Kelompok Primer

1. Kelompok Primer

Anda mungkin berasal dari desa namun pernah merasakan tinggal di kota. Atau sebaliknya, Anda mungkin berasal dari kota namun pernah tinggal di desa. Sebagai orang desa, tentu ada pengalaman-pengalaman yang berbeda ketika berinteraksi dengan orang kota. Demikian pula sebaliknya, apabila Anda orang perkotaan yang sekarang tinggal di desa, pasti ada pengalaman- pengalaman yang berbeda ketika berinteraksi dengan orang-orang desa.

Secara umum, kehidupan di desa bersifat akrab, penuh kebersamaan (gotong-royong), dan kekeluargaan. Akan tetapi, semua itu sudah berubah dalam kehidupan di kota. Keakraban dan kekeluargaan di perkotaan telah merenggang atau digantikan oleh sifat hubungan yang formal. Kenyataan inilah yang membuat Charles Horton Cooley (1909) melahirkan sebuah klasifikasi sosial yang disebut primary group (kelompok primer). Walaupun dia tidak secara eksplisit menyebut

adanya secondary group (kelompok Sumber: Haryana Gambar 5.2 sekunder), namun dalam pembicaraan Kelompok primer dapat terbentuk

kapan saja dan di mana saja.

selanjutnya kita juga akan membahas secondary group (kelompok sekunder) sebagai lawan dari primary group (kelompok primer).

Kelompok primer (primary group) adalah kelompok sosial yang anggota- anggotanya berhubungan secara akrab, bersifat informal, personal, dan total. Hubungan yang total artinya hubungan yang mencakup banyak aspek pengalaman hidup, di mana setiap anggota bekerja sama secara tatap muka dan intim. Dua kelompok primer yang utama adalah keluarga dan klik. Keluarga adalah ikatan suami, istri, dan anak-anaknya, sedangkan klik adalah kelompok sosial yang anggota-anggotanya terdiri atas teman sebaya. Selain keluarga dan klik, kelompok primer juga dapat berupa kelompok teman, rukun warga, atau geng. Apakah Anda merasa terlibat ke dalam semua jenis kelompok sosial se- perti itu? Kalau iya, cobalah bandingkan pengalaman-pengalaman Anda selama berhubungan dengan anggota berbagai kelompok sosial tersebut dengan uraian di bawah ini!

Hubungan antaranggota sebuah kelompok primer bersifat santai dan manusiawi, yaitu intim dan akrab. Mereka tertarik satu sama lain sebagai suatu pribadi. Di antara mereka terjalin interaksi yang terbuka, sehingga masing-

Klasifikasi Kelompok Sosial dalam Masyarakat

Kelompok primer berperan sebagai agen sosialisasi dalam proses trans- formasi budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Untuk ini tentu diperlukan adanya interaksi sosial di antara anggota-anggotanya. Contoh, proses transformasi budaya yang dimainkan oleh kelompok primer adalah proses pengajaran bahasa daerah dari orang tua kepada anaknya. Kita semua menguasai bahasa daerah (bahasa ibu) melalui interaksi dengan keluarga.

Secara fisik, kelompok primer terdiri atas anggota-anggota yang saling berhubungan dekat. Agar setiap anggota dapat berhubungan dekat dan akrab, maka jumlah anggota harus sedikit. Dalam kelompok kecil seperti itu hubungan akrab dapat dipertahankan secara lestari. Setiap anggota kelompok primer saling mengenal. Mereka sering bercakap-cakap bersama dan saling bertemu untuk mengungkapkan isi pikiran dan perasaan. Kegiatan yang melibatkan se- mua anggota kelompok sering diadakan, misalnya rekreasi bersama, makan bersama, jalan-jalan bersama, belajar bersama, atau bermain bersama. Dalam kelompok kecil seperti itu setiap anggota dapat berpartisipasi aktif menentukan arah perjalanan kelompoknya.

Apabila dilihat dari hubungan antaranggota, maka dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi bukan menjadi alat atau media untuk mencapai tujuan sebagaimana fungsi hubungan itu pada kelompok sosial lainnya. Hubungan dalam kelompok primer merupakan tujuan utama. Setiap anggota berhubungan secara spontan, pribadi, penuh perasaan, dan inklusif. Oleh karena itu, kelompok ini tidak terbentuk atas dasar perjanjian, kepentingan ekonomi maupun politik, atau dalam rangka menyelesaikan tugas tertentu. Mereka berhubungan semata- mata untuk tujuan pribadi. Hubungan seperti itu didasari oleh persamaan tujuan dan keinginan para anggota. Jika salah satu anggota membutuhkan pertolongan, maka anggota lainnya akan dengan senang hati membantu, kalau perlu dengan pengorbanan. Tidak ada unsur paksaan dalam hubungan antaranggota ke- lompok primer. Hubungan semacam itu dapat dilihat pada anggota-anggota sebuah keluarga, yaitu ayah, ibu, dan anak-anak yang selalu berhubungan akrab, saling mengerti, rela membantu, dan berkorban untuk sesama anggota lainnya. Mereka diikat oleh kesamaan cita-cita, yaitu untuk menciptakan keluarga yang harmonis.