commit to user
15 ceramah tersebut dimanfaatkan, sedangkan kelemahan-kelemahannya
yang berupa kurangnya keterlibatan siswa dapat diatasi dengan dengan keunggulan-keunggulan yang terdapat pada metode tanya jawab,
begitupun juga kelemahan-kelemahan pada metode tanya jawab yang berupa tidak meratanya pertanyaan yang diberikan oleh guru kepada
siswa dapat diatasi dengan keunggulan pada metode pemberian tugas.
3 Langkah-langkah Metode
CTT
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain 2002: 111 langkah- langkah penggunaan metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas ini
yaitu : a Persiapan, yakni menciptakan kondisi belajar siswa.
b Pelaksanaan 1Penyajian, tahap guru menyampaikan bahan pelajaran metode
ceramah 2Asosiasikomparasi, artinya memberi kesempatan pada siswa untuk
menghubungkan dan membandingkan materi ceramah yang telah diterimanya melalui tanya jawab metode tanya jawab sebagai
variasipengembangan metode untuk mengaktifkan siswamelibatkan siswa dalam pembelajaran.
3Generalisasikesimpulan, memberikan tugas kepada siswa untuk membuat kesimpulan melalui hasil ceramah metode tugas atau
mengerjakan soal-soal yang telah disediakan. c Evaluasi, yakni mengadakan penilaian terhadap pemahaman siswa
mengenai bahan yang telah diterimanya, melaui tes lisan dan tulisan atau tugas lain.
c. Pendekatan Pembelajaran Kooperatif
1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Cooperative Learning
Menurut Slavin dalam Isjoni 2010: 17 menyebutkan bahwa cooperative learning merupakan model pembelajaran yang telah dikenal sejak lama,
pada saat itu guru mendorong para siswa untuk melakukan kerja sama dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperti diskusi atau pengajaran oleh teman
sebaya. Menurut Jhonson Jhonson dalam Isjoni 2010: 17 mengemukakan
cooperative learning adalah mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan
commit to user
16 kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain
dalam kelompok tersebut. Anita Lie dalam Isjoni 2010: 16 menyebut cooperative learning dengan
istilah pembelajaran gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa
lain dalam tugas-tugas yang terstruktur. Lebih jauh dikatakan, cooperative learning hanya berjalan kalau sudah terbentuk suatu kelompok atau suatu
tim yang di dalamnya siswa bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota kelompok pada umumnya
terdiri dari 4-6 orang saja.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa cooperative learning merupakan strategi yang menempatkan siswa belajar dalam
kelompok yang beranggotakan 4-6 siswa dengan tingkat kemampuan atau jenis kelamin atau latar belakang yang berbeda. Pembelajaran harus
menekankan kerjasama dalam kelompok untuk mencapai tujuan yang sama, oleh sebab itu penanaman keterampilan cooperative sangat perlu dilakukan,
dengan menghargai pendapat orang lain, mendorong berpartisipasi, berani bertanya dan berbagi tugas.
2 Karakteristik Pembelajaran
Kooperatif
Pada hakekatnya cooperative learning sama dengan kerja kelompok, tetapi tidak setiap kerja kelompok dikatakan cooperative learning. Menurut
Bennet dalam Isjoni 2010: 41 menyatakan ada lima unsur dasar yang dapat membedakan cooperative learning dengan kerja kelompok, yaitu:
a Positive Interdependence, yaitu hubungan timbal balik yang didasari adanya kepentingan yang sama atau perasaan diantara anggota kelompok
dimana keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain pula atau sebaliknya.
b Interaction Face to face, yaitu interaksi yang langsung terjadi antar siswa tanpa adanya perantara.
c Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota kelompok sehingga siswa termotivasi untuk membantu
temannya, karena tujuan dalam cooperative learning adalah menjadikan setiap anggota kelompoknya menjadi lebih kuat pribadinya.
d Membutuhkan keluwesan, yaitu menciptakan hubungan antar pribadi, mengembangkan kemampuan kelompok, dan memelihara hubungan
kerja yang efektif
commit to user
17 e Meningkatkan ketrampilan bekerja sama dalam memecahkan masalah
proses kelompok, yaitu siswa belajar ketrampilan bekerjasama dan berhubungan yang sangat diperlukan di masyarakat.
Dalam cooperative learning tidak hanya mempelajari materi saja, tetapi
siswa atau peserta didik juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif ini
berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan membangun tugas anggota kelompok selama
kegiatan. Menurut Lungdren dalam Isjoni 2010: 46-48 mengemukakan keteram-
pilan-keterampilan selama kooperatif tersebut sebagai berikut: a Keterampilan Kooperatif Tingkat Awal
1Menggunakan kesepakatan, adalah menyamakan pendapat yang berguna untuk meningkatkan hubungan kerja dalam kelompok.
2Menghargai kontribusi, berarti memperhatikan atau mengenal apa yang dapat dikatakan atau dikerjakan anggota lain.
3Mengambil giliran dan berbagi tugas, artinya setiap anggota kelompok bersedia menggantikan dan bersedia mengemban tugastanggung
jawab tertentu dalam kelompok. 4Berada dalam kelompok, maksudnya setiap anggota tetap dalam
kelompok kerja selama kegiatan berlangsung 5Berada dalam tugas, adalah meneruskan tugas yang menjadi tanggung
jawabnya, agar kegiatan dapat diselesaikan sesuai waktu yang dibutuhkan.
6Mendorong partisipasi, berarti mendorong semua anggota ke- lompok untuk memberikan kontribusi terhadap tugas kelompok.
7Mengundang orang lain, maksudnya adalah meminta orang lain untuk berbicara dan berpartisipasi terhadap tugas.
8Menyelesaikan tugas dalam waktunya. 9Menghormati perbedaan individu, berarti bersikap menghormati
terhadap budaya, suku, ras atau pengalaman dari semua siswa. b Keterampilan Kooperatif Tingkat Menengah
Keterampilan tingkat menengah meliputi menunjukkan peng- hargaan dan simpati, mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara dapat
diterima, mendengarkn dengan arif, bertanya, membuat ringkasan, menafsirkan, mengorganisasikan dan mengurangi ketegangan.
c Keterampilan Kooperatif Tingkat Akhir Keterampilan tingkat akhir meliputi mengelaborasi, memeriksa dengan
cermat, menanyakan kebenaran, menetapkan tujuan dan berkompromi.
commit to user
18
3 Macam-macam Tipe
dalam Pembelajaran Kooperatif
Menurut Anita Lie 2005: 55 tipe-tipe atau metode yang ada dalam pembelajaran kooperatif antara lain :
a Mencari Pasangan Make a Match yaitu siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang
menyenangkan b Bertukar Pasangan. Teknik ini memberi siswa kesempatan untuk
bekerja sama dengan orang lain. c Berpikir-Berpasangan-Berempat Think Pair Share yaitu siswa diberi
kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. d Berkirim Salam dan Soal yaitu teknik belajar yang memberikan
kesempatan siswa untuk melatih membuat pertanyaan sendiri dan menjawab pertanyaan yang dibuat oleh teman-teman sekelasnya.
e Kepala Bernomor Numbered Heads yaitu setiap siswa saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling
tepat. f Kepala Bernomor Terstruktur Numbered Heads Together merupakan
modifikasi dari teknik belajar kepala bernomor. g Dua Tinggal Dua Tamu Two Stay Two Stray memberikan kesempatan
kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain.
h Keliling Kelompok yaitu teknik belajar yang masing-masing anggota kelompok mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribusi
mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota yang lain.
i Kancing Gemerincing yaitu setiap siswa diberi kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya masing-masing, jadi dalam teknik ini
diharapkan tidak akan ada siswa yang lebih dominan untuk berpendapat.
j Keliling Kelas
yaitu masing-masing
kelompok mendapatkan
kesempatan untuk memamerkan hasil kerja mereka dan melihat hasil kerja kelompok lain.
k Lingkaran Kecil Lingkaran Besar Inside-Outside Circle yaitu siswa yang membuat lingkaran saling bertukar informasi antara satu dengan
yang lainnya. l Tari Bambu merupakan modifikasi dari teknik belajar Inside-Outside
Circle m Bercerita Berpasangan Paired Storytelling merupakan teknik bela- jar
yang menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengar- kan, berbicara dan berkelompok.
n Jigsaw adalah teknik belajar yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai hasil
yang maksimal. Untuk kajian yang lebih jauh akan dibahas dalam penelitian ini.
commit to user
19
d. Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw 1