Arah Mobilitas Sosial

1. Arah Mobilitas Sosial

Pada penjelasan mengenai pengertian mobilitas sosial di atas, telah dising- gung adanya mobilitas vertikal dan mobilitas horizontal. Berikut ini akan di- jelaskan lebih jauh mengenai keduanya.

a. Mobilitas Vertikal (Vertical Mobility) Seorang individu atau sekelompok orang se-

cara bersama-sama dapat mengalami perubahan status sosial secara vertikal. Kisah sukses seorang pelajar yang rajin kemudian menjadi karyawan profesional di sebuah perusahaan seperti dice- ritakan sebelumnya, merupakan mobilitas verti- kal yang dialami perseorangan. Adapun contoh mobilitas secara kelompok dapat kita peroleh dari sejarah bangsa kita. Pada zaman penjajahan Belanda, masyarakat pribumi adalah warga negara kelas tiga. Namun, sejak Proklamasi 17 Agustus 1945, penjajahan berakhir dan ma-

Sumber: Hai, Desember 2006

syarakat pribumi berdaulat di negeri sendiri, ter- Gambar 3.4 Dari seorang musisi tingkat lokal. Tia AFI menuju jenjang jadilah perubahan status sosial secara bersama- musisi tingkat nasional. sama, sehingga warga pribumi menjadi tuan di negerinya sendiri. Kejadian seperti ini dialami pula oleh bangsa-bangsa lain pada saat terjajah, termasuk warga kulit hitam di Afrika Selatan pada masa apartheit.

Kedua contoh mobilitas di atas bersifat searah, yaitu naik. Selain mobilitas vertikal naik (social climbing), ada pula mobilitas vertikal turun (social sinking). Mobilitas vertikal naik adalah perpindahan status dan peran dari kelas sosial

Mobilitas Sosial Mobilitas Sosial

Mobilitas sosial vertikal turun, selain dapat dialami perseorangan seperti telah dicontohkan di atas, juga dapat dialami oleh sekelompok orang. Misalnya seorang ayah yang menduduki jabatan cukup tinggi di pemerintahan. Selama masih menjabat, tentu pendapatannya tinggi dan memperoleh berbagai fasilitas dari kantor. Seluruh keluarga pun turut merasakan kenyamanan hidup kelas atas. Namun, ketika sang ayah pensiun dari jabatannya, maka pendapatan akan menurun, tidak ada lagi fasilitas dari kantor, bahkan tidak ada orang yang mau menghormatinya seperti ketika masih menjabat. Perubahan yang dialami sang ayah ini juga berdampak pada istri dan anak-anaknya. Apabila dulu mereka dihormati sebagai isteri dan anak-anak pejabat, kini tidak lagi. Hal seperti ini merupakan bukti bahwa mobilitas sosial vertikal menurun juga dialami oleh sekelompok orang sekaligus.

Apakah Anda pernah mendengar seorang atau beberapa orang siswa dari sebuah sekolah tertangkap mengonsumsi narkoba atau terlibat perkelahian pelajar? Bagaimana pendapat Anda dan teman-teman Anda mengenai sekolah tersebut? Dapatkah Anda menjelaskan hal itu sehubungan dengan mobilitas sosial vertikal menurun secara kelompok?

Berdasarkan contoh-contoh di atas, mobilitas vertikal dapat disimpulkan sebagai perpindahan individu atau kelompok dari satu status sosial ke status sosial lainnya yang tidak sederajat. Proses mobilitas sosial vertikal mengikuti lima prinsip utama, yaitu:

1) tidak ada masyarakat yang benar-benar mutlak tertutup bagi mobilitas sosial vertikal,

2) tidak ada masyarakat yang bebas dalam mobilitas sosial vertikal,

3) setiap masyarakat memiliki ciri-ciri berbeda dalam mobilitas sosial vertikal,

4) setiap faktor menyebabkan ciri-ciri yang berbeda pada mobilitas sosial, dan

5) mobilitas sosial vertikal tidak bersifat kontinu. Oleh karena itu, dalam sistem kasta seperti di India sekalipun, masih

dimungkinkan terjadinya mobilitas sosial vertikal. Misalnya, seorang Brahmana yang melanggar aturan kastanya dapat diturunkan dari kasta tersebut, sementara seorang anggota kasta rendah yang mengawini kasta tinggi dapat terangkat statusnya. Kebebasan yang mutlak pun tidak ada, bahkan dalam masyarakat yang paling demokratis sekali pun.

b. Mobilitas Horizontal (Horizontal Mobility) Sebagaimana dalam mobilitas vertikal naik, mobilitas horisontal juga dapat

dialami oleh seseorang secara individu maupun beberapa orang secara kelompok. Mobilitas jenis kedua ini tidak membuat orang berubah kelas sosial. Perubahan yang terjadi hanya bersifat perpindahan dari suatu kelompok sosial

86 Sosiologi SMA/MA Kelas XI 86 Sosiologi SMA/MA Kelas XI

Perpindahan tempat disebut juga dengan mobilitas lateral (lateral mobility). Mobilitas lateral dapat terjadi dalam bentuk perpindahan warga desa ke kota atau sebaliknya, dari suatu kota ke kota lainnya, atau dari suatu wilayah ke wilayah lainnya. Oleh karena itu, ur-

Sumber: Haryana

banisasi, transmigrasi, emigrasi, dan Gambar 3.5 Mobilitas sosial horizontal. imigrasi merupakan bentuk mobilitas sosial lateral. Dalam perpindahan seperti itu, keanggotaan seseorang dalam suatu masyarakat berubah. Mobilitas lateral sering kali diikuti oleh mobilitas vertikal naik atau turun. Namun, dalam membicarakan mobilitas lateral yang dilihat bukanlah perubahan jenjang sosial ekonominya, melainkan perubahan tempatnya secara geografis.

Mobilitas lateral sering melibatkan banyak orang sekaligus, misalnya pengiriman transmigran dari Jawa dan Bali ke berbagai daerah transmigrasi di Sumatra, Kalimantan, atau Maluku. Beratus-ratus keluarga diberangkatkan sekaligus, bahkan kadang-kadang sebuah desa secara keseluruhan ditransmi- grasikan karena desa tersebut sering dilanda bencana alam atau terkena proyek pembangunan bendungan. Terjadilah mobilitas lateral besar-besaran. Apabila mereka petani, maka daerah tujuannya berupa daerah pertanian. Jika mereka nelayan, daerah tujuan transmigrasinya di tepi pantai sehingga dapat hidup sebagai nelayan. Oleh karena itu, dalam mobilitas lateral seperti ini tidak terjadi perubahan status pekerjaan, sebaliknya, yang terjadi hanyalah perubahan lokasi tempat tinggal.

Setelah beberapa tahun hidup di daerah transmigrasi dan mengalami per- baikan pendapatan, terjadi pula mobilitas ekonomi. Banyak kisah sukses transmigran di luar Jawa. Semula di daerah asal hanya sebagai petani kecil atau buruh tani tanpa sawah, namun setelah membuka lahan pertanian atau perkebunan (karet, kopi, kelapa sawit) di Sumatra atau Kalimantan, mereka menjadi lebih makmur.

Mobilitas sosial horizontal akibat perubahan jenis pekerjaan banyak terjadi di masyarakat, baik kelas sosial ekonomi tingkat bawah, menengah, maupun atas sering mengalami pergantian jenis pekerjaan. Pergantian itu tidak me- nyebabkan turun atau naiknya status sosial ekonomi mereka. Misalnya orang miskin yang berpindah pekerjaan. Semula dia adalah petani yang miskin,

Mobilitas Sosial Mobilitas Sosial

c. Mobilitas Intragenerasi dan Antargenerasi Baik mobilitas sosial vertikal maupun horizontal, dapat terjadi pada seseorang

selama masa hidupnya, dan dapat pula dialami warga masyarakat pada generasi (keturunan) selanjutnya. Dengan kata lain, ada mobilitas intragenerasi dan ada pula mobilitas antargenerasi. Mobilitas intragenerasi adalah perubahan status yang dialami seseorang dalam masa hidupnya. Misalnya, seseorang yang mula- mula petani kemudian meningkat status sosial ekonominya menjadi pengusaha penggilingan padi. Perubahan status sosial dari petani menjadi pengusaha dialami seseorang selama dia hidup.

Adapun mobilitas antargenerasi adalah perbedaan status seseorang di- bandingkan status orang tuanya. Misalnya, ada sebuah keluarga yang selama hidupnya bekerja sebagai nelayan. Keluarga tersebut menyekolahkan anak- anaknya hingga lulus pendidikan tinggi dengan prestasi yang bagus. Dengan bekal pendidikan dan pengalamannya, anak-anak keluarga nelayan tersebut berhasil menjadi guru atau dosen. Dalam hal ini, terjadilah perbedaan status so- sial antara generasi orang tua dengan generasi anak-anaknya. Generasi orang tua bekerja sebagai nelayan dengan tingkat pendidikan rendah, sedangkan ge- nerasi anak-anaknya bekerja sebagai dosen atau guru dengan tingkat pendidikan dan penghasilan lebih tinggi.

Infososio