Hadis Tentang Tersihirnya Rasulullah saw

C. Hadis Tentang Tersihirnya Rasulullah saw

Salah satu hadis Nabi saw., yang sangat populer dan banyak mengundang kontroversi adalah hadis riwayat Imam Bukhari yang menceritakan bahwa Rasulullah saw., terkena sihir oleh seorang Yahudi yang bernama Labid ibn al-A’sham. Teks hadis tersebut adalah,

Ibrahim ibn Musa meriwayatkan dari Isa ibn Yunus dari Hisyam dari ayahnya dari Aisyah, berkata, Rasulullah disihir oleh seseorang dari Bani Zuraiq bernama Labid ibn al-A’sham, sehingga beliau berilusi melakukan sesuatu yang tidak dilakukannya. Pada suatu hari atau suatu malam, ketika beliau di sisiku, beliau berdoa dan berdoa terus, lalu bertanya, wahai Aisyah tahukah kamu bahwa Allah telah memperkenankan doaku, telah datang dua orang, yang satu duduk di samping kepalaku dan yang satu lagi di sebelah kakiku. Apa sakitnya orang ini?, tanya salah seorang. Terkena sihir, jawab yang lain. Siapa yang menyihirnya?, tanyanya lagi. Labid ibn al-A’sham, sahut temannya. Dengan apa?, tanyanya lagi. Dengan sisir, rontokan rambut dan mayang pohon kurma jantan. Dimana itu?, tanyanya lagi. Di sumur Zarwan, sahut lainnya. Lalu Rasulullah saw mendatangi tempat tersebut bersama beberapa sahabat beliau. Setelah kembali beliau berkata kepada Aisyah, wahai Aisyah seakan-akan air sumur itu bercampur pacar (kemerah-merahan) dan ujung dahan pohon kurma itu seperti kepala-kepala setan. Aku (Aisyah) bertanya, mengapa tidak anda keluarkan?. Rasul saw Ibrahim ibn Musa meriwayatkan dari Isa ibn Yunus dari Hisyam dari ayahnya dari Aisyah, berkata, Rasulullah disihir oleh seseorang dari Bani Zuraiq bernama Labid ibn al-A’sham, sehingga beliau berilusi melakukan sesuatu yang tidak dilakukannya. Pada suatu hari atau suatu malam, ketika beliau di sisiku, beliau berdoa dan berdoa terus, lalu bertanya, wahai Aisyah tahukah kamu bahwa Allah telah memperkenankan doaku, telah datang dua orang, yang satu duduk di samping kepalaku dan yang satu lagi di sebelah kakiku. Apa sakitnya orang ini?, tanya salah seorang. Terkena sihir, jawab yang lain. Siapa yang menyihirnya?, tanyanya lagi. Labid ibn al-A’sham, sahut temannya. Dengan apa?, tanyanya lagi. Dengan sisir, rontokan rambut dan mayang pohon kurma jantan. Dimana itu?, tanyanya lagi. Di sumur Zarwan, sahut lainnya. Lalu Rasulullah saw mendatangi tempat tersebut bersama beberapa sahabat beliau. Setelah kembali beliau berkata kepada Aisyah, wahai Aisyah seakan-akan air sumur itu bercampur pacar (kemerah-merahan) dan ujung dahan pohon kurma itu seperti kepala-kepala setan. Aku (Aisyah) bertanya, mengapa tidak anda keluarkan?. Rasul saw

Berdasarkan penelitian Ali Umar al-Habsyi terhadap keabsahan sanad hadis tersebut diketahui bahwa Urwah ibn Zubeir adalah seorang nashibi (orang yang benci terhadap keluarga Nabi saw). Ini didapatkannya

dari beberapa penilaian ulama Hadis terhadap Urwah. 46 Adapun Imam al- Razi setelah menukil pendapat al-Qadi, menyatakan bahwa riwayat

tersebut batil, dan tidak dapat diterima kebenarannya karena bertentangan dengan firman Allah Swt dalam surat al-Mâidah (5) : 67 dan

surat Thâha (20) : 69. 47

Selain itu, membenarkan cerita tersebut akan membuat cacat kenabian. Kalau cerita tersebut benar, tentunya para penyihir di zaman Nabi saw. dapat membahayakan Nabi dan keluarganya. Dan bila cerita riwayat tersebut benar, maka tuduhan orang-orang kafir bahwa Nabi saw.

Orang yang mashûr (tersihir) akan benar, dan ini tidak dapat dibenarkan. 48 Kesimpulannya, rasulullah saw., adalah kekasih Allah Swt. maka tidak mungkin dengan Al-Quran yang diturunkan kepadanya akan kalah hanya dengan sihir. Bukankah Allah Swt telah menyatakan dalam surat al-Hijr (15) : 42 bahwa hamba-hamba Allah yang shalih dan ikhlas

45 Hadis ini terdapat dalam shahih Bukhari pada kitab al-thib, shahih Muslim pada kitab al-sal â m dan Musnad Ahmad. Lihat A.J. Wensinck, al-Mu ’jam al-Mufahras li Alf â z al-Had î s al-

Nabawi , (Leiden : E.J Brill, 1943), juz 2, h. 434. 46 Ali Umar al-Habsi, Benarkah Nabi Muhammad saw. Pernah Tersihir ?, h. 32 s/d 24.

47 Imâm al-Râzi, Tafsîr al-Kabîr, jilid 16, juz 32, h. 188-189. 48 Ibid.

melaksanakan aturanNya tidak akan dapat dikuasai dan dikalahkan oleh setan.

BAB IV

PANDANGAN IMÂM AL-RÂZI TERHADAP SIHIR