Tanggungjawab Developer Perumahan Terhadap Konsumen Perumahan

C. Tanggungjawab Developer Perumahan Terhadap Konsumen Perumahan

Atas Pemutusan Listrik Secara Sepihak Yang Dilakukan Oleh PT. PLN Persero Studi putusan MA.No.53PKPdtSus.BPSK2013 1. Kasus posisi Kasus ini terjadi sekitar pada tahun 2012 dimana sengketa terjadi antara konsumen pribadi dengan pelaku usaha badan hukum. Sengketa berawal diselesaikan di Badan Penyelesaian Sengketa BPSK Medan, namun berlanjut hingga keberatan ke Pengadilan Negeri. Putusan Pengadilan Negeri menyebutkan bahwa pihak pelaku usaha telah melakukan perbuatan melawan hukum sehingga harus melakukan ganti rugi. Akibat putusan tersebut, pelaku usaha melakukan Kasasi ke tingkat Mahkamah Agung, akan tetapi usaha tersebut mendapatkan hasil yang sama yaitu pelaku usaha tetap gagal dalam kasasi karena pelaku usaha tetap juga bersalah. Pelaku usaha melakukan tindakan hukum berikutnya yaitu Peninjauan Kembali dan merupakan usaha terakhir. a. PT. TAMAN MALIBU INDAH, berkedudukan di Kompleks Taman Malibu Indah No.148 Medan, Jalan Nusa Hijau Malibu, Blok A-49, Medan, dalam hal ini memberi kuasa kepada EDI YUNARA, S.H., M.Hum., dan DALDIRI, S.H., M.H., keduanya Advokat dan Penasihat Hukum, beralamat di Jalan Pepaya Nomor 24 – 26 Medan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 6 Agustus 2012, sebagai Pemohon Peninjauan Kembali dahulu Pemohon KasasiTermohon Keberatan I. b. Prihatin Sadeli, beralamat di Jalan Sutomo Nomor 480, Medan, sebagai Termohon Peninjauan Kembali dahulu Termohon KasasiPemohon Keberatan; dan PT. Persero Perusahaan listrik negara wilayah Sumatera Universitas Sumatera Utara Utara, berkedudukan di Jalan K.L. Yos Sudarso Nomor 284, Medan, sebagai Turut Termohon Peninjauan Kembali dahulu Turut Termohon KasasiTermohon Keberatan II. c. Ini merupakan suatu sengketa yang diawali dengan adanya kesalahan yang dilakukan oleh PT. Taman Malibu Indah developer kepada Prihatin Sadeli konsumen, dimana kewajiban developer untuk melakukan sambungan listrik kepada salah satu rumah milik konsumen telah dilakukan dengan cara illegal. Atas tindakan tersebut PT. PLN Persero memutus rampung hubungan listrik pada rumah konsumen dan dengan alasan telah dilakukan pembayaran setiap satu bulan, konsumen merasa telah adanya perbuatan yang merugikan konsumen sehingga PT. PLN Persero tidak berhak untuk memutus rampung hubungan listrik tersebut. Setelah melakukan pengaduan ke BPSK Kota Medan, konsumen juga melakukan pelaporan ke Polisi atas tindakan pelaku usaha tersebut. d. Berdasarakan fakta-fakta persidangan terungkap dengan alasan-alasan dari para pihak dimana,: 1 Developer menyebutkan bahwa BPSK telah melakukan kesalahan administratif dalam putusannya, karena: a Sesuai dengan Surat Pengaduan Konsumen tanggal 9 Oktober 2009 jelas pada posita dan petitum menjelaskan adanya kaitan erat sengketa a quo dengan PLNTermohon Keberatan II dh Pelaku Usaha II; Dengan demikian jelas PLN menjadi salah satu pihak yang digugat konsumen dan semestinya tercantum jelas dalam Universitas Sumatera Utara komparasi putusan. Namun tanpa alasan, BPSK tidak mencantumkan PT. PLN Persero sebagai Pelaku Usaha II Termohon Keberatan ll; b BPSK tidak mampu menghadirkan PLN selama proses arbitrase, semestinya PLN telah merupakan salah satu pihak dalam sengketa a quo agar sengketa a quo dapat terungkap dengan jelas dan tuntas sesuai prinsip peradilan yang sederhana, cepat, dan murah; c Sengketa a quo jelas termasuk ruang lingkup sengketa perlindungan konsumen sesuai UUPK, karena: 1 Sesuai bukti K-4 dan 5, telah terbukti adanya transaksi antara konsumen ic. Pemohon Keberatan dengan developer dan konsumen telah melunasimembayar seluruh kewajibannya untuk Halaman 3 dari 23 hal Put. Nomor 53 PKPdt.Sus- BPSK2013 memperoleh fasilitas listrik PLN secara sah kepada developer yang bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas listrik; 2 Sesuai bukti K-1, PU-4, 5, 6 dan 7, telah terbukti bahwa developer telah memasang listrik di rumah yang sedang dibangun konsumen secara ilegal tidak sah dan selama proses arbitrase, developer tidak dapat memberikan bukti tentang adanya pemasangan listrik PLN sesuai prosedur yang sah berdasarkan beban pembuktian terbalik yang wajib dilakukan pelaku usaha sesuai UUPK; Universitas Sumatera Utara 3 Sesuai keterangan saksi-saksi dari developer sendiri sebagaimana tercantum pada halaman 6 Putusan BPSK a quo jelas terbukti bahwa pemasangan listrik hanya dilakukan oleh oknum PLN dan sama sekali tidak ada satupun bukti yang sah yang menunjukkan bahwa developer telah melaksanakan kewajibannya untuk memasang listrik secara sah di rumah konsumen; 4 Akibat serangkaian perbuatan dari developer tersebut di atas telah jelas mengakibatkan listrik di rumah yang sedang dibangun telah diputus rampung oleh PLN dan bahkan konsumen dituduh melakukan pencurian listrik dan ditagih ganti rugi; d. Sesuai bukti K-2 dan K-3, telah terbukti konsumen telah berulang kali menegur developer, namun tidak ada tanggapan yang positif; 5 Dari uraian di atas dan sesuai Pasal 23 jo. Pasal 45 konsumen dapat menggugat para pelaku usaha melalui BPSK, khususnya agar BPSK menjatuhkan sanksi administratif sesuai Pasal 60 UUPK yang tercantum dalam Surat Pengaduan Konsumen pada petitum huruf e. e. Sengketa yang diawal diselesaikan di BPSK ternyata belum dapat diterima bahwa developer sebagai pihak yang teradu dan konsumen sebagai pihak pengadu telah menghasilkan sebuah putusan yaitu menyatakan developer telah bersalah dengan mengindahkan kewajiban-kewajibannya kepada Universitas Sumatera Utara konsumen dalam hal ini sebagai pihak pengembang perumahan. Berlanjut ke tingkat pengadilan negeri, konsumen melakukan keberatan atas putusan BPSK Kota Medan tersebut. Dengan alasan-alasan yang telah disebutkan di atas dalam fakta persidangan di Pengadilan Negeri Medan. Dengan menarik diri sebagai penggugat, konsumen berharap dengan usaha keberatannya ke Pengadilan Negeri Medan mendapat keadilan. Dalam putusannya menyebutkan bahwa developer adalah pihak yang telah melakukan perbuatan melawan hukum sehingga berkewajiban untuk melakukan sejumlah ganti rugi kepada konsumen. Atas putusan tersebut developer melakukan tindakan Kasasi atas putusan Pengadilan Negeri Medan tersebut. Putusan Mahkamah Agung Nomor 425 KPdt.Sus2011 tetap menyebutkan bahwa developer adalah pihak yang bersalah dan harus tetap mengganti rugi, dengan demikian permohonan kasasi developer ditolak. Hingga berlanjutlah kepada Peninjauan Kembali dimana developer sebagai pihak pemohon peninjauan kembali, dan dalam putusan permohonan peninjauan kembali dari developer ditolak. 2. Analisis putusan Nomor 53 PKPdt.Sus-BPSK2013 Perkara di atas merupakan suatu permasalahan antara PT. Taman Malibu Indah selaku Termohon Keberatan I dan PT. PERSERO Perusahaan Listrik Negara Wilayah Sumatera Utara selaku Termohon Keberatan II, dengan objek keberatan yaitu berupa Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen BPSK Kota Medan tanggal 01 Desember 2009 Nomor 30BPSK-Mdn2009 yang didalilkan telah merugikan Pemohon Keberatan. Universitas Sumatera Utara Tindakan permohonan kembali yang dilakukan oleh developer adalah terdapatnya suatu kekhilafan hakim atau suatu kekeliruan yang nyata sebagaimana dimaksud Pasal 67 ayat b Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 jo. UU No. 5 Tahun 2004 berkaitan pemeriksaan keberatan atas putusan BPSK. Developer keberatan pada persidangan Pengadilan Negeri Medan adalah sebagai upaya hukum atas keberatan konsumen atas putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen BPSK Kota Medan No.30PenBPSK-Mdn2009 tanggal 1 Desember 2009 yang putusannya pada dasarnya telah menyatakan developer tidak dapat diterima. Sengketa konsumen melalui lembaga BPSK tersebut terjadi antara Konsumen terhadap Developer sesuai dan merujuk pada UUPK. Secara hukum penyelesaian permasalahan hukum yang sedang dijalani merujuk pada ketentuan UUPK sebagai aturan khusus lex spesialis dalam asas hukum di Indonesia sehingga akan menyampingkan aturan hukum lain yang berlaku umum lex generalis ic. Termasuk RBg dan KUHPerdata hukum acara perdata, termasuk upaya pengajuan keberatan terhadap hasil putusan lembaga BPSK. Akan tetapi dalam memeriksa dan memutus perkara ini , ternyata Judex Facti maupun Judex Juris a quo telah mengabaikan mengenyampingkan asas hukum dari lex spesialis tersebut dengan tidak mempedomani UUPK tersebut. Bahkan dalam perkara a quo justru merujuk dan menggunakan hukum umum ic.lex generali dengan menganggap perkara a quo sebagai perkara perdata biasa umum yakni berupa gugatan perbuatan melawan hukum onrechtmatige daad. Developer telah berhasil membuktikan keberatannya terhadap putusan BPSK, terbukti developer telah melakukan perbuatan melawan hukum dalam Universitas Sumatera Utara proses pemasangan aliran listrik di rumah konsumen. Ternyata keberatan yang dinyatakan dalam eksepsi developer PT. Taman Malibu adalah tentang kompetensi absolut, sedangkan masalah pokok sengketa adalah tentang perbuatan melawan hukum yang dilakukan PT. Taman Malibu sehingga putusan sela Pengadilan Negeri Medan sudah tepat dan benar menurut hukum. Selain itu sebagai kekhilafan hakim adalah memperlakukan pemeriksaan permasalahan hukum a quo sebagaimana layaknya acara pemeriksaan biasa melalui acara mediasi serta jawab menjawab replik - duplik - bukti - konklusi sehingga telah memakan waktu selama + 6 enam bulan yang merujuk pada ketentuan RBg dan hukum acara perdata, namun dengan UUPK dalam halaman Pasal 58 ayat 1 UUPK yakni Pengadilan Negeri wajib mengeluarkan putusan atas keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ayat 2 dalam waktu paling lambat 21 dua puluh satu hari sejak diterimanya keberatan; Akibat kekhilafan dalam memeriksa dan memutus perkara a quo oleh Judex Facti maupun Judex Juris ini, maka telah terdapat dualisme tumpang tindih status hukum putusan perkara a quo sehingga telah menghilangkanmengabaikan nilai kepastian hukum dalam penyelesaian masalah hukum a quo, yakni terhadap putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen BPSK Kota Medan No.30PenBPSK-Mdn2009 tanggal 1 Desember 2009 tersebut, sampai saat ini tidak ada dinyatakan secara tegas menjadi batal atau tidak sah dan ataupun tidak berkekuatan hukum, karena dalam amar putusan Judex Facti dan Judex Juris a quo tidak ada secara tegas menyatakan batal atau tidak Universitas Sumatera Utara berkekuatan hukum putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen BPSK Kota Medan No.30PenBPSK-Mdn2009 tanggal 1 Desember 2009 tersebut. Terhadap putusan Judex Facti a quo pada dasarnya telah memutus dengan menghukum Pemohon Peninjauan Kembali developer untuk membayar kerugian materil kepada Termohon Peninjauan Kembali konsumen sebesar Rp.88.100.000,- delapan puluh delapan juta seratus ribu rupiah; Dalam putusan Judex Facti yang dikuatkan Judex Juris inipun tidak jelas sumir, apakah Judex Facti mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya, ataukah mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian, padahal amar hukum dari suatu putusan haruslah dikemukakan secara jelas dan tegas, termasuk ada tidak adanya rekonpensi Berdasarkan pertimbangan dari Mahkamah Agung dengan mengacu kepada Pasal 8 Peraturan Mahkamah Agung R.I. Nomor 1 Tahun 2006 dengan alasan sebagai berikut; a. Segala apa yang telah pihak Penggugat RekonvensiTermohon Keberatan II Konvensi kemukakan di dalam exceptie dan jawaban pokok perkara Konvensi, sepanjang relevan dengan gugatan rekonvensi Penggugat RekonvensiTermohon Keberatan II Konvensi ini, mohon kiranya diberlakukan juga dan dianggap telah tercantum - mutatis mutandis- di bawah ini; b. Berdasarkan ketentuan Pasal 15 ayat 2 Keputusan Direksi PT. PLN Persero Nomor : 234. KIDR2008 Tentang Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik P2TL tanggal 22 Juli 2008, bahwa terhadap bukan Universitas Sumatera Utara pelanggan PLN yang terkena P2TL dikenakan sanksi berupa:Pemutusan Rampung;. Pembayaran Ganti Rugi pemakaian tenaga listrik; Pembayaran Biaya P2TL ; c. Sesuai Berita Acara Penentuan Kasus Dan Perhitungan Ganti Rugi Pelanggaran Pemakaian Tenaga Listrik Dari Tim P2TL Operasi Sadar Tahun 2009 Nomor 3642 BAANEV - TAGSUS 2009 Tanggal 12 Agustus 2009, bahwa besar tagihan ganti rugi terhadap Tergugat Rekonvensi Pemohon Keberatan Konvensi, adalah sebagai berikut: Ganti Rugi Daya = Rp. 10.175.220,00 Ganti Rugi Energi = Rp. 56.437.722.00+ Jumlah = Rp. 66.437.722,00 Dibulatkan = Rp. 66.612.940,00 enam puluh enam juta enam ratus dua belas ribu sembilan ratus empat puluh rupiah; d. Penggugat RekonvensiTermohon Keberatan II Konvensi telah berulang kali menegurmemanggil Tergugat RekonvensiPemohon Keberatan Konvensi supaya melaksanakan kewajibannya untuk menyelesaikan membayar ganti rugi tersebut, namun tidak dipenuhi Tergugat RekonvensiPemohon Keberatan Konvensi bahkan malah Tergugat RekonvensiPemohon Keberatan Konvensi menarik Penggugat RekonvensiTermohon Keberatan II Konvensi sebagai formil partij dalam perkara konvensi secara melanggar struktur fundamental hukum acara perdata dengan maksud yang nyata untuk menghindarkan kewajibannya membayar ganti rugi tersebut; Bahwa perbuatan Tergugat Universitas Sumatera Utara RekonvensiPemohon Keberatan Konvensi yang menarik Penggugat RekonvensiTermohon Keberatan II Konvensi sebagai formil partij dalam perkara konvensi secara melanggar struktur fundamental hukum acara perdata tersebut, dalam perkembangan hukum onrechtmatige dikualifisir sebagai perbuatan misbruik van processrect; e. Akibat perbuatan Tergugat RekonvensiPemohon keberatan Konvensi, yang: 1 Telah memakai tenaga listrik dari instalasi PLN secara ilegal di rumah Tergugat RekonvensiPemohon Keberatan Konvensi ; dan 2 Tetap bersikeras tidak melaksanakan kewajibannya untuk membayar ganti rugi sejumlah Rp.66.612.940,00 enam puluh enam juta enam ratus dua belas ribu sembilan ratus empat puluh rupiah tersebut; dan 3 Melakukan perbuatan misbruik van processrecht yaitu secara melanggar struktur fundamental hukum acara perdata telah menarik Penggugat RekonvensiTermohon Keberatan Konvensi sebagai formil partij dalam perkara konvensi; Telah menimbulkan kerugian materiil dan moril terhadap Penggugat RekonvensiTermohon Keberatan II Konvensi, yaitu: Kerugian Materiil : Kerugian Daya dan Energi sebesar Rp. 66.612.940,00 enam puluh enam juta enam ratus dua belas ribu sembilan ratus empat puluh rupiah ; Biaya kosten berupa honorariumsuccessful fee yang telah Penggugat Rekonvensi Termohon Keberatan II Konvensi janjikan dan karenanya sebagai satu kewajiban kontraktual kepada para Kuasa Hukum Penggugat Universitas Sumatera Utara Rekonvensi Keberatan II Konvensi yang ke semua itu telah diketahui atau setidak-tidaknya patut diduga oleh Tergugat RekonvensiPemohon Keberatan Konvensi besarnya honorarium successful fee tersebut adalah sebesar yang disepakati oleh Penggugat RekonvensiTermohon Keberatan II Konvensi dan para kuasa hukumAdvokat Penggugat RekonvensiTermohon Keberatan II Konvensi vide Pasal 21 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat yaitu sebesar Rp.100.000.000,- seratus juta rupiah; Bunga intressen dari biaya kosten honorariumsuccessful fee tersebut sebesar setara bunga bank, yaitu sebesar 1 satu persen x Rp.100.000.000,- = Rp.1.000.000,- untuk setiap bulan, atau terserah sebesar yang patut menurut pertimbangan rasa keadilan hukum dan rasa keadilan umum Pengadilan Negeri Medan, terhitung sejak tanggal pendaftaran perkara konvensi Tergugat RekonvensiPemohon Keberatan dc. tanggal 22 Januari 2010 sampai dengan biaya kosten honorarium successful fee tersebut dibayar lunas oleh Tergugat RekonvensiPemohon Keberatan Konvensi kepada Penggugat RekonvensiTermohon Keberatan II Konvensi; Bunga pertahun dari bunga atas biaya kosten honorariumsuccessful fee tersebut di atas, sebesar setara bunga Bank yaitu 1 satu persen x Rp.1.000.000,- x 12 bulan = 1 x Rp.12.000.000,- = Rp.120.000,- seratus dua puluh ribu rupiah pertahun, atau terserah sebesar yang patut menurut pertimbangan rasa keadilan hukum dan rasa keadilan umum Universitas Sumatera Utara Pengadilan Negeri Medan, terhitung sejak tanggal pendaftaran perkara konvensi Tergugat RekonvensiPemohon Keberatan Konvensi tanggal 22 Januari 2010 sampai dengan biaya kosten honorariumsuccesful fee tersebut dibayar lunas oleh Tergugat RekonvensiPemohon Keberatan Konvensi kepada Penggugat RekonvensiTermohon Keberatan II Konvensi. Dalam fakta persidangan telah terungkap atas tindakan yang menimbulkan kerugian materiil dan moril terhadap Penggugat RekonvensiTermohon Keberatan II Konvensi, yaitu: 1 Kerugian Materiil : a Kerugian Daya dan Energi sebesar Rp. 66.612.940,00 enam puluh enam juta enam ratus dua belas ribu sembilan ratus empat puluh rupiah b Biaya kosten berupa honorariumsuccessful fee yang telah Penggugat RekonvensiTermohon Keberatan II Konvensi janjikan dan karenanya sebagai satu kewajiban kontraktual kepada para Kuasa Hukum Penggugat Rekonvensi Keberatan II Konvensi yang ke semua itu telah diketahui atau setidak-tidaknya patut diduga oleh Tergugat RekonvensiPemohon Keberatan Konvensi besarnya honorarium successful fee tersebut adalah sebesar yang disepakati oleh Penggugat RekonvensiTermohon Keberatan II Konvensi dan para kuasa hukumAdvokat Penggugat RekonvensiTermohon Keberatan II Konvensi vide Pasal 21 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 18 Tahun Universitas Sumatera Utara 2003 tentang Advokat yaitu sebesar Rp.100.000.000,- seratus juta rupiah; c Bunga intressen dari biaya kosten honorariumsuccessful fee tersebut sebesar setara bunga bank, yaitu sebesar 1 satu persen x Rp.100.000.000,- = Rp.1.000.000,- untuk setiap bulan, atau terserah sebesar yang patut menurut pertimbangan rasa keadilan hukum dan rasa keadilan umum Pengadilan Negeri Medan, terhitung sejak tanggal pendaftaran perkara konvensi Tergugat RekonvensiPemohon Keberatan dc. tanggal 22 Januari 2010 sampai dengan biaya kosten honorarium successful fee tersebut dibayar lunas oleh Tergugat RekonvensiPemohon Keberatan Konvensi kepada Penggugat RekonvensiTermohon Keberatan II Konvensi d Bunga pertahun dari bunga atas biaya kosten honorariumsuccessful fee tersebut di atas, sebesar setara bunga Bank yaitu 1 satu persen x Rp.1.000.000,- x 12 bulan = 1 x Rp.12.000.000,- = Rp.120.000,- seratus dua puluh ribu rupiah pertahun, atau terserah sebesar yang patut menurut pertimbangan rasa keadilan hukum dan rasa keadilan umum Pengadilan Negeri Medan, terhitung sejak tanggal pendaftaran perkara konvensi Tergugat RekonvensiPemohon Keberatan Konvensi tanggal 22 Januari 2010 sampai dengan biaya kosten honorariumsuccesful fee tersebut dibayar lunas oleh Tergugat RekonvensiPemohon Keberatan Konvensi kepada Penggugat RekonvensiTermohon Keberatan II Konvensi; Universitas Sumatera Utara 2 Kerugian Moril: Perbuatan Tergugat RekonvensiPemohon Keberatan Konvensi tersebut telah merusak reputasi Penggugat RekonvensiTermohon Keberatan II Konvensi Di tengah-tengah publik utamanya pelanggan PLN, yang kesemuanya itu tidak dapat diukur dengan apapun akan tetapi dipandang mendekati rasa keadilan hukum dan rasa keadilan umum bila dinilai dengan uang sebesar Rp.2.000.000.000,- dua miliar rupiah, atau terserah sebesar yang patut menurut pertimbangan rasa keadilan hukum dan rasa keadilan umum Pengadilan Negeri Medan; 1 Tergugat RekonvensiPemohon Keberatan Konvensi telah melakukan perbuatan melawan hukum terhadap Penggugat RekonvensiTermohon Keberatan II Konvensi yang menimbulkan hak normatif bagi Penggugat RekonvensiTermohon Keberatan II Konvensi untuk menuntut ganti kerugian seperti terurai di atas; 2 Bahwa Penggugat RekonvensiTermohon Keberatan II Konvensi mempunyai sangka yang beralasan dan karenanya Penggugat Rekonvensi Termohon Keberatan II Konvensi khawatir bahwa Tergugat RekonvensiPemohon Keberatan Konvensi berupaya untuk mengalihkan dan atau menyembunyikan harta kekayaannya guna menghindari tanggung jawabnya atas tuntutan ganti kerugian Penggugat RekonvensiTermohon Keberatan II Konvensi mohon dengan hormat perkenan Pengadilan Negeri Medan untuk meletakkan sita jaminan, terutama atas harta benda milik Tergugat Universitas Sumatera Utara RekonvensiPemohon Keberatan Konvensi, antara lain: Sebidang tanah berikut bangunan rumah permanen yang berdiri di atasnya serta segala fasilitas dan segala sesuatu yang terdapat dan tumbuh di atasnya, setempat dikenal sebagai Komplek Taman Malibu Indah Blok H-7, Kota Medan; 3 Gugatan Rekonvensi Penggugat RekonvensiTermohon Keberatan II Konvensi ini didukung oleh bukti-bukti yang sah, kuat dan cukup, serta atas dasar hukum yang sahih, sehingga karenanya cukup alasan hukum jika Penggugat RekonvensiTermohon Keberatan II Konvensi mohon kepada Pengadilan Negeri Medan untuk: 1 Menyatakan putusan perkara Rekonvensi ini dapat dijalankan secara terlebih dahulu; 2 Menghukum Tergugat RekonvensiPemohon Keberatan Konvensi untuk membayar ongkos perkara Rekonvensi ini; Kerugian materil yang dialami oleh pihak konsumen dalam hal ini pemilik rumah akibat dari tindakan developer yang melakukan tindakan pemasangan sambungan listrik illegal sebenarnya telah meletakkan posisi pelaku usaha yang berkewajiban untuk mengganti rugi atas kerugian yang dialami oleh konsumen. Pasal 19 UUPK menyebutkan bahwa developer bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, danatau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang danatau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan. Pemasanangan sambungan listrik yang merupakan kewajiban dari developer terhadap setiap rumah dalam suatu komplek telah disalah artikan bagi Universitas Sumatera Utara developer untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Sambungan tenaga listrik yang dipasang oleh pelaku usaha dalam hal ini PT. Taman Malibu Indah secara illegal merupakan tindakan yang melanggar hukum, bukan saja melanggar perlindungan konsumen akan tetapi dapat juga diklasifikasikan sebagai tindakan pencurian sambungan listrik. Pasal 28 UUPK menyebutkan bahwa pembuktian terhadap ada tidaknya unsur kesalahan dalam gugatan ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Pasal 22, dan Pasal 23 merupakan beban dan tanggung jawab pelaku usaha. Berdasarkan fakta-fakta persidangan berdasarkan putusan yang dianalisis, pihak developer tidak dapat membuktikan dirinya sebagai pihak yang tidak menerbitkan kesalahan sehingga menimbulkan kerugian. Oleh karena nya pelaku berkewajiban untuk mengganti rugi atas kerugian yang dimunculkannya. Pasal 19 ayat 2 UUPK menyebutkan bahwa ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat berupa pengembalian uang atau penggantian barang danatau jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau perawatan kesehatan danatau pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ganti rugi dengan pengembalian sejumlah uang yang ditetapkan pengadilan terhadap kerugian yang dialami oleh konsumen merupakan putusan yang benar yang dilakukan oleh pengadilan. Putusan MA.No.53PKPdtSus.BPSK2013 sejatinya putusan yang telah mengedepankan asas manfaat, keadilan, keseimbangan, keamanan dan keselamatan konsumen, serta kepastian hukum sesuai dengan Pasal 2 UUPK. Dengan adanya seperti ini akan memberikan gambaran kedepan bahwa konsumen Universitas Sumatera Utara tidak perlu takut atas tindakan pelaku usaha yang bertindak curang karena perbuatan curang tersebut dapat dimintakan pertanggungjawabannya di depan lembaga BPSK maupun di depan pengadilan. Universitas Sumatera Utara BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Tanggung Jawab Developer Perumahan Kepada Konsumen Perumahan Terhadap Iklan dan Brosur Perumahan yang Menyesatkan Konsumen Perumahan Dikaitkan dengan Undang-Undang Perlindungan Konsumen (Studi pada CV. Surya Abadi)

13 134 95

Tanggung Jawab Developer Perumahan Terhadap Konsumen Perumahan Atas Pemutusan Listrik Secara Sepihak Yang Dilakukan Oleh PT. PLN. Persero (Studi Putusan MA. No. 53 PK/PDT/SUS.BPSK/2013)

1 91 117

Tanggung Jawab Hukum Suami atau Istri Dalam Perceraian Terhadap Anak (Studi Kasus Putusan No. 209/Pdt.G/2007/PN.Mdn)

0 59 130

Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Perumahan Dan Pemukiman Atas Iklan Yang Dijanjikan

14 91 117

Tanggung Jawab Perusahaan Pengembang Perumahan Terhadap Konsep Pengembangan Permukiman Terpadu Yang Berwawasan Lingkungan (Studi Terhadap Perusahaan Pengembang Perumahan Di Kota Medan,2003

0 48 220

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN JUAL BELI RUMAH - Tanggung Jawab Developer Perumahan Kepada Konsumen Perumahan Terhadap Iklan dan Brosur Perumahan yang Menyesatkan Konsumen Perumahan Dikaitkan dengan Undang-Undang Perlindungan Konsumen (Studi pada CV.

0 1 24

BAB I PENDAHULUAN - Tanggung Jawab Developer Perumahan Kepada Konsumen Perumahan Terhadap Iklan dan Brosur Perumahan yang Menyesatkan Konsumen Perumahan Dikaitkan dengan Undang-Undang Perlindungan Konsumen (Studi pada CV. Surya Abadi)

0 1 10

BAB II PENGATURAN PERLINDUNGAN KONSUMEN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN A. Pengertian Perlindungan Konsumen - Tanggung Jawab Developer Perumahan Terhadap Konsumen Perumahan Atas Pemutusan Listrik Secara Sepihak Yang

1 1 32

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tanggung Jawab Developer Perumahan Terhadap Konsumen Perumahan Atas Pemutusan Listrik Secara Sepihak Yang Dilakukan Oleh PT. PLN. Persero (Studi Putusan MA. No. 53 PK/PDT/SUS.BPSK/2013)

0 0 15

Tanggung Jawab Developer Perumahan Terhadap Konsumen Perumahan Atas Pemutusan Listrik Secara Sepihak Yang Dilakukan Oleh PT. PLN. Persero (Studi Putusan MA. No. 53 PK/PDT/SUS.BPSK/2013)

0 1 9