Kelompok Formal dan Kelompok Informal

G. Kelompok Formal dan Kelompok Informal

Manusia membutuhkan ba- nyak hal untuk kehidupannya. Da- lam rangka memenuhi kebutuhan tersebut, sering kali manusia harus berinteraksi dengan sesama. Ada- kalanya suatu kebutuhan hanya dapat dicapai bila melibatkan kerja sama banyak orang, sehingga beberapa orang saling bekerja sa- ma untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Sejak adanya kerja sama, sebenarnya

Sumber: Tempo, 31 Oktober 2004

sebuah organisasi sosial sudah ter- Gambar 5.9 Wapres dan para menteri adalah repre- wujud di dalam masyarakat. Or- sentasi sebuah organisasi formal yang disebut negara.

ganisasi sosial adalah kumpulan orang-orang yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan atau untuk memenuhi kebutuhan.

Menurut cara terbentuknya, ada dua macam organisasi sosial, yaitu organi- sasi yang dibentuk secara sengaja, dan organisasi yang terbentuk secara tidak sengaja. Organisasi sosial yang terbentuk secara tidak sengaja disebut kelompok informal (informal group), sedangkan organisasi yang dibentuk secara sengaja disebut kelompok formal (formal group).

Dalam interaksi sehari-hari terbentuklah pola hubungan antarindividu atau antarkelompok. Orang-orang yang memiliki kesamaan kepentingan berkumpul sehingga terbentuk kelompok-kelompok dan kelas-kelas sosial. Terbentuknya kelas dan kelompok sosial seperti ini, bersifat tidak sengaja atau tidak

Klasifikasi Kelompok Sosial dalam Masyarakat

Kelompok informal tidak memiliki struktur yang jelas walaupun keberadaan- nya merupakan bagian dari struktur masyarakat secara umum. Pertemuan- pertemuan warga masyarakat secara berulang kali menghasilkan kelompok- kelompok informal. Banyak sekali kelompok informal di masyarakat. Kelompok etnis, kelompok gender, kelas orang kaya, kelas menengah, dan kelas miskin merupakan wujud kelompok informal. Mereka terbentuk secara tidak sengaja, namun keberadaannya menjadi bagian dari struktur sosial. Kelompok-kelompok ini tidak memiliki nama, anggaran dasar, pimpinan kelompok, apalagi struktur organisasi. Akan tetapi, keberadaan mereka dalam masyarakat memiliki peran penting. Contoh, di sebuah masyarakat tentu terdapat sekelompok orang yang berprofesi sebagai pekerja bangunan. Meskipun tidak ada atau belum pernah ada suatu organisasi yang jelas dan terstruktur yang menghimpun para pekerja bangunan, peran mereka di masyarakat tidak diragukan lagi. Tanpa ada kelompok orang yang berprofesi sebagai pekerja bangunan, maka tidak ada kegiatan pembangunan di masyarakat.

Sebaliknya, kelompok formal dibentuk secara sengaja. Apabila upaya men- capai tujuan bersama ditempuh secara sengaja melalui suatu organisasi, maka terbentuklah kelompok formal (formal group). Misalnya, dalam rangka melayani kebutuhan masyarakat akan kesehatan, secara sengaja beberapa orang mendiri- kan rumah sakit. Rumah sakit merupakan kelompok formal, di dalamnya ter- dapat bagian-bagian yang bertanggung jawab khusus. Setiap bagian mengerjakan tugasnya secara khusus demi tujuan bersama. Setiap bagian sadar bahwa keberadaannya merupakan bagian dari satu kesatuan. Keberadaannya bersifat fungsional, yaitu menjalankan fungsi tertentu yang diembankan kepadanya. Ada bagian pengelola organisasi yang disebut kelompok manajemen, ada dokter- dokter yang bertugas menangani pasien, ada para perawat yang merawat pasien, ada bagian administrasi yang menangani surat-menyurat, hingga para petugas pembersih lantai. Semua memiliki fungsi dan tugas sendiri-sendiri yang telah ditentukan secara formal dan tegas. Apabila salah satu bagian tidak berjalan sebagaimana mestinya, maka keseluruhan kegiatan rumah sakit dalam rangka mencapai tujuan untuk melayani kesehatan masyarakat pasti akan terganggu.

Tugas dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh setiap bagian dari sebuah organisasi formal senantiasa terperinci. Pembagian kedudukan, tugas, dan wewenang seperti itu disebut dengan birokrasi. Menurut Max Weber, sebuah birokrasi digambarkan sebagai berikut.

1. Tugas-tugas organisasi didistribusikan kepada bagian-bagian. Setiap bagian menangani pekerjaan tertentu.

164 Sosiologi SMA/MA Kelas XI

2. Posisi-posisi jabatan dalam organisasi membentuk struktur yang hirarkhis (berjenjang). Setiap jenjang memiliki wewenang dan tanggung jawab yang berbeda sesuai dengan tingkatannya.

3. Ada suatu sistem atau tata kerja yang diatur secara pasti. Aturan-aturan itu menjadi landasan berfungsinya setiap bagian. Dengan aturan yang jelas digariskan, maka jika terjadi pergantian personalia tidak akan mengganggu operasi organisasi secara keseluruhan.

4. Ada sekelompok orang yang duduk dalam staf yang bertugas menangani pengorganisasian kerja dan koordinasi antarbagian.

5. Hubungan di antara para pejabat atau pengurus organisasi bersifat formal dan impersonal. Dengan cara demikian, maka faktor subjektivitas dapat di- hindarkan, sebab subjektivitas dapat mempengaruhi kualitas keputusan yang dibuat. Keputusan yang dipengaruhi subjektivitas dan kepentingan pribadi dapat menyebabkan terjadinya penyelewengan (korupsi, kolusi, dan ne- potisme) dan merugikan organisasi secara keseluruhan.

6. Rekrutmen pegawai didasarkan pada kualifikasi teknis, bukan atas dasar pertimbangan politis, kekerabatan, atau hubungan pribadi. Dengan de- mikian, seseorang menduduki suatu jabatan didasarkan pada kemampuan- nya dalam karir.

Pada masyarakat modern yang semakin kompleks seperti sekarang ini banyak dibentuk kelompok-kelompok formal. Negara dengan birokrasi pemerintahannya adalah contoh sebuah kelompok formal. Keberadaannya sebagai sebuah negara memerlukan syarat administratif dan legal. Misalnya negara Indonesia yang sistem organisasi pemerintahannya diatur melalui sebuah undang-undang dasar. Berdasar undang-undang dasar itu, disusunlah sistem birokrasi dari pusat ke bawah, mulai dari MPR, DPR, DPA, BPK, MA, Presiden dan pembantu-pembantunya, gubernur, bupati, camat, hingga kepada desa. Dalam lingkup yang sempit, Anda merupakan anggota kelompok formal yang disebut OSIS. Setiap tahun Anda memilih para pengurusnya. Pengurus yang terpilih dilantik dan masing-masing memiliki tugas. Apakah Anda termasuk siswa yang beruntung karena turut menjadi pengurus OSIS? Kalau iya, syukurilah dengan cara melaksanakan tugas sebaik-baiknya. Ada banyak pengalaman berharga yang akan Anda peroleh dari sana.

Kelompok formal sebenarnya memiliki pengertian sama dengan organisasi atau asosiasi. Anggota kelompok formal adalah orang-orang yang diatur secara formal untuk mencapai suatu tujuan bersama. Adapun kelompok informal pada dasarnya sama dengan pengertian kelompok sosial atau kelompok kemasyara- katan menurut konsepsi Roberti Bersteidt. Kelompok informal tidak mempunyai struktur dan organisasi yang pasti. Para anggota kelompok informal hanya memiliki kesadaran bersama untuk saling berinteraksi.

Klasifikasi Kelompok Sosial dalam Masyarakat