Pemberontakan DI/TII

2. Pemberontakan DI/TII

Tugas Mandiri Sesuai Perjanjian Renville, pasukan TNI harus ditarik mundur

dari wilayah-wilayah yang diduduki tentara Belanda. Dengan demikian, semua kesatuan di Jawa Barat juga harus ditarik

Terangkan pelaksanaan Operasi

mundur ke Jawa Tengah yang merupakan wilayah RI.

Pagar Betis yang dijalani TNI dengan rakyat di Jawa Barat!

a. Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat

Dari kesepakatan yang dilakukan antara Indonesia dengan Belanda, ternyata Pasukan Hisbullah dan Sabilillah tidak mau mengakui dan menaati hasil Perjanjian Renville dan tetap bertahan di Jawa Barat yang ketika itu masuk dalam wilayah Belanda. Mereka bertahan di Jawa Barat di bawah pimpinan Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo. Kelompok ini menamakan dirinta Derakan Darul Islam. Pada tanggal 7 Agustus 1949, Kartosuwiryo memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) atau Darul Islam (DI) di Malangbong, Tasikmalaya, Jawa Barat. Kartosuwiryo menghimpun pasukan Hisbullah dan Sabilillah untuk membentuk Tentara Islam Indonesia (TII) sebagai kelengkapan pertahanan NII/ DI. Gerakan ini kemudian dikenal dengan singkatan DI/TII.

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP dan MTs Kelas IX

Negara yang baru yang didirikan Kartosuwiryo ini berlandaskan pada ajaran-ajaran Islam. Namun, pada kenyataannya banyak tindakan-tindakan yang di luar ajaran Islam. Tidak sedikit rakyat yang menderita akibat tindakan- tindakan gerombolan DI/TII, seperti perampokan, pembakaran, bahkan pembunuhan.

Semula, pemerintah mencoba menempuh langkah-langkah musyawarah untuk mengatasi pemberontakan. Namun, cara ini tidak berhasil sehingga pemerintah menempuh langkah tegas dengan cara operasi militer. Pemberontakan DI/TII merupakan pemberontakan terpanjang yang pernah terjadi di Indonesia. Hal ini disebabkan DI/TII memperoleh banyak simpati dari rakyat dengan memberikan bantuan dan perlindungan. Oleh karena itu, upaya penumpasan DI/TII sering menemui jalan buntu.

Memasuki awal tahun 1960-an, pasukan TNI dari Divisi melibatkan masyarakat. Operasi tersebut dinamakan Operasi Pagar Betis dan Operasi Bratayuda. Akhirnya, pemberontakan DI/TII dapat ditumpas total pada tanggal 4 Juni 1962. Kartosuwiryo tertangkap di Gunung Geber, Majalaya, untuk kemudian diadili dan dijatuhi hukuman mati.

Gambar 8.7 Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo ditangkap hidup-hidup di Gunung Geber, Majalaya, Jawa Barat pada tanggal 4 Juni 1962.

Sumber:

30 Tahun Indonesia Merdeka

b. Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah Kartosuwiryo mengangkat Amir Fatah untuk memimpin

gerakan DI/TII di Jawa Tengah. Kemudian Amir Fatah menghimpun kekuatan di Brebes, Tegal, dan Pekalongan. Sementara di wilayah Kebumen, Kiai Somalangu membentuk Angkatan Umat Islam (AUI) untuk membantu perjuangan NII. Pemberontakan ini semakin kuat setelah Batalion 624 pada Desember 1951 membelot dan menggabungkan diri dengan DI/TII.

Mempertahankan Keutuhan Bangsa

Penumpasan terhadap pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah dilakukan dengan Operasi Guntur dan Gerakan Banteng Negara, yang tergabung dalam Pasukan Banteng Raiders di bawah pimpinan Letnan Kolonel Ahmad Yani. Berkat operasi itu pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah dapat ditumpas pada 1954. Sementara itu, untuk mengatasi pembelotan Batalion 624, pemerintah melancarkan Operasi Merdeka Timur pimpinan Letkol. Soeharto.

c. Pemberontakan DI/TII di Aceh

Wawasan Sosial

Pemberontakan DI/TII di Aceh digerakkan oleh Daud

Beureueh, yaitu seorang mantan gubernur militer di Aceh yang

Pemberontakan DI/TII di Aceh

merasa sakit hati karena pemerintah pusat di Jakarta

dimulai dengan proklamasi Daud

Beureueh bahwa Aceh merupa-

menurunkan status Aceh yang semula Daerah Istimewa

kan bagian Negara Islam Indonesia

menjadi sebuah karesidenan di bawah Provinsi Sumatra Utara.

di bawah pimpinan Kartosuwiryo

Pemberontakan ini ditandai dengan diproklamasikannya Aceh

pada tanggal 20 September 1953.

sebagai bagian dari NII Kartosuwiryo pada 20 September 1953. Seperti halnya penanganan DI/TII di daerah lain, di Aceh

pun pemerintah mencoba menempuh langkah-langkah musyawarah untuk mengatasi pemberontakan ini. Pada tanggal 21 Desember 1962, diadakan musyawarah kerukunan rakyat Aceh yang melibatkan semua pihak atas usul Pangdam Iskandar Muda Kolonel M. Yasin. Dalam

Tugas Mandiri

musyawarah tersebut, pemerintah berhasil membujuk Daud Beureueh untuk kembali ke pangkuan Republik Indonesia.

Sebutkan peran pendekatan persuatif yang dilakukan

d. Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan

pemerintah dalam penumpasan

Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan digerakkan oleh

DI/TII di Aceh!

Kahar Muzakar, yaitu seorang mantan Komandan Komando Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) yang sakit hati pada pemerintah pusat di Jakarta karena ditolak usulnya untuk memasukkan semua anggota KGSS sebagai anggota APRI (Angkatan Perang Republik Indonesia). Ketika itu pemerintah justru lebih mengutamakan para mantan anggota KNIL yang jelas-jelas berpihak kepada Belanda dalam revolusi fisik.

Oleh karena itu, Kahar Muzakar membawa semua pasukan dan persenjataannya ke hutan. Pada bulan Januari 1952, Kahar Muzakar menyatakan Sulawesi Selatan sebagai bagian dari NII yang diproklamasikan Kartosuwiryo. Pemberontakan yang digalang Kahar Muzakar sangat dahsyat. Bahkan lebih lama dari pemberontakan DI/TII Pusat yang dipimpin langsung Kartosuwiryo di Jawa Barat. hal ini disebabkan gerombolan memanfaatkan keadaan medan pertempuran yang sudah mereka kenal. Selain itu, gerombolan telah

Gambar 8.7 Kahar Muzakar, selama

mengenal karakter rakyat Sulawesi Selatan dengan

kurang kebih 14 tahun melakukan teror dan

menanamkan kesukuan yang kuat di hati rakyat. Pada bulan

pengacauan di Sula-

Februari 1965, Kahar Muzakar terbunuh dalam sebuah

wesi Selatan berhasil

serangan TNI. Pemberontakan DI/TII yang dipimpin Kahar

ditembak mati oleh pasukan TNI Divisi

Muzakar baru dapat ditumpas sepenuhnya pada bulan Juli

Siliwangi.

1965. Penumpasan dilakukan oleh pasukan Teritorium VII

Sumber:

30 Tahun Indonesia Merdeka

diteruskan Divisi Siliwangi.

268

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP dan MTs Kelas IX

Mempertahankan Keutuhan Bangsa

e. Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan digerakkan

oleh Ibnu Hajar, yaitu seorang mantan anggota TNI berpangkat letnan dua yang merasa sakit hati pada pemerintah pusat di Jakarta. Ibnu Hajar memimpin sebuah pasukan yang dinamakannya Kesatuan Rakyat Yang Tertindas (KRYT) dan menyatakan Kalimantan Selatan sebagai bagian dari NII yang diproklamasikan Kartosuwiryo. KRYT di bawah pimpinan Ibnu Hajar gencar menyerang pos-pos TNI di berbagai wilayah.

Seperti halnya penanganan DI/TII di daerah lain, pemerintah terlebih dahulu mencoba menempuh langkah-langkah musyawarah untuk mengatasi pemberontakan. Pemerintah menawarkan penerimaan kembali seluruh anggota KRYT ke dalam TNI, asal mereka menghentikan pemberontakannya. Namun hal ini justru digunakan oleh Ibnu Hajar dan KRYT untuk mengelabui pemerintah. Tepat setelah upacara penerimaan kembali KRYT sebagai anggota TNI, seluruh anggota KRYT melarikan diri ke hutan dengan membawa seluruh persenjataan yang baru mereka peroleh dari TNI.

Akhirnya, pemerintah mengambil tindakan tegas dengan melancarkan operasi militer besar-besaran di seluruh Kalimantan Selatan. Dalam sebuah operasi pada bulan Juli 1963, Ibnu Hajar berhasil ditangkap yang selanjutnya diadili dalam Mahkamah Militer. Dalam pengadilan tersebut, ia dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman mati.

Dokumen yang terkait

Slamet Muryono Dwi Wulan Titik Andari

0 0 16

PEMBUATAN CUKA ALAMI BUAH SALAK DAN PISANG KEPOK BESERTA KULITNYA TEKNIK FERMENTASI Dwi Ratna Febriani1 , Zidni Azizati2

0 0 6

BAB II Tinjauan Umum Tentang Perjanjian A. Pengertian dan Hakekat Perjanjian - Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Bangunan Pabrik Kelapa Sawit Antara PT. Bima Dwi Pertiwi Nusantara Dengan PT. Mutiara Sawit Lestari

0 0 34

BAB I Pendahuluan A. Latar belakang Masalah - Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Bangunan Pabrik Kelapa Sawit Antara PT. Bima Dwi Pertiwi Nusantara Dengan PT. Mutiara Sawit Lestari

0 1 14

Didi Nuryadin, Rini Dwi Astuti, Ardito Bhinadi

0 0 6

1 FABRIKASI ELEKTRODA KARBON NANOPORI UNTUK CAPACITIVE DEIONIZATION FABRICATION OF NANOPOROUS CARBON ELECTRODES FOR CAPACITIVE DEIONIZATION Dwi Hany Eryati1 , Memoria Rosi2 , Ismudiati Puri Handayani3

0 0 8

PERANCANGAN SISTEM IDENTIFIKASI KUALITAS KAYU UNTUK QUALITY KONTROL BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Timber Identification System Design For Quality Control Based On Digital Image Processing Igun Gunawan1 , Junartho Halomoan, ST.,MT.2 , Ratri Dwi Atmaja,

0 1 8

Jonathan Togatorop1 , Eko Darwianto ST., MT.2 , Dawam Dwi Jatmiko Suwawi, ST., MT.3

0 0 7

Goklas Giovanni Sitompul1 , Ridha Muldina Negara, S.T., M.T.3 , Danu Dwi Sanjoyo, S.T., M.T.3

0 1 8

Yanti Dwi Astuti Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga yantiastutiuin-suka.ac.id Abstrak - Kontruksi Perempuan dalam Media Baru: Analisis Semiotik Meme Ibu-Ibu Naik Motor di Media Sosial

0 4 25