan ragu-ragu.
Tabel 4.9 Tingkat Intensitas Konsultasi dan Koordinasi dengan Petugas No
Kriteria F
1 Sangat Penting
23 26,7
2 Penting
24 27,9
3 Ragu-ragu
27 31,4
4 Tidak Penting
12 14,0
5 Sangat Tidak Penting
0,0
Jumlah
86 100,0
Tabel 4.9 menggambarkan sebanyak 54,6 responden menjawab penting untuk melakukan konsultasi dan koordinasi secara reguler mengenai
perkembangan kegiatan usaha pertanian kepada Pemerintah, penyuluh dan PMT,
sedangkan sisanya sebanyak 31,4 menyatakan ragu-ragu dan 14 menyatakan tidak penting.
Tabel 4.10 Ketertiban Pelaporan No
Kriteria F
1 Sangat Penting
0,0 2
Penting 55
64,0 3
Ragu-ragu 11
12,8 4
Tidak Penting 15
17,4 5
Sangat Tidak Penting 5
5,8
Jumlah
86 100,0
Tabel 4.10 menggambarkan tanggapan responden yang menyatakan penting untuk melaporkan secara berkala mengenai perkembangan PUAP
sebanyak 64, sedangkan yang menyatakan tidak penting sebanyak 23,2 dan 12,8 ragu-ragu.
4.1.2.2 Pengembangan Agribisnis Perdesaan X
2
Tabel 4.11 Tingkat Keterlibatan Responden terhadap Program Kegiatan Lainnya No
Kriteria F
1 Sering
6 7,0
2 Pernah Tapi Tidak Sering
36 41,9
3 Pernah 1 Kali
20 23,3
4 Tidak Pernah
5 5,8
5 Tidak Tahu
19 22,1
Jumlah
86 100.0
Tabel 4.11 menggambarkan bahwa sebanyak 72,1 responden pernah mendapat binaan dari program
–program sebelumnya yang berasal dari Kementerian Pertanian seperti Prima tani, Pidra, P4K Desa Mapan, sedangkan
sisanya sebanyak 27,9 responden menjawab tidak pernah terlibat.
Tabel 4.12 Kemampuan SDM dalam Mengurus Organisasi No
Kriteria F
1 Sangat Mampu
11 12,8
2 Mampu
36 41,9
3 Cukup Mampu
18 20,9
4 Kurang Mampu
21 24,4
5 Tidak Mampu
0,0
Jumlah 86
100,0
Sebagian besar responden atau sebanyak 75,6 responden telah mampu dalam mengurus organisasi dan usaha yang dijalankan kelompokgapoktan
sedangkan sebanyak 24,4 menyatakan kurang mampu.
Tabel 4.13 Tingkat Kepuasan Penjualan Hasil Produksi Pertanian No
Kriteria F
1 Sangat Puas
18 20,9
2 Puas
38 44,2
3 Cukup Puas
30 34,9
4 Tidak Puas
0,0 5
Sangat Tidak Puas 0,0
Jumlah 86
100,0
Tabel 4.13 menggambarkan bahwa sebanyak 86 responden 100 menyatakan bahwa hasil dari usaha di bidang pertanian dapat dijual dengan harga
yang sesuai serta dapat menghidupi keluarga.
Tabel 4.14 Tingkat Kepuasan Berusaha di Sektor Pertanian No
Kriteria F
1 Sangat Setuju
22 25,6
2 Setuju
54 62,8
3 Ragu-ragu
10 11,6
4 Tidak Setuju
0,0 5
Sangat Tidak Setuju 0,0
Jumlah 86
100,0
Sebanyak 88,4 responden menyatakan setuju untuk berusaha dibidang pertanian yang selama ini telah memberikan manfaat yang optimal bagi kehidupan
responden, namun terdapat sebanyak 11,6 yang menjawab ragu-ragu.
Tabel 4.15 Tingkat Pencapaian Hasil Produksi terhadap Ketersediaan Modal No
Kriteria F
1 Sangat Setuju
11 12,8
2 Setuju
35 40,7
3 Ragu-ragu
29 33,7
4 Tidak Setuju
8 9,3
5 Sangat Tidak Setuju
3 3,5
Jumlah
86 100,0
Tabel 4.15 menggambarkan sebanyak 53,5 responden menjawab setuju bahwa berusaha di bidang pertanian dapat memberikan hasil yang cukup tinggi
meskipun dengan modal usaha yang seminimal mungkin, sebanyak 33,7 menyatakan ragu-ragu, serta 12,8 menyatakan tidak setuju.
Tabel 4.16 Peranan PUAP Terhadap Keberlangsungan Usaha No
Kriteria F
1 Sangat Setuju
1 1,2
2 Setuju
66 76,7
3 Ragu-ragu
19 22,1
4 Tidak Setuju
0,0 5
Sangat Tidak Setuju 0,0
Jumlah 86
100,0
Tabel 4.16 menggambarkan bahwa sebanyak 77,9 responden menyatakan setuju bahwa dana PUAP yang diterima telah dapat memberikan
jaminan keberlangsungan usaha pertanian, sedangkan sisanya sebanyak 22,1 menyatakan ragu-ragu.
Tabel 4.17 Tingkat Ketersediaan Bahan Baku No
Kriteria F
1 Sangat Tersedia
11 12,8
2 Tersedia
25 29,1
3 Cukup Tersedia
37 43,0
4 Kurang Tersedia
13 15,1
5 Tidak Tersedia
0,0
Jumlah
86 100,0
Sebagian besar tanggapan responden atau sebanyak 84,9 menyatakan bahwa dengan bantuan modal yang diberikan telah dapat memberikan jaminan
pemenuhan ketersediaan bahan baku atau sumber input yang cukup bagi usaha tani anggota kelompok , dan hanya sebagian kecil atau sebanyak 15,1 yang
menyatakan kurang tersedia.
Tabel 4.18 Tingkat Kemampuan Pengembangan Usaha No
Kriteria F
1 Sangat Mampu
1 1,2
2 Mampu
10 11,6
3 Cukup Mampu
28 32,6
4 Kurang Mampu
44 51,2
5 Tidak Mampu Tersedia
3 3,5
Jumlah
86 100,0
Tabel 4.18 menggambarkan bahwa hanya sebanyak 45,4 responden yang menyatakan mampu dengan bantuan modal yang diberikan kepada kelompok
untuk mengembangkan diversivikasi usaha, dan sebagian besar atau 51,2 responden menjawab kurang mampu, bahkan 3,5 menjawab tidak mampu.
Tabel 4.19 Ketersediaan Akses Pemasaran No
Pernyataan F
1 Sangat Tersedia
16 18,6
2 Tersedia
41 47,7
3 Cukup Tersedia
23 26,7
4 Kurang Tersedia
6 7,0
5 Tidak Tersedia
0,0
Jumlah 86
100,0
Ketersediaan terhadap akses pemasaran telah dirasakan oleh sebagian besar responden atau sebanyak 93 telah menjawab tersedia, dan hanya sebagian
kecil yaitu sebesar 7 yang menyatakan kurang tersedia.
Table 4.20 Tingkat Kemampuan Memperluas Akses Pemasaran No
Kriteria F
1 Sangat mampu
6 7,0
2 Mampu
31 36,0
3 Cukup Mampu
36 41,9
4 Kurang Mampu
13 15,1
5 Tidak Mampu
0,0
Jumlah 86
100,0
Tabel 4.20 menjelaskan bahwa dengan adanya bantuan PUAP responden yang menjawab telah mampu memperluas akses pemasaran yaitu sebanyak
84,9, dan hanya sebagian kecil atau 15,1 yang menjawab kurang mampu.
4.1.2.3 Pengembangan Keuangan Mikro X
3
Tabel 4.21 Tingkat Pemanfaatan PUAP di luar Kebutuhan Kelompok No
Kriteria F
1 Sangat Sering
5 5,8
2 Sering
17 19,8
3 Ragu-ragu
31 36,0
4 Tidak Sering
20 23,3
5 Sangat Tidak Sering
13 15,1
Jumlah 86
100,0
Tabel 4.21 menggambarkan bahwa 25,6 responden menjawan seringnya dana PUAP, juga dinikmati oleh masyarakat lainnya di luar kelompok, selain itu
sebanyak 36 responden menjawab ragu-ragu dan sebanyak 38,4 menjawab tidak sering.
Tabel 4.22 Tingkat Kemampuan Meningkatkan Modal Kelompok No
Kriteria F
1 Sangat Mampu
12 14,0
2 Mampu
43 50,0
3 Cukup Mampu
8 9,3
4 Kurang Mampu
23 26,7
5 Tidak mampu
0,0
Jumlah 86
100,0
Tabel 4.22 menggambarkan bahwa sebanyak 26,7 responden penerima dana PUAP belum mampu untuk melakukan pemupukan modal, sedangkan
sisanya sebanyak 72,3 menjawab telah mampu.
Tabel 4.23 Tanggapan Responden akan Pentingnya Perputaran Modal No
Kriteria F
1 Sangat Penting
31 36,0
2 Penting
40 46,5
3 Ragu-ragu
15 17,4
4 Tidak Penting
0,0 5
Sangat Tidak Penting 0,0
Jumlah 86
100,0
Sebanyak 82,5 responden menjawab penting adanya revolving dana PUAP yang diberikan kepada para anggota kelompok, sedangkan sebagian kecil
responden atau sebanyak 17,4 menjawab ragu-ragu.
Tabel 4.24 Tingkat Kepentingan Terhadap Usaha Simpan Pinjam No
Kriteria F
1 Sangat Penting
49 57,0
2 Penting
33 38,4
3 Ragu-ragu
4 4,7
4 Tidak Penting
0,0 5
Sangat Tidak Penting 0,0
Jumlah 86
100,0
Hampir seluruh responden atau sebanyak 95,3 menjawab penting akan adanya unit usaha simpan pinjam bagi anggota kelompok, sedangkan yang
memberikan pernyataan ragu-ragu hanya sebanyak 4 orang atau 4,7.
Tabel 4.25 Tingkat Bunga Pinjaman bagi Anggota No
Kriteria F
1 Sangat Tidak Memberatkan
21 24,4
2 Tidak Memberatkan
42 48,8
3 Cukup Memberatkan
18 20,9
4 Memberatkan
5 5,8
5 Sangat Memberatkan
0,0
Jumlah 86
100,0
Tabel 4.25 menggambarkan bahwa tingkat bunga pinjaman pada unit simpan pinjam yang telah terbentuk pada Gapoktan dirasakan tidak memberatkan
oleh sebagian besar responden atau sebanyak 73,2, sedangkan yang menyatakan memberatkan sebanyak 26,8.
Tabel 4.26 Persyaratan Fasilitas Simpan Pinjam No
Kriteria F
1 Sangat Tidak Memberatkan
13 15,1
2 Tidak Memberatkan
60 69,8
3 Cukup Memberatkan
5 5,8
4 Memberatkan
8 9,3
5 Sangat Memberatkan
0,0
Jumlah
86 100,0
Tabel 4.26 menggambarkan 84,9 meyakini bahwa persyaratan fasilitas simpan pinjam bagi anggota kelompok tidak memberatkan, 5,8 meyakini cukup
memberatkan, dan sisanya 9,3 menyatakan memberatkan.
Tabel 4.27 Pentingnya Jaminan Terhadap Jasa Simpan Pinjam No
Kriteria F
1 Sangat Penting
10 11,6
2 Penting
52 60,5
3 Ragu-ragu
16 18,6
4 Tidak Penting
8 9,3
5 Sangat Tidak Penting
0,0
Jumlah 86
100,0
Tabel 4.27 menggambarkan sebanyak 72,1 responden menyatakan penting terhadap jaminan dan agunan yang dimiliki oleh anggota kelompok untuk
memperoleh fasilitas pinjaman dari jasa simpan pinjam, sedangkan 18,6 menyatakan ragu-ragu dan 9,3 tidak penting.
Tabel 4.28 Tingkat Kesulitan Prosedur dan Aturan Jasa Simpan Pinjam No
Kriteria F
1 Sangat Mudah 20
23,3 2 Mudah
43 50,0
3 Ragu-ragu 23
26,7 4 Tidak Mudah
0,0 5 Sangat Tidak Mudah
0,0
Jumlah 86
100,0
Prosedur dan aturan untuk jasa simpan pinjam bagi anggota kelompok tidak menyulitkan bagi pengguna jasa, hal tersebut merupakan jawaban dari
sebanyak 73,3 responden yang menyatakan mudah, sedangkan sebanyak 26,7 menjawab ragu-ragu.
Tabel 4.29 Intensitas Pelatihan bagi Pengurus Kelompok No
Kriteria F
1 Sering
26 30,2
2 Pernah tapi tidak Sering
49 57,0
3 Pernah 1 kali
8 9,3
4 Tidak Pernah
0,0 5
Tidak Tahu 3
3,5
Jumlah
86 100,0
Tabel 4.29 menggambarkan bahwa sebanyak 96,5 responden pernah menerima pelatihan yang diberikan oleh penyuluh pendamping dan PMT
mengenai keterampilan bagi anggota kelompok dalam pengurusan Lembaga Keuangan Mikro, dan sebanyak 3,5 responden menyatakan tidak tahu.
Tabel 4.30 Tingkat Kemampuan Lembaga Keuangan Mikro No
Kriteria F
1 Sangat Mampu
3 3,5
2 Mampu
43 50,0
3 Ragu-ragu
4 4,7
4 Kurang Mampu
30 34,9
5 Tidak Mampu
6 7,0
Jumlah 86
100.0
Sebanyak 53,5 responden meyakini bahwa lembaga keuangan mikro yang telah terbentuk, mampu untuk melayani kebutuhan anggota, namun terdapat
responden lainnya yang menjawab ragu-ragu sebanyak 4,7 dan tidak mampu sebanyak 41,9.
4.1.2.4 Penilaian terhadap Pendampingan X
4
Tabel 4.31 Tingkat Peranan Dukungan Pemerintah No
Kriteria F
1 Sangat Penting
61 70,9
2 Penting
16 18,6
3 Ragu-ragu
9 10,5
4 Tidak Penting
0,0 5
Sangat Tidak Penting 0,0
Jumlah 86
100,0
Tabel 4.31 menggambarkan bahwa 89,5 menyatakan bahwa dirasakan penting dengan adanya pembinaan dan dukungan dari pemerintah dalam bidang
pertanian, sedangkan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 10,5.
Tabel 4.32 Sosialisasi PUAP No
Kriteria F
1 Pernah bahkan Sering
36 41,9
2 Pernah 1x
32 37,2
3 Ragu-ragu
10 11,6
4 Pernah tetapi bukan Pelatihan
4 4,7
5 Belum Pernah
4 4,7
Jumlah 86
100,0
Sebanyak 79,1 responden menyatakan pernah menerima sosialisasi mengenai PUAP, sebanyak 11,6 responden menyatakan ragu-ragu dan sebanyak
9,4 menyatakan tidak pernah.
Tabel 4.33 Pelatihan Dasar Agribisnis PUAP No
Pernyataan F
1 Pernah bahkan Sering
18 20,9
2 Pernah 1x
50 58,1
3 Ragu-ragu
14 16,3
4 Pernah tetapi bukan Pelatihan
4 4,7
5 Belum Pernah
0,0
Jumlah 86
100,0
Tabel 4.33 menggambarkan bahwa 79 responden menyatakan pernah mengikuti pelatihan dasar agribisnis, unit usaha Gapoktan, atau pelatihan
pendampingan PUAP, 16,3 menyatakan ragu-ragu dan 4,7 tidak pernah.
Tabel 4.34 Pembinaan dari Pendamping No
Kriteria F
1 Sangat Sering
36 41,9
2 Sering
41 47,7
3 Ragu-Ragu
0,0 4
Tidak Pernah 9
10,5 5
Sangat Tidak Pernah 0,0
Jumlah 86
100,0
Sebagian besar responden atau sebanyak 89,6 menjawab pernah menerima pembinaan dari pendamping mengenai tahap penyusunan RUK, RUA
dan RUB serta masukan dan bimbingan teknis kepada anggota kelompok maupun kelompok, serta 10,5 menyatakan tidak pernah.
Tabel 4.35 Intensitas Pembinaan Terhadap Kelompok No
Kriteria F
1 Sangat Sering
23 26,7
2 Sering
47 54,7
3 Ragu-ragu
8 9,3
4 Tidak Sering
8 9,3
5 Sangat Tidak Sering
0,0
Jumlah 86
100,0
Tabel 4.35 menggambarkan sebanyak 81,4 responden menjawab penyuluh pendamping sering memberikan pembinaan dan dukungan dalam
pengembangan usaha agribisnis pertanian terhadap kelompok binaannya, 9,3 menyatakan ragu-ragu dan 9,3 responden menyatakan tidak sering.
Tabel 4.36 Tingkat Kepuasan Terhadapa Insentif No
Kriteria F
1 Sangat Memuaskan
5 5,8
2 Memuaskan
42 48,8
3 Cukup Memuaskan
30 34,9
4 Tidak Memuaskan
9 10,5
5 Sangat Tidak Memuaskan
0,0
Jumlah 86
100,0
Tabel 4.36 menggambarkan bahwa insentif dan dana operasional yang diberikan bagi pendamping cukup memadai untuk menunjang pelaksanaan
kegiatan dilapangan dengan jawaban memuaskan yaitu sebanyak 89,5 dan sebanyak 10,5 menyatakan tidak memuaskan.
Tabel 4.37 Peran Penting Penyuluh Pendamping No
Kriteria F
1 Sangat Sering
4 4.7
2 Sering
38 44.2
3 Ragu-ragu
22 25.6
4 Hanya 1 kali
18 20.9
5 Tidak pernah
4 4.7
Jumlah 86
100.0
Tabel 4.37 menggambarkan tanggapan responden mengenai peranan penyuluh pendamping dalam membantu dan memfasilitasi kemudahan terhadap
akses pemasaran ditunjukkan dengan jawaban responden yang menjawab sering sebanyak 48,9, yang ragu-ragu sebanyak 25,6, hanya 1 kali sebanyak 20,9
responden serta 4,7 menyatakan tidak pernah.
Tabel 4.38 Intensitas Kehadiran Petugas di Kelompok No
Kriteria F
1 Sangat Sering
14 16.3
2 Sering
48 55.8
3 Ragu-ragu
14 16.3
4 Hanya 1 kali
10 11.6
5 Tidak pernah
0.0
Jumlah 86
100.0
Tabel 4.38 menggambarkan 72,1 responden menjawab seringnya penyuluh pendamping dan Penyelia Mitra Tani hadir dalam setiap pelaksanaan
pertemuan reguler dengan kelompok, sedangkan yang menjawab hanya 1 kali yaitu sebanyak 11,6 dan menjawab ragu-ragu sebanyak 16,3.
Tabel 4.39 Pentingnya Identifikasi Potensi Ekonomi Desa No
Kriteria F
1 Sangat Penting
4 4.7
2 Penting
37 43.0
3 Ragu-ragu
36 41.9
4 Kurang Penting
9 10.5
5 Tidak penting
0.0
Jumlah 86
100.0
Tabel 4.39 menggambarkan 47,7 responden menjawab penting, 41,9 menjawab ragu-ragu dan 10,5 menjawab kurang penting terhadap identifikasi
potensi ekonomi desa yang berbasis usaha pertanian yang dilakukan oleh penyuluh pendamping.
Tabel 4.40 Ketertiban Pelaporan Perkembangan Kelompok No
Kriteria F
1 Sangat tertib
8 9.3
2 Tertib
55 64.0
3 Kurang Tertib
19 22.1
4 Tidak Tertib
4 4.7
5 Sangat Tidak Tertib
0.0
Jumlah 86
100.0
Tabel 4.40 menggambarkan 73,3 responden menjawab tertib terhadap pelaporan secara berkala yang dibuat oleh penyuluh pendamping terhadap
perkembangan kelompok binaannya, sedangkan 22,1 responden menyatakan kurang tertib dan 4,7 menyatakan tidak tertib.
4.1.2.5 Kinerja Usaha Kecil Pertanian Y
Tabel 4.41 Tanggapan Perlunya Dukungan dan Bantuan Pemerintah No
Kriteria F
1 Sangat Setuju
19 22.1
2 Setuju
31 36.0
3 Ragu-ragu
23 26.7
4 Tidak Setuju
9 10.5
5 Sangat Tidak Setuju
4 4.7
Jumlah
86 100.0
Tabel 4.41 menggambarkan tanggapan responden sebesar 58,1 setuju dengan adanya dukungan, bantuan dan pembinaan dari pemerintah agar menjadi
lebih mandiri untuk berusaha di bidang pertanian, sedangkan responden sebesar 26,7 menjawab ragu-ragu, serta sebanyak 15,2 tidak setuju.
Tabel 4.42 Penerapan Pola Budidaya Pertanian No
Kriteria F
1 Sangat Setuju
11 12.8
2 Setuju
58 67.4
3 Ragu-ragu
12 14.0
4 Tidak Setuju
5 5.8
5 Sangat Tidak Setuju
0.0
Jumlah 86
100.0
Tabel 4.42 menggambarkan bahwa responden yang setuju sebanyak 80,2 dengan adanya dukungan, bantuan dan pembinaan dari pemerintah agar dapat
menerapkan pola budidaya dan berusaha di sektor pertanian dengan lebih baik dan benar, selain itu yang menjawab ragu-ragu sebanyak 14 dan tidak setuju
sebanyak 5,8.
Tabel 4.43 Kemampuan Penerapan Administrasi Kelompok No
Kriteria F
1 Sangat Setuju
14 16.3
2 Setuju
55 64.0
3 Ragu-ragu
17 19.8
4 Tidak Setuju
0.0 5
Sangat Tidak Setuju 0.0
Jumlah
86 100.0
Sebanyak 80,3 responden menjawab setuju dengan adanya dukungan dan pembinaan dari pemerintah, sehingga kelompok mampu menerapkan pola
administrasi yang baik dan mudah dipahami oleh berbagai pihak, sedangkan 19,8 responden menjawab tidak setuju.
Tabel 4.44 Tingkat Peningkatan Hasil Produksi No
Kriteria F
1 Sangat Setuju
37 43.0
2 Setuju
35 40.7
3 Ragu-ragu
13 15.1
4 Tidak Setuju
1 1.2
5 Sangat Tidak Setuju
0.0
Jumlah 86
100.0
Tabel 4.44 menggambarkan bahwa sebanyak 83,7 responden menjawab setuju dengan adanya bantuan modal dari pemerintah, sehingga dapat merasakan
adanya peningkatan hasil produksi pertanian, responden yang menjawab ragu- ragu sebanyak 15,1 dan 1,2 menyatakan tidak setuju.
Tabel 4.45 Peningkatan Pendapatan Pertanian No
Kriteria F
1 Sangat Setuju
39 45.3
2 Setuju
27 31.4
3 Ragu-ragu
16 18.6
4 Tidak Setuju
4 4.7
5 Sangat Tidak Setuju
0.0
Jumlah 86
100.0
Tabel 4.45 menggambarkan tanggapan responden dengan jawaban setuju dengan adanya peningkatan hasil produksi pertanian yang dapat dirasakan melalui
peningkatan pendapatan pertanian yaitu sebesar 76,7, yang menjawab tidak setuju sebesar 4,7 dan ragu-ragu 18,6.
Tabel 4.46 Tingkat Kebutuhan Modal yang Berasal dari Pemerintah No
Kriteria F
1 Sangat Setuju
4 4.7
2 Setuju
46 53.5
3 Ragu-ragu
13 15.1
4 Tidak Setuju
16 18.6
5 Sangat Tidak Setuju
7 8.1
Jumlah 86
100.0
Tabel 4.46 atas menggambarkan tanggapan responden mengenai tidak dibutuhkannya lagi bantuan modal dan pembinaan dari pemerintah setelah usaha
pertanian telah memberikan hasil yang memuaskan bagi petani yaitu sebanyak 58,2 menjawab setuju, menyatakan ragu-ragu 18,6, serta 17,7 menyatakan
tidak setuju.
Tabel 4.47 Tingkat Kemudahan Akses Permodalan No
Kriteria F
1 Sangat Setuju
8 9.3
2 Setuju
55 64.0
3 Ragu-ragu
18 20.9
4 Tidak Setuju
5 5.8
5 Sangat Tidak Setuju
0.0
Jumlah 86
100.0
Sebagian besar responden yang menjawab setuju yaitu sebanyak 73,3 menyatakan bahwa dengan adanya PUAP dapat memberikan dampak terhadap
kemudahan untuk mendapatkan akses permodalan menjadi lebih baik, sedangkan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 20,9 dan tidak setuju sebanyak 5,8.
Tabel 4.48 Kemampuan Mengoptimalisasi Inovasi Teknologi Melalui PUAP No
Kriteria F
1 Sangat Setuju
28 32.6
2 Setuju
23 26.7
3 Ragu-ragu
30 34.9
4 Tidak Setuju
5 5.8
5 Sangat Tidak Setuju
0.0
Jumlah 86
100.0
Tabel 4.48 menunjukkan bahwa sebanyak 59,3 responden setuju bahwa dengan adanya PUAP telah mampu mengoptimalkan inovasi teknologi dan
kelembagaan menjadi lebih baik, sedangkan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 34,9 dan 5,8 menyatakan tidak setuju.
Tabel 4.49 Kemampuan Pembentukan Lembaga Keuangan Mikro No
Kriteria F
1 Sangat Setuju
10 11.6
2 Setuju
50 58.1
3 Ragu-ragu
24 27.9
4 Tidak Setuju
1 1.2
5 Sangat Tidak Setuju
1 1.2
Jumlah 86
100.0
Tabel 4.49 menggambarkan bahwa 69,7 responden menyatakan setuju dengan adanya bantuan PUAP telah mampu membentuk lembaga keuangan mikro
di lingkungan kelompok, dan 2,4 menyatakan tidak setuju, serta 27,9 ragu- ragu.
Tabel 4.50 Penyuluh Pendamping dan PMT Sebagai Pendorong Berkembangnya Kelompok No
Kriteria F
1 Sangat Setuju
19 22.1
2 Setuju
43 50.0
3 Ragu-ragu
15 17.4
4 Tidak Setuju
7 8.1
5 Sangat Tidak Setuju
2 2.3
Jumlah 86
100.0
Tabel 4.50 menggambarkan bahwa 72,1 responden setuju bahwa penyuluh pendamping dan Penyelia Mitra Tani menjadi salah satu pendorong
mampunya usaha kelompok berkembang dengan lebih baik, sedangkan 10,4 menyatakan tidak setuju, dan 17,4 menyatakan ragu-ragu.
4.1.3 Pengujian Data
Sebelum melakukan pengolahan data, maka terlebih dahulu data-data yang diperoleh melalui kuisioner yang ditujukan pada hasil tabulasi data perlu
dilakukan pengujian data yaitu uji validitas dan uji reabilitas. Guna menunjang proses pengujian data maupun pengolahan data secara tepat, maka kajian ini
memanfaatkan jasa komputer berupa software Microcoft Office Exel 2007
4.1.3.1 Uji Kesahihan Test of Validity
Hasil perhitungan uji val;iditas ditentukan dengan kriteria yang digunakan adalah item valid berarti layak untuk digunakan dalam pengujian hipotesis apabila
diperoleh r
hitung
≥ 0,3 maka data tersebut adalah valid, sedangkan jika r
hitung
0,3 berarti data tersebut tidak valid, berarti tidak layak untuk digunakan dalam
pengujian hipotesis Kapplan dan Saccuzzo. 1993. Variabel Kesesuaian Perencanaan dengan Pelaksanaan kegiatan Usaha
Tani diukur dengan 10 item pernyataan sebagai indikator. Berdasarkan pada hasil uji validitas terhadap 10 item pernyataan yang digunakan diperoleh kesepuluh
item pernyataan memiliki nilai r
hitung
≥ 0,3 sehingga keseluruhan pernyataan menunjukkan valid dan dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. Hasil dari
perhitungan koefisien korelasi untuk 10 item pernyataan yang digunakan dalam kajian ini ditunjukkan pada Tabel 4.51 dan Lampiran 24.
Tabel 4.51 Hasil Uji Validitas Variabel X
1
Pernyataan Koefisien Korelasi
Nilai Batas r Kesimpulan
P1 0,770
0,3 valid
P2 0,817
0,3 valid
P3 0,416
0,3 valid
P4 0,799
0,3 valid
P5 0,714
0,3 valid
P6 0,415
0,3 valid
P7 0,651
0,3 valid
P8 0,813
0,3 valid
P9 0,624
0,3 valid
P10 0,822
0,3 valid
Variabel Pengembangan Agribisnis Perdesaan diukur dengan 10 item pernyataan sebagai indikator. Berdasarkan pada hasil uji validitas terhadap 10
item pernyataan yang digunakan diperoleh kesepuluh item pernyataan memiliki nilai r
hitung
≥ 0,3 sehingga keseluruhan pernyataan menunjukkan valid dan dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. Hasil dari perhitungan tersebut ditunjukkan
pada tabel 4.52 dan Lampiran 25.
Tabel 4.52 Hasil Uji Validitas Variabel X
2
Pernyataan Koefisien Korelasi
Nilai Batas r Kesimpulan
P11 0,807
0,3 valid
P12 0,739
0,3 valid
P13 0,868
0,3 valid
P14 0,397
0,3 valid
P15 0,833
0,3 valid
P16 0,464
0,3 valid
P17 0,472
0,3 valid
P18 0,746
0,3 valid
P19 0,612
0,3 valid
P20 0,770
0,3 valid
Variabel Pengembangan Keuangan Mikro diukur dengan 10 item pernyataan sebagai indikator. Berdasarkan pada hasil uji validitas terhadap 10
item pernyataan yang digunakan diperoleh kesepuluh item pernyataan memiliki nilai r
hitung
≥ 0,3 sehingga keseluruhan pernyataan menunjukkan valid dan dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. Hasil dari perhitungan tersebut ditunjukkan
pada Tabel 4.53 dan Lampiran 26
Tabel 4.53 Hasil Uji Validitas Variabel X
3
Pernyataan Koefisien Korelasi
Nilai Batas r Kesimpulan
P21 0,523
0,3 valid
P22 0,770
0,3 valid
P23 0,528
0,3 valid
P24 0,779
0,3 valid
P25 0,661
0,3 valid
P26 0,631
0,3 valid
P27 0,893
0,3 valid
P28 0,680
0,3 valid
P29 0,752
0,3 valid
P30 0,718
0,3 valid
Variabel Penilaian Terhadap Pendampingan diukur dengan 10 item pernyataan sebagai indikator. Berdasarkan pada hasil uji validitas terhadap 10
item pernyataan yang digunakan diperoleh kesepuluh item pernyataan memiliki nilai r
hitung
≥ 0,3 sehingga keseluruhan pernyataan menunjukkan valid dan dapat
digunakan untuk analisis selanjutnya. Hasil dari perhitungan tersebut ditunjukkan pada Tabel 5.54 dan
Lampiran 27.
Tabel 4.54 Hasil Uji Validitas Variabel X
4
Pernyataan Koefisien Korelasi
Nilai Batas r Kesimpulan
P31 0,767
0,3 valid
P32 0,597
0,3 valid
P33 0,473
0,3 valid
P34 0,856
0,3 valid
P35 0,725
0,3 valid
P36 0,910
0,3 valid
P37 0,705
0,3 valid
P38 0,553
0,3 valid
P39 0,904
0,3 valid
P40 0,828
0,3 valid
Variabel Kinerja Usaha Tani diukur dengan 10 item pernyataan sebagai indikator. Berdasarkan pada hasil uji validitas terhadap 10 item pernyataan yang
digunakan diperoleh kesepuluh item pernyataan memiliki nilai r
hitung
≥ 0,3 sehingga keseluruhan pernyataan menunjukkan valid dan dapat digunakan untuk
analisis selanjutnya. Hasil dari perhitungan tersebut ditunjukkan pada Tabel 4.55 dan Lampiran 28.
Tabel 4.55 Hasil Uji Validitas Variabel Y Pernyataan
Koefisien Korelasi Nilai Batas r
Kesimpulan
P41 0,777
0,3 valid
P42 0,393
0,3 valid
P43 0,449
0,3 valid
P44 0,666
0,3 valid
P45 0,710
0,3 valid
P46 0,769
0,3 valid
P47 0,371
0,3 valid
P48 0,534
0,3 valid
P49 0,682
0,3 valid
P50 0,878
0,3 valid
4.1.3.2 Uji Keandalan Test of Reability
Pengujian reabilitas atau uji keandalan dalam kajian ini diperoleh koefisien reabilitas berada diatas 0,70 sebagai mana dikemukakan oleh Kapplan
dan Saccuzzo 1993, bahwa nilai tersebut cukup baik untuk tujuan penelitiankajian dasar. Adapun hasil dari uji reabilitas untuk masing-masing
variabel X dan Y dalam penelitian disampaikan pada Tabel 4.56 dan Lampiran
24-28.
Tabel 4.56 Hasil Uji Reliabilitas Pernyataan
Koefisien Reliabilitas Nilai Batas
Kesimpulan
X1 0,869
0,7 reliabel
X2 0,867
0,7 reliabel
X3 0,857
0,7 reliabel
X4 0,894
0,7 reliabel
Y 0,813
0,7 reliabel
4.1.4 Transformasi Data
Mentransformasi data ordinal menjadi data interval bertujuan untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya
berskala interval Riduan dan Kuncoro. 2008. Dalam kajian ini kuisioner yang dibagikan kepada responden adalah skala pengukuran ordinal, sehingga data-data
yang diperoleh dari penyebaran kuisioner tersebut harus ditransformasikan untuk menaikkan tingkat pengukuran dari skala ordinal ke skala interval dengan
menggunakan metode interval berurutan methode of successive intervals. Hasil penaikan skala ordinal ke interval berdasarkan metode interval
berurutan untuk X
1
, X
2
, X
3
, X
4
dan Y ditunjukkan pada Lampiran 18-22 dengan
demikian semua data-data yang telah dinaikkan dari skala ordinal ke interval dapat digunakan sebagai input untuk analisis regresi.
4.1.5 Hasil Analisis Data