Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB)

1. Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB)

Untuk mewujudkan politik luar negeri bebas aktif dan berpartisipasi dalam pelaksanaan ketertiban dunia dan perdamaian abadi, Indonesia menjadi anggota PBB pada tanggal

27 September 1950, dengan nomor urut anggota 60 dan sejak itu bendera Merah Putih pun dikibarkan di Markas Besar PBB bersama dengan bendera 59 negara anggota PBB lainnya..

Keanggotaan PBB ada dua yaitu anggota asli dan tambahan. Anggota asli PBB yaitu yang menandatangani Piagam San Fransisco (Charter of Peace), beranggotakan 51 negara. Dan, anggota tambahan yaitu negara yang keanggotaannya setelah ditentukan oleh Majelis Umum atas pertimbangan Dewan Keamanan. Syarat menjadi anggota PBB adalah:

a. cinta damai,

b. negara merdeka dan berdaulat,

c. mendapat persetujuan dari Majelis Umum atas usul dewan keamanan PBB,

d. sanggup bersedia memenuhi kewajiban yang tercantum dalam Piagam PBB.

PBB memiliki berbagai organisasi lain yang bergerak di bidang sosial, budaya, pendidikan, perburuhan, dan sebagainya. Organisasi-organisasi tersebut di antaranya sebagai berikut.

a. UNICEF UNICEF (United Nations International Children Emergency

Fund) didirikan pada tanggal 11 Desember 1946 dan Gambar 9.1 memiliki tugas menolong dan menyantuni anak-anak yang Pengibaran bendera

Merah Putih di depan

mengalami penderitaan akibat kemiskinan, cacat, bencana

Markas Besar PBB

alam, dan korban perang. UNICEF memiliki 41 anggota yang

setelah Indonesia di-

dipilih oleh Dewan Ekonomi dan Sosial PBB untuk masa terima sebagai anggota

yang ke-60.

tiga tahun berdasarkan pembagian kawasan geografi, Sumber:

30 Tahun Indonesia

perwakilan negara-negara penyumbang dan penerima.

Merdeka.

Kerja Sama Internasional

UNESCO (United Nations Educational Scientific and Cultural Organization) merupakan organisasi pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan PBB yang didirikan pada

4 November 1946. UNESCO bertugas membina kerja sama internasional di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.

c. UNHCR

UNHCR (United Nations High Commisioner for Refugees) merupakan komisi PBB untuk pengungsi yang didirikan pada 1 Januari 1951. UNHCR bertugas menangani dan membantu pengungsi antarnegara.

d. WHO

WHO (World Health Organization) merupakan organisasi kesehatan dunia yang didirikan pada 7 April 1948. WHO bertugas membantu negara anggota PBB dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.

e. IMF

IMF (International Monetary Fund) atau Dana Moneter Internasional didirikan 27 Desember 1945. Tugas IMF yaitu meningkatkan kerja sama moneter dan perdagangan internasional.

f. ILO

ILO (International Labour Organization) merupakan organisasi perburuhan internasional yang didirikan pada 11 April 1911. ILO bergabung dengan PBB pada tahun 1946. ILO memiliki tugas untuk mengusahakan keadilan sosial ekonomi dan meningkatkan taraf hidup buruh (pekerja).

g. FAO

FAO (Food and Agriculture Organizations) merupakan organisasi pangan dan pertanian PBB. FAO didirikan pada

16 Oktober 1945. FAO memiliki tugas mengembangkan pertanian dan meningkatkan standar gizi penduduk dunia.

Diterimanya Indonesia menjadi anggota PBB, bertujuan agar Indonesia yang ketika itu baru merdeka mendapat pengakuan dunia internasional sebagai negara yang berdaulat.

Setelah diterima sebagai anggota PBB, untuk pertama kalinya Indonesia mengirim delegasi pada Sidang Umum PBB dengan susunan sebagai berikut.

Ketua

: Mr. Mohammad Roem

Wakil Ketua : L.N. Palar Anggota

: Dr. Darmasetiawan, Mr. Soemanang, Mr. Tambunan, Prawoto, Mr. Soedjono

Pada awal masa keanggotaan di PBB, hak tersebut digunakan Indonesia dengan sebaik-baiknya untuk memperjuangkan Irian Barat hingga akhirnya wilayah Irian Barat dikembalikan pada Indonesia tahun 1963.

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP dan MTs Kelas IX

Gambar 9.2 Pidato Presiden dimuka rapat umum anti pangkalan militer asing di Jakarta pada tanggal 7 Januari 1965, dalam rapat itu presiden mengeluarkan pernyataan keluar dari PBB. Pernyataan presiden itu didukung oleh mahasiswa yang tergabung dalam PPMI.

Sumber:

30 Tahun Indonesia Merdeka.

Namun, Indonesia pernah menyatakan diri keluar dari PBB pada tanggal 7 Januari 1965. Keluarnya Indonesia dari keanggotaan PBB saat itu karena terpilihnya Malaysia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Saat itu, Indonesia dan Malaysia sedang terlibat konfrontasi. Setelah jatuhnya rezim Orde Lama dan dihentikannya konfrontasi dengan Malaysia, Indonesia kembali menjadi anggota PBB pada 28 September 1966.

Berbagai manfaat diperoleh Indonesia dengan menjadi anggota PBB. Dalam revolusi mempertahankan kemerdekaan dan upaya mendapat pengakuan kedaulatan antara tahun 1945–1950, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi tanggal 28 Januari 1949 tentang perubahan Komisi Tiga Negara (KTN) menjadi UNCI (United Nations Commision on Indonesia) yang bertugas membantu kelancaran perundingan Republik Indonesia dan Belanda. UNCI berhasil mengajak pihak Indonesia dan Belanda bertemu di meja perundingan pada tanggal 7 Mei 1949. Perundingan tersebut dikenal dengan Perundingan Roem - Royen (diambil dari nama ketua delegasi Indonesia Mr. Moh. Roem dan ketua delegasi Belanda Dr. Van Royen). Perundingan Roem Royen merupakan tahap awal sebelum digelarnya Konferensi Meja Bundar (KMB) yang diselenggarakan pada tanggal 27 Desember 1949, dengan hasil adanya pengakuan kedaulatan pemerintah Belanda terhadap Republik Indonesia.

Manfaat lain dengan menjadi anggota PBB yaitu

Tugas Mandiri

memungkinkan Indonesia mendapat banyak bantuan dari berbagai lembaga yang bernaung di bawah PBB. Dari UNESCO,

Belajar dari kejadian yang kamu

pemerintah Indonesia pernah mendapat bantuan keuangan

alami sehari-hari, dapat mengenal

untuk perbaikan Candi Borobudur dan pengembangan ilmu

diri kamu lebih dalam.

pengetahuan. Dari UNICEF, Indonesia mendapat bantuan

Berikan penilaian mengenai diri

berupa susu bubuk bergizi tinggi untuk memelihara kesehatan

kamu dengan menjawab per-

anak-anak Indonesia. FAO memberikan bantuan yang sangat Sebutkan syarat menjadi berguna dalam bidang pertanian. IMF dan ADB berjasa dengan anggota PBB dan manfaat yang

diperoleh Indonesia sebagai

memberikan pinjaman berbunga rendah untuk membiayai

anggota PBB!

pembangunan Indonesia.

Kerja Sama Internasional

Tugas Mandiri

1. Sebutkan peran Indonesia dalam PBB! 2. Apa peran PBB terhadap In- donesia?

Gambar 9.3 Upacara pelepasan Pasukan Garuda oleh Presiden Soekarno di halaman Istana Merdeka pada tanggal 31 Desember 1956.

Sumber:

30 Tahun Indonesia Merdeka

Sebagai anggota PBB, Indonesia juga mencoba untuk aktif melaksanakan tugas-tugas yang diberikan PBB. Pada 6 Januari 1957 pemerintah Indonesia mengirimkan Pasukan Garuda I ke Sinai, yang dipimpin oleh Kolonel Hartoyo yang digantikan oleh Kolonel Suadi . Pasukan Garuda I tergabung dalam UNEF (United Nation Emergency Forces), terdiri atas Teritorium IV Diponegoro dan Teritorium Brawijaya berkekuatan 550 personel.

Untuk kedua kalinya, Indonesia diminta mengirimkan pasukan untuk bergabung dengan Pasukan Penjaga Perdamaian PBB. Pada 10 September 1960, pasukan Indonesia bergabung dengan UNOC. Pasukan Indonesia terdiri atas Batalyon 330/Siliwangi, Detasemen Polisi Militer, dan Peleton STB/KKO AL. Pasukan tersebut dinamakan Pasukan Garuda II. Pasukan Garuda II dipimpin oleh Letkol. Solichin Gautama Purwanegara. Pasukan Garuda II bertugas sampai bulan Mei 1961. Namun, UNOC

Wawasan Sosial

meminta agar pasukan Indonesia diperbesar menjadi satu brigade yang dinamakan Pasukan Garuda III. Pasukan Garuda

ICCS (International Commision

III terdiri atas Batalyon 530/Brawijaya, Batalyon BB-1/Bukit

of Control and Supervision)

Barisan, Batalyon 7 Kavaleri, satu Batalyon Artileri Sasaran Udara

memangkul tugas sebagai berikut.

(ARSU), dan beberapa unsur bantuan seperti detasemen

1. Mengawasi atau mencegah

peralatan dan kesehatan. Pasukan Garuda III bertugas di Kongo

pelanggaran-pelanggaran

antara bulan Desember 1962 sampai bulan Agustus 1964.

dan menjaga status quo.

Pasukan Garuda III dipimpin oleh Brigadir Jenderal Kemal Idris.

2. Mengawasi evakuasi pasukan.

Selanjutnya untuk mengatasi masalah Vietnam Selatan yang

3. Mengawasi evakuasi alat-

berkembang menjadi masalah internasional yang

alat perang.

membahayakan perdamaian dunia, PBB pun meminta

4. Mengawasi pertukaran tawanan perang.

Indonesia, Kanada, Hongaria, dan Polandia untuk mengirimkan tentaranya guna melaksanakan tugas ICCS (Internasional Commission of Control and Supervision) .

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP dan MTs Kelas IX

Pemerintah Indonesia mengirimkan Pasukan Garuda IV dengan kekuatan 290 orang dipimpin oleh Letnan Jenderal H.R. Dharsono. Pasukan Garuda IV bertugas antara Januari 1973 hingga Juli 1973, selanjutnya digantikan oleh Pasukan Garuda V dan VI. Pasukan Garuda VI ditarik dari Vietnam tahun 1975, karena seluruh Vietnam diduduki Vietnam Utara yang berhaluan komunis.

Pada Oktober 1973, perang antara Mesir–Israel kembali pecah. Guna menyelesaikan krisis Timur Tengah, Dewan Keamanan PBB menyerukan diadakannya gencatan senjata dan pengosongan daerah Gaza oleh Israel. Untuk itu, pemerintah Indonesia pada tanggal 25 Desember 1973 mengirimkan Pasukan Garuda VII yang tergabung dalam Pasukan Pemelihara Perdamaian UNEF (United Nation Emergency Forces). Tugas Pasukan Garuda VII selesai pada tanggal 23 September 1974, kemudian digantikan Pasukan Garuda VIII dipimpin Kolonel Sudiman Saleh yang bertugas dari tanggal 17 Februari 1975 hingga tahun 1979.

Pada saat terjadi perang saudara di Yugoslavia hingga berkembang menjadi perang antaretnik yang berlangsung lama dan memakan banyak korban jiwa, Indonesia pun ikut berpartisipasi mengirimkan pasukan dan bergabung dalam Pasukan Pemelihara Perdamaian di Bosnia.

Peran Indonesia dalam pasukan perdamaian PBB antara lain juga ditunjukkan dengan mengirimkan Pasukan Garuda ke IX ke Irak dan Iran pada tahun 1988 di bawah pimpinan Letkol. Soeharto, yang selanjutnya bergabung dengan UNIMOG. Selain itu juga dalam pengiriman Pasukan Garuda ke XII ke Kamboja pada tahun 1992.

Dokumen yang terkait

Slamet Muryono Dwi Wulan Titik Andari

0 0 16

PEMBUATAN CUKA ALAMI BUAH SALAK DAN PISANG KEPOK BESERTA KULITNYA TEKNIK FERMENTASI Dwi Ratna Febriani1 , Zidni Azizati2

0 0 6

BAB II Tinjauan Umum Tentang Perjanjian A. Pengertian dan Hakekat Perjanjian - Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Bangunan Pabrik Kelapa Sawit Antara PT. Bima Dwi Pertiwi Nusantara Dengan PT. Mutiara Sawit Lestari

0 0 34

BAB I Pendahuluan A. Latar belakang Masalah - Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Bangunan Pabrik Kelapa Sawit Antara PT. Bima Dwi Pertiwi Nusantara Dengan PT. Mutiara Sawit Lestari

0 1 14

Didi Nuryadin, Rini Dwi Astuti, Ardito Bhinadi

0 0 6

1 FABRIKASI ELEKTRODA KARBON NANOPORI UNTUK CAPACITIVE DEIONIZATION FABRICATION OF NANOPOROUS CARBON ELECTRODES FOR CAPACITIVE DEIONIZATION Dwi Hany Eryati1 , Memoria Rosi2 , Ismudiati Puri Handayani3

0 0 8

PERANCANGAN SISTEM IDENTIFIKASI KUALITAS KAYU UNTUK QUALITY KONTROL BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Timber Identification System Design For Quality Control Based On Digital Image Processing Igun Gunawan1 , Junartho Halomoan, ST.,MT.2 , Ratri Dwi Atmaja,

0 1 8

Jonathan Togatorop1 , Eko Darwianto ST., MT.2 , Dawam Dwi Jatmiko Suwawi, ST., MT.3

0 0 7

Goklas Giovanni Sitompul1 , Ridha Muldina Negara, S.T., M.T.3 , Danu Dwi Sanjoyo, S.T., M.T.3

0 1 8

Yanti Dwi Astuti Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga yantiastutiuin-suka.ac.id Abstrak - Kontruksi Perempuan dalam Media Baru: Analisis Semiotik Meme Ibu-Ibu Naik Motor di Media Sosial

0 4 25