Tinggi Badan Peranan Kelincahan dengan Kemampuan Menggiring Bola

commit to user 29 d Membantu mengantisipasi gerakan lawan terutama pada olahraga permainan, e Gerakan-gerakan yang dilakukan lebih efektif dan efisien sehingga tidak mudah mengalami kelelahan. Menggiring bola adalah teknik dasar sepakbola yang menentukan mobilitas gerak yang baik. Menggiring bola dilakukan dengan merubah arah dan kecepatannya saat melewati lawannya. Seorang pemain yang mempunyai kelincahan baik, maka akan mampu merubah arah dan kecepatannya dengan efektif dan efisien serta mampu mengoperkan bola tepat pada sasaran yang diinginkan. Seorang pemain yang lincah akan mengatasinnya dengan baik meskipun dalam situasi yang sulit. Seperti yang dikemukakan oleh Remmy Muchtar 1992:91 bahwa, ”Kelincahan sering dapat diamati dalam situasi permainan sepakbola. Sebagai contoh, seorang pemain yang tergelincir atau terjatuh di lapangan, namun masih mampu menguasi bola dan mengoperkan bola tersebut dengan cepat pada temannya. Dan sebaliknnya, seorang pemain yang kurang lincah mengalami situasi yang sama tidak mampu menguasai bola, namun kemungkinan justru mengalami cidera”. Dari contoh tersebut menggambarkan bahwa, seorang pemain yang lincah akan mampu menyelesaikan bola meskipun dalam kondisi yang sulit. Demikian halnya dalam gerakan menggiring bola, seorang pemain yang lincah akan mampu lolos dari hadangan atau kawalan lawan serta masih tetap menguasai bola.

5. Tinggi Badan

Siswa mengalami pertumbuhan dan perkembangan berbeda-beda yang akan mempengaruhi kondisi tubuh atau ukuran tubuh. Ukuran tubuh proporsional sesuai cabang olahraga yang ditekuni merupakan salah satu syarat yang dapat mempengaruhi pencapaian prestasi olahraga. Faktor antropometri seorang atlet mempunyai peranan penting pada cabang olahraga yang ditekuninya sehingga akan mempengaruhi dalam pencapaian prestasi, M. Sajoto 1995: 11 “Salah satu aspek dalam mencapai prestasi dalam olahraga adalah aspek biologis yang commit to user 30 meliputi struktur dan postur tubuh yaitu: 1 ukuran tinggi dan panjang tungkai, 2 ukuran besar, lebar dan berat badan, 3 somatotype bentuk tubuh”. Tinggi badan proporsional dipengaruhi dengan pertumbuhan dan perkembangan seseorang pada setiap hari yang mengalami peningkatan. Perkembangan dan pertumbuhan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertumbuhan yang sangat pesat dapat terjadi pada usia balita dan remaja. Gizi makanan yang baik dan dikonsumsi setiap hari akan mempengaruhi pertumbuhan seseorang baik rangka tubuh maupun organ lainnya. Menurut Asmuni Rachmat Ranggasudiro yang dikutip Dangsina Moeloek dan Arjatmo Tjokronegoro 1984: 47 ”Keadaan gizi dan kesehatan pada saat pertumbuhan akan menentukan kesiapan otot rangka dan organ tubuh lainnya untuk menerima beban olahraga”. Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa gizi makanan yang baik yang dikonsumsi seseorang akan mempengaruhi pertumbuhan rangka tubuh dan organ tubuh lainnya. Dengan demikian seseorang yang memiliki postur tubuh yang tinggi, atletis, tungkai yang panjang serta lengan yang panjang dapat dipengaruhi oleh gizi makanan yang dikonsusinya. Dengan pertumbuhan dan perkembangan sehingga panjangnya segmen-segmen badan berkaitan dengan tinggi badan. Keadaan segmen badan yang panjang sudah tentu terdapat penyesuaian panjang otot dan luas penampang fisiologis. Dengan demikian akan berpengaruh terhadap jumlah kekuatan yang dihasilkan pada saat otot berkontraksi dalam melawan beban. Selain faktor gizi, keturunan merupakan faktor yang sangat menentukan keadaan fisik seseorang. Dalam hal ini Sugiyanto 1998:37 menyatakan ”Faktor keturunan atau genetik merupakan sifat bawaan sejak lahir yang diperoleh dari orang tuanya. Faktor ini menentukan potensi maksimum dari penampilan fisik”. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa faktor keturunan atau genetik sangat menentukan potensi dan penampilan fisiknya seseorang yang dibawa sejak lahir. Lebih lanjut Sugiyanto 1998:37 mengemukakan ”sifat, pertumbuhan fisik dan faktor keturunan sangat berpengaruh. Pengaruhnya adalah terhadap ukuran, bentuk dan kecepatan atau irama pertumbuhan”. Dipertegas lagi pendapat dari Rusell R. Pate et al 1984 mengemukakan “Tak ada dua orang yang tepat sama commit to user 31 dan tak ada dua orang yang secara fisiologis benar-benar sama”. Oleh karena itu dikatakan jelas diatas bahwa setiap anak satu sama lain berbeda. Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan, bahwa setiap manusia pertumbuhanya dari anak menjadi dewasa berbeda-beda karena dipengaruhi faktor gizi, keturunan atau genetik dan lingkungan. Sepakbola membutuhkan tungkai agar dapat mengadakan permainan sepakbola dan berusaha menguasai bola dengan kemampuan teknik dan fisik yang dimiliki agar bola tidak mudah hilang dari penguasaan dan direbut lawan. Oleh karena itu ukuran tubuh para siswa LPSB Indonesia Muda Sragen usia 14-15 tahun tidaklah sama dan mempunyai ukuran panjang tungkai berbeda yang berpengaruh terhadap menggiring bola.

a. Pengertian Tungkai

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KELINCAHAN DAN PANJANG TUNGKAI DENGAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA

1 11 70

PENGARUH MODEL LATIHAN DAN KOORDINASI MATA KAKI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

9 67 126

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN TERHADAP KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA ATLET USIA 15-17 TAHUN CLUB SEPAKBOLA PERSATUAN SEPAKBOLA MURIDA (MAFC) KECAMATAN BOSAR MALIGAS TAHUN 2016.

0 3 22

HUBUNGAN ANTARA KELINCAHAN, KECEPATAN, KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KOORDINASI MATA KAKI DAN PANJANG TUNGKAI DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA (Studi Eksperimen pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Sragen).

0 0 14

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PEMAIN SEPAKBOLA SSB BENGKULU USIA 13-15 TAHUN.

1 2 94

HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA KAKI, KEKUATAN OTOT TUNGKAI, DAN KELINCAHAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMK YAPPI WONOSARI.

1 3 107

HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP NEGERI 1 MLATI TAHUN 2015/2016.

0 0 110

SUMBANGAN KETERAMPILAN KOORDINASI MATA KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA MAJISTIK SMAN 1 KEBUMEN.

0 1 107

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI KELINCAHAN DAN KEMAMPUAN JUGGLING MENGGUNAKAN KAKI DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PESERTA SSB BINA PUTRA CEPU USIA 13-15 TAHUN.

1 1 110

HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA KAKI, PANJANG TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING SEPAKBOLA PADA PEMAIN USIA 13-15 TAHUN SSB PERSEMAN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2018

0 0 20