Balada Romance Elegi Ode Himne Epigram Satire

Kemasyarakatan 99 harap berjaga. Kita memasuki daerah perang. Kalau peluru pertama sudah meledak kita harus paling dulu menyerang dan mati atau menang. Mintalah pamit kepada anak dan keluarga dan bilang: Tak ada lagi waktu buat cinta dan bersenang. Kita simpan kesenian dan budaya di hari tua. Kita mengangkat senjata selagi muda dan mati atau menang.

2. Menyebutkan jenis puisi yang didengar

Berdasarkan isinya, puisi modern terdiri atas balada, romance baca romans, elegi, ode, himne, epigram, dan satire.

a. Balada

Balada adalah puisi yang berisi kisah cerita.

b. Romance

Romance ialah puisi yang berisi luapan perasaan kasih sayang terhadap kekasihnya.

c. Elegi

Elegi ialah sajak atau puisi bersedih-sedih, suara sukma yang meratap-ratap, batin yang merintih.

d. Ode

Ode ialah sajak yang berisi pujian dan sanjungan terhadap seseorang yang besar jasanya dalam masyarakat, seseorang yang dianggap pahlawan bangsa karena darma baktinya kepada nusa dan bangsa.

e. Himne

Himne ialah sajak pujian kepada Tuhan atau sajak keagamaan.

f. Epigram

Epigram ialah sajak yang berisi ajaran hidup, semangat perjuangan.

g. Satire

Satire ialah sajak yang berisi kritik atau sindiran yang pedas atau kepincangan- kepincangan yang terlihat dalam masyarakat. Uji Kompetensi 7.4 1. Menurut isinya, termasuk jenis puisi apakah puisi yang dibacakan teman Anda dengan judul ”Damai”? Berilah argumen disertai kutipan yang mendukung pendapat tadi 2. Menurut isinya, termasuk puisi apakah ”Peluru Pertama” karya Subagio Sastrowardoyo tersebut? Berilah argumen disertai kutipan yang mendukung Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMAMA Kelas X 100 3. Menyebutkan maksud puisi Salah seorang siswa diminta membacakan puisi berikut ini, yang lain menyimaknya. Cerita Merdeka Karya: Yosias Mapandin SMA Sulsel Merdeka Kata itu selalu terngiang di telingaku Aku tanya pada ibuku Apa artinya merdeka ”Merdeka ialah beras masih penuh di karung.” Aku tanya pada ayahku Ia menjawab: ”Bila rokok masih ada di dalam saku bajuku.” Aku lalu bertanya pada kakekku Ia menjawab: ”Bila kerbau masih banyak, maka kita merdeka.” Aku bertanya pada nenekku Ia berkata: ”Bila sirih dan pinang masih ada, maka aku merdeka.” Aku lalu bertanya kepada adikku yang masih sekolah di TK Ia dengan lantang menjawab: ”Bila Indonesia masih bersatu, kita akan merdeka.” Horison, Januari 2003 Uji Kompetensi 7.5 1. Jelaskan maksud puisi ”Cerita Merdeka” karya Yosias Mapandin tersebut 2. Amanat apa yang tersirat pada puisi tersebut? Tugas 7.2 1. Carilah beberapa kumpulan puisi dari media massa 2. Analisislah puisi yang Anda temukan tadi dalam hal: a. nama puisi yang menurut isinya b. tema puisi c. maksud puisi d. amanat Kemasyarakatan 101 4. Mengungkapkan isi puisi dengan kata-kata sendiri Memparafrasakan puisi ke dalam sebuah paragraf Biasanya, untuk dapat memberi makna pada sebuah puisi, seseorang merasa perlu melalui tahap membuat parafrasa. Membuat parafrasa puisi adalah kegiatan mengubah atau mengungkapkan kembali puisi ke bentuk lain biasanya prosa tanpa mengubah pengertian dengan maksud untuk dapat menjelaskan maknanya yang tersembunyi. Parafrasa biasanya diawali dengan menambahi atau menyelipkan kata-kata atau tanda baca dalam puisi bersangkutan. Maksudnya adalah agar kalimat-kalimat, larik-larik, dan bait-bait terasa lebih lancar. Cara ini juga bertujuan menampilkan kembali kata-kata atau tanda-tanda baca yang semula sengaja dihilangkan oleh penyairnya. Kata-kata atau tanda- tanda baca tambahan tersebut ditempatkan dalam tanda kurung. Langkah selanjutnya, mengubah puisi tersebut ke dalam bentuk prosa yang kata-kata di dalamnya sudah didominasi kata-kata atau kalimat-kalimat si pembuat parafrasa. Perhatikan contoh berikut Surat dari Ibu Karya: Asrul Sani Pergi ke dunia luas, anakku sayang pergi ke dunia bebas Selama angin masih angin buritan dan matahari pagi menyinar daun-daunan dalam rimba dan padang hijau Pergi ke laut lepas, anakku sayang pergi ke alam bebas Selama hari belum petang dan warna senja belum kemerah-merahan menutup pintu waktu lampau Jika bayang telah pudar dan elang laut pulang ke sarang angin bertiup ke benua tiang-tiang akan kering sendiri dan nakhoda sudah tahu pedoman boleh engkau datang padaku Kembali pulang, anakku sayang kembali ke balik malam Jika kapalmu telah rapat kita akan bercerita ”tentang cinta dan hidupmu pagi hari” Contoh hasil parafrasa: Bentuk 1 satu bait Pergilah ke dunia yang sangat luas itu anakku yang sangat kusayangi. Pergilah ke dunia yang begitu menjanjikan kebebasan. Pergilah, selama angin masih berupa angin buritan dan matahari pagi masih menyinari daun-daunan yang ada dalam hutan rimba dan yang ada di padang rumput yang menghijau. Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMAMA Kelas X 102 Bentuk 2 Seorang ibu orang tua meminta anaknya yang sangat disayangi untuk mengembara mencari pengalaman dan pengetahuan di mana pun di dunia ini yang begitu luas dan bebas. Kesempatan pengembaraan itu tidak ada batas waktunya; selama angin masih angin buritan dan matahari masih bersinar. Setelah setiap bait diparafrasakan, untuk menyingkat pengungkapan makna atau pesan puisi, Anda dapat meringkas parafrasa tersebut dalam sebuah paragraf. Uji Kompetensi 7.6 Parafrasakan puisi di bawah ini Pahlawan Tak Dikenal Toto Sudarto Bachtiar Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring Tapi bukan tidur, sayang Sebuah lubang peluru bundar di dadanya Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang Dia tidak ingat bilamana dia datang Kedua tangannya memeluk senapan Dia tidak tahu untuk siapa dia datang Kemudian dia terbaring, tetapi bukan tidur sayang Wajah sunyi setengah tengadah Menangkap sepi padang senja Dunia tambah beku di tengah derap dan suara menderu Dia masih sangat muda Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun Orang-orang ingin kembali memandangnya Sambil merangkai karangan bunga Tapi yang tampak wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring Tetapi bukan tidur, sayang Sebuah lubang peluru bundar di dadanya Senyum bekunya mau berkata: aku sangat muda Kemasyarakatan 103

B. Membaca