Membandingkan nilai-nilai dalam karya sastra Melayu Klasik dengan nilai-nilai masa kini

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMAMA Kelas X 202 Nilai moral Nilai sosial Si anak tidak berbakti kepada ibunya, bahkan menyia-nyiakan. Si Umbat Muda lebih suka mema- merkan kekayaan dan kelebihannya kepada tetangga-tetangganya, sombong, semata-mata demi kepen- tingan sendiri. Nilai moral Nilai sosial Si anak tidak berbakti kepada ibunya, bahkan menyia-nyiakan. Si Umbat Muda lebih suka mema- merkan kekayaan dan kele- bihannya kepada tetangga- tetangganya, sombong, semata- mata demi kepentingan sendiri. Banyak peristiwa yang menandakan tingkat keber- baktian anak kepada orang yang lebih tua semakin luntur. Sikap suka pamer, som- bong, tidak peduli dengan penderitaan orang lain semakin menggejala dalam kehidupan sehari-hari. Ke- senjangan miskin dan kaya semakin melebar karena menipisnya toleransi. Contoh nilai-nilai pada karya sastra Melayu Klasik berjudul ”Si Umbat Muda Gadis Durhaka” Jenis Nilai Rumusan Kutipan Pendukung Uji Kompetensi 12.6 1. Carilah karya sastra Melayu Klasik di perpustakaan sekolah Anda 2. Sebutkan nilai-nilai yang terdapat pada karya sastra yang Anda temukan tersebut dengan mencantumkan kutipan pendukungnya

2. Membandingkan nilai-nilai dalam karya sastra Melayu Klasik dengan nilai-nilai masa kini

Karya sastra mengandung nilai-nilai. Jika dihayati nilai-nilai tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita simak kembali sastra Melayu Klasik dari Riau ”Si Umbat Muda Gadis Durhaka” pada pelajaran yang lalu Perhatikan perbandingan nilai-nilai di dalamnya dengan kehidupan saat ini Jenis Nilai Dalam Cerita Dalam Kehidupan Sekarang Kegemaran 203 Tugas 12.2 1. Carilah sebuah cerita rakyatsastra Melayu Klasik dari daerah Anda 2. Analisislah untuk menemukan nilai-nilai di dalamnya 3. Bandingkan dengan nilai-nilai atau kecenderungan yang tengah terjadi dalam kehidupan nyata Anda sekarang 4. Gunakan format di atas untuk menyusun laporannya 5. Lakukan secara berkelompok

B. Menulis

Tujuan Pembelajaran: Anda diharapkan dapat menentukan topik yang berhubungan dengan pengalaman orang lain untuk menulis cerita pendek; menulis kerangka cerita pendek dengan memerhatikan pelaku, peristiwa, latar; serta mengembangkan kerangka yang telah dibuat dalam bentuk cerpen pelaku, peristiwa, latar dengan memerhatikan pilihan kata, tanda baca, dan ejaan. Menulis karangan berdasarkan pengalaman orang lain 1. Menentukan rincian tema Pada pelajaran terdahulu pelajaran 4, Anda telah belajar menentukan tema jika hendak menuangkan ide dalam bentuk cerita pendek. Untuk penulis pemula, tema saja masih terlalu sulit untuk menjadi pedoman penulisan cerpen. Oleh karena itu, rumusan tema yang telah ada perlu diuraikan atau dirinci menjadi rumusan-rumusan yang lebih khusus dan fokus agar secara langsung dapat menuntun Anda menulis cerpen. Dalam mengarang tulisan fiksi, kegiatan memerinci tema tidak lain adalah menyusun kerangka karangan outline. Perhatikan contoh tema dan perinciannya di bawah ini Tema: Keinginan anak menentang nasihat orang tua akan membawa kepada kesengsaraan. Perincian tema topik: a. Seorang anak merasa terkekang dengan berbagai nasihat atau larangan dari orang tua. b. Bujukan teman-teman yang terbiasa bergaul bebas memengaruhi pikiran si anak. Terjerumuslah si anak ke dunia gelap pergaulan bebas. c. Setelah meneguk kebebasan dan telanjur si anak berbuat terlalu bebas mulai terasa bahwa nasihat dan larangan-larangan orang tuanya ternyata bertujuan baik. d. Nasi telah menjadi bubur, penyesalan anak terlambat. Sesuatu yang semestinya tidak terjadi telah menjadi kenyataan.