PT. PLN Persero studi putusan MA. No. 53 PKPdtSus.BPSK2013” ini disusun berdasarkan pengumpulan bahan-bahan baik berupa bahan pustaka, undang-
undang, peraturan perlindungan konsumen, maupun peraturan lainnya yang berkaitan dengan perlindungan konsumen dan lembaga lainnya, yang diperoleh
dari perpustakaan, media cetak, serta media elektronik. Sehubungan dengan keaslian judul ini, penulis telah melakukan pemeriksaan pada perpustakaan
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara untuk membuktikan bahwa judul skripsi ini belum pernah ditulis oleh orang lain di lingkungan Universitas
Sumatera Utara maupun di lingkungan universitasperguruan tinggi lainnya dalam wilayah Republik Indonesia. Apabila di kemudian hari, ternyata terdapat judul
yang sama atau telah ditulis oleh orang lain dalam berbagai tingkat kesarjanaan sebelum skripsi ini dibuat, maka hal tersebut dapat dimintakan
pertanggungjawaban.
E. Tinjauan Pustaka
Pengembang perumahaan real estate developer atau biasa juga disingkat dengan pengembang developer adalah orang-perseorangan atau perusahaan yang
bekerja mengembangkan suatu kawasan pemukiman menjadi perumahan yang layak huni dan memiliki nilai ekonomis sehingga dapat dijual kepada masyarakat.
Pengembang dapat terdiri dari orang perorangan maupun perusahaan, baik perusahaan yang berbadan hukum CV atau Firma maupun perusahaan yang
sudah berbadan hukum PT atau Koperasi.
11
Di Indonesia pengembang bernaung
11
R. Serfianto Dibyo Purnomo, Iswi Hariyani, dkk, Kitab Hukum Bisnis Properti Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2011, hlm. 11.
Universitas Sumatera Utara
dalam dua asosiasi perusahaan pengembang perumahan, yaitu REI Persatuan Perusahaan Real Estate Indonesia dan APERSI Asosiasi Pengembang
Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia.
12
Pelaku dalam bisnis properti dapat diklasifikasikan menjadi 3 tiga pihak, yaitu:
13
1. Penanam modal
Kepemilikan proyek properti ini dapat dikelola secara kerja sama dengan pihak lain atau investor, perusahaan maupun yayasan dana pensiun, serta
individu; 2.
Pemberi pinjaman Sumber pemberi pinjaman ini bisa dari pihak bank, lembaga keuangan non-
bank, dan individu yang meminjamkan dana untuk pembiayaan suatu proyek usaha developer;
3. Pemakai
Pihak yang membeli aset kepemilikan dari proyek investor tersebut akan dibuatkan bukti kepemilikan dalam bentuk sertifikat.
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen selanjutnya disebut UUPK, perlindungan konsumen
adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Tujuan perlindungan konsumen:
1. Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk
melindungi diri;
12
Ibid.
13
Property Puls Indonesia, Strategi Membangun Bisnis Developer Property, cetakan ke-2 Jakarta: Ufuk Publishing House, 2011, hlm. 18.
Universitas Sumatera Utara
2. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya
dari ekses negatif pemakaian barang danatau jasa; 3.
Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen;
4. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur
kepastian hukum, keterbukaan informasi serta akses untuk memperoleh informasi;
5. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha, sehingga tumbuh sikap jujur dan
bertanggungjawab dalam penyediaan barang danatau jasa yang berkualitas. Pelaku usaha dilarang membuat atau mencantumkan 8 delapan klausula
baku yang menyatakan: 1.
Pengalihan tanggung jawab pelaku usaha; 2.
Pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali barang yang dibeli konsumen;
3. Pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali uang atas pembayaran
barang yang dibeli konsumen; 4.
Pemberian kuasa dari konsumen kepada pelaku usaha untuk melakukan segala tindakan sepihak atas barang yang dibeli konsumen secara angsuran;
5. Mengatur perihal pembuktian atas hilangnya kegunaan barang atau
pemanfaatan jasa yang dibeli konsumen; 6.
Memberi hak kepada pelaku usaha untuk mengurangi manfaat jasa atau mengurangi harta kekayaan konsumen yang menjadi objek jual beli jasa;
7. Tunduknya konsumen kepada peraturan yang berupa aturan baru, yang dibuat
Universitas Sumatera Utara
sepihak oleh pelaku usaha; 8.
Konsumen memberi kuasa kepada pelaku usaha untuk pembebanan hak: tanggungan, gadai, jaminan terhadap barang yang dibeli konsumen secara
angsuran.
F. Metode Penelitian