Upaya Pengobatan Dan Pencegahan Sihir
D. Upaya Pengobatan Dan Pencegahan Sihir
64 Al-Qurthûbi, al-J â mi ’ li Ahk â m al-Qur â n , (Beirut : Dâr Ihyâ` al-Turâts al-‘Arabi, t.th), jilid 1, juz 2, h. 47-48.
65 Ibid. 66 Ibn Katsîr, Tafs î r al-Qur â n al- ‘Azh î m , juz 1, h. 147.
Sebelum pembahasan diarahkan ke upaya-upaya pengobatan dan pencegahan sihir, ada baiknya terlebih dahulu diungkapkan faktor-faktor yang menyebabkan seseorang terkena sihir. Di antara faktor-faktor
tersebut yang penulis temukan adalah : 67
1. Kekosongan hati dari mengingat Allah.
2. Memiliki jiwa yang lemah dan akal yang tidak sehat.
3. Perasaan takut yang berlebihan.
4. Amarah yang berlebihan.
5. Menjadi budak hawa nafsu.
6. Dalam kondisi lupa atau lalai.
7. Mempercayai ilmu sihir dapat memberi bekas dalam menyampaikan hajat kepada Allah.
8. Tidak percaya kepada diri sendiri. Sedangkan gejala-gejala orang yang tersihir atau terkena sihir, sepanjang penelusuran penulis adalah sebagai berikut : 68
1. Kemungkinan ada kesamaan gejala-gejala antara orang yang kesurupan dengan orang yang terkena sihir, sebab salah satu jenis sihir juga ada yang memanfaatkan bantuan jin.
67 M. Quraish Shihab, Yang Tersembunyi, h. 218. 68 Wahid Abdus Salam Bali, al-Shar â im al-Batt â r , h. 61 s/d 112. Lihat juga Amran
Kasimin dan Haroen Din, Rawatan Gangguan Makhluk Halus, (Kuala Lumpur : Percetakan Watan SDN. BHD, 1989), h. 92 s/d 140.
2. Adanya rasa sakit yang terus menerus di lambung orang yang terkena sihir. Ini pertanda sihirnya masuk lewat makanan atau minuman.
3. Hampir semua penderita jenis sihir merasakan sesak di dada, terutama jika telah masuk malam hari, atau di salah satu anggota badannya, bahkan lumpuh.
4. Hampir semua penderita sihir kelihatan lemah, lesu atau seperti
orang yang tidak memiliki semangat hidup.
5. Hampir semua penderita jenis sihir tidak merasa tenang ketika tidur atau banyak gelisah.
6. Hampir semua sihir perceraian membuat seseorang melihat benci orang lain.
7. Hampir semua sihir mahabbah (pelet) membuat penderita mabuk cinta yang sangat luar biasa, hingga tidak bisa menahan keinginan untuk melakukan hubungan seks.
8. Hampir semua sihir hipnotis membuat sipenderita melihat sesuatu tidak sebagaimana sebenarnya.
9. Hampir semua sihir gila membuat sipenderita berbicara melantur dan tidak bisa tenang di suatu tempat.
10. Benda-benda yang dijadikan alat sihir atau tempat sihir dibuat akan diketahui dengan cara :
a. Pemberitahuan jin yang ditugasi melakukan sihir.
b. Shalat dua raka’at dengan ikhlas meminta petunjuk Allah Swt. Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam membentengi
diri dari sihir dan pengaruhnya adalah : 69
1. Menguatkan iman dan akidah.
2. Isti’azah memohon perlindungan Allah Swt..
3. Zikrullah , mendawamkan hati mengingat Allah Swt..
4. Menegakkan qiyamullail.
5. Menjaga kesucian diri dengan wudhu’
6. Menjaga kebersihan rumah atau tempat tinggal dari najis, kotoran atau yang sejenisnya.
7. Membaca Al-Quran atau mendengar bacaan-bacaan Al-Quran Dari beberapa literatur yang penulis telusuri, ada dua macam pengobatan sihir, yaitu; cara nusyrah dan cara ruqyah . 70 Berikut ini akan penulis ungkapkan penjelasannya.
1. Pengobatan Dengan Cara Nusyrah
Ketika seseorang terkena sihir, maka untuk melepaskannya sering kali orang rela menggunakan cara apapun, termasuk melepaskan sihir tersebut dengan sihir juga. Tindakan itu dinamakan nusyrah . Secara bahasa, nusyrah artinya menyebar. Dinamakan demikian karena efek
69 Mutawalli Sya’rawi, al-Shar âi m al-Batt â r , h. 74 s/d 83. 70 Imâm al-Râzi, Tafs î r al-Kab î r , Jilid 16, juz 32, h. 189-190. Lihat juga Ibn Qayyim al-
Jauziyah, Z â d al-Ma ’ â d , (Beirut : Muassas al-Risâlah, 1991 M/1412 H), juz 4, h. 126-127.
bacaan-bacaan nusyrah itu menyebar ke seluruh tubuh, mengusir penyakit
dan menghilangkannya. 71
Oleh karenanya, nusyrah adalah penyembuhan sihir melalui sihir jampi-jampi. Dengan kata lain nusyrah adalah jampi-jampi. Selain itu, nusyrah sering dilakukan kepada orang-orang yang kesurupan jin. Sedangkan salah satu jenis sihir ada yang memanfaatkan kekuatan jin. Oleh karenanya, nusyrah diperlukan untuk mengobati yang terkena sihir.
Imâm al-Râzi membolehkan nusyrah (jampi-jampi) dengan syarat seseorang yang melakukan nusyrah tidak boleh mengi’tikadkan dalam hatinya, bahwa berkat bacaan nusyrah tersebutlah sihir dapat dilepaskan. Menurutnya, yang paling tepat ialah orang yang melakukan nusyrah terlebih dahulu meyakini dalam hati bahwa nusyrah yang dilakukannya merupakan sebab yang diciptakan Allah. Sedangkan kesembuhan tetap
diyakini datang dari qudrat iradat Allah. 72
Nusyrah dilakukan tidak mesti berasal dari ayat-ayat Al-Quran. Boleh jadi dari do’a-do’a, bacaan-bacaan zikr atau awrâd . Imâm al-Râzi menukil pendapat Sa’îd ibn al-Musayyib, ketika ditanya Qatâdah tentang nusyrah . Apakah seseorang yang terkena sihir, sedangkan istrinya bisa menjampinya diperbolehkan?. Sa’îd menjawab, tidak apa-apa untuk
71 Al-Fairuzzabadi, al-Q â m û s al-Muh î th , (Beirut : Muassas al-Risâlah, 1407 H/1989 M), h. 621. Lihat juga ‘Abdurrahmân ibn Hasan Alu al-Syeikh, Fath al-Maj î d , (Makkah : Maktabah al-
Tijâriyah, t.th), h. 307. 72 Imâm al-Râzi, Tafs î r al-Kab î r , jilid 16, juz 32, h. 190.
menjampi, karena yang diinginkan adalah kebaikan. Setiap kebaikan yang
bermanfaat tidaklah terlarang. 73
Demikian juga pendapat Imâm Ahmad ibn Hanbal. Ketika seseorang bertanya kepadanya tentang kebolehan melepaskan sihir melalui kepada orang yang juga pandai menyihir. Menurutnya,
diperbolehkan, dan pendapat tersebutlah yang mu’tamad . 74 Memang ada hadis Nabi Muhammad saw., dari Jâbir ibn
Abdullâh ra., yang diriwayatkan oleh Imâm Abû Dâud, yaitu :
Rasulullah saw pernah ditanya tentang nusyrah, dia bersabda nusyrah merupakan pekerjaan syetan .
Berdasarkan hadis tersebut, Imâm Hasan al-Bashri melarang nusyrah karena tidak ada yang tahu cara melepaskan sihir kecuali orang yang tahu sihir. Sedangkan nusyrah adalah bagian dari sihir, maka nusyrah merupakan pekerjaan syetan. Selain itu, mungkin bacaan-bacaan nusyrah bisa memuat nama-nama setan atau bahasa-bahasa yang tidak dikenal,
karenanya disebut sihir. 75
2. Pengobatan dengan cara ruqyah
Bila pengobatan dilakukan dengan bacaan-bacaan ayat Al-Quran dan do’a-do’a maka pengobatan tersebut dinamakan ruqyah . Inilah yang
73 Ibid. Lihat juga ‘Abdurrahmân ibn Hasan Alu al-Syeikh, Fath al-Maj î d , h. 308.
74 M. Ali Usman, Manusia Jin Mengganggu Ketenteraman, h. 116. 75 al-Qurthûbi, al-J â mi ’ li Ahk â m al-Qur â n , jilid 1, juz 2, h. 49.
disepakati oleh mayoritas ulama. Landasan diperbolehkannya ruqyah adalah hadis tentang Jibril meruqyah Nabi saw., hadis tentang ‘Âisyah diruqyah seorang wanita, hadis tentang Nabi saw., meruqyah cucunya Hasan dan Husein kemudian hadis Abû Sa’îd al-Khudri yang menceritakan bahwa dia pernah meruqyah pemimpin sebuah kampung
yang tersengat hewan berbisa dengan membacakan al-Fatihah (1). 76 Hadis- hadis tersebut dijadikan pegangan untuk meruqyah. Selain itu, Al-Quran
dalam surat al-Isrâ (17) : 82, menyatakan bahwa sebagian ayat-ayatnya ada yang dapat digunakan sebagai obat penawar.
Secara bahasa ruqyah artinya mengangkat. Dinamakan demikian, karena ruqyah bertujuan mengangkat penyakit atau sihir dari tubuh manusia. 77 Dengan kata lain, ruqyah adalah mantera-mantera. Ibn Qayyim al-Jauziyah bahkan menambahkan bukan dengan mantera-mantera saja, tetapi boleh juga menggunakan madu, air, minyak, daun-daunan atau
rumput-rumputan yang dapat diramu menjadi obat. 78
Untuk itu, penulis menemukan beberapa bacaan-bacaan dari ayat-ayat Al-Quran dan doa-doa yang dapat mencegah dan meruqyah sihir, yaitu :
1. Membaca al-mu’awwizât
76 Imâm al-Râzi, Tafs î r al-Kab î r , jilid 16, juz 32, h. 190. Lihat juga Muhammad Haqq an- Naziliy, Khaz î natul Asr â r , (Semarang : Usaha Keluarga, t.t), h. 66-67.
77 Al-Fairuzzabâdi, al-Q â m û s al-Muh î th , h. 1664.
78 Ibn Qayyim al-Jauziyah, Z â d al-Ma ’ â d , juz 4, h. 126.
Dalam surat Fushshilat (41) : 36, Allah Swt. menyatakan bila ada gangguan dari setan maka mohonlah perlindungan ( isti’âzah ) kepada Allah. Selanjutnya dalam surat al-Mu`minûn (23) : 97-98 mengajarkan sebuah bentuk isti’âzah untuk menghindar dari gangguan yang ditimbulkan setan. Selain itu ada juga bentuk isti’âzah lain yang diajarkan Nabi saw. ini ada dalam riwayat Imâm al-Turmûzi dari Khaulah binti
Hakîm. 79 Dalam hadis tersebut Nabi saw menyatakan bila memasuki
sebuah tempat atau rumah ucapkanlah isti’âzah tersebut, maka tidak akan ada yang dapat mengganggunya hingga ia pindah. Isti’âzah tersebut adalah,
Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari segala kejahatan yang telah diciptakan .
paling baik adalah memperbanyak bacaan surat al-Ikhlâsh , surat al-Falaq dan surat al-Nâs . Ini berdasarkan hadis hasan riwayat Imâm al-Turmûzi dan Imâm al-Nasâi dari Abû Sa’îd bahwa Rasulullah saw. pernah meminta perlindungan kepada Allah Swt. dari gangguan jin manusia, hingga kemudian turunlah surat al-Falaq dan surat al-Nâs . Ketika kedua surat ini turun beliau
Kemudian
al-mu’awwizât yang
menggunakan keduanya dan meninggalkan yang lainnya. 80
79 Muhammad Haqq al-Nâzili, Khazînah al-Asrâr, h. 177. 80 Ibid.
2. Membaca surat al-fâtihah, surat al-Baqarah (2) : 1-4 , 255, 284-286, surat Alu ‘Imrân (3) : 18, surat al-A’râf
(7) : 54, surat al-Mu`minûn (23) : 115-116, surat al-Jin (72) : 1-3, surat al-Shâffât (37) : 1-10 dan surat al-Hasyr (59) : 22-24.
Petunjuk Rasulullah saw. tentang bacaan-bacaan tersebut dapat ditemukan dalam hadis Ubay ibn Ka’ab, ketika seorang Arab datang kepada Nabi saw meminta pertolongan bahwa ada saudaranya menderita
sakit. Lantas Nabi saw menyuruh orang tersebut untuk menghadapkan saudaranya kepadanya. Kemudian Nabi saw membacakan ayat-ayat tersebut kepadanya. Lantas orang tersebut bangkit dan berlalu seolah-olah
tidak terkena sakit sebelumnya. 81
3. Membaca do’a-do’a dan zikir-zikir perlindungan dari sihir. Banyak sekali petunjuk Rasulullah saw. mengenai do’a-do’a ataupun zikir-zikir yang bisa digunakan sebagai perlindungan. Salah satunya adalah zikir yang diajarkan Nabi saw dalam hadis riwayat Imâm
Bukhâri dan Imâm Muslim yaitu, 82
Tiada Tuhan selain Allah, Zat yang satu dan tiada sekutu bagiNya, Zat yang memiliki kerajaan dan berhak mendapat pujian, Dialah yang berkuasa atas segala sesuatu .
81 Ibid ., h. 130. 82 Muhammad Mutawalli Sya’râwi, al-Shar â mul Batt â r , h. 41.
Kemudian ada juga petunjuk Nabi saw dalam hadis riwayat Imâm Muslim agar memperbanyak bacaan do’a ini setiap pagi dan
petang. Do’a tersebut adalah, 83
Ya Allah Tuhan langit dan Penguasa ‘arsy yang Maha Agung, Engkaulah Tuhan kami dan Tuhan bagi segala sesuatu, Engkaulah yang menumbuhkan biji-bijian,
menurunkan Taurat, Injil dan Al-Quran, aku berlindung kepadaMu dari kejahatan segala sesuatu yang Engkau penguasanya, ya Allah Engkaulah Zat yang Awal dan tiada yang mendahuluiMu, Engkaulah Zat yang Akhir dan tiada yang setelahMu, Engkaulah Zat yang Zahir dan tiada yang di atasMu, Engkaulah Zat yang Bathin dan tiada sesuatupun yang ada selainMu .
Demikianlah beberapa analisis penulis terhadap penafsiran- penafsiran Imam al-Razi tentang sihir. Banyak sekali persoalan-persoalan yang ditemukan ketika membahas sihir. Ada yang bersifat persoalan lapangan (fakta), tetapi ada juga persoalan literatur.
83 Ibid., h. 51.
BAB V PENUTUP