Pendidikan
37
c. awal dan diulang pada akhir paragraf paragraf deduktif – induktif, atau d. tersebar dalam keseluruhan kalimatsemua kalimat secara bersama-sama membentuk
satu gagasan paragraf deskriptif atau naratif. Perhatikan paragraf di bawah ini
1 Ada semacam kebanggaan ketika Indonesia berhasil berswasembada beras pada tahun 1984. 2 Kebanggaan pun bertambah ketika FAO memberikan penghargaan atas
prestasi tersebut. 3 Optimisme akan kemampuan untuk mempertahankan swasembada ini pun tampak pada pinjaman beras yang diberikan kapada negara tetangga, yaitu
Filipina, dan sumbangan kepada rakyat Afrika. 4 Keduanya menimbulkan kesan bahwa Indonesia akan terus dapat mempertahankan swasembada beras.
Kalimat utama paragraf di atas adalah kalimat nomor 1. Gagasan pokoknya: Ada kebanggaan ketika Indonesia berswasembada beras. Kalimat-kalimat lain nomor 2, 3,
dan 4 merupakan kalimat-kalimat penjelas.
2. Menulis kembali isi bacaan secara ringkas dalam beberapa kalimat
Bacalah teks berikut ini dengan cepat, tetapi saksama Setelah itu, tutuplah kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawahnya
Siap-Siap Menyambut Kehadiran Perguruan Tinggi Asing Ki Supriyoko
Ada kemungkinan tidak lama lagi akan berdiri perguruan tinggi asing di negara kita. Kini sedang dilakukan bargaining antara tim Indonesia dengan pihak-pihak asing dari
enam negara yang ingin mendirikan dan menjalankan perguruan tinggi di Indonesia. Keenam negara itu adalah Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, Republik Korea,
Cina, dan Jepang. Informasi ini didapat dari suatu diskusi pendidikan yang berlangsung di Jakarta belum lama ini.
Mengenai kehadiran perguruan tinggi asing PTA di negara kita sebenarnya bukan hal baru. Beberapa tahun lalu, saat menjadi Menteri Pendidikan, Prof. Dr. Wardiman
pernah mengingatkan, cepat atau lambat kehadiran PTA di Indonesia pasti akan terjadi. Oleh karena itu, kita harus menyiapkan diri sejak dini agar tidak kalah bersaing.
Meski wacana mengenai PTA sudah muncul sejak beberapa tahun lalu, tetapi dalam realitasnya hingga kini kita belum punya pengalaman mengenai hal itu. Padahal, negara-
negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand telah lebih dulu memilikinya. Malaysia misalnya, pemerintah mengizinkan RMIT University Melbourne-Australia untuk
mendirikan PTA di negaranya. Tentu saja pendirian PTA di negeri jiran ini disertai syarat- syarat tertentu yang bersifat win-win collaboration.
Kehadiran PTA di Indonesia memang menjadi suatu dilema. Di satu sisi bila kehadirannya diizinkan, perguruan tinggi kita, PTN dan PTS, belum siap bersaing. Di
sisi lain, bila kehadirannya ditolak maka tanpa adanya kompetitor eksternal, mutu perguruan tinggi kita sulit ditingkatkan.
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMAMA Kelas X
38
Berkelas dunia
Bayangkan bila berbagai universitas berkelas dunia masuk ke negara kita tanpa terkendali, misalnya Universitas Monash dari Australia untuk perguruan tinggi umum
dan Universitas Al-Azhar dari Mesir untuk perguruan tinggi agama, bisa jadi mahasiswa kita akan tersedot di PTA itu. Siapa tidak akan memilih PTA bila sarana, fasilitas, kurikulum,
program, dan dosen-dosennya berstandar internasional. Siapa takut memilih PTA bila lulusannya lebih siap berkompetisi di pasar global.
Bila kemudian masyarakat kita ”menyerbu” PTA, terlepas motivasinya akademis atau sekadar meningkatkan derajat sosial, bisa jadi PTN dan PTS akan kekurangan
mahasiswa, bahkan sebagian akan mengalami tutup buku. Secara politis keadaan seperti itu tentu harus dihindari karena dapat menimbulkan
instabilitas keamanan yang secara semiotomatis akan mengurangi tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah, dalam hal ini adalah pemerintah pusat. Tetapi, apakah
alasan seperti ini menjadikan kita menutup pintu rapat-rapat terhadap kemungkinan hadirnya PTA di negara kita?
Hadirnya PTA di negara kita tidak mungkin dibendung sejak pemerintah meratifikasi WTO melalui UU No 7 Tahun 1994. Kita adalah anggota WTO yang berkewajiban menaati
segala aturan main yang ada di dalamnya. Karena melalui GATS General Agreement on Trade in Service WTO memosisikan pendidikan sebagai jasa yang dapat saling
diperdagangkan dan yang di dalamnya termasuk pendidikan tinggi maka ”perdagangan” jasa pendidikan tinggi akan makin sulit dielakkan. Implikasinya, kehadiran PTA di negara
kita akan sulit dibendung.
Secara lebih rinci, di dalam GATS disebutkan belasan jasa yang dapat diperdagangkan secara internasional. Salah satu jasa itu adalah pendidikan yang di
dalamnya termasuk pendidikan tinggi. Sementara itu, implementasi dari perdagangan jasa pendidikan tinggi ini dikemas dalam banyak model, satu di antaranya model
Commercial Presence, yaitu penjualan jasa pendidikan tinggi oleh lembaga di suatu negara bagi konsumen yang ada di negara lain dengan mewajibkan kehadiran secara
fisik lembaga penjual jasa dari negara itu. Hadirnya PTA dari mancanegara untuk menjual jasa pendidikan tinggi kepada konsumen di Indonesia adalah contoh amat tepat untuk
model perdagangan jasa pendidikan ini.
Oleh karena WTO melalui GATS-nya telah membuat aturan main tentang perdagangan jasa pendidikan, mau tidak mau kita harus patuh pada aturan main yang
kita ikut membuatnya. Implementasinya, kehadiran PTA di negara kita merupakan suatu konsekuensi yang harus kita patuhi.
Apakah kita tidak memiliki hak untuk ikut menentukan persyaratan hadirnya PTA di negara kita? Tentu saja memilikinya. Tetapi, jika persyaratan yang kita sampaikan di
luar batas-batas kewajaran masyarakat internasional, kita akan menuai komplain dari mereka, terutama dari negara-negara anggota WTO.
Prof. Dr. Ki Supriyoko, M.Pd Guru Besar Universitas Sarjanawiyata
Pendidikan
39 Uji Kompetensi 3.2
1. Apakah gagasan utama paragraf kesatu, keempat, dan keenam bacaan berjudul ”Siap- Siap Menyambut Perguruan Tinggi Asing”?
2. Mengapa kehadiran PTA dianggap dilema? 3. Apa yang ditakutkan oleh PTNPTS terhadap kehadiran PTA?
4. Apa dampaknya bila Indonesia menolak kehadiran PTA? 5. Rumuskan gagasan pokok paragraf-paragraf tersebut dalam satu paragraf
6. Tuliskan kembali isi bacaan secara ringkas dalam beberapa kalimat
3. Mengidentifikasi fakta dan pendapat Setiap teks ilmiah selalu memuat dua bagian, yaitu fakta dan pendapat. Fakta
merupakan pernyataan atau ungkapan yang berisi hal-hal yang benar-benar terjadi. Sementara itu, pendapat adalah pernyataan yang berisi analisis akal manusia terhadap
kemungkinan yang akan terjadi. Perhatikan contoh berikut
Fakta : Negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand telah lebih
dahulu memiliki PTA. Pendapat : Bila kehadiran PTA ditolak, maka tanpa kompetitor eksternal, mutu perguruan
tinggi kita sulit ditingkatkan.
Tugas 3.4
1. Identifikasikan fakta dan pendapat masing-masing lima buah berdasarkan teks ”Siap- Siap Menyambut Perguruan Tinggi Asing”
2. Carilah sebuah bacaan kemudian identifikasikan fakta dan pendapat yang ada di dalam teks bacaan tersebut
D. Menulis