sumber. Tujuannya adalah untuk membantu orang-orang mencapai tingkat tertinggi kemampuan mereka melalui suatu pemahaman akan masa lalu mereka,
masa kini, dan potensinya. Inilah suatu teori yang mencerminkan komitmen lama berabad-abad pekerjaan sosial. Walaupun bagi banyak kalangan terapi psikososial
tampak ketinggalan zaman, ia akan terus menjadi esensi dari praktik pekerjaan sosial kontemporer Turner, dalam Roberts dan Greene, 2008:174.
2.7 Penelitian Terdahulu yang Relevan
Pada bulan Agustus tahun 2012, seorang mahasiswa Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Universitas Negeri Surabaya, Herditya Febrian
Yosianto, mempublikasikan jurnal ilmiah penelitiannya yang berjudul Studi Kualitatif Cognitive Behaviour Therapy pada Bipolar Disorder. Teknik
penelitian dan metode yang digunakannya hampir sama dengan teknik yang peneliti gunakan sekarang. Hanya saja peneliti tidak menggunakan mood chart
seperti pada studi kognitif tersebut.
Dari hasil penelitiannya peneliti mendapati bahwa memang gejala penderita bipolar sulit diprediksi polanya bila tanpa perhatian yang khusus.
Gejala-gejala timbul sangat kuat dan biasanya stimulus yang terkuat adalah dari faktor orang-orang terdekat dalam hubungan sosial seperti keluarga. Terapi
pendampingan yang dilakukan kepada penderita bipolar haruslah bersifat afeksi sekaligus edukasi untuk mengantisipasi dan mencegah kekambuhan. Belajar dari
penelitian tersebut, peneliti akan mencoba melakukan intervensi mikro partisipatif dengan subjek penelitian yang tidak dilakukan oleh peneliti sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian berikutnya yang menjadi acuan peneliti adalah penelitian yang dilakukan oleh Christivani MJ Pardede dari Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara pada tahun 2012. Penelitiannya adalah tentang Karakteristik Penderita Percobaan Bunuh Diri denga Racun di RSUD Dr. Pirngadi
Koda Medan Tahun 2006-2011. Hasil penelitian yang menjadi bahan peneliti adalah kelompok usia dewasa muda 15-29 tahun yang mendominasi kasus upaya
bunuh diri sebanyak 69 dengan jumlah total 80 kasus. Hasil penelitian berikutnya yang menjadi perhatian peneliti adalah
proporsi tertinggi penderita percobaan bunuh diri yang didominasi oleh penderita dengan gangguan psikosa dimana 62,9 dari mereka adalah penderita gangguan
bipolar disorder.
2.8 Kerangka Pemikiran
Masalah kesehatan di dunia secara umum dan di Indonesia secara khusus semakin kompleks. Tidak hanya sebatas kesehatan fisik atau ragawi namun juga
kesehatan mental atau rohani. Hal ini sangatlah penting, karena ukuran kesejahteraan suatu negara dinilai dari tingkat kesehatannya. Apabila tingkat
kesehatan suatu masyarakat dalam suatu negara sudah terjamin baik maka kesejahteraan atau kemajuan negara tersebut pun akaan terjamin.
Masalah kesehatan merupakan masalah sosial. Terlebih ketika masalah itu bisa mengancam banyak orang atau negara dan menjadi suatu endemi. Salah satu
masalah kesehatan yang sedang mewabah adalah masalah kesehatan mental. Fenomena bunuh diri yang setiap tahun semakin bertambah di dunia menurut data
WHO, 90 pelakunya adalah individu yang mengalami gangguan mental.
Universitas Sumatera Utara
Institut Nasional Kesehatan Amerika Serikat mencatat bahwa dari 90 penderita gangguan tersebut menderita depresi. 50 penderita tersebut terbilang
memiliki gangguan bipolar dan 30 dari mereka berhasil melakukan bunuh diri. Di Indonesia sendiri sudah mulai terdeteksi cukup banyak penderita bipolar.
Mirisnya, kelompok yang menderita penyakit ini berada pada usia produktif yakni remaja hingga dewasa muda. Banyak penelitian sedang dilakukan tentang
penyakit bipolar di Indonesia. Penyakit bipolar ini akan sangat mempengaruhi keberfungsian sosial
seseorang karena secara total dia akan sulit berfungsi saat episode depresi namun akan sangat jenius pada episode mania. Selain itu, tingkat risiko bunuh diri pada
penderita penyakit bipolar disinyalir sangat tinggi. Karena penyakit ini berkaitan dengan perasaan atau emosi seseorang,
terapi melalui obat-obatan atau farmakoterapi saja tidak cukup membantu. Bahkan banyak kasus yang membuktikan bahwa obat-obatan yang diminum bisa
memperparah kondisi penderita bahkan menimbulkan efek samping penyakit baru.
Terapi pendampingan psikososial oleh bantuan pekerja sosial ataupun orang-orang terdekat penderita seperti keluarga, sahabat atau guru dimaksudkan
sebagai cara yang lebih efektif untuk membantu pemulihan penderita bipolar. Dukungan dan kasih sayang orang-orang terdekat dirasakan dapat mampu
meningkatkan keberfungsian sosial penderita dan menurunkan tingkat risiko bunuh diri. Untuk itulah penelitian ini dilakukan demi mencari tahu cara-cara
paling efektif dan nyata dalam terapi pendampingan psikososial.
Bagan Alur Pikir
Universitas Sumatera Utara
Bagan 2.1 Bagan Alur Pikir
2.9 Definisi Konsep