Liputan NGI mengenai Islam di Indonesia

commit to user lxvi Ijen, Tambang Belerang A, di Jawa Timur, Indonesia Oktober 1999 dan di kota New York dan Hamburg. 45 Salah satu kualitas mengagumkan James Nachtwey adalah dedikasinya untuk pekerjaan. Dia menghabiskan uangnya untuk pergi ke wilayah yang secara publikasi peliputan media kurang menarik seperti panti asuhan di Rumania dan kelaparan di Somalia. Nachtwey tidak ragu-ragu untuk dekat dengan obyeknya, sehingga dia mengalammi kedekatan rasa sama dengan subjek ke pemirsanya. 46 Natchwey dipilih oleh redaksi National Geographic untuk melakukan liputan mengenai Islam di Indonesia karena Natchwey dianggap mengenal karakter bangsa Indonesia. Hal yang mendasarinya karena Natchwey kerap berkeliling Indonesia selama beberapa tahundan memotret isu-isu sosial. 47

F. Liputan NGI mengenai Islam di Indonesia

Tempat dan peran surat kabar begitu unik. Kehadirannya melengkapi berita dan menjadikannya bagian yang organis dari surat kabar.Tidaklah lengkap jika surat kabar tidak berfoto. Dengan kehadiran foto, lengkaplah seluruh peliputan dalam surat kabar yang bersangkutan. Kelengkapan itu berupa kelengkapan deskripsi peristiwa terutama dalam dimensi keharuan, tragedi keceriaan atau dramatisasi. 48 45 http:en.wikipedia.orgwikiJames_Nachtwey diakses pada 17 Januari 2011 pukul 07.00 WIB. 46 http:photography.nationalgeographic.comphotographyphotographersphotographer-james- nachtwey.html diakses pada 17 Januari 2011 pukul 07.15 WIB. 47 Wawancara dengan Editor Foto NGI, Reynold Sumayku Kantor NGI, Jakarta, Selasa, 1 Februari 2011, jam 16.00 – 17.00 48 Jacob Oetama, Prakata, Mata Hati 1965-2007, PT Gramedia, Jakarta, 2007, hal.20. commit to user lxvii Kehadiran foto dalam media massa cetak memiliki “suara” tersendiri dalam mengkontruksi sebuah peristiwa. Ketika media cetak memperoleh persaingan dari media elektronik, posisi dan peran foto di media cetak memperoleh tantangan baru. Terutama karena media elektronik seperti televisi menyatakan segala informasi dan narasinya dengan medium gambar bergerak dan hidup. Berita dan peristiwa disajikan sebagai tontonan, bukan sebagai bacaan. Peliputan mengenai Islam di Indonesia didasari oleh kondisi Islam di Indonesia yang dianggap unik oleh redaksi majalah National Geographic pusat di Amerika Serikat. Keberagaman aktifitas beragama terutama adanya golongan radikal dan moderat dalam sebuah negara dianggap pantas untuk disampaikan ke masyarakat internasional. Redaksi kemudian menugaskan fotografer James Natchwey untuk pergi ke Indonesia. Kurang lebih selama setahun, Natchwey melakukan peliputan dengan berkunjung ke berbagai daerah di Indonesia yang kemudian menghasilkan 14 foto yang dipilih redaksi. Salah satu foto Natchwey berupa seorang anak kecil jemaah An Nadzir saal melaksanakan salat Idul Adha di Sulawesi Selatan akhirnya dipilih oleh redaksi majalah NGI sebagai foto cover karena menarik secara visual, terkait kontras warna dan wajah obyek yang mengarah ke kamera. Selain itu, foto tersebut dianggap cukup mewakili adanya keberagaman Islam di Indonesia. commit to user lxviii BAB III ANALISIS FOTO JURNALISTIK ISLAM DI INDONESIA MAJALAH NATIONAL GEOGRAPHIC INDONESIA EDISI SEPTEMBER 2009 Media massa mempunyai fungsi memberi informasi kepada publik, menghibur dan mendidik masyarakat, sekaligus memainkan fungsi perekat sosial dan kontrol sosial, juga fungsi ekonomi dan transfer ilmu pengetahuan dan budaya. Media massa merupakan salah satu komponen penting dalam sebuah komunikasi multikultur. Media massa memiliki posisi yang strategis dalam masyarakat. Secara konseptual, keberadaan dan relasi antara media massa dan masyarakat perlu dua arah. Media massa dapat membentuk atau mempengaruhi masyarakat dan juga sebaliknya, yakni media massa sebagai cermin atau dipengaruhi realitas masyarakat. Media massa dengan kekuatannya mampu memegang peranan penting sebagai katalisator masyarakat, Media massa juga berperan sebagai media “pendidik” yang memiliki pengaruh kuat dalam membangun dan memberikan pemahaman tentang Islam di Indonesia dalam masyarakat yang multikultur. Karena perannya yang sangat potensial untuk mengangkat opini publik sekaligus wadah berdialog commit to user lxix antar lapisan masyarakat dan tak menutup kemungkinan antar golongan dalam Islam di Indonesia. Foto jurnalistik sebagai salah satu produk media massa, telah mempertimbangkan adanya keberagaman dan kemajemukan dalam masyarakat Indonesia, dimana dalam penyajian foto sebagai pelengkap berita ilustrasi, foto tunggal ataupun essai selalu memperhatikan dan mempertimbangkan aspek-aspek kultural. Sehingga media massa berperan untuk menyadarkan tentang keberagaman Islam di Indonesia dan jangan menjadikannya jurang pemisahan dan penyebab perpecahan. Yakni dengan cara mendekatkan isi media pada realitas umat Islam yang berbeda satu sama lain dalam menjalankan syariat karena semuanya berakar pada Al Quran dan Hadist Nabi Muhammad SAW.

A. Konsep Esai Foto Islam di Indonesia