Kemampuan Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA Kelas X-Agus Setiyono-2009

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMAMA Kelas X 94

I. Kemampuan Berbahasa

Mendengarkan Tujuan Pembelajaran: Anda diharapkan dapat menyampaikan unsur-unsur intrinsik, menyampaikan unsur-unsur ekstrinsik, serta menanggapi unsur intrinsik dan ekstrinsik yang disampaikan teman. Mengidentifikasi unsur sastra 1. Menyampaikan unsur-unsur intrinsik Tutuplah buku Anda dan dengarkan teman membaca cerita rakyat Riau ”Si Umbat Muda Gadis Durhaka” berikut Perhatikan unsur intrinsik dan ekstrinsik yang ada di dalamnya Si Umbat Muda, Gadis Durhaka Cerita Rakyat Riau Alkisah, hiduplah seorang janda dengan seorang putrinya nan cantik. Mereka bermukim di tepi Sungai Siak. Nama putrinya adalah si Umbat Muda. Ia sudah lama tidak mempunyai ayah. Namun, mereka memiliki harta warisan cukup banyak. Meskipun demikian, ibu si Umbat Muda setiap dan sepanjang harinya bekerja menenun kain. Si Umbat Muda adalah gadis yang paling cantik di desanya. Bahkan gadis- gadis desa lainnya pun tidak dapat mengalahkan kecantikannya. Oleh karena itulah ibunya selalu meman- jakannya. Sebab dimanja, si Umbat Muda menjadi gadis pemalas. Sepanjang hari pekerjaannya bersolek. Ia tidak mau memakai baju yang murah harganya. Kain-kain yang disukainya adalah sutra-sutra mahal dan bagus. Kain kesukaannya adalah kain songket tenunan Trengganu yang sangat kesohor itu. Selendangnya selalu tenunan dari Datik. Gelang-gelangnya dari emas Cina. Penampilan si Umbat Muda selalu membuat masyarakat tertegun dan terbelalak melihatnya. Harta warisan ayahnya dipakainya untuk membeli pakaian dan perhiasan. Sementara, untuk keperluan makan sehari-hari ibunya harus bekerja keras, sampai- sampai tidak sempat beristirahat. Kalaupun beristirahat si Umbat selalu memarahinya. ”Mak, jangan engkau bermalas-malasan. Jangan bertenang-tenang. Emak mesti bekerja keras. Jangan engkau ikut menghabiskan harta ayahku,” kata si Umbat Muda kepada ibunya. Si Umbat Muda selalu bersikap kasar kepada ibunya. Ia selalu meminta ibunya terus bekerja sementara ia tidak pernah membantunya. Pekerjaannya hanya berpakaian dan bersolek. Kemasyarakatan 95 Meskipun demikian, ibunya tidak pernah memarahinya. Bahkan karena terbiasa memanjakannya, ia tidak berani membantah manakala anaknya itu menyuruh dan memarahinya. Suatu saat ketika sedang bersolek, sisir si Umbat Muda terjatuh. Untuk mengambilnya, ia berteriak-teriak memanggil ibunya untuk mengambilkan sisirnya itu. Tidak seperti biasa, ibunya tidak segera beranjak mengambilkan sisir anaknya itu. Si Umbat Muda marah dan menghardik ibunya. ”Dasar orang tua pemalas, disuruh anaknya saja tidak mau Mulai sekarang, kau tidak boleh tidur di rumah. Tidurlah di luar rumah beralaskan jerami.” Si Ibu tidak membantah sepatah kata pun perintah anaknya itu. Malam itu ia tidur di luar rumah beralas jerami. Tidur di luar rumah ternyata menjadi siksaan yang berat bagi ibu si Umbat Muda. Apalagi ia diserang demam. Pagi harinya ia meminta maaf kepada anaknya. Si Umbat Muda pun memaafkan, tetapi dengan syarat bahwa ibunya tidak boleh lagi membantah perintahnya. Atas permintaan maaf ibunya membuat si Umbat Muda bertambah besar kepala. Sikap dan perilaku jahatnya semakin menjadi-jadi. Tidak seorang sanak familinya yang berani kepadanya. Ia sangat minta dihormati oleh semua familinya bagaikan seorang anak raja. Dengan harta peninggalan ayahnya memang si Umbat Muda memiliki kesempatan untuk bersikap demikian. Suatu hari di dusun seberang Sungai Siak, seorang bangsawan hendak mengadakan pesta. Ia mengundang para pemuka, kepala suku, dan orang-orang kaya. Si Umbat Muda pun diundang. Mendapat undangan itu betapa si Umbat Muda semakin merasa tersanjung. Ia merasa menjadi bagian dari orang-orang terhormat. Untuk menghadiri undangan pesta itu, si Umbat Muda mengajak ibunya. Adatnya memang demikian. Sebelum berangkat, si Umbat Muda menasihati ibunya agar jangan membuat malu dirinya di depan undangan-undangan lainnya nanti. Agar tidak kalah dengan undangan lainnya, si Umbat Muda menggunakan pakaiannya yang termahal. Kain songketnya yang paling bagus. Agar menambah kesan mewah, dipakainya pending emas berhias ketam hitam. Kalungnya menghiasi leher dan menggelantung sampai dadanya. Gelang memenuhi lengannya. Kancing baju kurungnya terbuat dari mutiara dan intan, berderet dari dada sampai ke bawah. Betisnya yang indah dihiasi giring-giring emas. Pokoknya, si Umbat Muda merasa harus yang tercantik dan mengalahkan undangan-undangan lainnya. Di tempat pesta, semua undangan berdecak kagum melihat kedatangan si Umbat Muda yang berjalan berlenggak-lenggok bak seorang putri raja. Sementara, ibunya dengan pakaian seadanya dianggapnya emban atau budaknya yang harus selalu menuruti perintahnya. Ketika pulang, ibu anak itu menyeberang meniti jembatan sebuah sungai. Ketika itu sepasang gelang susun emasnya lepas dan jatuh ke sungai. Si Umbat Muda berteriak- teriak kepada emaknya agar mengambilkan perhiasannya yang jatuh itu. Si Ibu karena takut gemetar berkata, ”Airnya deras Anakku, mana mungkin emak mencebur ke sungai, emak tidak bisa berenang.” Mendengar jawaban ibunya si Umbat Muda naik pitam. Diambilnya sebuah ranting pohon dan dipukulkannya ke tengkuk ibunya. Si Ibu menjerit kesakitan. Bersamaan dengan itu, tiba-tiba air sungai beriak sangat besar karena terangkat oleh angin puting beliung. Air menggelegak setinggi pohon kelapa dengan serta merta Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMAMA Kelas X 96 menyambar tubuh si Umbat Muda. Si Umbat Muda, si gadis durhaka itu, menjerit keras dan terpelanting ke sungai. Tangannya menggapai-gapai meminta tolong. Apa daya, sang Ibu tak bisa menolong. Tubuh si Umbat Muda timbul tenggelam dan sesaat kemudian tewas. Mayatnya tersangkut akar-akar dan terbenam lumpur tepian Sungai Siak. Jika air pasang, rambutnya terumbai-umbai terkena riak gelombang. Sampai sekarang, masyarakat di sekitar Sungai Siak percaya bahwa jika muncul akar-akaran dari tepi sungai, merupakan penjelmaan rambut si Umbat Muda. Uji Kompetensi 7.1 Bagaimana cara menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik karya sastra? Coba Anda buka lagi pelajaran terdahulu Berdasarkan pembacaan teman Anda, analisislah cerita tersebut dan sampaikan secara lisan di depan kelas unsur-unsur intrinsik cerita berjudul ”Si Umbat Muda, Gadis Durhaka” yang meliputi: 1. tema, 2. tokoh dan perwatakannya, 3. konflik yang terjadi dan tokoh yang mengalaminya, 4. amanat penceritaan, 5. sudut pandang cerita.

2. Menyampaikan unsur-unsur ekstrinsik

Pada pelajaran terdahulu, sudah disinggung tentang unsur ekstrinsik sastra. Coba Anda pelajari lagi Sekadar pengingat, bahwa unsur ekstrinsik merupakan unsur luar yang memengaruhi isi karya sastra. Uji Kompetensi 7.2 1. Sebutkan unsur-unsur ekstrinsik yang tersirat dalam cerita ”Si Umbat Gadis Durhaka” nilai adat, agama, moral, dan lain-lain 2. Cantumkan kutipan yang mendukung unsur-unsur ekstrinsik yang Anda sebutkan tadi Gunakan format sebagai berikut Analisis Unsur Intrinsik ”Si Umbat Muda, Gadis Durhaka” Unsur Kutipan Pendukung 1. Nilai moral .... 2. Nilai agama .... 3. dst. .... Kemasyarakatan 97 3. Menanggapi unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik yang disampaikan teman Tugas 7.1 Pada saat teman Anda menyampaikan hasil analisis unsur intrinsik dan ekstrinsik ”Si Umbat Muda, Gadis Durhaka”, siapkanlah catatan. Setelah teman Anda selesai membacakan hasil analisis tadi, secara bergiliran sampaikan tanggapan Anda berdasarkan catatan yang telah disusun Untuk menanggapi hal ini, siapkan format sebagai berikut penyampaian secara lisan Tanggapan Hasil Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik yang Disampaikan Teman Penganalisis Unsur Analisis Tanggapan Hargo Penokohan Saya kurang setuju, kalau si Umbat Muda disebut gadis pintar, sebenarnya dia seorang yang tidak mau mempelajari etika. Dia bodoh tapi bergaya seperti orang pintar.

II. Kemampuan Bersastra