Membina Hubungan Simbiosis Mutualisma

1. Membina Hubungan Simbiosis Mutualisma

Hubungan simbiosis mutualisma adalah bentuk kerja sama antarkelompok masyarakat yang bersifat saling menguntungkan. Pendekatan ini lebih bersifat kerja sama ekonomi. Dalam bidang ekonomi, kerawanan sosial yang sering muncul adalah kesenjangan antara kelompok orang kaya dan orang miskin, atau antara kelompok orang yang menguasai sumber daya ekonomi dengan kelompok yang tidak menguasai sumber daya ekonomi. Kelompok orang kaya sekaligus yang menguasai sumber daya ekonomi diwakili oleh para pengusaha, sedangkan kelompok orang miskin yang tidak menguasai sumber daya ekonomi

Perkembangan Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural

Kasus yang biasanya terjadi adalah pihak pengusaha bersikap merendahkan para buruh. Para pengusaha merasa be- rada di pihak yang kuat sehingga mem- perlakukan mereka secara kurang pan- tas. Rendahnya upah yang diberikan, ti- dak adanya jaminan kesehatan dan

keselamatan kerja, tidak mengasuransi-

Sumber: Haryana

kan pekerja, dan berbagai bentuk tun-

Gambar 6.9 Buruh adalah mitra para pengu-

saha, sehingga keberadaan mereka tidak boleh

jangan kesejahteraan lainnya, pada

direndahkan.

umumnya menjadi sumber ketidakpuas- an kelompok buruh. Apabila ketidak-puasan itu disalurkan lewat serikat-serikat buruh, dan kemudian menjadi gerakan terorganisasi menuntut hak-hak mereka melalui de-monstrasi dan mogok kerja, berarti telah timbul konflik di antara kedua kelompok sosial tersebut.

Kasus yang sering terjadi di Indonesia adalah demonstrasi kaum buruh menuntut kenaikan upah. Demonstrasi kaum buruh yang paling besar adalah demonstrasi buruh pada bulan Maret hingga April 2006 yang menuntut pemerintah untuk membatalkan rencana perevisian undang-undang yang mengatur hubungan buruh dan majikan. Buruh menganggap undang-undang itu semula berpihak pada nasib kaum buruh, tetapi setelah pemerintah mendapat masukan dari pengusaha dan investor, menilai undang-undang itu menghambat investasi dan perkembangan dunia usaha maka akan direvisi. Sebelum rancangan revisi dibuat, para buruh sudah menolak lewat aksi demontrasi yang kian hari kian meluas, bahkan mengancam akan mogok nasional.

Konflik semacam itu jelas merugikan integrasi bangsa, khususnya integrasi antara pengusaha dan buruh yang sebenarnya dua pihak yang saling mem- butuhkan. Pengusaha tidak mungkin menjalankan usahanya jika tidak ada para buruh yang bekerja. Sebaliknya, para buruh membutuhkan keberadaan para majikan yang membuka usaha sehingga tercipta lapangan kerja bagi buruh. Untuk menciptakan hubungan yang harmonis di antara kedua kelompok sosial itu diperlukan kerjasama yang saling menguntungkan. Pengusaha harus meng- hargai para buruh dengan memberikan imbalan kesejahteraan yang layak. Para buruh pun harus bekerja dengan produktivitas tinggi untuk memajukan peru- sahaan. Pemerintah sebagai pihak ketiga yang berwenang membuat regulasi (peraturan) pun jangan berat sebelah, baik pengusaha maupun buruh harus sama-sama diperhatikan kepentingannya. Aturan yang menguntungkan kedua belah pihak akan membuat kelompok pengusaha tetap dapat beroperasi, dan buruh pun diperhatikan kesejahteraannya. Apabila aturan yang menjamin kondisi seperti itu dapat diwujudkan maka akan tercipta simbiosis mutualisma antara kelompok pengusaha dan kelompok buruh.

200 Sosiologi SMA/MA Kelas XI

Kerjasama saling menguntungkan seperti di atas, tidak hanya dapat diterapkan untuk kalangan pengusaha dengan buruh. Setiap ada dua kelompok atau lebih yang sebenarnya saling membutuhkan dan saling bergantung, sebaiknya diatur agar tercipta simbisosis mutualisma. Petani, tengkulak, dan industri adalah tiga pihak yang saling membutuhkan. Nelayan dan perusahaan pengolah ikan juga demikian, bahkan para pemilik toko dengan para pelayan toko juga memerlukan kerja sama saling menguntungkan itu agar semua ke- lompok terjamin kepentingannya. Apabila salah satu kelompok berusaha menekan kelompok lain baik dengan cara langsung maupun memanipulasi peraturan, maka lama-kelamaan akan pecah konflik dan terjadikan diintegrasi di antara keduanya. Selanjutnya, disintegrasi antarkelompok sosial akan mengganggu kesatuan masyarakat secara umum.