Bentuk-bentuk Integrasi Sosial

1. Bentuk-bentuk Integrasi Sosial

Integrasi sosial adalah bagian dari proses sosial yang berupa kecenderungan untuk saling menarik, saling tergantung, dan saling menyesuaikan diri. Proses ini bisa terjadi secara suka rela maupun secara terpaksa.

Seperti yang telah Anda pelajari, masyarakat selalu bergerak dinamis dan berubah. Perubahan itu terjadi karena masyarakat berkembang semakin maju

Konflik dan Integrasi Sosial Konflik dan Integrasi Sosial

diri, tetapi pekerjaan itu diserahkan

Sumber: Encarta Encyclopedia

Gambar 2.10 Integrasi sosial.

kepada lembaga pendidikan atau guru. Setiap warga masyarakat primitif harus

dapat menghasilkan bahan pangan, pakaian, dan membangun perumahan sen- diri. Namun seiring berkembangnya masyarakat, terjadilah pembagian tugas untuk setiap jenis pekerjaan. Di dalam masyarakat modern sudah terdapat spe- sialisasi tersebut; ada orang yang bertugas sebagai petani, ada orang yang ber- tugas sebagai pedagang, dokter, akuntan, politikus, sekretaris, dan sebagainya. Inilah yang disebut dengan pembagian kerja menurut Emile Durkheim.

Semakin maju suatu masyarakat, maka pembagian kerja akan semakin heterogen dan kompleks. Akan tetapi, kompleksitas dalam masyarakat modern tidak menghancurkan solidaritas sosial, karena justru kerumitan pembagian kerja itu semakin membuat orang-orang atau kelompok-kelompok sosial saling membutuhkan dan saling bergantung. Setiap orang dan setiap kelompok memerlukan jasa pekerjaan orang lain. Tidak ada yang bisa berdiri sendiri, sehingga terjadilah hubungan kerja sama antarkelompok secara fungsional dan saling membutuhkan. Kesadaran akan rasa saling membutuhkan itulah yang memungkinkan terjadinya integrasi sosial.

Sebagai contoh, umumnya warga ma- Infososio syarakat keturunan Tionghoa di Indonesia be- kerja di sektor dunia usaha. Mereka ada yang

PENYELESAIAN KONFLIK

membuka toko penjualan barang kebutuhan

Ada lima cara mengakhiri konflik,

sehari-hari, hingga ada yang menjadi kong-

yaitu:

lomerat dan pemilik jaringan usaha besar,

1. tercapainya kemenangan salah

sedanhkan orang pribumi pada umumnya be-

satu pihak,

kerja di sektor pertanian. Perbedaan pekerja-

2. terjadinya kompromi antara

an ini membuat kedua kelompok sosial yang pihak-pihak yang bertikai, berbeda secara fungsional (pekerjaan) maupun 3. terjadinya rekonsiliasi, secara etnis melakukan kerjasama saling 4. salah satu pihak memaafkan

pihak lain, dan

mendukung. Para pengusaha (toko, pabrik) dari kalangan keturunan Cina membutuhkan 5. pencapaian keadaan sepakat

untuk mengakhiri konflik.

pasokan barang dan tenaga kerja dari

George Simmel

62 Sosiologi SMA/MA Kelas XI 62 Sosiologi SMA/MA Kelas XI

Seperti halnya konflik, integrasi dapat terjadi secara vertikal maupun secara horisontal. Integrasi vertikal terjadi antara kelas-kelas sosial, sedangkan integrasi horizontal terjadi antara kelompok-kelompok sosial di masyarakat. Berikut ini beberapa bentuk integrasi yang lazim terjadi di masyarakat.

a. Integrasi Atas Dasar Paksaan (Coersion) Dalam sebuah masyarakat majemuk seperti Indonesia, konflik antarkelas

maupun antarkelompok sosial sering terjadi. Seringkali, di antara pihak-pihak yang berkonflik sulit mencapai titik temu untuk menyelesaikan persoalan yang membuat mereka selalu berkonflik. Dalam kondisi demikian, diperlukan pihak ketiga yang bertugas mendamaikan kedua belah pihak. Jika integrasi kedua kelompok secara damai tidak diperoleh, maka ditempuh pemaksaan agar mereka menghentikan permusuhan. Pihak ketiga yang mampu menjadi penengah biasanya kelompok yang lebih dominan, misalnya pemerintah melalui aparatnya. Berbagai konflik rasial di Indonesia selama ini, selalu melibatkan pemerintah untuk turun tangan mendamaikan mereka baik dengan cara lunak maupun dengan pemaksaan (coersion).

Upaya meredam konflik dengan pemaksaan sering pula dilakukan dalam bentuk sanksi dari pemerintah (governmental sanction). Jenis-jenis sanksi yang lazim diterapkan, antara lain penyensoran media massa, pembatasan partisipasi politik, dan pengawasan. Terlepas dari akibat buruk yang ditimbulkan akibat penerapan sanksi tersebut, kadang-kadang upaya itu dapat meredam konflik demi menjaga terjadinya integrasi sosial.

b. Integrasi Atas Dasar Saling Ketergantungan Ekonomi Faktor ekonomi merupakan faktor yang paling banyak mengintegrasikan

masyarakat. Setiap orang atau kelompok, tidak mungkin melepaskan diri dari usaha pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari yang bersifat ekonomis. Semakin terspesialisasinya bidang-bidang kehidupan yang dijalani warga masyarakat, berarti semakin tinggi ketergantungan terhadap orang lain. Tidak ada orang yang mampu memenuhi kebutuhan ekonomi tanpa bantuan orang lain. Petani membutuhkan pedagang, sebaliknya pedagang membutuhkan pasokan barang dari petani. Di antara petani sendiri, terjadi saling ketergantungan, misalnya penghasil buah-buahan tentu membutuhkan beras dari penanam padi. Demikian juga di kalangan industri, ketergantungan antara produsen dengan konsumen membentuk ikatan yang mengintegrasikan keduanya dalam jalinan kerjasama saling membutuhkan.

Ketergantungan ekonomi seperti di atas dapat menjalin integrasi antar- kelompok yang lebih luas. Masyarakat kota dengan masyarakat desa, daerah

Konflik dan Integrasi Sosial Konflik dan Integrasi Sosial

c. Solidaritas Mekanis Solidaritas mekanis adalah integrasi sosial yang didasarkan pada kesadaran

kolektif. Kesadaran ini bersumber pada kepercayaan-kepercayaan dan perasaan sentimen yang ada pada suatu masyarakat. Individu-individu dalam masyarakat menganut orientasi nilai yang sama, sehingga praktis otonomi individu hampir tidak ada. Individualitas ditekan hingga tidak muncul sebagai kesadaran baru di masyarakat. Solidaritas mekanis dapat dilihat pada organisasi-organisasi ke- agamaan. Individu-individu yang tergabung dalam organisasi keagamaan tidak diikat oleh paksaan fisik atau harapan mendapatkan keuntungan, akan tetapi karena adanya kepercayaan bersama, cita-cita, dan komitmen moral. Mereka merasa satu kelompok berdasarkan pikiran yang sama. Pembagian kerja dalam tipe solidaritas mekanis relatif kecil, karena semua pekerjaan dilakukan bersama- sama. Ciri khas dari solidaritas mekanis adalah bahwa solidaritas ini didasarkan pada suatu tingkat homogenitas yang tinggi dalam kepercayaan, sentimen, dan komitmen moral.

d. Solidaritas Organis Solidaritas organis diikat oleh kesadaran saling ketergantungan di antara

bagian-bagian dalam masyarakat. Solidaritas ini juga terjadi pada saat suatu go- longan berkonflik dengan golongan lain. Ketika menghadapi musuh dari luar, semua anggota kelompok membentuk solidaritas di dalam. Solidaritas organis bertujuan untuk memperkokoh pertahanan kelompoknya dengan berbagai cara, seperti dengan membentuk organisasi sosial untuk kesejahteraan dan pertahanan bersama, atau dengan mendirikan lembaga-lembaga pendidikan untuk memperkuat ketahanan budaya.