commit to user
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Tinjauan Mengenai Tindak Pidana Pencucian Uang
a. Pengertian Tindak Pidana Para ahli hukum mempunyai pandangan sendiri dalam memberikan
pengertian mengenai tindak pidana. Beberapa ahli hukum yang memberikan definisi diantaranya yaitu:
1 Moeljatno mendefinisikan tindak pidana sebagai perbuatan pidana sebagai perbuatan pidana yaitu perbuatan yang dilarang oleh suatu
aturan hukum yang disertai ancaman sanksi yang berupa pidana tertentu, bagi barang siapa yang melanggar larangan tersebut.
2 Menurur Pompe strafbaar feit sebenarnya tidak lain dari suatu tindakan yang menurut rumusan undang-undang dinyatakan sebgai tindakan
yang dapat dihukum.
3 Vos memberikan definisi strafbaar feit adalah suatu kelakuan manusia yang diancam pidana oleh peraturan perundang-undangan.
4 R. Tresna memberi definisi peristiwa pidana sebagai suatu perbuatan atau rangkaian perbuatan manusia yang bertentangan dengan undang-
undang atau peraturan perundang-undangan lainnya, terhadap perbuatan mana diadakan tindakan penghukuman Adami Chazawi, 2002: 72.
b. Pengertian Tindak Pidana Pencucian Uang Pencucian uang didefinisikan menurut Pasal 1 ayat 1 UU No. 25
Tahun 2003 tentang TPPU bahwa: Pencucian
uang adalah
perbuatan menempatkan,
mentransfer, membayarkan,
membelanjakan, menghibahkan,
menyumbangkan, menitipkan, membawa keluar negeri, menukarkan atau perbuatan lain
atas harta kekayaan yang diketahuinya atau patut diduga merupakan hasil tindak
pidana dengan
maksud untuk
menyembunyikan, atau
commit to user
menyamarkan asal-usul harta kekayaan, sehingga seolah-olah menjadi harta kekayaan yang sah.
Pengertian pencucian uang menurut beberapa ahli hukum yaitu: 1 M. Giovanoli
Pencucian Uang merupakan suatu proses dan dengan cara seperti itu, maka aset yang diperoleh dari tindak pidana kejahatan, pen.
dimanipulasikan sedemikian rupa sehingga aset tersebut seolah bersal dari sumber yang sah legal.
2 Mr. J. Koers Pencucian Uang merupakan suatu cara untuk mengedarkan hasil
kejahatan ke dalam suatu peredaran uang yang sah dan menutupi asal-usul uang tersebut M. Arief Amrullah, 2004; 10.
Sedangkan Fraser, Pencucian Uang secara sederhana adalah suatu proses dimana “uang kotor” yang diperoleh melalui kejahatan dicuci melalui
sumber-sumber atau perusahaan-perusahaan yang “bersih” dan sah agar si penjahat dapat lebih menikmati hasil kejahatannya Adrian Sutedi,
2006: 76. One of the biggest obstacles to maintaining an effective operating
international financial system is money laundering. A global phenomenon and international challenge, money laundering is a
financial crime that often involves a complex series of transactions and numerous financial institutions across many foreign jurisdictions Salah
satu kendala terbesar untuk mempertahankan sebuah sistem operasi keuangan internasional yang efektif adalah pencucian uang. Sebuah
fenomena global dan tantangan internasional, pencucian uang adalah kejahatan keuangan yang sering melibatkan serangkaian transaksi yang
kompleks dan banyak lembaga keuangan di seluruh wilayah hukum asing Bonnie Buchanan, 2004, Vol 18, Issues 1: 115.
Dari beberapa definisi dan penjelasan mengenai apa yang dimaksud dengan pencucian uang, dapat disimpulkan bahwa pencucian
uang adalah suatu proses kegiatan dimana uang yang berasal dari tindak kejahatan, yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi kejahatan,
commit to user
dengan maksud menyembunyikan asal-usul uang tersebut dari pemerintah atau otoritas yang berwenang, dengan cara memasukkan uang
tersebut ke dalam sistem keuangan, sehingga uang haram tersebut apabila dikeluarkan dari sistem keuangan akhirnya telah berubah menjadi uang
yang sah.
c. Sejarah Pencucian Uang Istilah pencucian uang atau money laundering telah dikenal sejak
tahun 1930 di Amerika Serikat, yaitu ketika mafia membeli perusahaan yang sah dan resmi sebagai salah satu strateginya. Investasi terbesar adalah
perusahaan pencucian pakaian atau Laundromats yang ketika itu terkenal di Amerika Serikat. Usaha pencucian pakaian ini berkembang maju, dan
berbagai perolehan uang hasil kejahatan seperti ini dari cabang usaha lainnya ditanamkan ke perusahaan pencucian pakaian ini, seperti uang hasil
minuman keras illegal, hasil perjudian dan hasil pelacuran.
Pada tahun 1980-an uang hasil kejahatan semakin berkembang, dengan berkembangnya bisnis haram seperti perdagangan narkotik dan obat
bius yang mencapai miliaran rupiah. Sehingga kemudian muncul istilah narco dollar, yang berasal dari uang haram hasil perdagangan narkotika
Adrian Sutedi, 2006: 73.
Perkembangan selanjutnya metode pencucian uang ini dilakukan dengan menggunakan institusi perbankan atau pihak perantara finansial
lainnya. Hingga pada saat ini institusi perbankan menjadi tempat yang paling jitu bagi para pelaku kejahatan pencucian uang untuk mencuci
uangnya.
d. Tahap-tahap dan Proses Pencucian Uang Proses terjadinya pencucian uang dapat dijelaskan bahwa terdapat
berbagai macam modus operandi pencucian uang, namun pada dasarnya proses pencucian uang dapat dikelompokkan kedalam tiga tahap kegiatan
yaitu: 1 Placement
Tahap ini merupakan tahap pertama, yaitu pemilik uang tersebut mendepositokan uang haram tersebut ke dalam sistem keuangan
financial sistem. Karena uang itu sudah masuk sistem ke dalam sistem keuangan perbankan, maka berarti uang itu telah juga masuk ke dalam
commit to user
sistem keuangan negara yang bersangkutan. Oleh karena uang yang telah ditempatkan di suatu bank itu selanjutnya dapat dipindahkan ke bank
lain, baik di negara yang bersangkutan tetapi juga telah masuk sistem keuangan global atau intenasional.
2 Layering Pekerjaan dari pihak pencuci uang laundereer belum berakhir dengan
ditempatkannya uang tersebut ke dalam sistem keuangan dengan melakukan placement sepeti diterangkan diatas. Jumlah uang haram yang
besar, yang ditempatkan di suatu bank, tetapi tidak dapat dijelaskan asal- usulnya itu. Hal ini akan sangat menarik perhatian otoritas moneter
Negara yang bersangkutan, yang pada gilirannya akan perhatian para penegak hukum. Oleh karena itu setelah dilakukan placement, maka uang
tersebut perlu dipindahkan lagi dari suatu bank ke bank yang lain dan dari negara satu ke negara yang lain sampai beberapa kali yang
pelaksanaanya dilakukan dengan cara memecah jumlahnya, sehingga dengan pemecahan dan pemindahan beberapa kali asal-usul uang tersebut
tidak dapat lagi dilacak oleh otoritas moneter aatu para penegak hukum.
3 Integration adalah upaya menggunakan harta kekayaan yang telah tampak sah atau
uang halal clean money, baik untuk dinikmati langsung, diinvestasikan ke dalam berbagai bentuk kekayaan material maupun keuangan,
dipercayakan untuk membiayai kegiatan bisnis yang sah, ataupun untuk membiayai kembali kegiatan tindak pidana Adrian Sutedi, 2006: 81-82.
Menurut Anwar Nasution, ada empat faktor yang dilakukan dalam proses pencucian uang yaitu:
1 Merahasiakan siapa pemilik yang sebenarnya maupun sumber uang hasil kejahatan itu.
2 Mengubah bentuknya sehingga mudah dibawa kemana-mana. 3 Merahasiakan proses pencucian uang itu sehingga menyulitkan
pelacakannya oleh petugas hukum. 4 Mudah diawasi oleh pemilik kekayaan yang sebenarnya Adrian
Sutedi, 2006: 82. Dalam melakukan pencucian uang, pelaku tidak terlalu
mempertimbangkan hasil yang akan diperoleh dan besarnya biaya yang harus dikeluarkan, karena tujuan utamanya adalah untuk menyamarkan
atau menghilangkan asal-usul uang. Sehingga hasil akhirnya dapat dinikmati atau digunakan secara aman. Kegiatan tersebut dapat terjadi
secara terpisah, namun umumnya dilakukan secara tumpang tindih.
commit to user
e. Modus operandi Tindak Pidana Pencucian Uang Adapun modus operandi pencucian uang dari waktu ke waktu
semakin komplek dengan menggunakan teknologi dan rekayasa keuangan yang cukup rumit seperti halnya modus operandi pencucian uang melalui
jasa transfer dana elektronik pada bank. Hal itu terjadi baik pada tahap placement, layering, maupun integration, sehingga penggunaannyapun
menjadi secara sistematis dan berkesinambungan. Pemilihan modus operandi pencucian uang tergantung dari kebutuhan pelaku tindak pidana.
Ada beberapa modus operandi yang sering digunakan dalam melakukan kejahatan pencucian uang, yaitu:
1 Kerja sama Penanaman Modal Dalam modus operandi seperti ini, maka uang hasil kejahatan tersebut
dibawa keluar negeri. Kemudian, uang tersebut dimasukkan kembali kedalam negeri lewat proyek-proyek penanaman modal asing joint
venture. Selanjutnya, keuntungan dari perusahaan joint venture tersebut diinvestasikan lagi kedalam proyek-proyek yang lain, sehingga
keuntungan dari proyek tersebut sudah merupakan uang yang bersih bahkan sudah terkena potongan pajak.
2 Agunan Kredit Bank Swiss Dalam hal ini uang hasil kejahatan diselundupkan lebih dahulu ke luar
negeri, dimana diluar negeri tersebut ditransfer ke bank Swiss dalam bentuk deposito. Kemudian, deposito tersebut dijadikan jaminan hutang
atas pinjaman di bank lain di negara lain misalnya salah satu bank di Eropa. Uang dari pinjaman tersebut kemudian ditanamkan kembali ke
negara asal dimana kejahatan yang menghasilkan uang tersebut dilakukan dan uang yang demikian sudah menjadi uang yang bersih.
3 Transfer ke Luar Negeri. Dalam hal ini uang hasil kejahatan tersebut ditransfer ke luar negeri
lewat cabang bank luar negeri di negara asal kejahatan. Selanjutnya, dari luar negeri uang tersebut dibawa kembali kedalam negeri oleh
orang tertentu, seolah-olah uang tersebut berasal dari luar negeri.
4 Usaha Tersamar di Dalam Negeri. Suatu perusahaan samaran di dalam negeri didirikan dengan uang hasil
kejahatan tersebut. Perusahaan tersebut kemudian berbisnis dan tidak menjadi soal apakah perusahaan tersebut untung atau rugi. Akan tetapi,
seolah-olah yang terjadi adalah perusahaan yang bersangkutan telah menghasilkan uang bersih.
5 Tersamar dalam Perjudian. Dalam hal ini dengan uang hasil kejahatan tersebut didirikanlah suatu
usaha perjudian, sehingga seolah-olah uang tersebut sebagai hasil dari usaha judi tersebut. Atau dibeli nomor undian berhadiah dengan nomor
commit to user
menang yang dipesan dengan harga yang tinggi, sehingga seolah-olah uang tersebut adalah hasil dari menangnya undian tersebut.
6 Penyamaran Dokumen. Dalam metode ini uang tersebut tidak kemana-mana, tetapi tetap
didalam negeri. Namun demikian, keberadaan uang tersebut didukung oleh berbagai dokumen bisnis yang dipalsukan atau direkayasa
sehingga ada kesan uang tersebut berasal dari bisnis yang berhubungan dengan dokumen yang bersangkutan. Rekayasa tersebut misalnya
dengan melakukan double invoice dalam hal ekspor-impor,sehingga uang tersebut seolah-olah merupakan hasil dari bisnis ekspor-impor
tersebut.
7 Pinjaman Luar Negeri. Uang hasil kejahatan dalam hal ini dibawa ke luar negeri. Kemudian,
uang tersebut dimasukkan kembali ke negara asalnya dalam bentuk pinjaman luar negeri. Jadi seolah-olah uang tersebut diperoleh karena
pinjaman bantuan kredit dari luar negeri.
8 Rekayasa Pinjaman Luar Negeri. Dalam hal ini uang hasil kejahatan tersebut tidak dibawa kemana-mana,
tetapi tetap di negeri asal kejahatan. Namun demikian, dibuat suatu rekayasa dokumen seakan-akan ada bantuan pinjaman dari luar negeri,
padahal sama sekali tidak ada pihak yang memberikan pinjaman tersebut Adrian Sutedi, 2006: 85-87.
Diluar modus operandi tersebut masih banyak modus lain dari yang paling sederhana sampai yang paling rumit dan kompleks, dan akan terus
berkembang serta semakin canggih, apalagi ditunjang dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang melahirkan cabang-cabang baru dari modus
dasar pencucian uang. Untuk menunjang modus operandi tersebut diperlukan instrumen pendukung yang beragam yang sering disesuaikan
dengan bidang yang dikuasai oleh pelaku kejahatan atau bidang yang dianggap potensial untuk pencucian uang yang sistem pengaturan dan
pengawasannya tidak ketat sehingga dinilai aman bagi pelaku.
2. Tinjauan Tentang Undang-undang No. 25 Tahun 2003 tentang Tindak