Hak Asasi Manusia dan Konstitusionalisme
3. Hak Asasi Manusia dan Konstitusionalisme
Sebuah draft buku yang memiliki korelasi penting dengan sejarah penegakkan hak asasi manusia (HAM) di Indonesia sedang disusun oleh Dan Lev. Berkisah tentang seorang advokat Indonesia terkemuka keturunan Tionghoa, Yap Thiam Hien yang namanya diabadikan sebagai penghargaan tertinggi bagi pembela HAM di Indonesia. Buku itu tidak pernah diselesaikan oleh Dan Lev karena kanker telah terlebih dulu mengalahkannya. Akan tetapi dari draft tersebut dapat diketahui bahwa Dan Lev menaruh minat yang besar terhadap penegakan HAM di Indonesia.
Dan Lev melihat korelasi antara HAM dan pembatasan kekuasaan apparatus negara sebagai wujud nilai konstitusionalisme. Konteks sejarah memperlihatkan bahwa semangat nilai konstitusionalisme terbangun dengan kesadaran perlunya pembatasan kekuasaan negara. Dan Lev berkeyakinan bahwa konsep konstitusionalisme lebih tinggi dibandingkan konsep rule of law atau rechtstaat. 32
31 Ibid. 32 Ibid. hlm. 514.
Jurnal Konstitusi , Volume 6, Nomor 3, September 2009
Profil Tokoh
Dan Lev bahkan berujar; “bahwa revolusi atas isyu penting dari konstitusionalisme dan
hak asasi manusia tergantung pada distribusi kekuasaan politik yang dimobilisasikan secara efektif. Meremehkan proposisi elementer ini berarti mereduksi konstitusionalisme dan hak asasi manusia
sekadar sebagai impian belaka. 33 ”
Posisi politik pembagian kekuasaan (distribution of power) yang dilihat Dan Lev pada masa Demokrasi Terpimpin dan Orde Baru merupakan bangunan impian (eutopis). Oleh karenanya kegagalan dalam membangun nilai-nilai konstitusionalisme adalah sebuah konsekuensi nyata. Sehingga membangun negara yang benar-benar mampu menciptakan kestabilan pembagian kekuasaan yang baik sangat bergantung kepada “niat baik” politik sebuah bangsa.
Dalam bangunan negara yang disebut Dan Lev sebagai republik konstitusionalisme tersebut HAM merupakan nilai paling mendasar dan harus ada. Sayangnya, banyak pakar lain yang menjadikan nilai HAM sebagai nilai wajib dari demokrasi. Rahul Rai dalam “Human Rights and Fundamental Freedoms” menyebutkan hubungan antara demokrasi dan HAM tersebut.
The interrelationship between democracy and human rights is determined by the effectiveness of the State structure and the political system of government in guaranteeing the free exercise and enjoyment of human rights. The concept underlying democracy is the principles of self- determination of peoples as an expression of the people’s sovereignty. 34
Jack Donnelly dalam “Universal Human Rights, In Theory and Practice,” juga menceritakan bahwa ada hubungan antara demokrasi dan HAM. Donnelly bertutur selengkapnya sebagai berikut;
Democracy and human rights share a commitment to the ideal of equal political dignity for all. Futhermore, international human rights norms, as we have already noted, require democratic government. The link, however, need not run in the other direction. Democracy contributes only contingently to the realization of most human rights. Even where
democracy and huan rights are not in direct conflict, they often point in significantly different directions. 35
33 Ibid, hlm. 538. 34 Rahul Rai, Human Rights and Fundamental Freedoms, (Laxmi Nagar, Delhi:
Authorspress, 2004), hlm. 64. 35 Jack Donnelly, Universal Human Rights, In Theory and Practice, second edition,
(Ithaca dan London: Cornell University Press, 2003), hlm. 191.
Jurnal Konstitusi , Volume 6, Nomor 3, September 2009
Tentang sebuah Negeri yang bukan Negeriku
Di posisi ini kekhilafan memaknai antara demokrasi dan republic berakhir kepada kesalahpahaman dalam menerapkan nilai-nilai dasar bangunan negara demokrasi atau republik. Namun dari pelbagai pandangan tersebut nyata bahwa, baik Rai ataupun Donnelly “sejalan” dengan Dan Lev dalam melihat keterkaitan penegakkan HAM dengan kebijakan politik.
Di Indonesia seringkali kebijakan politik mengabaikan HAM. Pelbagai kasus pelanggaran HAM sering terjadi diakibatkan kepentingan politik lebih determinan. Dan Lev kemudian melihat perkembangan aktivitas perlindungan HAM di Indonesia melalui lembaga-lembaga swadaya masyarakat.
Salah satu aktivitas perlindungan HAM yang menarik minat Dan Lev adalah pendirian lembaga bantuan hukum (LBH). Yap Thiam Hien merupakan salah satu pendirinya. Bagi Dan Lev lembaga tersebut memiliki kekhasan tersendiri ketika para advokat lain menikmati kesejahteraan hidup pada tahun 1965, mereka malah tetap bertahan membela dan berjuang bagi pembaharuan
hukum. 36