Foto Jurnalistik ISLAM RADIKAL DAN MODERAT DI INDONESIA DALAM ESAI FOTO JURNALISTIK MAJALAH NATIONAL GEOGRAPHIC INDONESIA

commit to user xxxvii Dalam kerangka Barthes, konotasi identik dengan operasi ideologi, yang disebutnya sebagai mitos dan berfungsi untuk mengungkapkan dan memberi pembenaran nilai-nilai dominan yang berlaku dalam suatu periode tertentu. 27

2. Foto Jurnalistik

Bahasa merupakan alat komunikasi. Hakekat fotografi bisa dipadankan dengan bahasa. Fotografi kerap berfungsi sebagai media untuk berkomunikasi. 28 Tak berbeda dengen berita tulis, foto jurnalistik juga harus mengandung nilai berita, yakni: Prominence Importance, pentingnya suatu berita diukur dari dampaknya bagaimana dia mempengaruhi anda. Korban yang meninggal lebih penting ketimbang kerusakan materi. Human interest, suatu yang menarik perhatian orang seperti berita mengenai seleberitis, gossip politik dan drama yang menceritakan kehidupan manusia. Conflict Controversy, konflik biasanya lebih menarik daripada keharmonisan. The Unusual, suatu yang tidak biasa atau unik umumnya menarik. Timeliness , berita adalah tepat waktu, artinya unsur kecepatan menyampaikan berita sesuai waktu atau actual merupakan hal yang penting, melewatinya maka berita tersebut dianggap sudah basi atau kadaluarsa. Proximity, kegiatan yang terjadi dekat kita dinilai mempunyai nilai yang lebih tinggi. Dasar foto jurnalistik adalah gabungan antara gambar dan kata. Keseimbangan data tertulis pada teks gambar adalah mutlak. 27 Alex Sobur, op. cit, hal 71 28 FOTOMEDIA, Warna-warni: Memahami Arti Komposisi, Juni 1996, hal 27 commit to user xxxviii Menurut Wilson Hicks, seorang redaktur foto majalah LIFE dan perintis kemajuan foto jurnalistik, foto jurnalistik adalah gambar dan kata. Kombinasi dari kata dan gambar yang menghasilkan satu kesatuan komunikasi saat ada kesamaan antara latar belakang pendidikan dan sosial pembacanya. Sementara untuk mengenali sifat foto jurnalistik itu, Wilson Hicks dalam buku “Word and Pictures” menjabarkan tujuh karakteristik khas dalam ranting ilmu komunikasi tersebut, yakni sebagai berikut : 29 Pertama, dasar foto jurnalistik adalah gabungan antara gambar dan kata. Keseimbangan data tertulis pada teks gambar adalah mutlak. Caption sangat membantu informasi dan pengertian suatu imaji gambar bagi masyarakat. Foto esai yang sangat personal pun membutuhkan caption. Kedua, medium foto jurnalistik biasanya tercetak saat ini, media online pun dimasukkan dalam kategori ini, bisa media cetak, kantor berita, koran atau majalah tanpa memperhatikan tirasnya. Berbeda sekali dengan foto penerangan yang muatannya adalah kisah sukses yang biasanya positif, maka informasi yang disebar dan foto jurnalistiknya adalah sebagaimana adanya, disajikan dengan sejujur- jujurnya. Ketiga, lingkup jurnalistik adalah manusia. Itu sebabnya seorang jurnalis harus punya kepentingan mutlak kepada manusia. Posisinya berada dipuncak piramida sajian dan pesan visual. 29 Yuniadhi Agung, Pengantar Fotografi Jurnalistik, 2004. commit to user xxxix Keempat, bentuk liputan foto jurnalistik adalah suatu upaya yang muncul dari bakat dan kemampuan seorang foto jurnalis yang bertujuan melaporkan beberapa aspek dari berita itu sendiri. Tugas pewarta foto adalah melaporkan berita sehingga bisa memberi kesan pembaca seolah-olah mereka hadir dalam peristiwa itu. Kelima, foto jurnalistik adalah foto fotografi komunikasi, dimana komunikasi bisa diekspresikan seorang foto jurnalis terhadap subjeknya. Objek pemotretan hendaknya mampu dibuat berperan aktif dalam gambar yang dihasilkan sehingga lebih pantas menjadi subjek aktif. Keenam, pesan yang disampaikan dari suatu hasil visual foto jurnalistik harus jelas dan segera bisa dipahami seluruh lapisan masyarakat. Pendapat pribadi atau pengertian sendiri tidak dianjurkan dalam foto jurnalistik. Gaya pemotretan yang khas dan bahkan polesan seni tidak menjadi batasan dalam berkarya. Yang penting pesan harus tetap komunikatif bagi lapisan masyarakat luas. Ketujuh, foto jurnalistik membutuhkan tenaga penyunting yang handal, berwawasan visual luas, populis, arif dan jeli dalam menilai karya-karya foto yang dihasilakn, serta mampu membina dan membantu mematangkan ide atau konsep sebelum memberi penugasan. Penyuntingan meliputi pemilihan gambar, menyunting teknisnya, saran-saran. Sebuah foto sebenarnya dapat berdiri sendiri, namun jurnalistik tanpa foto tidak akan lengkap, karena foto merupakan salah satu media visual untuk merekam atau menceritakan suatu peristiwa. Pada dasarnya semua foto adalah dokumentasi, commit to user xl dan foto jurnalistik merupakan bagian dari foto dokumentasi. Karena foto dokumentasi adalah sebutan yang dapat dikenakan pada semua foto berita dan sejarah, yang bertujuan untuk merekam suatu peristiwa, untuk disimpan, sebagai arsip. 30 Yang membedakan di antara keduanya adalah pada apakah foto tersebut dipublikasikan atau tidak. 31 Ciri dalam foto jurnalistik memiliki nilai berita atau menjadi berita itu sendiri, melengkapi berita atau artikel dan dimuat dalam media massa. 32 Foto jurnalistik terbagi menjadi beberapa bagian: · Spot news Hard News Berita Hangat Foto beragam peristiwa yang langka dan dapat mengubah sejarah dunia, seperti peristiwa bencana alam, kecelakaan yang merenggut ratusan jiwa, hingga aksi terorisme. · General news Berita Umum Foto rekaman peristiwa yang terjadwal atau bersifat seremoni, seperti kunjungan presiden, peresmian sebuah gedung, dan HUT suatu negara. · Portraits People in the News Potret dalam segala kondisi Foto yang menyajikan karakteristik sesuai dengan hati sang subyek, apakah dalam kondisi yang gembira atau sedih, seperti orang yang menangis karena kehilangan saudara saat perang atau orang yang gembira setelah memenangkan sebuah perlombaan. 30 R. M. Soelarko, Pengantar Foto Jurnalistik, PT Karya Nusantara, Bandung, 1985, hal 55 31 FOTOMEDIA, loc. cit. 32 Ibid. commit to user xli · Sports Olahraga Foto event olahraga seperti turnamen sepakbola Piala Eropa. · Culture and the Art Foto kegiatan kebudayaan dan kesenian, seperti acara Grebeg Sekaten. · Science and Technology Foto peristiwa ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti penerbangan pesawat ulang aling atau operasi kembar siam. · Nature and Environment Alam dan Lingkungan Foto peristiwa yang berhubungan dengan alam dan lingkungan, seperti gunung meletus, banjir atau kebakaran hutan. · Daily Life Celah Kehidupan Keseharian Foto kegiatan manusia sehari-hari. Kategori ini tidak terikat dengan unsur kehangatan berita. Hal yang diutamakan dalam kategori foto ini adalah segi keunikan, humor, maupun perjuangan seseorang dalam menjalani kehidupan sehari-hari, seperti aktivitas pedagang asongan, pekerja bangunan atau nelayan. · Feature Foto feature bukan sekedar snapshot, tapi usaha wartawan untuk memilih sudut pandang yang khas dan bukan sekedar didikte oleh peristiwa itu sendiri, sehingga memberi makna lebih dalam terhadap sebuah peristiwa. Sebagai commit to user xlii contoh, saat terjadi kebakaran, wartawan tidak hanya memotret api yang menyala dan petugas pemadam kebakaran yang berusaha menjinakkan api, tapi juga memotret ekspresi pemilik rumah yang sedih kehilangan tempat tinggal. 33 · Esai foto Kumpulan beberapa foto features yang dapat bercerita ini dibangun melalui sebuah imaji, yaitu foto-foto yang bercerita secara sequentatif dan teks yang menyertainya. 34 Pesan komunikasi terdiri dari dua aspek. Pertama, isi pesan content of message, yang kedua adalah lambang symbol. Kongkritnya, isi pesan itu adalah isi foto dan caption. Isi pesan yang bersifat latent, yakni pesan yang melatarbelakangi sebuah pesan, dan pesan yang bersifat manifest, yaitu pesan yang tampak tersurat. 35 Dalam hal ini, isi pesan yang dimaksud adalah isi content dari esai foto jurnalistik dan foto features yang berupa lambang-lambang berbentuk foto begitu juga konteks yang menyertainya. Pada hakekatnya, esensi dari sebuah foto jurnalistik secara umum tidak berbeda dengan jurnalistik tulis. Hanya saja dalam foto, yang menjadi media utama adalah foto dengan bahasa visualnya. Dalam menyampaikan permasalahan yang akan diangkat, foto merupakan elemen utama, sedangkan naskah atau caption yang menyertainya menjadi sekunder, atau bersifat sebagai komplemen. Karena elemen 33 Yuniahi Agung, loc. cit. 34 FOTOMEDIA, loc. cit. 35 Onong U. Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung, Citra Aditya Bakti, 1993, hal 38 commit to user xliii utamanya adalah foto, maka konsekuensinya foto harus mampu dalam menggantikan kata-kata. Sementara hal-hal yang tidak bisa tergambarkan oleh foto, terungkap sebagai naskah atau caption. 36 Dalam foto jurnalistik yang baik, seorang fotografer jurnalistik harus mengetahui teknik-teknik pengambilan foto secara baik sehingga akan mendapatkan hasil yang baik pula. Yang dimaksud dengan proses teknik foto yaitu urutan atau tahapan pengambilan objek yang dilakukan oleh fotografer sehingga menghasilkan sebuah karya foto yang dapat dinikmati, melibatkan perasaan dan menggugah emosi khalayak yang melihat hasil foto. Urutan dan tahap pengambilan objek foto meliputi penggunaan kamera foto, yang berarti seorang fotografer harus sudah memahami terlebih dahulu bagian-bagian dari kamera seperti pengaturan kecepatan, pengaturan diafragma, dan pengaturan ruang tajam yang merupakan hal-hal yang paling mendasar dalam fotografi, tetapi sangat berpengaruh terhadap hasil foto yang akan dibuat. Setelah itu, seorang fotografer juga harus memahami tentang pencahayaan, artinya objek yang diabadikan membutuhkan pengukuran cahaya secara tepat agar objek yang diambil terlihat secara jelas, yang secara teknik, penggunaan cahaya itu melalui pengukuran gelang diafragma dan kecepatan. Komposisi objek juga salah satu faktor pendukung yang akan memperkuat sebuah foto, artinya tata letak objek yang meliputi aturan sepertigaan, aturan seperlimaan, serta irisan emas dan komposisi frame yang berarti tata letak kamera yang meliputi posisi pengambilan gambar secara 36 Erik Prasetya, Op. cit., hal 52 commit to user xliv horisontal dan vertikal 37 juga harus dipahami. Baru setelah teknik fotografi yang umum telah dikuasai, unsur jurnalistik akan ditambahkan, yang akan membuat foto tersebut jadi mempunyai nilai berita. Objek dan peristiwa merupakan hal yang sangat penting untuk diabadikan oleh seorang fotografer. Hal ini bersifat natural mengingat insting dari seorang fotografer yang sangat tinggi untuk selalu mengabadikan momen atau peristiwa yang langka. Banyak hal yang dapat diperoleh dari suatu peristiwa atau objek foto, karena biasanya menyangkut pokok pikiran dari sebuah artikel yang akan di muat dalam media cetak. Selain itu objek dan peristiwa yang akan diabadikan bersifat universal. Foto jurnalistik yang diabadikan berdasarkan objek dan peristiwa harus memiliki isi berita karena ukurannya, bukan seberapa jauh berita itu menjangkau tetapi bagaimana foto itu dapat menyentuh emosi dan perasaan pembaca. Gambar-gambar yang diambil oleh seorang fotografer juga harus bisa mewakili dari keadaan yang terjadi sebenarnya. Hal ini harus dilakukan agar bisa dinikmati oleh pembaca dan juga untuk menggugah emosi dan melibatkan perasaan pembaca melalui media cetak.

3. Islam Radikal dan Moderat di Indonesia