HUBUNGAN KOORDINASI MATA KAKI, KELINCAHAN DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA USIA 14 15 TAHUN LEMBAGA PENDIDIKAN SEPAKBOLA INDONESIA MUDA SRAGEN TAHUN 2011

(1)

commit to user

HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA

PADA SISWA USIA 14-15 TAHUN LEMBAGA PENDIDIKAN SEPAKBOLA INDONESIA MUDA SRAGEN TAHUN 2011

SKRIPSI Oleh :

REJO WAHYU SURYANTO NIM. K 4607050

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(2)

commit to user

HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI, KELINCAHAN DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA

PADA SISWA USIA 14-15 TAHUN LEMBAGA PENDIDIKAN SEPAKBOLA INDONESIA MUDA SRAGEN TAHUN 2011

Oleh :

REJO WAHYU SURYANTO NIM. K 4607050

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(3)

commit to user

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, 23 Juni 2011

Pembimbing I

Drs. Agus M

ukholid, M. Pd

NIP. 19640131 198903 1 001

Pembimbing II

Tri Winarti Rahayu, S. Pd, M. Or NIP. 19760129 200312 2 001


(4)

commit to user

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Jumat Tanggal : 22 Juli 2011 Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. H. Sunardi, M. Kes

Sekretaris : Drs. Waluyo, M.Or

Anggota I : Drs. Agus Mukholid, M. Pd

Anggota II : Tri Winarti Rahayu, S. Pd, M. Or

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Dekan

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP 19600727 198702 1 001


(5)

commit to user

ABSTRAK

Rejo Wahyu Suryanto. HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI,

KELINCAHAN DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA USIA 14-15 TAHUN LEMBAGA PENDIDIKAN SEPAKBOLA INDONESIA MUDA SRAGEN TAHUN 2011.

Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2011.

Tujuan penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan koordinasi mata-kaki dengan kemampuan menggiring bola dan bila ada seberapa besar hubungan tersebut. (2) Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kelincahan dengan kemampuan menggiring bola dan bila ada seberapa besar hubungan tersebut. (3) Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan panjang tungkai dengan kemampuan menggiring bola dan bila ada seberapa besar hubungan tersebut. (4) Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan koordinasi mata-kaki, kelincahan dan panjang tungkai dengan kemampuan menggiring bola dan bila ada seberapa besar hubungan tersebut.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan studi korelasional. Populasi penelitian ini adalah siswa usia 14-15 tahun lembaga pendidikan sepakbola Indonesia Muda Sragen tahun 2011 berjumlah 52 orang. Menggunakan penetapan sampel total sampling yang meliputi keseluruhan siswa berjumlah 52 orang. Menggunakan teknik pengumpulan data tes dan pengukuran yang terdiri dari empat variabel yaitu koordinasi mata-kaki, kelincahan, panjang tungkai dan kemampuan menggiring bola. Untuk mengukur koordinasi mata-kaki dengan soccer dribble test, untuk mengukur kelincahan dengan dogging run, untuk mengukur panjang tungkai dengan leg lenght dan tes kemampuan menggiring bola. Menggunakan teknik analisis data korelasi product moment dan analisis regresi tiga prediktor dengan taraf signifikansi 5%.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Ada hubungan yang signifikan antara koordinasi mata-kaki dengan kemampuan menggiring bola, rhitung

= 0.756 > rtabel 5%. = 0.279 dan memberikan sumbangan sebesar 36,764 %. (2) Ada

hubungan yang signifikan antara kelincahan dengan kemampuan menggiring bola,

rhitung = 0.765 > rtabel 5%. = 0.279 dan memberikan sumbangan sebesar 31,445 %. (3)

Ada hubungan yang signifikan antara panjang tungkai dengan kemampuan menggiring bola, rhitung = 0.749 > rtabel 5%. = 0.279 dan memberikan sumbangan

sebesar 15,730 %. (4) Ada hubungan yang signifikan antara koordinasi mata-kaki, kelincahan dan panjang tungkai dengan kemampuan menggiring bola. Nilai Fhitung

= 83,6193 > Ftabel = 2.89 dan memberikan sumbangan sebesar 83,939 %. Besarnya

R2 antara koordinasi mata-kaki (X

1), kelincahan (X2), panjang tungkai (X3) dengan

kemampuan menggiring bola (Y) adalah 0,839.


(6)

commit to user ABSTRACT

Rejo Wahyu Suryanto. EYE-FOOT COORDINATION RELATIONS, AGILITY AND LONG LEGS DRIBBLE ABILITY TO STUDENTS AGES 14-15 YEARS AT THE FOOTBALL INSTITUTE OF EDUCATION INDONESIA MUDA SRAGEN YEAR 2011. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University of Surakarta, July 2011.

The purpose of this study were: (1) To determine whether there is eye-foot coordination relationship with the ability to dribble and when there is how much the relationship. (2) To determine whether there is a relationship agility with the ability to dribble and when there is how much the relationship. (3) To determine whether there is a long relationship with the legs dribbling ability and if there is how much the relationship. (4) To determine whether there is eye-foot coordination, agility and long legs with the ability to dribble and when there is how much the relationship. This research uses descriptive method with correlational studies.

The study population was students aged 14-15 years of football education institutions Sragen Indonesia Muda in 2011 amounted to 52 people. Using the determination of the total sample which includes the overall sampling of students numbered 52 people. Using test data collection techniques and measurement of four variables: eye-foot coordination, agility, long legs and dribbling ability. To measure the eye-foot coordination with the soccer dribble test, to measure the agility with dogging the run, to measure the length of the leg with a leg Length and dribbling ability tests. Using the techniques of data analysis product moment correlation and regression analysis three predictors with a significance level of 5%.

Based on the results of research can be concluded: (1) There is a significant relationship between eye-foot coordination with the ability to dribble, rhitung = 0756> rtabel 5%. = 0279 and provide a contribution of 36.764%. (2) There is a significant relationship between agility with the ability to dribble, rhitung = 0765> rtabel 5%. = 0279 and provide a contribution of 31.445%. (3) There is a significant relationship between the length of the leg with the ability to dribble, rhitung = 0749> rtabel 5%. = 0279 and provide a contribution of 15.730%. (4) There is a significant relationship between eye-foot coordination, agility and long legs with the ability to dribble. Fhitung value = 83.6193> Ftabel = 2.89 and give a contribution of 83.939%. The amount of R2 between eye-foot coordination (X1), agility (X2), leg length (X3) with the ability to dribble (Y) is 0,839.


(7)

commit to user

MOTTO

- “ semoga jalan keluar terbuka, semoga kita bisa mengobati jiwa kita dengan doa. Dan janganlah engkau berputus asa manakala kecemasan yang menggenggam jiwa menimpa saat paling dekat dengan jalan keluar adalah ketika telah terbentur

putus asa. “( Ali Bin Abi Talib )

- “ Alloh tidak memberikan apa yang kita inginkan, tapi memberikan apa yang kita butuhkan. “ ( Penulis )

- “ menggunakan suatu kekeliruan sebagai alat untuk merubah kegagalan menjadi keberhasilan dengan evaluasi dan kemauan.” ( Penulis )

- “ Orang lain hanya bisa menghentikanmu sementara, tetapi hanya kamu yang bisa menghentikanmu secara permanen.” ( John C Maxwell)


(8)

commit to user

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kusuntingkan skripsi ini untuk:

- Almarhum ayahku (Sugantoyo) dan almarhumah ibuku (Sumiyati), dasar ilmu yang bermanfaat yang tidak pernah putusnya, semoga menjadi amal jarizah yang

selalu mengalir. (Allohummaghfirlii wa liwalidayya warhamhumma kamma

robbayani shoghiron).

- Kakak-kakakku tercinta dan keponakan-keponakan tersayang, yang telah memberikan dukungan baik moral, materi dan spiritual. Terimakasih banyak.

- Calon Umminya anak-anakku kelak.

- Mas Riyanto’s Family

- Pak Agus Mukholid dan Bu Win, Terimakasih saran dan masukannya, Semoga kebaikan selalu menyertai.

- Teman-teman, kakak-kakak, dan adik-adik tingkatku di Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi POK FKIP UNS. Kebersamaan dan kekompakan itu

indah.

- Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, almamaterku tercinta, kampus tempat kutimba aneka ilmu untuk kiprah

pengembangan keolahragaan penuh edukasi.

- Lembaga Pendidikan Sepakbola Indonesia Muda Sragen.


(9)

commit to user

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkah dan Rahmad-Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi ini.

Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Mulyono, MM., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Waluyo, S.Pd, M.Or., Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan

Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Agus Mukholid, M.Pd., Sebagai Pembimbing I yang secara tulus memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Tri Winarti Rahayu, S.Pd, M.Or., Sebagai Pembimbing II yang secara tulus memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Drs. H. Sunardi, M.Kes., yang secara tulus membantu kelancaran penilaian dalam penelitian sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

7. Drs. Waluyo, M.Or., Sebagai ekspert cabang olahraga permainan sepakbola, yang secara tulus membantu kelancaran penilaian dalam penelitian sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

8. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang secara tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis.


(10)

commit to user

9. Pengurus Lembaga Pendidikan Sepakbola Indonesia Muda Sragen yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian dan jajaran pelatih Lembaga Pendidikan Sepakbola Indonesia Muda Sragen yang telah membantu kelangsungan penelitian.

10. Siswa usia 14-15 tahun Lembaga Pendidikan Sepakbola Indonesia Muda Sragen yang telah bersedia menjadi sampel penelitian.

11. Rekan-rekan Penjaskesrek angkatan 2007 yang telah membantu pelaksanaan penelitian.

12. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini dan tidak dapat saya sebutkan satu per satu.

Semoga amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.

Surakarta, Juli 2011 Penulis


(11)

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL... i

PENGAJUAN SKRIPSI... ii

PERSETUJUAN... iii

PENGESAHAN... iv

ABSTRAK... v

MOTTO... vi

PERSEMBAHAN... vii

KATA PENGANTAR... viii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan Masalah... 6

C. Tujuan Penelitian... 7

D. Manfaat Penelitian... 7

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka... 8

1. Permainan Sepakbola... 8

a. Tujuan Permainan Sepakbola... 8

b. Macam-Macam Teknik Dasar Bermain Sepakbola.. 9

c. Pentingnya Menguasai Teknik Dasar Sepakbola... 11

2. Teknik Menggiring Bola... 12

a. Manfaat Menggiring Bola... 13

b. Prinsip-Prinsip Menggiring Bola... 14

c. Macam-Macam Cara Menggiring Bola... 15

d. Pentingnya Menggiring Bola... 18


(12)

commit to user

e. Komponen kondisi fisik... 18

f. Kesalahan-Kesalahan Saat Menggiring Bola... 23

3. Koordinasi Mata-Kaki... 24

a. Definisi Koordinasi Mata-Kaki... 24

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Koordinasi... 25

c. Koordinasi Mata-Kaki Tinggi dan Rendah... 26

d. Peranan Koordinasi Mata-Kaki ... 26

4. Kelincahan... 27

a. Definisi Kelincahan... 27

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelincahan... 28

c. Peranan Kelincahan... 29

5. Tinggi Badan... 30

a. Pengertian Tungkai... 32

b. Susunan Tulang Gerak Bawah... 33

c. Tungkai Panjang... 35

d. Tungkai Pendek... 36

B. Kerangka Pemikiran... 37

C. Perumusan Hipotesis... 39

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian... 41

B. Metode Penelitian ... 41

C. Populasi dan Sampel ... 42

D. Teknik Pengumpulan Data... 42

E. Teknik Analisis Data... 43

1. Uji Reliabilitas... 43

2, Uji Prasyarat Analisis... 43

3. Uji Hipotesis... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data... 48

B. Mencari Reliabilitas... 48

C. Pengujian Persyaratan Analisis... 49


(13)

commit to user

1. Uji Normalitas... 49

2. Uji Linieritas... 50

D. Hasil Analisis Data... 50

1. Analisis Korelasi Masing-Masing Prediktor... 51

2. Analisis Regresi... 53

3. Sumbangan Masing-Masing Prediktor... 54

E. Pengujian Hipotesis... 55

F. Pembahasan Hasil Analisis Data... 57

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan... 60

B. Implikasi... 60

C. Saran... 61

DAFTAR PUSTAKA ……… 63

LAMPIRAN ………...……… 65


(14)

commit to user

DAFTAR TABEL Tabel

1. Deskripsi Data Hasil Tes dan Pengukuran... 48

2. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas... 49

3. Range Kategori Reliabilitas... 49

4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data... 49

5. Rangkuman Analisis Varians... 50

6. Ringkasan Hasil Analisis Regresi... 54

7. Ringkasan Hasil Sumbangan Relatif dan Efektif... 54


(15)

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Menggiring Bola dengan Kura-Kura Bagian Dalam ... 16

2. Menggiring Bola dengan Kura-Kura Kaki Penuh... 17

3. Menggiring Bola dengan Kura-Kura Bagian Luar... 17

4. Diagram Pencar Korelasi X1 dengan Y ... 51

5. Diagram Pencar Korelasi X2 dengan Y... 52

6. Diagram Pencar Korelasi X3 dengan Y... 53

7. Lapangan Soccer Drible Test... 65

8. Lapangan Dogging Run... 67

9. Pengukuran Panjang Tungkai... 68

10. Lapangan Tes Menggiring Bola... 69


(16)

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Petunjuk Pelakasanaan Tes... 65

2. Daftar Biodata Siswa ... 70

3. Hasil Tes Koordinasi Mata-kaki... 72

4. Uji Reliabilitas Koordinasi Mata-Kaki... 74

5. Hasil Tes Kelincahan... 77

6. Uji Reliabilitas Tes Kelincahan... 79

7. Hasil Pengukuran Panjang Tungkai... 82

8. Hasil Tes Kemampuan Menggiring Bola... 84

9. Uji Reliabilitas Kemampuan Menggiring Bola... 86

10. Tabulasi Data Hasil Penelitian... 89

11. Uji Normalitas Data Tes Koordinasi Mata-Kaki... 91

12. Uji Normalitas Data Tes Kelincahan... 93

13. Uji Normalitas Data Panjang Tungkai... 95

14. Uji Normalitas Data Tes Menggiring Bola... 97

15. Uji Linieritas X1 Terhadap Y... 99

16. Uji Linieritas X2 Terhadap Y... 102

17. Uji Linieritas X3 Terhadap Y... 104

18. Analisis Korelasional... 106

19. Analisis Regresi... 110

20. Dokumentasi Penelitian... 115


(17)

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat digemari oleh semua lapisan masyarakat di Indonesia, baik di kota-kota maupun di desa-desa. Bahkan sekarang sepakbola digemari dan dimainkan oleh kaum wanita. Didalam memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat, sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang diprioritaskan untuk dibina, maka untuk meningkatkan dan mencapai prestasi, alangkah baiknya jika sejak usia dini telah mendapatkan pendidikan olahraga dan khususnya sepakbola secara benar, teratur, dan terarah. Dewasa ini, permainan sepakbola bukan hanya sekedar hiburan atau pengisi waktu senggang, akan tetapi sudah dituntut untuk berprestasi setinggi-tingginya. Prestasi yang tinggi hanya dapat dicapai dengan latihan-latihan yang direncanakan dengan sistematis dan dilakukan secara terus menerus dibawah pengawasan dan bimbingan pelatih yang profesional.

Mengingat kesenangan dan kecintaan masyarakat terhadap sepakbola, maka wajarlah bila para pembina sepakbola dituntut untuk terus membenahi diri dengan ilmu dan mencari pengalaman demi kemajuan sepakbola, apalagi sekarang ini sepakbola bisa digunakan sebagai bisnis, mencari pekerjaan, dan juga digunakan sebagai propaganda bagi perusahaan atau instansi yang membutuhkan popularitas dari masyarakat sehingga selalu ingin memenuhi kehendak dan kegemaran masyarakat melalui olahraga sepakbola.

Menyadari akan keperluan itu berbagai usaha yang telah dan sedang dilakukan dalam rangka mencapai prestasi yang diinginkan, diantaranya adalah membuat atau menumbuhkan klub-klub persepakbolaan pada usia dini, atau sekolah sepakbola yang sekarang dikenal dengan Lembaga Pendidikan Sepakbola (LPSB), yang bertujuan untuk memperkenalkan berbagai teknik, taktik dalam permainan sepakbola sejak dini, mengingat bahwa kemampuan anak-anak berbeda dengan orang dewasa, Soekatamsi (1988: 13) mengemukakan bahwa, “karena anak-anak masih mengalami pertumbuhan jasmani dan perkembangan


(18)

commit to user

rohani maka perlu adanya pengelompokan umur”. Pembagian kelompok umur ini penting artinya agar masing-masing kelompok merupakan suatu team belajar sendiri atau team berlatih sendiri, dan juga berpengaruh untuk menentukan beban (intensitas) latihan. Perkembangan LPSB di jawa tengah khususnya wilayah kabupaten Sragen cukup baik, telah berdiri beberapa LPSB di wilayah kabupaten Sragen antara lain: RAS (Kalijambe), PERSIG (Tanon), Soedarmojo (Gemolong), KFC (Karangmalang), PSM (Masaran), AREGRAS (Gondang) dan Indonesia Muda Sragen ( IM Sragen).

Lembaga pendidikan sepakbola (LPSB) IM Sragen merupakan suatu wadah atau organisasi sepakbola yang mempunyai tujuan untuk membina dan melatih anak-anak pemula agar nantinya menjadi seorang pemain sepakbola yang terampil dan berprestasi. LPSB IM Sragen dikelompokkan dari usia delapan tahun hingga enambelas tahun. Dalam perkembangannya LPSB IM Sragen cukup eksis dan telah mengikuti berbagai turnamen antar LPSB dari tingkat eks-karesidenan Surakarta, Jawa Tengah hingga Nasional. Dalam turnamen tingat Nasional, LPSB IM Sragen pernah menjadi juara tiga pada tahun 2007, serta menyumbangkan sebagian besar pemainnya untuk PSISra Junior pada tahun 2007 yang menjadi empat besar Nasional dengan pelatihnya Anwar Sambudi yang juga pelatih LPSB IM Sragen.

Pelatihan fisik dan teknik merupakan program latihan dasar dalam pelatihan di LPSB IM Sragen. Dalam hal ini Remmy Muchtar (1992:81) berpendapat bahwa, “disamping kemahiran teknik, kualitas fisik yang terdiri dari berbagai unsur merupakan syarat mutlak dalam sepakbola”. Hal ini artinya kemampuan fisik dan teknik merupakan komponen yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan dalam permainan sepakbola. Selama ini kemampuan fisik dan teknik telah dilatih dan ditingkatkan secara maksimal. Komponen-komponen kondisi fisik yang mendukung penguasaan teknik dasar sepakbola dilatih secara sistematis dan terus-menerus. Selain itu juga, macam-macam teknik dasar sepakbola telah dilatih dan dikembangkan secara optimal. Menurut Soekatamsi (1988: 34) bahwa,


(19)

commit to user

Teknik dasar bermain sepakbola terdiri dari: 1) Teknik tanpa bola, diantaranya adalah: a) lari cepat dan mengubah arah, b) melompat dan meloncat, c) gerak tipu tanpa bola yaitu gerak tipu dengan badan, d. gerakan-gerakan khusus penjaga gawang. 2) Teknik dengan bola, diantaranya adalah: a) menendang bola, b) menerima bola, c) menggiring bola, d) menyundul bola, e) melempar bola, f) gerak tipu dengan bola, g) merampas atau merebut bola, h) teknik-teknik khusus penjaga gawang.

Dalam permainan sepakbola bila kita amati, menggiring bola merupakan gerakan yang sering dilakukan oleh pemain sepakbola, sehingga pemain tersebut tampak menonjol. Menurut A. Sarumpaet (1992: 24-25) menyatakan bahwa “menggiring bola merupakan teknik dalam usaha memindahkan bola dari suatu daerah ke daerah lain pada saat pemainan. Sedangkan tujuan dari menggiring bola adalah: 1) memindahkan permainan, 2) untuk melewati lawan, 3) untuk memancing lawan, 4) untuk memperlambat permainan”.

Menurut M. Sajoto (1988: 56) “Seorang pemain sepakbola selain harus menguasai teknik dasar yang benar juga harus mempunyai kondisi fisik yang baik, komponen kondisi fisik yang sangat diperlukan meliputi: kekuatan, daya tahan, daya ledak, kecepatan, kelentukan, keseimbangan, koordinasi, kelincahan, ketepatan dan reaksi”. Jadi menggiring bola tidak hanya membawa bola menyusuri tanah dan lurus ke depan melainkan menghadapi lawan yang jaraknya cukup dekat dan rapat. Hal ini menuntut seorang pemain untuk memiliki kemampuan menggiring bola dengan baik. Menggiring bola adalah membawa bola dengan kaki dengan tujuan melewati lawan, mencari kesempatan memberi umpan kepada kawan, dan untuk menahan bola tetap ada dalam penguasaan. Menggiring bola memerlukan keterampilan yang baik dan didukung dari unsur-unsur kondisi fisik yang baik pula seperti kekuatan yang merupakan daya penggerak bagi setiap aktivitas fisik.

Koordinasi mata-kaki merupakan suatu takaran kecepatan dan ketepatan antara penglihatan (mata) dan gerakan yang dilakukan oleh kaki. Koordinasi sebagai hubungan yang harmonis dari hubungan yang saling berpengaruh diantara kelompok-kelompok otot selama melakukan kerja yang ditunjukkan dengan berbagai tingkat keterampilan. koordinasi merupakan perpaduan fungsi beberapa otot secara tepat dan seimbang menjadi satu pola gerak. Koordinasi yang baik


(20)

commit to user

akan mampu mengkombinasikan beberapa gerakan yang kompleks secara mulus tanpa mengeluarkan energi berlebihan. Dengan demikian, hasil gerakan yang dilakukan sangat efisien, halus, mulus dan terkoordinasi dengan baik. Dalam menggiring bola perlu adanya stimulus atau rangsangan yang berupa aksi dari lawan, sehingga otak akan menanggapi dengan reaksi. Koordinasi dalam permainan sepakbola berfungsi untuk mencocokkan antara reaksi yang diberikan otak yang memerintahkan kaki untuk bergerak sesuai kehendak otak, sehingga bola dapat dikendalikan sesuai perintah otak. Mata sebagai penerima rangsang, kemudian di olah dan menghasilkan respon yang digerakkan oleh kaki, sehingga dapat di cocokkan antara rangsang atau aksi yang diterima dan tanggapan atau reaksi yang dilakukan.

Kelincahan adalah kemampuan untuk merubah arah dan posisi sesuai dengan situasi yang dihadapi dengan cepat, tepat selagi tubuh bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya. Kelincahan berhubungan dengan waktu reaksi setelah adanya aksi dari luar maupun dari dalam seseorang sehingga akan mendapatkan hasil yang baik dan sesuai dengan harapan seseorang. Dengan kelincahan yang dimiliki memungkinkan seorang pemain mampu melakukan gerakan berubah arah sesuai dengan situasi yang dihadapi dengan efektif dan efisien. Permainan sepakbola membutuhkan kelincahan untuk bergerak dengan tiba-tiba yang bertujuan untuk mengecoh lawan baik dengan bola maupun tanpa bola.

Panjang tungkai merupakan susunan anatomi tubuh atau anthropometric

seseorang yang berkaitan dengan tungkai hingga telapak kaki. Panjang tungkai adalah ukuran panjang yang diukur dari telapak kaki sampai pada spina illiaca anterior superior. Panjang tungkai berhubungan dengan titik berat badan seseorang sehingga mempengaruhi keseimbangan. Karena, semakin panjang tungkai seseorang semakin tinggi titik berat badan orang tersebut dibandingkan orang yang mempunyai tungkai lebih pendek. Sehingga keseimbangan pemain yang bertubuh pendek lebih baik dari pada pemain yang bertubuh tinggi, sehingga pemain yang bertubuh pendek akan jauh lebih baik dalam menggiring bola dibanding pemain yang bertubuh tinggi. Tetapi tidak dipungkiri bahwa pencarian bibit pemain yang dibutuhkan berpostur tubuh tinggi dan proporsional sebab


(21)

commit to user

jangkauan tungkai lebih panjang untuk menjangkau bola dan memudahkan pemain dalam berebut bola atas serta memudahkan dalam menambah kecepatan sewaktu menggiring bola cepat hal ini sangat dibutuhkan dalam serangan balik, tetapi pemain bertubuh tinggi mempunyai kekurangan yaitu kurangnya keseimbangan dibanding pemain yang bertubuh pendek

Berdasar uraian tersebut di atas, pengkajian dalam penelitian ini diarahkan pada faktor-faktor yang dapat mendukung keterampilan menggiring bola. Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada masalah yaitu: 1) koordinasi mata-kaki, 2) kelincahan, 3) panjang tungkai. Ketiga komponen tersebut diduga memiliki hubungan terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan sepakbola. Namun belum diketahui seberapa besar sumbangan koordinasi mata-kaki, kelincahan, dan panjang tungkai terhadap keterampilan menggiring bola, maka perlu dikaji dan diteliti lebih mendalam baik secara teori dan praktik melalui tes dan pengukuran terhadap komponen-komponen tersebut.

Siswa usia 14-15 tahun LPSB IM Sragen tahun 2011 adalah orang coba untuk membuktikan adanya hubungan koordinasi mata-kaki, kelincahan, dan panjang tungkai terhadap keterampilan menggiring bola. Salah satu alasan pengambilan sampel penelitian siswa usia 14-15 tahun pada LPSB IM Sragen tahun 2011, karena pelatihan fisik dan teknik merupakan program latihan yang mendapat porsi latihan lebih besar dibandingkan dengan porsi latihan taktik dan mental. Namun selama ini belum pernah dilakukan tes dan pengukuran kemampuan fisik dan penguasaan teknik dasar bermain sepakbola khususnya keterampilan menggiring bola. Sehingga, kemampuan yang dimiliki oleh siswa LPSB IM Sragen belum teruji secara pasti apakah telah terampil menggiring bola yang baik dan sesuai tujuan ataukah sebaliknya. Sehingga selain untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan koordinasi mata-kaki, kelincahan, dan panjang tungkai terhadap kemampuan menggiring bola, juga untuk mengetahui besarnya kemampuan menggiring bola.

Ditinjau dari pelaksanaan latihan di LPSB IM Sragen, baik pelatihan penguasaan teknik dan pelatihan fisik telah dilaksanakan dengan baik dan sistematis. Dari pelaksanaan pelatihan tersebut seharusnya para siswa telah


(22)

commit to user

memiliki keterampilan teknik dasar dan kemampuan fisik yang memadai. Sering dijumpai dalam latihan permainan (game) ada beberapa siswa yang kelihatannya memiliki kelincahan dan kemampuan fisik yang baik juga terampil dalam menggiring bola, namun ada juga siswa yang kurang terampil menggiring bola. Inilah fenomena yang menarik untuk diteliti, apakah benar siswa yang memiliki koordinasi mata-kaki, kelincahan baik, dan tungkai yang panjang memiliki kemampuan menggiring bola yang baik juga. Oleh karena itu penulis mengambil tema penelitian dengan judul Hubungan Koordinasi Mata-Kaki, Kelincahan, dan Panjang Tungkai Terhadap Kemampuan Menggiring Bola Pada Siswa Usia 14-15 Tahun Lembaga Pendidikan Sepakbola Indonesia Muda Sragen Tahun 2011.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah diungkapkan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Adakah hubungan koordinasi mata-kaki dengan kemampuan menggiring bola, dan bila ada seberapa besar hubungan tersebut?

2. Adakah hubungan kelincahan dengan kemampuan menggiring bola, dan bila ada seberapa besar hubungan tersebut?

3. Adakah hubungan panjang tungkai dengan kemampuan menggiring bola, dan bila ada seberapa besar hubungan tersebut?

4. Adakah hubungan koordinasi mata-kaki, kelincahan, dan panjang tungkai dengan kemampuan menggiring bola, dan bila ada seberapa besar hubungan tersebut?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut :


(23)

commit to user

1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan koordinasi mata-kaki dengan kemampuan menggiring bola dan bila ada seberapa besar hubungan tersebut. 2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kelincahan dengan kemampuan

menggiring bola dan bila ada seberapa besar hubungan tersebut.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan panjang tungkai dengan kemampuan menggiring bola dan bila ada seberapa besar hubungan tersebut. 4. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan koordinasi mata-kaki, kelincahan,

dan panjang tungkai dengan kemampuan menggiring bola dan bila ada seberapa besar hubungan tersebut.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini penting untuk dilakukan dengan harapan mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Dapat diketahui peranan koordinasi mata-kaki, kelincahan, dan panjang tungkai terhadap keterampilan menggiring bola.

2. Bagi lembaga pendidikan sepakbola yang diteliti. Diketahui tingkat koordinasi mata-kaki, kelincahan, dan panjang tungkai pada siswa usia 14-15 lembaga pendidikan sepakbola IM Sragen tahun 2011, sehingga dapat dijadikan masukan untuk memperhatikan faktor-faktor tersebut dalam usaha meningkatkan keterampilan menggiring bola.

3. Dapat dijadikan masukan bagi pembina dan pelatih sepakbola guna meningkatkan kemampuan menggiring bola pada siswa atau peserta didik. 4. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam bidang


(24)

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Permainan Sepakbola

a. Tujuan Permainan Sepakbola

Sepakbola merupakan permainan yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk seorang penjaga gawang. Hampir seluruh permainan dilakukan dengan keterampilan mengolah bola dengan kaki, kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan seluruh anggota badannya dengan kaki dan tangan.

Tujuan dari masing-masing kesebelasan adalah berusaha untuk memasukkan bola ke gawang lawan sebanyak mungkin dan berusaha menggagalkan serangan lawan untuk melindungi serangan atau menjaga gawangnya agar tidak kemasukan bola. Dalam permainan sepakbola para pemain dituntut untuk dapat menerapkan berbagai teknik ke dalam pola taktik dan strategi serta kerjasama tim yang kompak agar dapat memperoleh kemenangan. Jozef Sneyers (1990: 3) menyatakan bahwa “Prinsip dalam sepakbola sederhana sekali yaitu membuat gol dan mencegah jangan sampai lawan berbuat sama terhadap gawang sendiri”. Pendapat lain dikemukakan Beltasar Tarigan (2001: 2) bahwa, “Sepakbola adalah pemecahan masalah, bagaimana memperagakan sebuah teknik yang serasi, ditinjau dari posisi lawan dan kawan. Pengetahuan tentang taktik dan strategi bermain sepakbola sangat penting”. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Soekatamsi (1988: 12) bahwa: “Semua pemain sepakbola harus menguasai teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola, karena orang akan menilai sampai mana teknik dan keterampilan para pemain dalam hal menendang bola, memberikan bola, menyondol bola, menembakkan bola ke gawang lawan untuk membuat gol”.

Berdasarkan tiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, tujuan permainan sepakbola adalah mencapai kemenangan. Untuk mencapai


(25)

commit to user

kemenangan dibutuhkan penguasaan teknik, taktik dan strategi yang baik, sehingga mempunyai peluang untuk dapat memasukkan bola ke gawang lawan sebanyak-banyaknya. Selain itu juga, kerjasama yang kompak dalam satu tim juga sama pentingnya untuk memperoleh kemenangan. Sebaik apapun keterampilan yang dimiliki seorang pemain tanpa kerjasama yang baik antara pemain yang satu dengan lainnya dalam satu tim, maka akan sulit memperoleh kemenangan. Dalam hal ini Soedjono (1985: 16) menyatakan bahwa “Apa yang dilakukan pemain-pemain secara perorangan harus bermanfaat bagi kesebelasannya. Kesebelasan tanpa koordinasi atau kerjasama dalam satu regu, maka penampilan yang sempurna dari setiap pemain hanya akan mempunyai arti kecil”. Menurut Beltasar Tarigan (2001: 3) bahwa, “Dalam permainan sepakbola, keterampilan-keterampilan yang dimiliki pemain tidak bisa dipisahkan dari satu kesatuan tim dan tidak pernah ia akan nmenggunakannya sendiri”. Artinya, keterampilan-keterampilan yang dimiliki seorang pemain, tidak pernah merupakan tujuan tersendiri.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan dua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, sepakbola merupakan olahraga permainan beregu yang menuntut kualitas taktik dan teknik serta kerjasama yang kompak dalam satu tim untuk memperoleh kemenangan. Sebaik apapun teknik dan taktik yang dimiliki suatu tim, tanpa kerjasama yang kompak akan sulit memenangkan suatu pertandingan.

b. Macam-Macam Teknik Dasar Bermain Sepakbola

Diamati dari pelaksanaan permainan sepakbola bahwa, gerakan-gerakan yang terjadi dalam permainan adalah gerakan-gerakan dari badan dan macam-macam cara memainkan bola. Gerakan badan dan cara memainkan bola adalah dua komponen yang saling berkaitan dalam pelaksanaan permainan gerakan-gerakan badan maupun cara memainkann bola terangkum dalam teknik dasar bermain sepakbola. Seperti dikemukakan Remmy Muchtar (1992: 27) bahwa, “Berdasarkan gerakan-gerakan yang terjadi dalam permainan sepakbola, teknik


(26)

commit to user

sepakbola dibagi atas teknik badan dan teknik bola”. Hal senada dikemukakan Arma Abdoellah (1981: 416) bahwa:

Unsur-unsur untuk dapat bermain sepakbola secara baik sebenarnya sangat kompleks, karena unsur satu dengan yang lain sangat erat hubungannya dan sukar untuk dipisah-pisahkan. Pada garis besarnya teknik sepakbola dapat dibagi menjadi dua yaitu, (1) teknik badan (body technics), ialah gerakan-gerakan dalam sepakbola tetapi tanpa menggunakan bola, (2) teknik dengan bola ialah gerakan-gerakan sepakbola dengan menggunakan bola.

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, teknik dasar bermain sepakbola dikelompokkan menjadi dua macam yaitu, teknik tanpa bola (teknik badan) dan teknik dengan bola. Teknik badan atau teknik tanpa bola pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan kemampuan fisik untuk mencapai kesegaran jasmani (physical fitness) agar dapat bermain sepakbola dengan sebaik-baiknya. Menurut Soekatamsi (1988: 34) unsur-unsur teknik tanpa bola terdiri dari: “(1) lari cepat dan mengubah arah, (2) melompat dan meloncat, (3) gerak tipu tanpa bola, (4) gerakan-gerakan khusus penjaga gawang”.

Teknik dengan bola pada dasarnya merupakan semua gerakan-gerakan dengan bola. Kemampuan seorang pemain dalam memainkan bola akan sangat membantu penampilannya dalam bermain sepakbola. Oleh karena itu, setiap pemain harus mempelajari unsur-unsur teknik dengan bola secara seksama. Menurut Soekatamsi (1988: 34) Teknik dengan bola, diantaranya adalah:

a) menendang bola, b) menerima bola, c) menggiring bola, d) menyundul bola, e) melempar bola,

f) gerak tipu dengan bola, g) merampas atau merebut bola,

h) teknik-teknik khusus penjaga gawang”

Unsur teknik tanpa bola dan unsur teknik dengan bola pada prinsipnya memiliki keterkaitan yang erat dalam pelaksanaan bermain sepakbola. Kedua teknik tersebut saling mendukung dan saling berhubungan. Kedua teknik dasar tersebut harus mampu diperagakan atau dikombinasikan di dalam permainan menurut kebutuhannya. Kualitas dan kemampuan teknik yang baik akan


(27)

commit to user

mendukung penampilan seorang pemain dan kerjasama tim. Semakin baik penguasaan teknik yang dimiliki, memberi peluang untuk memenangkan pertandingan.

c. Pentingnya Menguasai Teknik Dasar Bermain Sepakbola

Baik atau tidaknya penampilan seorang pemain sepakbola tergantung pada penguasaan teknik yang dimiliki. A. Sarumpaet, Zulfar Djazet, Parno, dan Imam Sadikun (1992: 47) bahwa, “Dalam usaha meningkatkan mutu permainan ke arah prestasi, maka masalah teknik merupakan salah satu persyaratan yang menentukan”. Menurut Jozef Sneyers (1990: 24) “Dilihat dari segi taktis, mutu permainan suatu kesebelasan ditentukan oleh penguasaan teknik dasar”. Sedangkan Remmy muchtar (1992: 27) berpendapat, “Untuk dapat bermain sepakbola dengan baik perlu menguasai teknik dengan baik pula”. Tanpa penguasaan teknik yang baik tidak mungkin dapat menguasai atau mengontrol bola dengan baik, dan tanpa kemampuan menguasai bola dengan baik, tidak mungkin dapat menciptakan kerjasama dengan pemain lain.

Berdasarkan tiga pendapat tersebut menunjukkan bahwa, menguasai teknik dasar bermain sepakbola mempunyai peranan penting terhadap penampilan seorang pemain baik secara individu maupun kolektif, serta mendukung penerapan taktik dan strategi permainan. Dengan penguasaan teknik dasar bermain sepakbola yang baik, maka akan mampu melakukan kerjasama yang kompak dalam satu tim, sehingga akan meningkatkan kualitas permainan untuk memperoleh kemenangan.

2. Teknik Menggiring Bola

Menggiring bola atau dribbling merupakan salah satu teknik dasar bermain sepakbola yang cukup menarik dan disenangi oleh pemain sepakbola. Seperti dikemukakan oleh Timo Scheunemann (2005: 47) bahwa, “Bagian dari sepakbola yang mungkin paling disenangi pemain indonesia bahkan dunia adalah


(28)

commit to user

menggiring bola”. Karena dengan menggiring bola melewati lawan pemain tersebut akan terlihat menonjol dibandingkan pemain lain. Sedangkan pengertian menggiring bola menurut Sardjono dkk (1989: 7) bahwa, “Menggiring bola di artikan menggulirkan bola terus menerus di tanah sambil berlari”. Menurut Soekatamsi (1988: 158) bahwa, “Menggiring bola diartikan dengan gerakan lari menggunakan bagian kaki mendorong bola agar bergulir terus-menerus diatas tanah. Menggiring bola hanya dilakukan pada saat-saat yang menguntungkan saja, yaitu bebas dari lawan.” Menurut Yulius Erya Saputra (2006: 9) berpendapat bahwa, “dribbling adalah metode individual yang digunakan oleh para pemain sepakbola untuk bergerak dengan bola dari satu titik ke titik lain”.

Berdasarkan pengertian menggiring bola yang dikemukakan tiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, menggiring bola merupakan usaha pemain sepakbola untuk menggulirkan bola secara terus-menerus di atas lapangan untuk membawa bola dari satu titik ke titik yang lain sambil berlari bertujuan untuk menahan bola dan menghindari lawan dengan bola tetap dalam penguasaannya. Untuk mempertahankan bola, maka seorang pemain harus mampu melakukan improvisasi atau bergerak merubah arah dan kecepatannya. Hal ini dimaksudkan untuk mengecoh lawan agar dapat lolos dari hadangan lawan. Hal ini sesuai pendapat Beltasar Tarigan (2001: 69) bahwa, “Keterampilan menggiring bola dan melewati lawan-lawannya dengan kecepatan berubah-ubah, merupakan suatu atraksi yang sangat menarik dan menggairahkan dalam pertandingan sepakbola”. Kemampuan seorang pemain menggiring bola dengan kecepatan berubah-ubah arah akan menyulitkan lawan untuk menghadangnya, sehingga akan mampu menyelesaikan bola dengan tepat sesuai dengan keinginannya.

a. Manfaat Menggiring Bola

Menggiring bola pada dasarnya bertujuan untuk melewati lawan, menahan bola dan memberikan operan kepada teman seregunya. Dalam hal ini Soekatamsi (1988: 158) menyatakan bahwa, kegunaan teknik menggiring bola yaitu: “(1) untuk melewati lawan, (2) untuk mencari kesempatan memberikan bola umpan kepada teman dengan tepat, (3) untuk menahan bola tetap dalam penguasaan, menyelamatkan bola apabila tidak terdapat kemungkinan atau


(29)

commit to user

kesempatan untuk dengansegera memberikan operan kepada teman”. Menurut A. Sarumpaet (1992: 24-25) “Menggiring bola merupakan teknik dalam usaha memindahkan bola dari suatu daerah ke daerah lain pada saat permainan. Sedangkan tujuan dari menggiring bola adalah: 1) memindahkan permainan, 2) untuk melewati lawan, 3) untuk memancing lawan, 4) untuk memperlambat permainan”.

Hal terpenting dan harus diperhatikan saat menggiring bola yaitu dilakukan pada situasi yang tepat di daerah pertahanan lawan. Joseph A. Luxbacher (2004: 47) menyatakan, “Keterampilan menggiring bola yang digunakan dalam situasi yang tepat dan merusak pertahanan lawan”. Menurut Beltasar Tarigan (2001: 70) bahwa, “melalui kemampuan yang dimiliki (menggiring bola), biasanya pemain lawan melakukan penjagaan lebih dari satu orang. Akibatnya, lawan terpaksa keluar dari posisinya untuk mencegah kecepatan dan kelincahan yang sangat berbahaya”. Dalam keadaan tersebut, pemain penyerang dengan cerdiknya memberilan umpan kepada temannya yang leluasa untuk menendang bola ke gawang lawan. Menurut Gill Harvey (2003: 30) bahwa, “paling aman menggiring bola ketika anda berada di daerah lawan. Jangan sekali-kali mencoba menggiring bola di daerah gawang sendiri karena terlalu berbahaya”.

Berdasarkan tiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, menggiring bola akan memberikan manfaat dalam suatu tim jika dilakukan di daerah pertahanan lawan. Pemain yang terampil menggiring bola harus mampu memanfaatkannya pada situasi yang tepat. Hal ini karena, pemain yang terampil menggiring bola akan mampu membuka dan mengacaukan pertahanan lawan. Seringkali pemain yang terampil menggiring bola dijaga atau dihadang lebih dari seorang pemain. Kondisi yang demikian dapat dimanfaatkan untuk mencetak gol ke gawang lawan yaitu, dengan cara mengoperkan bola kepada teman seregunya yang leluasa untuk melakukan tembakan ke gawang lawan.


(30)

commit to user

Menggiring bola adalah salah satu teknik dasar bermain sepakbola yang menuntut skill yang tinggi dalam memainkannya. Teknik yang salah saat menggiring bola akan mengakibatkan bola lepas dari penguasaannya atau bola mudah direbut oleh lawan. Oleh karena itu, seorang pemain harus menguasai prinsip-prinsip menggiring bola. Gill Harvey (2003: 32) menyarankan beberapa tips menggiring bola sebagai berikut:

1. Tegakkan kepala agar bisa melihat gerakan lawan.

2. Pertahankan agar bola tetap dekat dengan anda saat menggiring bola. Gunakan bagian-bagian kaki yang berbeda saat menggiring bola.

3. Turunkan bahu dan liukkan tubuh untuk mengecoh lawan.

4. Cobalah trik-trik gerakan dan tipuan yang berbeda agar lawan hilang keseimbangan.

5. Jaga agar tubuh anda tetap berada diantara bola dan lawan untuk melindungi bola.

6. Menjauhlah dari lawan secepat mungkin.

Prinsip-prinsip menggiring bola tersebut harus dikuasai seorang pemain saat menggiring bola. Kesalahan menggiring bola adalah suatu kegagalan yaitu kehilangan bola, sehingga memberi peluang bagi pihak lawan untuk melakukan serangan balik. Jika saat mnggiring bola mendapat hadangan dari lawan, maka untuk menunjang keberhasilan menggiring bola yaitu seorang pemain harus mampu berimprovisasi atau melakukan gerak tipu untuk mengecoh lawan. Soedjono (1985:61) menyatakan ”Pemain-pemain tidak akan melakukan improvisasi dan permainan berdaya cipta, apabila mereka tidak mengalami situasi yang menyulitkan. Permainan yang berdaya cipta adalah suatu insting yang menanggapi situasi yang sulit”. Pendapat lain dikemukakan oleh Gill Harvey (2003: 15) bahwa, “dalam berbagai situasi, belokan yang sedikit lebih rumit dapat membantu anda mengecoh lawan. Cobalah untuk lebih fleksibel, dan bereksperimen. Anda mungkin lebih suka mengembangkan cara anda sendiri dalam melakukan belokan-belokan tertentu”.

Kemampuan berimprovisasi atau melakukan gerak tipu saat menggiring bola adalah penting. Kemampuan seorang pemain melakukan gerak tipu saat menggiring bola akan mampu mengecoh antisipasi lawan, sehingga akan mudah melewatinya. Tanpa memiliki kemampuan melakukan gerak tipu atau


(31)

commit to user

berimprovisasi saat menggiring bola, maka memudahkan lawan untuk merebut bola.

c. Macam-Macam Cara Menggiring Bola

Menggiring bola dapat dilakukan dengan kaki kanan maupun kaki kiri. Dapat dikombinasikan antara kaki kanan dan kaki kiri. Setiap bagian kaki dapat digunakan untuk menggiring bola kecuali tumit. Oleh karena itu, untuk mendukung keterampilan menggiring bola, seorang pemain sepakbola harus mampu menggunakan bagian-bagian kaki untuk menggiring bola. Menurut Soekatamsi (1988: 159-160) pada prinsipnya menggiring bola dapat dilakukan dengan tiga bagian kaki yaitu, “(1) menggiring bola dengan kura-kura bagian dalam, (2) menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar, (3) menggiring bola dengan kura-kura kaki penuh”.

1) Menggiring Bola Dengan Kura-Kura Kaki Bagian Dalam

Posisi kaki menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian dalam yaitu kaki tumpu berada disamping bola dan kaki lainnya berada dibelakang bola dengan posisi kura-kura kaki bagian dalam siap untuk menyentuh atau menggulirkan bola. Kaki yang digunakan untuk menggiring bola tidak diayunkan seperti teknik menendang bola, akan tetapi tiap langkah secara teratur menyentuh atau mendorong bola bergulir ke depan dan bola harus selalu dekat dengan kaki. Pada saat menggiring bola kedua lutut harus selalu sedikit ditekuk, dan pada waktu kaki menyentuh bola, mata melihat bola, selanjutnya melihat situasi lapangan.


(32)

commit to user

Gambar 1. Menggiring Bola dengan Kura-Kura Kaki Bagian Dalam (Sumber: Soekatamsi, 1988: 159)

2) Menggiring Bola Dengan Kura-Kura Kaki Penuh

Posisi kaki menggiring bola dengan kura-kura kaki penuh yaitu kaki tumpu berada disamping belakang bola dan kaki untuk menggiring bola siap melakukan posisi untuk mendorong bola dengan kura-kura kaki penuh. Sesuai dengan irama langkah lari, tiap langkah dengan kura-kura penuh bola didorong bergulir kedepan dekat dengan kaki. Menggiring bola dengan kura-kura kaki penuh ini pemain dapat membawa bola dengan cepat. Dan cara ini hanya dapat digunakan apabila didepan terdapat daerah yang bebas dari lawan dan cukup luas, hingga jarak untuk menggiring bola cukup jauh.


(33)

commit to user

(Sumber: Soekatamsi, 1988: 161) 3) Menggiring Bola Dengan Kura-Kura Kaki Bagian Luar

Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki dalam menendang bola dengan kura-kura kaki sebelah luar. Setiap langkah secara teratur dengan kura-kura kaki bagian luar kaki kanan atau kaki kiri mendorong bola bergulir ke depan, dan bola harus selalu dekat dengan kaki. Pada saat menggiring bola kedua lutut selalu sedikit ditekuk, waktu kaki menyentuh bola pandangan pada bola, selanjutnya melihat situasi lapangan.

Gambar 3. Menggiring Bola dengan Kura-Kura Kaki Bagian Luar (Sumber: Soekatamsi, 1988: 162)

d. Pentingnya Menggiring Bola

Menggiring bola merupakan salah satu teknik dasar dengan bola dalam bermain sepakbola yang merupakan cerminan dari keindahan permainan sepakbola. Menggiring bola adalah teknik menggulirkan bola dengan berlari secara terus-menerus berpindah dari titik satu ke titik yang lain. Menggiring bola merupakan teknik individu atau perorangan sehingga pemain yang mampu menggiring bola dengan baik akan terlihat menonjol dari pemain yang lain. Menurut Joseph A. Luxbacher (2004: 48) bahwa, “Keberhasilan serangan tergantung pada setiap kemampuan pemain untuk menguasai bola, kemampuan untuk mengalahkan lawan dalam dribble pada situasi satu lawan satu, khususnya di dalam sepertiga daerah serangan, dan kemampuan untuk menghadapi lawan


(34)

commit to user

yang mencoba merebut bola merupakan hal yang penting bagi keberhasilan individu”.

Menggiring bola berperan dalam serangan untuk menguasai bola dan membuka ruang bagi diri sendiri maupun teman satu tim untuk mencetak gol. Tetapi lebih baiknya dilakukan di sepertiga lapangan daerah pertahanan lawan. Untuk mengalahkan lawan pada situasi satu lawan satu.

e. Komponen Kondisi Fisik yang Diperlukan Saat Menggiring Bola

Menggiring bola merupakan salah satu teknik dasar dalam sepakbola yang kompleks, menurut Arma Abdoellah (1981: 416-420) menyatakan bahwa, “Teknik badan yang ditujukan kepada perkembangan kemampuan fisik untuk mencapai kesegaran fisik (physical fitness), agar dapat bermain sepakbola sebaik-baiknya yang meliputi: 1) Kecepatan (speed), 2) Kekuatan (strenght), 3) Daya Tahan (endurance), 4) Kelincahan (agility), 5) Kelentukan (flexibility) “

Komponen kondisi fisik disetiap cabang olahraga mempunyai peranan yang berbeda-beda. Berikut ini penjelasan kondisi fisik yang diperlukan saat menggiring bola.

1) Kecepatan (speed)

Kecepatan merupakan komponen kondisi fisik yang penting dalam usaha mencapai prestasi yang tinggi. Kecepatan adalah perubahan gerak dari satu tempat ke tempat yang lain yang dilakukan dalam waktu singkat. Perubahan tersebut berlaku untuk seluruh tubuh atau salah satu bagian tubuh saja.Seperti dikemukakan Dangsina Moeloek dan Artjatmo Tcokronegoro (1984: 7) bahwa “kecepatan dalah sebagai laju gerak, dapat berlaku untuk seluruh tubuh atau bagian tubuh”. Menurut M. Sajoto (1995: 5) kecepatan adalah “kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dlam bentuk yang sama, dalam waktu yang sesingkat- singkatnya”.

Berdasarkan pendapat dari kedua ahli diatas dapat disimpulkan bahwa, kecepatan merupakan kamampuan seseorang untuk melakukan gerakan yang


(35)

commit to user

sama dalam wakyu yang sesingkat-singkatnya. Macam-macam kecepatan dibagi menjadi tiga berdasarkan bentuk-bentuk gerakan. Dalam hal ini Sudjarwo (1993:28) membedakan kecepatan menjadi tiga macam “(1) sprinting speed, (2) reaction of speed, (3) speed of movement”. Sprinting speed adalah suatu kemampuan bergerak ke depan dengan kekuatan dan kecepatan maksimal, dihasilkan oleh banyaknya frekuensi gerakan kaki serta panjang langkah. Reaction of speed adalah kecepatan mengadakan reaksi terhadap suatu rangsang. Speed of movement adalah kemampuan kecepatan kontraksi secara maksimal oleh otot-otot atau dalam segerombolan otot dalam suatu gerakan yang terputus. Gerakan tersebut merupakan gerakan mendadak, meledak dalam suatu gerakan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan, Sudjarwo (1993: 29) menyatakan, baik tidaknya kecepatan (speed) seorang atlet dapat dilihat :

1) Macam fibril otot (pembawaan).

2) Pengaturan sistem yang baik, berari sisitem koordinasi untuk mengatur kecepatan.

3) Kekuatan otot, merupakan faktor yangmenentukan kecepatan.

4) Elastisitas otot, makin baik akan menyebabkan kontraksi otot yang baik berarti kecepatan baik pula.

5) Sifat rilex dari otot baik pengaruhmya terhadap kecepatanmaupun penguasaan teknik. Otot yang rilex tidak cepat lelah berarti efektif dan ekonomis.

Dari pendapat diatas yang dikemukakan oleh para ahli tersebut kecepatan ini dihasilkan kontraksi otot secara maksimal. Kecepatan berlaku untuk seluruh tubuh atau salah satu bagian tubuh saja. Keterlibatan kecepatan seluruh tubuh atau bagian tubuh ini tergantung dari tuntutan cabang olahraga yang bersangkutan. Misalnya kecepatan yang dibutuhkan sprinter dengan usaha meloloskan diri seorang pemain sepakbola yang sedang dibayang-bayangi pemain lawan saat menerima bola lemparan ke dalam agar bola tidak direbut lawan.

2) Kekuataan (strenght)

Kekuatan merupakan salah satu unsur pokok dominan sebagai kemampuan gerak untuk mencapai prestasi maksimal. Rusell R. Pate et al (1984) mengemukakan “Kekuatan adalah tenaga yang dipakai untuk mengubah keadaan gerak atau bentuk dari suatu benda”. Suharsono (1993: 39) berpendapat bahwa ”Kemampuan otot untuk dapat mengatasi tahanan atau beban, menahan atau


(36)

commit to user

memindahkan beban dalam menjalankan aktivitas olahraga”. Berdasarkan pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kekuatan adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk mengerahkan tenaga maksimal dalam menahan beban tertentu dalam suatu aktivitas. Kekuatan merupakan salah satu unsur dari komponen kondisi fisik yang diperlukan pada setiap cabang olahraga sesuai dengan karakteristik cabang olahraga tersebut. Kekuatan otot adalah unsur komponen kondisi fisik yang sangat penting dalam meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan karena: 1) Kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik, 2) Kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi otot dari kemungkinan cidera, 3) Latihan kekuatan dapat membantu membentuk postur tubuh yang ideal, 4) Dengan kekuatan dapat memperkuat persendian.

Berikut faktor-faktor penentu baik tidaknya kekuatan Suharno HP (1993: 39) menyatakan :

1) Besar kecilnya potongan melintang otot (potongan morphologisyang tergantung pada proses hipertrofi otot)

2) Jumlah fibril otot yang turut bekerja dalam melawan beban, makin besar fibril otot yang berkerjaberarti kekuatan bertambah besar.

3) Tergantung besar kecilnya rangka tubuh,makin besar skelet makin besar kekuatan.

Karena itu kebanyakan penampilan keterampilan olahraga melibatkan gerakan-gerakan yang disebabkan oleh kekuatan yang dihasilkan oleh kontraksi otot dan kekuatan gaya maupun kekuatan yang digunakan oleh sesuatu dari luar atau orang lain. Misalnya salah satu keterampilan menyundul bola dalam suatu permainan sepakbola saat berebut bola dengan pemain lawan.

3) Daya Tahan (endurance)

Sepakbola membutuhkan kebugaran dan stamina yang baik. Bukan satu hal yang baik bila seseorang bisa bermain hebat dalam 10 menit pertama, setelah itu ia menunjukan sikap kelalahan. Selama hampir 1,5 jam pertandingan sepakbola, para pemain berlari rata-rata sekitar 5mil (8 kilometer) dengan sebagian lari cepat dan lari-lari kecil cepat, jarak seperti itu bukan jarak yang pendek. Untuk itu untuk memperoleh stamina yang baik adalah dengan latihan daya tahan karena tingkatan tertinggi dari daya tahan adalah stamina. Latihan daya tahan yang makin lama, makin berat dan makin meningkat untuk menjadi


(37)

commit to user

latihan stamina yang meningkatkan kemampuan bertahan terhadap rasa lelah dan makin lama makin berkembang.

Daya tahan ada dua macam menurut Yusuf Hadisasmita dan Aip Syrifuddin (1996: 107) daya tahan ada dua macam adalah.

1. Daya tahan otot. Otot bergantung pada : (a) Kekuatan otot

(b) Jumlah bahan bakar yang ada pada otot dan hati (c) Diet gizi dalam waktu yang lama

(d) Istirahat yang cukup

2. Daya kardiorespiratori, daya ini bergantung pada :

(a) Kompononen alat-alat pernafasan tubuh untuk menyedot oksigen dalam jumlah yang besar dan mengeluarkan zat asam arang dalam jumlah yang besar pula.

(b) Kemamapuan jantung untuk menambah keluaran darah dan menstrabsportasikan Oksogen dan kabondioksida ke dan dari otot melalui darah.

Latihan pembentukan daya tahan anak terutama pada latihan dari daya tahan otot dan latihan cardio respiratory endurance yang merupakan faktor-faktor penting di dalam pembentukan tingkat kesegaran jasmani. Oleh karena itu unsur kondisi fisik seperti daya tahan tidak hanya sebagai pelengkap dari unsur lain dalam permainan sepakbola karena pemain sepakbola tidak akan menciptakan permainan yang indah dilihat dan tidak bisa memenangkan permainan tanpa mempunyai stamina yang baik.

4) Kelentukan (flexibility)

M. sajoto (1988 : 58) menyatakan bahwa “kelentukan adalah efektifitas seseorang dalam penyesuaian dirinya, untuk melakukan segala aktivitas tubuh dengan penguluran seluas-luasnya, terutama otot-otot, ligamen-ligamen di sekitar persendian”. Kelentukan merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan gerak olahraga, apabila seseorang mengalami gerak yang kurang luas pada persendiannya dapat mengganggu gerakan atau menimbulkan cedera pada otot. Macam-macam kelentukan menurut Suharno HP (1993 : 54) antara lain:

(1) Kelentukan umum, ialah kemampuan seseorang dalam gerak dengan amplitudo yang luas dimana sangat berguna dalam gerakan olahraga pada umumnya dan menghadapi hidup sehari-hari. Kelentukan sendi-sendi tidak mengganggu/menghambat gerakan dalam olahraga apa saja dan


(38)

commit to user pekerjaan umum sesuai dengan situasi,

(2) Kelentukan khusus, ialah kemampuan seseorang dalam gerak dengan amplitudo yang luas dan berseni dalam satu cabang olahraga. Tuntutan masing-masing cabang olahraga terhadap kelentukan sangat berbedabeda. Perbedaan tersebut biasanya atas dasar perbedaan teknik dari

masing-masing cabang olahraga dan taktik bertanding yang digunakan. Latihan kelentukan (fleksibilitas) tubuh sangat erat kaitannya dengan gerak persendian, oleh karena itu latihan kelentukan adalah suatu bentuk latihan untuk memberikan gerak yang luas pada persendian, dengan tujuan untuk mengurangi kekakuan pada tubuh menambah elastisitas pada otot, dan mengurangi ketegangan pada otot. Hal ini merupakan dasar yang sangat penting dalan pembinaan fisik permainan sepakbola sebab dalam permainan sepakbola dibutuhkan banyak fungsi kelentukan dari anggota tubuh misalnya, pada saat pemain menyundul bola (heading) yang dibutuhkan salah satu fungsi dari organ tubuh yaitu otot perut.

Pendapat dari Suharno HP (1993 : 56) masalah-masalah yang perlu diperhatikan dalam kaitannya melatih kelentukan adalah:

1) Pemanasan sebelum masuk ke inti latihan, harus cukup baik. 2) Gerakan-gerakan jangan dipaksakan sehingga mengakibatkan robek/putusnya jaringan-jaringan pembentuk persendian.

3) Latihan harus sistematis, metodis penambahan beban latihan dari sedikit demi sedikit.

4) Selesia latihan kelentukan, perlu diimbangi dengan latihan kekuatan pembentuk sendi-sendi yang dilatih.

5) Janganlah memaksa atlet yang sedang susah, muram,takut dan sakit untuk berlatih kelentukan.

6) Latihan kelentukan sebaiknya dimulai umur dini dan pada siang hari. 7) Latihan dengan metode aktif dan pasif selalu dikombinasikan.

f. Kesalahan-Kesalahan Saat Menggiring Bola

Menggiring bola adalah gerakan keterampilan yang sulit dilakukan. Tidak setiap pemain sepakbola mampu menggiring bola dengan baik. Tidak menutup kemungkinan, pemain yang profesional pun dapat mengalami kesalahan saat menggiring bola, sehingga bola mudah direbut lawan. Menurut Arma Abdoellah (1981: 427) bahwa kesalahan-kesalahan yang sering terjadi dalam menggiring bola antara lain:


(39)

commit to user

a) Bukan mendorong bola, tetapi menendang bola sehingga jalannya bola terlalu cepatdan tidak terkontrol.

b) Jarak antara kaki pemain dengan bola terlalu jauh, sehingga mudah direbut lawan.

c) Irama langkah lari rusak akibat dari irama kaki menyentuh bola tidak teratur.

d) Mata hanya selalu tertuju pada bola saja, sehingga dalam permainan yang sesungguhnya pemain itu tidak dapat melihat situasi lapangan seluruhnya.

Keterampilan menggiring bola dapat dicapai dengan baik, jika kesalahan-kesalahan saat menggiring bola dapat dihindari. Joseph A. Luxbacher (2004: 51) menyarankan beberapa tips untuk memperbaiki kesalahan menggiring bola sebagai berikut:

a) Jaga bola agar tetap dibawah tubuh, serapat mungkin dengan kaki. b) Gunakan sentuhan yang halus

c) Jangan terlalu semangat atau melakukan terlalu banyak gerakan tubuh yang berbeda.

d) Jaga agar kepala tetap tegak sesering mungkin saat menggiring bola. Pandangan berfungsi untuk melihat situasi permainan.

Penguasaan teknik menggiring yang baik dan benar sangat penting dalam pelaksanaan menggiring bola. Jika seorang pemain telah menguasai teknik menggiring yang baik, akan meminimalkan kesalahan pada saat menggiring bola. Kesalahan yang terjadi saat menggiring bola, berarti kesempatan bagi lawan untuk merebutnya dan kesempatan bagi lawan untuk melakukan serangan balik.

3. Koordinasi Mata-Kaki a. Definisi Koordinasi Mata-Kaki

Koordinasi pada prinsipnya merupakan pengaturan syaraf-syaraf pusat

dan tepi secara harmonis dalam menggabungkan gerakan-gerakan otot synergis

dan antagonis secara selaras. Koordinasi merupakan kemampuan seseorang untuk merangkaikan beberapa gerakan menjadi satu pola gerakan yang efektif dan efisien. Berkaitan dengann koordinasi Suharno HP. (1993: 61) menyatakan, “koordinasi adalah kemampuan atlet untuk merangkaikan beberapa gerak menjadi satu gerak yang utuh dan selaras”. Menurut M. Sajoto (1995: 9) bahwa,


(40)

commit to user

“koordinasi adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacam-macam gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara efektif”. Menurut Mulyono Biyakto Atmojo (2008: 57) bahwa, “koordinasi adalah kemampuan untuk secara bersamaan melakukan berbagai tugas gerak secara mulus dan akurat (tepat)”. Menurut Ismaryati (2008 : 53) bahwa, “Koordinasi didefinisikan sebagai hubungan yang harmonis dari hubungan saling pengaruh di antara kelompok-kelompok otot selama melakukan kerja”.

Berdasarkan pengertian koordinasi yang dikemukakan empat ahli tersebut dapat dirumuskan bahwa, koordinasi mata-kaki adalah suatu integrasi antara mata sebagai pemegang fungsi utama dalam hal ini melihat situasi permainan yang dihadapi, dan kaki sebagai pemegang fungsi melakukan suatu gerakan yang dikehendaki oleh otak, setelah merespon situasi yang dilihat oleh mata. Integrasi yang melibatkan dua bagian gerak yaitu mata dan kaki harus dirangkaikan menjadi satu pola gerakan yang baik dan harmonis untuk mendukung kemampuan menggiring bola.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Koordinasi

Tingkat koordinasi atau baik buruknya koordinasi gerak seseorang tercermin dalam kemampuannya untuk melakukan suatu gerakan secara mulus, tepat (precise), dan efisien. Seseorang yang memiliki koordinasi baik bukan hanya mampu melakukan suatu keterampilan secara sempurna, tetapi juga mudah dan cepat dapat melakukan keterampilan-keterampilan yang baru. harsono (1988: 221) menyatakan, “kecepatan, kekuatan, daya tahan, kelentukan, kinesthetic, sense, balance, dan ritme, semua menyumbang dan berpadu di dalam koordinasi gerak, oleh karena itu satu sama lainnya mempunyai hubungan yang erat”. Kalau salah satu unsur tidak ada atau kurang berkembang, maka hal ini berpengaruh terhadap kesempurnaan koordinasi”. Pendapat lain dikemukakan Suharno HP. (1993: 62) dalam usaha untuk pencapaian prestasi, koordinasi di pengaruhi oleh :

a) Pengaturan syarat pusat dan tepi, hal ini berdasarkan pembawaan atlet dan hasil dari latihan.

b) Tergantung tonus dan elastisitas dari otot yang melakukan gerakan. c) Baik dan tidaknya keseimbangan, kelincahan, dan kelentukan atlet. d) Banyak dan tidaknya koordinasi kerja syaraf, otot dan indera.


(41)

commit to user

Faktor pembawaan dan kemampuan kondisi fisik khususnya kelincahan, kelentukan, keseimbangan, kekuatan, daya tahan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan koordinasi yang dimilki seseorang. Dengan kata lain jika kelincahan, kelentukan, keseimbangan, kekuatan, dan daya tahan baik, maka tingkat koordinasinya juga baik. Dengan demikian latihan yang bertujuan meningkatkan komponen kondisi fisik tersebut, maka secara tidak langsung akan meningkatkan kemampuan koordinasi pula.

c. Koordinasi Mata-Kaki Tinggi dan Rendah

Koordinasi mata-kaki dinyatakan baik apabila integritas mata dan gerak kaki dapat melakukan gerakan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Tingkat koordinasi mata-kaki dapat diketahui melalui tes dan pengukuran yang relevan. Bentuk tes yang relevan untuk mengukur koordinasi mata-kaki menurut Ismaryati (2008: 54-56) yaitu, “soccer wall volley test dan soccer dribble test”.

Melalui tes dan pengukuran koordinasi mata-kaki, maka akan diketahui sejauh mana kemampuan yang dimilikinya. Untuk mengkategorikan tingkat koordinasi mata-kaki seseorang tinggi atau rendah, dengan membandingkan hasil yang dicapai seseorang dengan orang lain. Misalnya dalam penelitian ini, sampel dites kemampuan koordinasi mata-kaki, untuk selanjutnya hasil tersebut dirangking dari nilai tertinggi sampai nilai terendah. Dari hasil perengkingan tersebut, kemudian diambil rata-rata, nilai yang lebih dari rata-rata dikategorikan koordinasi mata kaki tinggi, sedangkan nilai yang kurang dari rata-rata dikategorikan koordinasi mata-kaki rendah.

d. Peranan Koordinasi Mata-Kaki dengan Kemampuan Menggiring Bola

Koordinasi merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang mempunyai peran penting terutama untuk cabang olahraga permainan termasuk permainan sepakbola. Hampir seluruh gerakan dalam permainan sepakbola membutuhkan koordinasi mata-kaki.

Menggiring bola merupakan teknik sepakbola yang membutuhkan koordinasi yang baik. Dalam gerakan menggiring bola, koordinasi yang


(42)

commit to user

dibutuhkan adalah koordinasi mata-kaki. Koordinasi mata-kaki berperan dalam memainkan bola dengan baik dan lancar dengan melihat situasi permainan. Harsono (1988: 220) menyatakan, “suatu keterampilan atau skill menuntut adanya koordinasi. Koordinasi yang dibutuhkan dalam keterampilan diantaranya koordinasi mata-kaki (foot-eye coordination) dan koordinasi mata-tangan ( eye-hand coordination). Koordinasi mata-kaki dibutuhkan dalan gerakan seperti dalam skill menendang bola, menngiring bola”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, ketepatan dribbling passing dalam sepakbola merupakan suatu keterampilan yang memiliki gerakan cukup kompleks. Kemampuan seorang pemain menggiring bola dan mengoper bola atau menembakkan bola ke gawang lawan dibutuhkan koordinasi mata-kaki yang baik, maka gerakan menggiring bola dapat dilakukan dengan baik dan lancar serta mampu menyelesaikan bola tepat pada sasaran yang diinginkan. Namun sebaliknya, koordinasi mata-kaki yang buruk, maka gerakan menggiring bola tidak lancar, bola mudah direbut lawan dan penyelesaian kurang akurat.

4. Kelincahan a. Definisi Kelincahan

Sejalan dengan berkembangnya permainan sepakbola, pemain sepakbola dituntut untuk selalu bergerak dalam usaha melepaskan diri dari kawalan lawan. Baik saat membawa bola maupun tanpa membawa bola. Dalam gerakan membawa bola atau menggiring bola, pemain harus dapat mengkontrol dan menguasai gerakan, baik gerakan badan maupun gerakan bola. Sedangkan untuk dapat melakukan gerakan tanpa bola, perlu adanya faktor kelincahan yang baik yang harus dimiliki oleh seorang pemain sepakbola. Agar dalam menggiring bola tetap dalam penguasaannya usur kelincahan sangat diperlukan. Menurut Mulyono Biyakto Atmojo (2008: 57) bahwa, “Kelincahan adalah kemampuan untuk merubah arah dengan cepat dan tepat posisi tubuh terhadap ruang”. Hal lain yang senada dikemukakan oleh Sudjarwo (1991: 31) bahwa, “kelincahan adalah merupakan kemampuan merubah arah dan posisi dengan situasi yang dihadapi”.


(43)

commit to user

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk merubah arah dan posisi secepat mungkin sesuai dengan situasi yang dihadapi dan kehendaki. Dengan memiliki kemampuan merubah arah dan posisi yang baik maka akan semakin baik tingkat kelincahan dan gerakan-gerakan pemain untuk melakukan gerakan menggiring bola. Pada hakekatnya kelincahan dan keterampilan saling bekerja sama satu sama lainnya.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelincahan

Kelincahan yang dilakukan dalam pertandingan menunjukkan bahwa unsur-unsur motorik lainnya yang ikut membantu saat gerakan dilakukan untuk mencapai gerakan yang efisien, yaitu antara kerja system syaraf melalui fungsi kontrol muskuler yang hal ini berjalan dengan baik akan membentuk dan mempengaruhi kelincahan dan kondisi tubuh sehingga menghasilkan gerakan yang efisien Suharno HP (1985: 33).

Ditinjau dari pengertian kelincahan yaitu kemampuan seseorang untuk merubah arah dengan cepat dan situasi yang dikehendaki, Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kelincahan menurut Dangsina Moeloek dan Arjadino Tjokro (1984: 8-9) adalah:

1) Tipe tubuh

Seperti telah dijelaskan dalam pengertian kelincahan bahwa gerakan-gerakan kelincahan menuntut terjadinya pengurangan dan pemacuan tubuh secara bergantian. Dimana momentum sama dengan massa dikalikan kecepatan. Dihubungkan dengan tipe tubuh, maka orang yang tergolong mesomorfi dan mesoektomorfi lebih tangkas dari sektomorf dan endomorf.

2) Usia

Kelincahan anak meningkat sampai kira-kira usia 12 tahun (memasuki pertumbuhan cepat). Selama periode tersebut (3 tahun) kelincahan tidak meningkat, bahkan menurun. Setelah masa pertumbuhan berlalu, kelincahan meningkat lagi secara mantap sampai anak mencapai maturitas dan setelah itu menurun kembali.


(44)

commit to user

Anak laki-laki menunjukkan kelincahan sedikit lebih baik dari pada anak wanita sebelum mencapai usia pubertas. Setelah pubertas perbedaan tampak lebik mencolok.

4) Berat badan

Berat badan yang berlebihan secara langsung mengurangi kelincahan. 5) Kelelahan

Kelelahan mengurangi ketangkasan terutama karena menurunkan koordinasi. Sehubungan dengan hal itu, penting untuk memelihara daya tahan kardiovaskuler dan otot agar kelelahan tidak mudah timbul.

Adapun macam-macam bentuk latihan kelincahan yaitu: a) Lari bolak-balik (Shuttle Run), b) Lari zig-zag (Zig-zag Run), c) Squat trust dan modifikasinya, d) lari rintangan (Harsono, 1988: 173). Latihan kelincahan dapat juga dilakukan dengan latihan bersifat seperti anaerobic seperti: 1) Dot drill, 2) Tree Coner dril, 3) Down the-line drill (Harsono, 1988: 173).

Dari contoh diatas kita lihat bahwa bermacam-macam latihan kelincahan dapat diciptakan. Imajinasi pelatih adalah penting untuk menciptakan latihan-latihan yang sesuai dengan gerakan-gerakan yang dilakukan dalam cabang olahraganya.

c. Peranan Kelincahan dengan Kemampuan Menggiring Bola

Menggiring bola merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan dalam sepakbola. Faktor yang mempengaruhi menggiring bola salah satunya adalah kelincahan, karena kelincahan merupakan kemampuan seseorang untuk merubah arah dengan cepat sesuai dengan kondisi yang dihadapi. Dalam menggiring bola dan menghadapi lawan, maka kelincahan sangat diperlukan karena mampu mengelabui lawan dengan gerakan yang berbeda dan cepat. Adapun fungsi dan peranan kelincahan antara lain:

a) Mengkoordinasi gerakan dalam olahraga,

b) Membantu dalam menguasai teknik yang lebih tinggi sesuai dengan masing-masing cabang olahraganya,


(45)

commit to user

d) Membantu mengantisipasi gerakan lawan terutama pada olahraga permainan, e) Gerakan-gerakan yang dilakukan lebih efektif dan efisien sehingga tidak

mudah mengalami kelelahan.

Menggiring bola adalah teknik dasar sepakbola yang menentukan mobilitas gerak yang baik. Menggiring bola dilakukan dengan merubah arah dan kecepatannya saat melewati lawannya. Seorang pemain yang mempunyai kelincahan baik, maka akan mampu merubah arah dan kecepatannya dengan efektif dan efisien serta mampu mengoperkan bola tepat pada sasaran yang diinginkan. Seorang pemain yang lincah akan mengatasinnya dengan baik meskipun dalam situasi yang sulit. Seperti yang dikemukakan oleh Remmy Muchtar (1992:91) bahwa, ”Kelincahan sering dapat diamati dalam situasi permainan sepakbola. Sebagai contoh, seorang pemain yang tergelincir atau terjatuh di lapangan, namun masih mampu menguasi bola dan mengoperkan bola tersebut dengan cepat pada temannya. Dan sebaliknnya, seorang pemain yang kurang lincah mengalami situasi yang sama tidak mampu menguasai bola, namun kemungkinan justru mengalami cidera”.

Dari contoh tersebut menggambarkan bahwa, seorang pemain yang lincah akan mampu menyelesaikan bola meskipun dalam kondisi yang sulit. Demikian halnya dalam gerakan menggiring bola, seorang pemain yang lincah akan mampu lolos dari hadangan atau kawalan lawan serta masih tetap menguasai bola.

5. Tinggi Badan

Siswa mengalami pertumbuhan dan perkembangan berbeda-beda yang akan mempengaruhi kondisi tubuh atau ukuran tubuh. Ukuran tubuh proporsional sesuai cabang olahraga yang ditekuni merupakan salah satu syarat yang dapat mempengaruhi pencapaian prestasi olahraga. Faktor antropometri seorang atlet mempunyai peranan penting pada cabang olahraga yang ditekuninya sehingga akan mempengaruhi dalam pencapaian prestasi, M. Sajoto (1995: 11) “Salah satu aspek dalam mencapai prestasi dalam olahraga adalah aspek biologis yang


(1)

commit to user

1. Sumbangan Koordinasi Mata-Kaki Terhadap Kemampuan Menggiring Bola

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap data koordinasi mata-kaki dengan kemampuan menggiring bola diperoleh prosentase sumbangan relatif sebesar 43,799 % dan sumbangan efektif sebesar 36,764 %. Hal ini membuktikan bahwa dari ketiga variabel yang diteliti, variabel koordinasi mata-kaki memberikan sumbangan yang paling besar terhadap kemampuan menggiring bola.

Koordinasi mata-kaki merupakan kemampuan fisik yang penting dalam menampilkan ketepatan arah sesuai yang diinginkan oleh seorang pemain sepakbola dalam melakukan teknik menggiring bola. Sehingga seorang pemain sepakbola yang mempunyai koordinasi mata-kaki baik akan mampu menguasai bola dengan baik dan menggiring bola sesuai dengan situasi dan kondisi permainan. Pemain yang mempunyai koordinasi mata-kaki baik akan lebih jarang kehilangan bola dari penguasaannya. Sehingga dari kerangka pemikiran dan hipotesis dari penulis terbukti dengan prosentase yang telah dipaparkan.

2. Sumbangan Kelincahan Terhadap Kemampuan Menggiring Bola

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap data kelincahan dengan kemampuan menggiring bola diperoleh prosentase sumbangan relatif sebesar 37,462 % dan sumbangan efektif sebesar 31,445 %. Hal ini membuktikan bahwa dari ketiga variabel yang diteliti, variabel kelincahan memberikan sumbangan yang sedang terhadap kemampuan menggiring bola.

kelincahan membantu pemain untuk bergerak membelok, berputar dan mengubah arah tanpa harus kehilangan keseimbangan. Dimana pada situasi menguasai bola pemain harus segera mengambil inisiatif kemana bola akan dibawa bergerak dan kepada siapa bola akan diberikan. Selain itu, kelincahan mempunyai peranan untuk memperkecil cedera karena pada saat menguasai bola pemain akan mengkontrol setiap gerakan yang akan dilakukan dan tidak akan melakukan gerakan yang tidak perlu dilakukan. Dengan kelincahan yang baik, waktu yang diperlukan untuk menguasai bola lebih efektif dan efisien. Sehingga dari kerangka pemikiran dan hipotesis dari penulis terbukti dengan prosentase yang telah dipaparkan.


(2)

commit to user

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap data panjang tungkai dengan kemampuan menggiring bola diperoleh prosentase sumbangan relatif sebesar 18,739 % dan sumbangan efektif sebesar 15,730 % Hal ini membuktikan bahwa dari ketiga variabel yang diteliti, variabel panjang tungkai memberikan sumbangan yang paling rendah terhadap kemampuan menggiring bola.

Pemain yang mempunyai tungkai panjang, titik berat badannya lebih tinggi daripada pemain yang mempunyai tungkai pendek. Pemain dengan tungkai lebih pendek akan lebih baik keseimbangannya dibandingkan pemain dengan tungkai lebih panjang. Adapun kelebihan pemain bertungkai lebih pendek adalah stabilitas atau keseimbangan badan dalam mengolah bola untuk melewati lawan lebih baik dibanding pemain yang bertungkai lebih panjang. Adapun kelemahan pemain bertungkai lebih pendek adalah keterbatasan tungkai untuk menjangkau bola, keterbatasan dalam menambah jangkauan langkah untuk berlari cepat saat menggiring bola sewaktu serangan balik. Begitu juga dengan pemain yang mempunyai tungkai lebih panjang, adapun kelebihan karena tungkai panjang titik berat badannya lebih tinggi yang menyebabkan titik proyeksi berat badan lebih jauh. Seorang pemain yang mempunyai tungkai lebih panjang akan di untungkan dengan kemudahan untuk bergerak dengan jangkauan tungkai juga jauh, memudahkan untuk berlari cepat dengan memperpanjang langkah pada saat serangan balik dilakukan dibandingkan dengan pemain yang mempunyai tungkai lebih pendek. Dalam menggiring bola seorang pemain membutuhkan tungkai untuk mampu menguasai bola dengan mendorong dan menjangkau bola. Sehingga seorang pemain yang mempunyai tungkai panjang mempunyai jangkauan lebih jauh daripada pemain yang mempunyai tungkai lebih pendek. Tetapi keseimbangan atau stabilitas tergolong labil dibanding pemain bertungkai pendek yang mempunyai titik berat badan yang mendekati gravitasi. Jadi dapat diambil kesimpulan ada kelebihan dan kekurangan dari pemain yang mempunyai tungkai lebih panjang dan pemain yang mempunyai tungkai lebih pendek. Sehingga dari kerangka pemikiran dan hipotesis dari penulis terbukti dengan prosentase yang telah dipaparkan.


(3)

commit to user

4. Sumbangan Koordinasi Mata-Kaki, Kelincahan Dan Panjang Tungkai Terhadap Kemampuan Menggiring Bola

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap data koordinasi mata-kaki, kelincahan dan panjang tungkai dengan kemampuan menggiring bola. Dapat diketahui bahwa ketiga variabel tersebut memberikan sumbangan terhadap kemampuan menggiring bola sebesar 83,939 %. Hal ini membuktikan bahwa variabel koordinasi mata-kaki, kelincahan dan panjang tungkai memberikan peranan yang cukup besar terhadap kemampuan menggiring bola.

Koordinasi mata kaki yang baik, kelincahan yang baik dan panjang tungkai. Sehingga dalam melakukan gerakan menggiring bola akan menghasilkan gerakan yang baik. Dan sulit untuk di rebut oleh lawan karena mempunyai koordinasi yang baik untuk melindungi bola yang telah dikuasai. Kelincahan berperan dalam gerakan menggiring bola untuk bergerak mengubah arah secara cepat dan tepat sesuai dengan situasi yang dihadapi. Sehingga dari kerangka pemikiran dan hipotesis dari penulis terbukti dengan prosentase yang telah dipaparkan.


(4)

commit to user

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dengan korelasi product moment dan analisis regresi yang telah dilakukan dapat diperoleh simpulan sebagai berikut :

1. Ada hubungan yang signifikan antara koordinasi mata-kaki dengan kemampuan menggiring bola. (Nilai rhitung 0,756 > rtabel5% 0,279). Dan memberikan sumbangan sebesar 36,764 %.

2. Ada hubungan yang signifikan antara kelincahan dengan kemampuan menggiring bola. (Nilai rhitung 0,765 > rtabel5% 0,279). Dan memberikan sumbangan sebesar 31,445 %.

3. Ada hubungan yang signifikan antara panjang tungkai dengan kemampuan menggiring bola. (Nilai rhitung 0,749 > rtabel5% 0,279). Dan memberikan sumbangan sebesar 15,730 %.

4. Ada hubungan yang signifikan antara koordinasi mata-kaki, kelincahan, dan panjang tungkai dengan kemampuan menggiring bola. (Nilai Fhitung = 83,6193 > Ftabel5% = 2,80). Dan memberikan sumbangan sebesar 83,939 %.

B. Implikasi

Hasil penelitian yang menunjukan bahwa, ada hubungan yang signifikan antara koordinasi mata-kaki, kelincahan dan panjang tungkai dengan kemampuan menggiring bola, memberikan dampak / manfaat yang positif terhadap bertambahnya informasi yang disumbangkan di dalam cabang olahraga sepakbola. Dengan begitu dari hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi kepada insan olahraga yang ingin mempelajari dan mengembangkan permainan sepakbola khususnya teknik menggiring bola.

Manfaat bagi peneliti yaitu peneliti manjadi tahu unsur kondisi fisik yang mempengaruhi keberhasilan menggiring bola dan mengetahui seberapa besar sumbangan yang diberikan oleh koordinasi mata-kaki, kelincahan dan panjang


(5)

commit to user

tungkai terhadap keberhasilan menggiring bola. Serta dapat di jadikan acuan bagi peneliti untuk melanjutkan penelitian tentang sepakbola.

Manfaat bagi pembina dan pelatih secara umum yaitu mendapatkan informasi dan menjadi tahu unsur kondisi fisik yang mempengaruhi keberhasilan menggiring bola, upaya mengajarkan teknik menggiring bola kepada siswa lembaga pendidikan sepakbola maupun atlet sesuai acuan unsur yang terdapat dalam teknik menggiring bola. Sehingga dalam memberikan latihan kondisi fisik pelatih mampu mengerahkan latihan-latihan koordinasi mata-kaki dan kelincahan secara maksimal serta melatih pemain yang mempunyai panjang tungkai dengan teknik khusus. Dan dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan efektifitas besarnya sumbangan yang diberikan dari masing-masing unsur kondisi fisik yang telah diketahui dari penelitian ini.

Manfaat bagi pembina dan pelatih Lembaga Pendidikan Sepakbola Indonesia Muda Sragen yaitu menjadi tahu kemampuan peserta didik ssehingga dapat dijadikan evaluasi tingkat keberhasilan melatih unsur kondisi fisik yang mempengaruhi keberhasilan menggiring bola, sehingga upaya mengajarkan dan meningkatkan kemampuan menggiring bola kepada seorang atlet dalam latihannya lebih menekankan pada koordinasi mata-kaki, kelincahan dan panjang tungkai serta pada teknik yang benar dan memberikan metode latihan yang tepat sehingga dapat mendukung kemampuan menggiring bola menjadi lebih baik.

C. Saran

Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi yang ditimbulkan, maka pembina dan pelatih disarankan hal-hal sebagai berikut :

1. Upaya mengajarkan dan meningkatkan kemampuan menggiring bola hendaknya dalam memberikan latihan kondisi fisik mengarah pada latihan koordinasi mata-kaki, kelincahan dan panjang tungkai dan menguasai teknik menggiring bola dengan benar sehingga kemampuan menggiring bola lebih baik.


(6)

dilakukan hendaknya sesuai dengan besarnya sumbangan yang diberikan oleh ketiga unsur kondisi fisik tersebut. Yang mana latihan koordinasi mata-kaki lebih banyak dilakukan karena memberikan sumbangan yang paling besar, yang kedua adalah kelincahan dan latihan ketiga yang mempunyai sumbangan paling sedikit adalah latihan bagi pemain yang mempunyai tungkai panjang.

3. Supaya diadakan penelitian lanjutan yang meneliti variabel bebas lainnya yang ada kaitannya dengan kemampuan menggiring bola. Serta penelitian lain yang berkaitan dengan teknik-teknik dalam permainan sepakbola.


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KELINCAHAN DAN PANJANG TUNGKAI DENGAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA

1 11 70

PENGARUH MODEL LATIHAN DAN KOORDINASI MATA KAKI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

9 67 126

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN TERHADAP KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA ATLET USIA 15-17 TAHUN CLUB SEPAKBOLA PERSATUAN SEPAKBOLA MURIDA (MAFC) KECAMATAN BOSAR MALIGAS TAHUN 2016.

0 3 22

HUBUNGAN ANTARA KELINCAHAN, KECEPATAN, KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KOORDINASI MATA KAKI DAN PANJANG TUNGKAI DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA (Studi Eksperimen pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Sragen).

0 0 14

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PEMAIN SEPAKBOLA SSB BENGKULU USIA 13-15 TAHUN.

1 2 94

HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA KAKI, KEKUATAN OTOT TUNGKAI, DAN KELINCAHAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMK YAPPI WONOSARI.

1 3 107

HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP NEGERI 1 MLATI TAHUN 2015/2016.

0 0 110

SUMBANGAN KETERAMPILAN KOORDINASI MATA KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA MAJISTIK SMAN 1 KEBUMEN.

0 1 107

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI KELINCAHAN DAN KEMAMPUAN JUGGLING MENGGUNAKAN KAKI DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PESERTA SSB BINA PUTRA CEPU USIA 13-15 TAHUN.

1 1 110

HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA KAKI, PANJANG TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING SEPAKBOLA PADA PEMAIN USIA 13-15 TAHUN SSB PERSEMAN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2018

0 0 20