PTK SD Kelas 5

(1)

HINDU,BUDHA DAN ISLAM

DI INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING) TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)

di KELAS V SD NEGERI PENGADILAN 2 BOGOR

Oleh :

ADE FARIDAH, S. Pd

NIP. 196503111987032005

Guru SD Negeri Pengadilan 2

PEMERINTAH KOTA BOGOR DINAS PENDIDIKAN SD NEGERI PENGADILAN 2

Alamat : Jl. Pengadilan No. 217 Bogor Tengah 16122 2015


(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu aspek yang menentukan masa depan bangsa. Hal tersebut didasari karena kemajuan atau kemunduran suatu negara disebabkan oleh seberapa mampu masyarakatnya dapat menghadapi segala tuntutan yang akan dihadapi. Dalam hal ini sekolah menjadi kata kunci utama dalam menentukan kualitas masyarakat yang akan dihasilkan. Peran guru dibutuhkan untuk mendukung terciptanya suasana belajar mengajar yang menyenangkan dan memungkinkan siswa untuk terlibat aktif selama proses berlangsungnya pembelajaran yang ada di sekolah.

Aktivitas dalam pembelajaran sangat diperlukan karena pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk dapat mengubah tingkah laku sebagai hasil belajar. Dengan siswa ikut terlibat secara aktif dalam setiap tahapan pembelajaran tentu akan berdampak pada hasil belajar yang baik pula. Sebagai pemegang peranan penting guru dituntut untuk menguasai berbagai pendekatan mengajar serta keterampilan dalam menggunakan alat peraga. Namun pada saat ini tidak sedikit guru yang dalam pembelajarannya hanya menggunakan metode ceramah dan guru jarang sekali menggunakan bantuan alat peraga dalam menyampaikan materi tertentu serta siswa masih dianggap sebagai subjek yang hanya dapat menrima informasi tanpa diberikan ruang untuknya menyampaikan sebuah tanggapan.


(3)

Mata pelajaran IPS menjadi salah satu mata pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa, hal ini dipengaruhi karena muatan-muatan materi yang ada pada mata pelajaran IPS memuat tentang sejarah kerjaan-kerajaan Islam, Hindu dan Budha yang berkembang di Indonesia. Tentu jika materi tersebut tidak dipahami oleh siswa hal tersebut akan berdampak pula bagi pembentukan rasa cinta tanah air pada diri masing-masing siswa. Maka dari itu dalam mengajarkan pelajaran IPS guru sebaiknya memperhatikan dengan baik bagaimana pembelajaran IPS disekolah dapat diajarkan kepada siswanya tidak hanya sebatas hafalan saja. Guru harus cermat dalam memilih dan menentukan strategi apa yang cocok diterapkan pada pembelajaran IPS agar pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa.

Namun saat ini kondisi pembelajaran IPS belum sepenuhnya menunjukkan hasil yang baik di SDN Pengadilan 2 Bogor, masih ditemukan kendala-kendala dalam proses pembelajaran IPS yang dibuktikan dari banyaknya jumlah siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM untuk mata pelajaran IPS kelas V di SDN Pengadilan 2 Bogor yaitu 70. Dari hasil tes tertulis peserta didik diperoleh nilai tertinggi adalah 90 dan nilai terendah adalah 30 dengan perolehan rata-rata pencapaian hasil belajar sebesar 63,42.Berdasarkan hasil pengamatan peneliti masih rendahnya hasil belajar IPS disebabkan oleh masih dominannya skill menghafal daripada skill memproses sendiri pemahaman suatu materi. Selama ini minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) masih tergolong sangat rendah. Hal tersebut dapat dilihat pada sikap siswa selama mengikuti


(4)

proses pembelajaran tidak fokus dan ramai sendiri, bahkan ada sebagian siswa yang menganggap mata pelajaran IPS tidak begitu penting dikarenakan tidak masuk pada mata pelajaran yang diujikan pada Ujian Nasional (UN). Faktor minat itu juga dipengaruhi oleh adanya metode mengajar yang digunakan guru dalam menyampaikan materi. Metode yang konvensional seperti menjelaskan materi secara abstrak, hafalan materi dan ceramah dengan komunikasi satu arah, yang aktif masih didominasi oleh pengajar, sedangkan siswa biasanya hanya memfokuskan penglihatan dan pendengaran. Kondisi pembelajaran seperti inilah yang mengakibatkan siswa kurang aktif dan pembelajaran yang dilakukan kurang efektif sehingga menyebabkan perolehan hasil belajar siswa rendah.

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe group investigation (GI). Dapat dijadikan alternative untuk menyelesaikan segala permasalahan yang menghambat siswa ketika belajar IPS. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning)tipe group investigation (GI)memberikan ruang bagi siswa untuk aktifadalah model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe group investigation (GI). Model pembelajaran ini bertujuan untuk mengarahkan kemampuan siswa dalam menganalisis konsep-konsep pembelajaran dengan cara penyelidikan secara mendalam melalui kerja kelompok. Selain itu, model kooperatif (cooperative learning) tipe group investigation (GI) menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang lebih baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok.Sehingga dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif


(5)

(cooperative learning) tipe group investigation (GI) akan memberikan perubahan terhadap peningkatan peroses dan hasil belajar IPS siswa.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menyusun Penelitian dengan Judul Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS konsep tokoh-tokoh sejarah pada masa hindu,budha dan islam di Indonesia melalui pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) pada siswa kelas V di SD Negeri Pengadilan 2 Bogor.

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka peneliti mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya masalah rendahnya hasil belajar IPS kelas V SDN Pengadilan 2 Bogor tahun pelajaran 2015, antara lain :

a. Pembelajaran IPS masih berpusat pada guru sehingga proses belajar mengajar tidak efektif.

b. Teknik penyampain materi membosankan sehingga kurang menarik siswa untuk belajar.

c. Interaksi pembelajaran yang terjadi hanya satu arah karena guru yang dominan aktif sementara siswanya pasif

d. Guru belum sepenuhnya menerapkan model-model pembelajaran yang kontektual dalam proses pembelajaran IPS, kegiatan belajar mengajar yang dilakukan kurang menarik, berlangsung monoton dan membosankan.


(6)

e. Hasil belajar IPS di bawah KKM (70) yang ditetapkan belum menunjukkan hasil yang menggembirakan.

f. Siswa hanya dituntut untuk menghafal materi sehingga sulita dalam menerapkan ke dalam kehidupan sehari-hari

g. Siswa kurang trampil berkomunikasi menyampaikan pemikirannya dalam menanggapi suatu topik yang sedang dibahas.

C. Analisis Masalah

Analisis yang peneliti dapat paparkan adalah masih rendahnya aktivitas belajar siswa dan hasil belajarnyakhususnya pada konsep tokoh-tokoh sejarah pada masa hindu,budha dan islam di Indonesia. Hal ini didapat dari data-data yang peneliti peroleh melalui hasil test tertulis perserta didik, diperoleh rata-rata pencapaian hasil belajar sebesar 63,42. Adapun siswa yang memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 14 siswa atau 40 %, sedangan siswa yang belum memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 21 siswa atau 60%.

Dari hasil diskusi dengan supervisor dan teman sejawat bahwa analisis masalah pembelajaran disebabkan oleh:

a. Siswa kurang terbiasa mengidentifikasi informasi yang termuat dalam materi pelajaran IPS.


(7)

c. Siswa kurang terbiasa menghubungkan antara informasi yang termuat dalam soal dengan tuntutan penyelesaian soal atau pertanyaan pada soal.

d. Siswa kurang terbiasa mengembangkan penalaran atau proses berpikir dalam menyelesaikan soal-soal essay yang menuntut analisis penjelasan.

e. Siswa kurang mendapat kesempatan cukup dalam latihan mengungkapkan jalan/ proses pikirannya.

f. Guru kurangbervariasi memilih metode atau strategi pada pembelajaran IPS.

Berdasarkan pengalaman peneliti, penyampaian materi dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe Group Investigation (GI) memungkinkan siswa terbiasa menyelesaikan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran.

D. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah

Berdasarkan analisis masalah di atas, langkah selanjutnya peneliti merencanakan alternatif pemecahan masalah untuk memperbaiki proses pembelajaran maka peneliti mengambil beberapa alternatif pemecahan masalah diantaranya :

a. Penerapan pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe Group Investigation (GI)untuk meningkatkan hasil belajar siswa.


(8)

b. Membiasakan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahapan-tahapan metode ilmiah.

c. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk ikut serta memberikan tanggapan terhadap suatu persoalan.

E. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas diketahui bahwa masalah yang muncul pada saat peneliti melakukan awal pembelajaran cukup banyak dan luas. Agar peneliti lebih fokus, maka masalah yang diteliti dibatasi hanya meneliti :

a) Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa tentang konsep tokoh-tokoh sejarah pada masa hindu,budha dan islam di Indonesia?

b) Apakah pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe Group Investigation (GI) efektif digunakan untuk menerapkan konsep tokoh-tokoh sejarah pada masa hindu,budha dan islam di Indonesia ?

c) Apakah pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe Group Investigation (GI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa?

F. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


(9)

a) Meningkatnya pemahaman siswa terhadap konsep tokoh-tokoh sejarah pada masa hindu,budha dan islam di Indonesia.

b) Mengetahui tingkat efektifitas pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe Group Investigation (GI) dalam menerapkan konsep tokoh-tokoh sejarah pada masa hindu,budha dan islam di Indonesia. c) Meningkatnya hasil belajar siswa tentang konsep tokoh-tokoh sejarah

pada masa hindu,budha dan islam di Indonesia melalui pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe Group Investigation (GI)di kelas V SD Negeri Pengadilan 2 Bogor.

G. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berguna baik secara teoritis maupun secara praktis.

a. Bagi siswa

1) Meningkatkan hasil pembelajaran IPS terutama untuk siswa kelas V Sekolah Dasar

2) Meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa

3) Agar siswa dapat menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru secara cepat, tepat dan benar.

4) Agar siswa dapat memanfaatkan waktu dengan benar dalam pembelajaran IPS.

5) Agar siswa dapat belajar lebih menyenangkan sehingga lebih bermakna


(10)

b. Bagi guru

1) Sebagai masukan dalam mengembangkan kinerjanya yang kurang maksimal dalam pembelajaran IPS.

2) Guru lebih kreatif dalam menciptakan proses belajar mengajar yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa.

3) Guru dapat menemukan kesalahan-kesalahan yang dilakukan dalam proses pembelajaran.

c. Bagi sekolah

1) Sebagai salah satu masukan dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

2) Sebagai salah satu masukan atau input dalam mengembangkan metode pembelajaran yang tepat untuk menentukan keberhasilan pembelajaran di sekolah.

BAB II


(11)

A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, kenyakinan, tujuan, kepribadian dan bahkan persepsi manusia.Witherington mengemukakan bahwa “belajar sebagai sebuah perubahan kepribadian yang dimanifestasikan kepada suatu pola respon individu yang mungkin berupa keterampilan, sikap atau peningkatan kemampuan pemahaman atas sesuatu” (Rakhmat et al., 2006: 48).

Nana Sudjana (2002 : 28) “Belajar adalah proses yang aktif, untuk mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu, diarahkan kepada tujuan yang berbuat melalui pengalaman dengan melihat, mengamati, memahami sesuatu”.

Muhibin syah (2002 : 2) “Belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif positif dan menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif”.

Dengan belajar akan mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang yang kemudian tercermin dari tingkah laku yang ditunjukkan oleh seseorang tersebut. Hintzman seperti yang dikutip oleh


(12)

Muhibbin Syah (1995: 90) menjelaskan bahwa belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.

Dari pendapat keempat ahli tersebut, maka konsep tentang belajar mengandung tiga unsur utama, adalah belajar berkaitan dengan perubahan tingkah laku. Untuk mengukur apakah seseorang telah belajar, maka diperlukan perbandingan antara perilaku sebelum dan setelah mengalami kegiatan belajar. Perubahan perilaku terjadi karena di dahului oleh proses pengalaman, perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif permanen, artinya lamanya perubahan perilaku pada diri seseorang sukar untuk diukur.

Dalam proses belajar ada hal-hal prinsip yang perlu kita ketahui untuk menjadikan proses belajar akan sesuai dengan apa yang di inginkan sebagaimana yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik (1993 : 280) mengungkapkan empat prinsip belajar yaitu :

a. Belajar senantiasa harus bertujuan, terarah, dan jelas bagi siswa, karena tujuan akan menuntut dalam belajar,

b. Jenis belajar yang paling utama adalah untuk berpikir kritis, c. Belajar memerlukan pemahaman atas hal – hal yang dipelajari

sehingga memperoleh pengertian – pengertian,

d. Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan dan hasil.

Dari prinsip – prinsip tersebut memberikan penjelasan dalam memaknai belajar dan dapat mengetahui apa saja yang perlu diperhatikan dalam mendukungproses pembelajaran, sehingga pengertian dan


(13)

pemahaman mengenai makna belajar menjadi lebih jelas dan terarah. Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa di dalam belajar ada suatu perubahan tingkah laku dalam diri seseorang berupa pengetahuan, pemahaman, maupun sikap yang diperoleh melalui proses belajar.

b. Hasil Belajar

Hamalik.(2007: 30) mengemukakan bahwa seseorang yang telah belajar pasti mengalami perubahan tingkah laku, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti.

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa merupakan suatu usaha untuk memperbaiki hasil belajar siswa agar lebih baik. Diantara upaya memperbaiki terdapat faktor-faktor yang mendukung upaya peningkatan hasil belajar . Menurut Nana Sudjana (2005 : 38) hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan.

Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya.Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai.Disamping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar.

Adapun Hasil belajar yang diraih siswa baiknya tidak terlepas dari keberartian dan kegunaan pelajaran bagi dirinya. Hasil belajar juga dipengaruhi faktor lingkungan serta strategi belajar yang diterapkan di


(14)

dalam kelas. Hasil belajar juga diperoleh melalui beberapa proses, karena hasil belajar bukan saja hanya dengan penguasaan hasil latihan, melainkan juga adalah perubahan perilaku.

“Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia mengalami pengalaman belajarnya. Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita.” (Sudjana, 2006: 22).

Selanjutnya, “Secara garis besar Benyamin Bloom mengklasifikasikan hasil belajar ke dalam tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.” (Sudjana, 2006: 22)

Pada akhirnya hasil belajar memiliki tujuan yang akan didapatkan sebagai penilaian hasil belajar sebagaimana menurut Sudjana (2006: 4) adalah untuk:

(a) mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya, (b) mengetahui keberhasilan proses pendidikan danpengajaran di sekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan, (c) menentukan hasil tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaannya, (d) memberikan pertanggungjawaban dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Berdasarkan uraian diatas hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku individu yang mencakup tiga aspek yaitu kognitif,afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar juga merupakan suatu perubahan tingkah laku dari belum bisa menjadi bisa.

c. Pengertian IPS


(15)

Indonesia mulai di kenal sejak tahun 1970-an sebagai hasil kesepakatan komunitas akademik dan secara formal mulai digunakan dalam sistem pendidikan nasional dalam kurikulum 1975. Dalam dokumen kurikulum tersebut IPS merupakan salah satu nama mata pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Menurut Sapriya ( 2009:7) memberikan pengertian Mata pelajaran IPS bahwa:

Mata pelajaran IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran intregasi dari mata pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya. Nama IPS ini sejajar dengan nama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang disingkat IPA sebagai intregasi dari mata pelajaran Biologi, Kimia, Fisika.

Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkunganya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.Berdasarkan pengertian dan tujuan dari pendidikan IPS, tampaknya dibutuhkan suatu pola pembelajaran yang mampu menjembatani tercapainya tujuan tersebut.

Pembelajaran Ilmu pengetahuan sosial (IPS) memiliki beberapa karakteristik sebagaimana Nurhadi (2011: 4-5) menyatakan sebagai berikut:

a. Ilmu pengetahuan sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum, dan politik kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan, dan agama. b. Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas sedemikiam rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu.


(16)

c. Standart kompetensi dan Kompetensi dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial.

d. Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dan dengan prinsip sebab, akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, kadilan, dan jaminan kesehatan.

e. Standart kompetensi dan Kompetensi dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan.

Dari semua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan sosial adalah ilmu sosial yang mempelajari peristiwa fakta atau konsep pengetahuan atau teori yang merupakan gabungan dari unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum, dan kewarganegaraan, sosiologi atau yang berhubungan dengan masalah sosial.

2. Active Learning

a. PengertianPembelajaran Kooperatif(Cooperative Learning)

Manusia adalah makhluk individual yang berjiwa sosial, berbeda satu dengan sama lain dan saling membutuhkan.Karena jiwa yang sosial maka manusia yang satu membutuhkan manusia lainnya sehingga sebagai konsekuensi logisnya manusia harus menjadi makhluk sosial, makhluk yang berinteraksi dengan sesamanya. Karena satu sama lain saling membutuhkan maka harus ada interaksi baik saling menyayangi maupun saling mencintai. Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) merupakan pembelajaran yang secara sadar dan sengaja menciptakan interaksi yang saling mengasihi dan bekerja samaantar sesama siswa.


(17)

Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) menjadi salah satu pembaharuan dalam pergerakan reformasi pendidikan.Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) meliputi banyak jenis bentuk pengajaran dan pembelajaran yang merupakan perbaikan tipe pembelajaran tradisional. Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) dilaksanakan dalam kumpulan kecil supaya anak didik dapat bekerja sama untuk mempelajari kandungan pelajaran dengan berbagai kemahiran sosial.

Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) mengutamakan adanya kelompok-kelompok sehingga menjadikannya suatu pembelajaran yang aktif dan interaktif serta melibatkan seluruh peserta didik.

Pembelajaran kooperatif Cooperative Learning merupakan suatu model pembelajaran. Menurut Zaini (dalam arini,2009) model pembelajaran adalah ‘pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran’.

Menurut johnson & johnson (Isjoni, 2010: 17) cooperative learning adalah mengelompokan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut.

Menurut Lie (Isjoni, 2010: 16) menyebut “cooperative learning dengan istilah pembelajaran gotong-royong, yaitu sistem pembelajaran


(18)

yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang tersturktur.”

Dari semua pengertian diatas tentang pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan strategi dalam pembelajaran yang mengelompokan siswa dalam kelompok kecil yang memiliki kemampuan bervariasi untuk saling bekerja sama agar pada akhirnya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam kelompok.

b. Pembelajaran Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) tipe Group Investigation (GI)

Group Investigation merupakan tipe kooperatif yang pertama kali dikembangkan oleh Thelan. Dalam perkembangan selanjutnya tipe ini diperluas dan dipertajam oleh Sharan dan kawan-kawan dari Universitas Tel Aviv.Berbeda dengan STAD dan Jigsaw, siswa terlibat dalam perencanaan baik topik yang dipelajari dan bagaimana jalannya penyelidikan mereka. Tipe pembelajaran ini memerlukan norma dan struktur kelas yang lebih rumit dari pada pendekatan yang lebih berpusat pada guru. Tipe pembelajaran ini melatih siswa dalam keterampilan komunikasi dan proses kelompok yang baik (Trianto, 2007: 59).

Group investigation merupakan salah satu tipe pembelajaran yang dapatmembangkitkan minat siswa untuk berpikir lebih aktif, karena investigasi merupakan bentuk pemecahan masalah yang divergen, dan mengajak siswa untuk memberdayakan berpikir ilmiah. Selain itu,


(19)

metode ini juga menuntut siswa untukmemiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok.

Menurut Isjoni (2011) model pembelajaran kooperatif tipe group investigation“ merupakan model pembelajaran kooperatif yang kompleks karena memadukan antara prinsip belajar kooperatif dengan pem-belajaran yang berbasis konstruktivisme dan prinsip pempem-belajaran demokrasi” .

Sedangkan menurut Menurut Made Wena (2008: 27) model pembelajaran kooperatif tipe groupinvestigation adalah model pembelajarankooperatif yang pembentukan kelompoknya didasari atas minat anggotanya.

Berdasarkan pengertian mengenai kooperatif tipe group investigation tersebut, dapat disimpulkan bahwa tipe group investigation mendorong siswa dituntut belajar belajar lebih aktif sesuai minat dengan berfikir tentang suatu persoalan dan mereka mencari sendiri cara penyelesaiannya sehingga pembelajran lebih bermakna.. Dengan demikian mereka akan lebih terlatih untuk selalu menggunakan keterampilan pengetahuannya, sehingga pengetahuan dan pengalaman belajar mereka akan tertanam untuk jangka waktu yang cukup lama.

c. Langkah-langkah Group Investigation

Pada pembelajaran Grup Investigation umumnya guru yang membagi kelas dalam beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karateristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat


(20)

juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikutiinvestigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan.

Sehubungan dengan itu, Rusman (2011: 221-222) mengemukakan, strategi belajar kooperatif group investigation secara umum dibagi menjadi enam langkah, yaitu:

1) Mengidentifikasi topik dan mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok Para siswa menelaah sumber-sumber informasi, memilih topik, dan mengkategorisasi saran-saran. Paras siswa kemudian bergabung ke dalam kelompok belajar dengan pilihan topik yang sama. Komposisi kelompok di dasarkan atas

ketertarikan topik yang sama dan heterogen dan guru membantu/memfasilitasi dalam memperoleh informasi. 2) Merencanakan tugas-tugas belajar

Siswa secara bersama-sama merencanakan tugas belajar dalam kelompoknya masing-masing, yang meliputi apa yang diselidiki, bagaimana melakukannya, siapa sebagai apa-pembagian kerja, untuk tujuan apa topik ini diinvestigasi.

3) Melaksanakan kegiatan investigasi

Siswa mencari informasi, menganalisis data dan membuat kesimpulan.Setiap anggota kelompok harus berkontribusi kepada usaha kelompok.Para siswa bertukar pikiran, mendiskusikan, mengklarifikasi dan mensintesis ide-ide.

4) Menyiapkan laporan akhir

Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial proyeknya, merencanakan apa yang akan dilaporkan dan bagaimana membuat presentasinya, dan membentuk panitia acara untuk mengkoordinasikan rencana presentasi.

5) Mempresentasikan laporan akhir

Presentasi dibuat untuk keseluruhan kelas dalam berbagai macam bentuk.Bagian-bagian presentasi harus secara aktif dapat melibatkan pendengar (kelompok lainnya).Pendengar mengevaluasi kejelasan presentasi menurut kriteria yang telah ditentukan keseluruhan kelas.


(21)

Para siswa berbagi mengenai balikan terhadap topik yang dikerjakan, kerja yang telah dilakukan, dan pengalaman-pengalaman afektifnya. Guru dan siswa berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran. Asesmen diarahkan untuk mengevaluasi pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis.

Sedangkan menurut (Miftahul Huda, 2011: 13 )mengemukakan, langkah-langkah kooperatif group investigationyaitu :

Pertama-tama siswa ditempat-kan dalam kelompok-kelompok kecil. Masing-masing kelompok diberi tugas atau proyek yang berbeda. Dalam kelompoknya, setiap anggota berdiskusi dan menentukan informasi apa yang akan dikumpulkan, bagaimana mengolahnya, menelitinya, dan bagaimana menyajikan hasil penelitiannya di depan kelas. Semua anggota harus turut andil dalam menentukan topik penelitian apa yang akan mereka ambil. Mereka pula yangmemutuskan sendiri pembagian kerjanya. Selama proses penelitian atau investigasi ini, mereka akan terlibat dalam aktivitas-aktivitas berfikir tingkat tinggi, seperti membuat sintesis, ringkasan, hipotesis, kesimpulan, dan menyajikan laporan akhir. Dari langkah-langkah yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan tipe Group Investigation ini guru mengkondisikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar. Kelompok disini dapat dibentukdengan mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat yang sama dalam topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, dan melakukan penyelidikan atas topik yang dipilih. Selanjutnya ia menyiapkan dan mempresentasikan laporannya di depan kelas.

d. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation


(22)

Menurut Agus(2013 :295-296) Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigationmemiliki kelebihan-kelebihan diantarnya:

1) Dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala perbedaan.

2) Siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri,menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar darisiswa yang lain.

3) Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk mneguji ide dan pemahamanya sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat praktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya.

4) Dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata.

5) Merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan hasil akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me-manage waktu, dan sikap positif terhadap sekolah.

6) Dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.

7) Dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.

8) Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berfikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.

Sedangkan kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation menurut Agus (2013 :295-296) diantaranya :

1) Ciri utama dari strategi pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu jika tanpa bantuan guru yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan di pahami tidak pernah dicapai oleh siswa.

2) Keberhasilan strategi pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang. Dan hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali atau sekali-sekali penerapan


(23)

strategi ini.

3) Penilaian yang diberikan dalam strategi pembelajaran kooperatif didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu manyadari bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.

4) Untuk memahami dan mengerti filosofi strategi pembelajaran kooperatif, memang butuh waktu. Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan memahami filsafat pembelajaran kooperatif. Untuk siswa yang dianggap memiliki kelebihan, contohnya , mereka akan merasaterhambat oleh siswa yang dianggap kurang memilikikemampuan. Akibatnya, keadaan semacam ini dapat mengangguiklim kerja sama dalam kelompok.

5) Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktifitas dalam kehidupan yang didasarkan kepada kemampuan secara individual. Oleh karena itu idealnya melalui strategi pembelajaran kooperatif selain siswa belajar bekerja sama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri. Untuk mencapai kedua hal itu dalam strategi pembelajaran kooperatif memang bukan pekerjaan yang mudah.

3. Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas berasal dari istilah bahasa Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut.Pertama kali penelitian tindakan kelas diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946, yang selanjutnya dikembangkan oleh Stephen Kemmis, Robin Mc Taggart, John Elliot, Dave Ebbutt dan lainnya.

Secara lebih luas penelitian tindakan diartikan sebagai penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan


(24)

tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik.

Dalam konteks pekerjaan guru maka penelitian tindakan yang dilakukannya disebut Penelitian Tindakan Kelas, dengan demikian Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan belajar yang diberikan tindakan, yang secara sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas, yang bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas tersebut. Tindakan yang secara sengaja dimunculkan tersebut diberikan oleh guru atau berdasarkan arahan guru yang kemudian dilakukan oleh siswa. (Suharsimi: 2006).

BAB III


(25)

A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian, serta Pihak yang Membantu 1. Subjek Penelitian

Subjek yang berpartisipasi dalam proses Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran adalah siswa kelas V C SDN Pengadilan 2 Bogor, yang terdiri dari 35 Siswa dengan rincian 17 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki pada muatan IPS konsep tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu Budha dan Islam.

2. Tempat Penelitian

Pelaksanaan Penelitan dilakukan di kelas V C SDN Pengadilan 2 yang beralamat di Jl. Pengadilan No. 12 Kel. Pabaton, Kec. Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat

3. Waktu Penelitian

Pelaksanaan Penelitian dilakukan pada semester 1 Tahun Pelajaran2014-2015 dengan jadwal berikut :

Tabel 3.1.Jadwal Penelitian N

o Hari/Tanggal Waktu Kegiatan

1 Rabu, 2 September 2015 07.30-09.30 WIB Pelaksanaan Pembelajaran 2 Rabu, 9 September 2015 07.30-09.30 WIB Pelaksanaan PerbaikanPembelajaran ( Siklus 1) 3 Rabu,16 September 2015 07.30-09.30 WIB Pelaksanaan PerbaikanPembelajaran ( Siklus 2)


(26)

Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan Tindakan Pengamatan Observasi

Perencanaan

Refleksi Siklus II Pelaksanaan Tindakan Pengamatan Observasi

Gambar 3.1 Prosedur Pelaksanaan Perbaikan PKP

Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran dibantu oleh Kepala Sekolah selaku supervisor 1 dan salah satu guru sebagai rekan sejawat sebagai supervisor 2, yang selalu sedia membatu kesulitan-kesulitan yang ditemui oleh peneliti dalam proses pembelajaran khususnya pembelajaran IPS tentang konsep tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu Budha dan Islam. B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran

Pelaksanaan PTK ( Penelitian Tindakan Kelas ) untuk perbaikan pembelajaran pada pembelajaran IPS tentang konsep konsep tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu Budha dan Islam kelas V Sekolah Dasar Negeri Pengadilan 2 Bogor dengan jumlah siswa sebanyak 35 siswa,

Adapun Prosedur perbaikan pembelajaran sebagai berikut :

Selanjutnya dalam perencanaan kegiatan yang dilakukan dalam memecahkan permasalahan yang ditemui selama mengadakan proses


(27)

pembelajaran, kemudian dengan perencaan tersebut akan dipergunakan untuk mengadakan pelaksanaan serta pengamatan kegiatan perbaikan dan refleksi, kemudian dirancang dengan desai prosedur perbaikan sebagai berikut :

1. Mengamati fakta/data pembelajaran IPS di kelas V SDN Pengadilan 2. 2. Mengidentifikasi masalah yang terjadi di kelas, yaitu :

a. Pendahuluan (5 menit)

1) Membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a bersama dipimpin oleh seorang peserta didik dengan penuh khidmat;

2) Memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.

3) Mengkondisikan siswa untuk menerima pelajaran

4) Menghubungkan materi pelajaran lalu dengan pelajaran sekarang 5) Menyampaikan kompetensi inti, kompetensi dasar dan tujuan yang

akan dicapai.

6) Guru memberikan pertanyaan pembuka yang berhubungan sejarah indonesia.

b. Kegiatan Inti ( 60 menit )

1) Siswa menyimak penjelasan guru mengenai konsep tokoh-tokoh sejarah pada masa hindu,budha dan islam di Indonesia.

2) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang tokoh sejarah pada masa islam : kenapa sultan hasanudin dijuluki ayam jantan dari timur?


(28)

3) Siswa mengerjakan latihan tentang konsep tokoh-tokoh sejarah pada masa hindu,budha dan islam di Indonesia.

4) Guru mengkonfirmasi jawaban siswa. c. Penutup (5 menit)

1) Guru menutup pembelajaran dengan mengulas kembali materi yang telah dipelajari.

2) Guru dapat menanyakan apakah siswa sudah memahami materi tersebut.

3) Guru memberikan pertanyaan secara lisan secara acak kepada siswa untuk mendapatkan umpan balik atas pembelajaran ini.

4) Guru dan siswa membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari 5) Guru memberikan PR kepada siswa.

Berdasarkan hasil test tertulis pada Pra Siklus didapatkan hasil yang kurang memuaskan, dimana masih banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM yang ditentukan, antara lain hanya 14 siswa (40%) yang mendapatkan nilai mencapai KKM dan 21 siswa (60 %) nilainya masih di bawah KKM.

3. Melakukan analisis masalah yang terjadi di kelas V CSDN Pengadilan 2 pada pelajaran IPS yaitu :

a. Guru kurang memotivasi siswa sebelum melakukan proses pembelajaran. b. Penjelasan guru kurang menarik minat siswa untuk memperhatikan


(29)

c. Guru tidak menggunakan alat peraga dalam proses pembelajaran.

d. Guru tidak menggunakan metode yang tepat dalam proses pembelajaran. e. Siswa tidak fokus dalam proses pembelajaran.

f. Siswa tidak dilibatkan secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran.

g. Kurangnya bimbingan secara individu dalam proses mengerjakan tes kepada siswa yang lambat dalam menyerap materi pelajaran.

h. Melakukan alternatif dan prioritas pemecahan masalah, yaitu dengan cara melakukan 2 siklus perbaikan pembelajaran IPS kelas V Sekolah Dasar Negeri Pengadilan 2 Bogor

i. Menentukan Metode Perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif learning tipe Group Investigation (GI).

4. Merumuskan masalah, yaitu “Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS konsep tokoh-tokoh sejarah pada masa hindu,budha dan islam di Indonesia melalui pembelajaran kooperatif learning tipe Group Investigation (GI) pada siswa kelas 5 di SD Negeri Pengadilan 2 Bogor“

5. Melakukan tindakan

Tindakan perbaikan dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut :


(30)

a. Siklus 1

1) Perencanaan

a) Menetapkan waktu pelaksanaan yaitu tanggal 9 September 2015. b) Menetapkan materi pelajaran yaitu materi tentang tokoh-tokoh

sejarah pada masa hindu,budha dan islam di Indonesia.

c) Mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.

d) Mempersiapkan perangkat pembelajaran e) Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa ( LKS )

f) Mempersiapkan lembar observasi yang digunakan observer. 2) Pelaksanaan

Pada tahap ini adalah tahap pelaksanaan tindakan untuk perbaikan pembelajaran yang dilakukan meliputi :

a) Pendahuluan (10 Menit)

(1)Membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a bersama dipimpin oleh seorang siswa dengan penuh khidmat;

(2)Memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.

(3)Mengkondisikan siswa untuk menerima pelajaran (dengan duduk berkelompok) .

(4)Menghubungkan materi pelajaran lalu dengan pelajaran sekarang.


(31)

(5)Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

(6)Guru menjelaskan prosedur kegiatan belajar menggunakan Grup investigation.

b) Kegiatan Inti (70 Menit)

(1)Gurumembagi siswa ke dalam 7 kelompok dengan komposisi siswa yang heterogen dari tingkat kemampuan akademiknya. Sehingga setiap kelompok terdiri dari tingkat kemampuan akademik siswa yang tinggi, sedang dan kurang.

(2) Guru membimbing siswa untuk memberikan nama pada kelompok mereka masing-masing.

(3) Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) dengan materi tokoh-tokoh sejarah pada masa hindu,budha dan islam di Indonesiauntuk kegiatan belajar dalam kelompok.

(4)Setiap kelompok membagi tugas kepada anggotanya tentang hal-hal yang perlu di cari oleh setiap anggota.

(5)Siswa berdiskusi mencari hal-hal penting padalembar kerja siswa (LKS) dengan materi tokoh-tokoh sejarah pada masa hindu,budha dan islam di Indonesiasecara berkelompok.

(6) Guru guru berkeliling mengobservasi kegiatan tiap kelompok dan membantu kelompok yang mengalami kesulitan dan mengarahkannya.


(32)

(7)Setelah kegiatan belajar kelompok selesai, masing-masing kelompok mempresentasikan hal-hal yang di temukan dari hasil diskusi.

(8) Siswa diberi kesempatan untuk melakukan tanya jawab terhadap materi tokoh-tokoh sejarah pada masa hindu,budha dan islam di Indonesia yang belum dipahami.

(9) Guru memberikan penghargaan terhadap kelompok yang aktif menjawab pertanyaan guru.

(10) Siswa mengerjakan soal post test individu. c) Penutup (10 Menit)

(1)Guru menutup pembelajaran dengan mengulas kembali materi yang telah dipelajari.

(2)Guru menanyakan apakah siswa sudah memahami materi tersebut.

(3)Guru memberikan pertanyaan secara lisan secara acak kepada siswa untuk mendapatkan umpan balik atas pembelajaran ini. (4)Guru dan siswa membuat kesimpulan materi yang telah

dipelajari

(5)Guru memberikan tugas PR.


(33)

Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan yang dilakukan oleh observer yaitu teman sejawat di sekolah.

 Refleksi

Data-data yang diperoleh dari hasil kegiatan pembelajaran dan hasil pengamatan kemudian dianalisis, sehingga hasil analisis yang didapat dijadikan pedoman dalam melakukan tindakan perbaikan pembelajaran untuk siklus berikutnya.

b. Siklus 2

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dan sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran terhadap hasil nilai siswa yang diperoleh menunjukkan hasil yang memuasakan dimana terdapat 29 siswa (82,85%) yang mendapat nilai mencapai KKM yang ditentukan, maka diadakan perbaikan siklus 2 dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Perencanaan

a) Menetapkan waktu pelaksanaan yaitu tanggal 16 September 2015. b) Melanjutkan materi pelajaran yaitu konsep tokoh-tokoh sejarah

pada masa hindu,budha dan islam di Indonesia.

c) Mempelajari materi perbaikan yang akan diberikan kepada siswa. d) Mempersiapkan media yang akan digunakan dalam proses

pembelajaran


(34)

f) Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa

g) Mempersiapkan lembar observasi yang akan digunakan observer. 2) Pelaksanaan

Tahap berikut ini merupakan pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan meliputi :

a) Pendahuluan (10 Menit)

(1)Membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a bersama dipimpin oleh seorang siswa dengan penuh khidmat;

(2)Memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.

(3)Mengkondisikan siswa untuk menerima pelajaran ( dengan duduk berkelompok).

(4)Menghubungkan materi pelajaran lalu dengan pelajaran sekarang

(5)Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

(6)Guru menjelaskan prosedur kegiatan belajar menggunakan Grup Investigation.

b) Kegiatan Inti (40 Menit)

(1)Guru kembalimembagi siswa ke dalam 7 kelompok dengan komposisi siswa yang heterogen dari tingkat kemampuan akademiknya. Sehingga setiap kelompok terdiri dari tingkat


(35)

kemampuan akademik siswa yang tinggi, sedang dan kurangsama seperti perteman sebelumnya.

(2) Guru membimbing kembali siswa untuk memberikan nama pada kelompok mereka masing-masing.

(3) Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) dengan materi tokoh-tokoh sejarah pada masa hindu,budha dan islam di Indonesia untuk kegiatan belajar dalam kelompok.

(4)Setiap kelompok membagi tugas kepada anggotanya tentang hal-hal yang perlu di cari oleh setiap anggota.

(5)Siswa berdiskusi mencari hal-hal penting pada lembar kerja siswa (LKS) dengan materi tokoh-tokoh sejarah pada masa hindu,budha dan islam di Indonesia secara berkelompok.

(6) Guru guru berkeliling mengobservasi kegiatan tiap kelompok dan membantu kelompok yang mengalami kesulitan dan mengarahkannya.

(7) Setelah kegiatan belajar kelompok selesai, masing-masing kelompok mempresentasikan hal-hal yang di temukan dari hasil diskusi.

(8) Siswa diberi kesempatan untuk melakukan tanya jawab terhadap materi tokoh-tokoh sejarah pada masa hindu,budha dan islam di Indonesia yang belum dipahami.

(9) Guru memberikan penghargaan terhadap kelompok yang aktif menjawab pertanyaan guru.


(36)

(10) Siswa mengerjakan soal post test individu. c) Penutup (10 Menit)

(1)Guru menutup pembelajaran dengan mengulas kembali materi yang telah dipelajari.

(2)Guru dapat menanyakan apakah siswa sudah memahami materi tersebut.

(3)Guru memberikan pertanyaan secara lisan secara acak kepada siswa untuk mendapatkan umpan balik atas pembelajaran ini. (4)Guru dan siswa membuat kesimpulan materi yang telah

dipelajari.

(5)Guru memberikan tugas PR.

 Pengamatan

Pelaksanaan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat selaku observer.Setelah melakukan pengamatan terlihat adanya perubahan kearah yang lebih positif. Siswa sudah memiliki motivasi yang tinggi dalam mengikuti materi pelajaran yaitu dengan ikut aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran.

 Refleksi

Setelah data-data diperoleh dan dianalisis dapat ditemukan hasil tes siswa kelas VC SDN Pengadilan 2 Bogor pada mata pelajaran IPS tentang konsep tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu


(37)

Budha dan Islam di siklus 2 dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif learning tipe Group Investigation (GI)pada proses pembelajaran dapat memberikan pengaruh positif terhadap daya serap siswa dengan hasil belajar yang meningkat.

C. Teknis Analisis Data

Pada setiap kegiatan dilakukan observasi menggunakan instrumen observasi untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa. Dalam mengumpulkan data dan mendapatkan data, maka peneliti menggunakan tehnik-tehnik sebagai berikut :

1. Tehnik observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian siswa kelas V C untuk mencatat aktivitas siswa dalam proses pembelajaran data tersebut menggunakan tehnik kualitatif

2. Tehnik test yaitu evaluasi untuk mendapatkan skor hasil belajar siswa pada setiap siklus dengan menggunakan tehnik kuantitatif.

Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatfif berbentuk angka-angka yang didapat dari hasil test siswadari setiap siklus dijabarkan dalam bentuk tabel persiklus dan dalam bentuk garik, sedangkan data kualitatif berbentuk kata-kata atau kalimat.


(38)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

1. Pra Siklus a. Perencanaan

Peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan Standar Kompetensi Dasar.

2) Menentukan indikator pembelajaran

3) Mempersiapkan langkah-langkah perbaikan pembelajaran 4) Mempersiapkan materi pelajaran

5) Mempersiapkan alat dan media pembelajaran 6) Mempersiapkan Lembar soal Post Test

b. Tindakan

1) Guru memulai pembelajaran dengan memotivasi siwa secara keseluruhan guna meningkatkan motivasi belajar terhadap materi yang akan diajarkan.

2) Guru menjelaskan materitokoh-tokoh sejarah pada masa hindu,budha dan islam di Indonesia.

3) Siswa secara individu mengerjakan Lembar soal Post Test. c. Pengamatan

1) Teman sejawat / observer mengamati proses pembelajaran konsep tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu Budha dan Islam.


(39)

2) Teman sejawat/observer mencatat temua-temuan pada proses pembelajaran berlangsung.

3) Berdasarkan pengamatan observer terhadap proses pembelajaran ditemukan beberapa hal, antara lain :

a) Penguasaan kelas masih belum maksimal, masih ada beberapa siswa yang mengobrol ketika guru menerangkan materi pelajaran. b) Beberapa siswa yang tidak aktif dalam proses pembelajaran. c) Proses pembelajaran didominasi oleh siswa yang pandai saja. d. Refleksi

Pada proses pembelajaran Prasiklus diperoleh data nilai siswa sebagai berikut : 21 siswa dari 35 siswa ( 60% ) memperoleh nilai di bawah KKM, sedangkan 14 siswa dari 35 siswa ( 40 % ) memperoleh nilai mencapai KKM yang ditentukan yaitu 70 dengan perolehan nilai rata-rata kelas63,42, pada Prasiklus ini siswa masih banyak yang mendapat nilai di bawah KKM.

Tabel 4.1. Hasil Belajar Berdasarkan Pencapaian Target KKM

PRA SIKLUS N

o NAMA SISWA

KK M

NILAI

IPS KETERANGAN 1 CAHAYA PUTRA RANGKUTI 70 70 Tuntas

2 IRSAN ABDURAHMAN 70 Tuntas

3 JENNIFER ASTRI MONGOUA 60 Tidak Tuntas

4 KHAIRUNISA MAHARANI 60 Tidak Tuntas

5 LULU NURJANAH 40 Tidak Tuntas

6 MUHAMMAD IKRAM NURFAJRY 60 Tidak Tuntas

7 ANNISA TRIBUDIATI DANAATMAJA 80 Tuntas


(40)

N

o NAMA SISWA

KK M

NILAI

IPS KETERANGAN

9 ROZAN INSAN 90 Tuntas

10 SANDHY SYAWALUDIN 80 Tuntas

11 CALISTA SAHLAN P 50 Tidak Tuntas

12 DEANBI KRISTIKALISTA K 40 Tidak Tuntas

13 DIAZ RABBANIE AL SISTANI 60 Tidak Tuntas

14 DIMAS LESMANA 60 Tidak Tuntas

15 DZAKY ATHAYA RAMADHAN 60 Tidak Tuntas

16 GIOVANNI NATALIA SIWI 60 Tidak Tuntas

17 GIRINDA AKBAR 60 Tidak Tuntas

18 GLORIA AGUSTINA 60 Tidak Tuntas

19 HENDRA SIMALANGO 50 Tidak Tuntas

20 HENDRO SIMALANGO 30 Tidak Tuntas

21 JOSHUA TAFFAREL PEETRA. C 80 Tuntas

22 LADINA ANANDA FITIYANI 90 Tuntas

23 M. FARIED WAJDY 60 Tidak Tuntas

24 M. SURYA DARMAWAN 60 Tidak Tuntas

25 MUTIARA NAJWA AGUSTIN 70 Tuntas

26 NATHALIA PUTRI LIANI 60 Tidak Tuntas

27 PUTRI AURELIA SUSILAWATI. N 70 Tuntas

28 WAFA NURAENI 70 Tuntas

29 AGNES PRADIKA PUTRI 60 Tidak Tuntas

30 FEODORA TIFANYA 60 Tidak Tuntas

31 FELIX VERDIANTO HERMAN 50 Tidak Tuntas

32 AFI KRISTIANI 70 Tuntas

33 DESMOND NICHOLAS 80 Tuntas

34 JASON NICHOLAS 70 Tuntas

35 JELITA FEBRIANICA 60 Tidak Tuntas

JUMLAH 2220

Rata-rata anak 63,43

Pencapaian KKM (%) 40%

Berdasarkan data-data nilai dan pengamatan di atas peneliti perlu melakukan beberapa perbaikan pembelajaran pada siklus 1, terutama


(41)

dalam hal pemanfaatan media pembelajaran serta metode pembelajaran harus menarik minat siswa, serta pemanfaatan waktu agar lebih optimal.

nilai di atas KKM nilai di bawah KKM 0

10 20 30 40 50 60

40

60

Pra Siklus

Gambar 4.1. Grafik Rekapitulasi Pencapaian Target KKM

2. Siklus 1

a. Perencanaan

Peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan Standar Kompetensi Dasar.

2) Menentukan indikator pembelajaran

3) Mempersiapkan langkah-langkah perbaikan pembelajaran 4) Mempersiapkan materi pelajaran

5) Mempersiapkan alat dan media pembelajaran 6) Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa

7) Mempersiapkan Lembar Soal Post Test


(42)

1) Guru memulai pembelajaran dengan memotivasi siwa secara keseluruhan guna meningkatkan motivasi belajar terhadap materi yang akan diajarkan.

2) Guru menjelaskan materitokoh-tokoh sejarah pada masa hindu,budha dan islam di Indonesia.

3) Guru membagi siswa ke dalam 7 kelompok dengan komposisi siswa yang heterogen dari tingkat kemampuan akademiknya.

4) Guru membimbing siswa untuk memberikan nama pada kelompok mereka masing-masing.

5) Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS)

6) Setiap anggota kelompok dibagi tugas sesuai dengan

7) Siswa mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) dengan materi tokoh-tokoh sejarah pada masa hindu,budha dan islam di Indonesia secara berkelompok.

8) Setiap anggota kelompok mencari hal-hal yang penting pada materi LKS sesuai dengan pemagian tugas anggota kelompok.

9) Guru menilai kegiatan kelompok.

10) Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka.

11) Guru memberika reward atau hadiah kepada kelompok yang terbaik. 12) Siswa secara individu mengerjakan tes tertulis (post tes) sebagai

evaluasi hasil belajar untuk mengetahui pencapaian nilai.


(43)

1) Teman sejawat / observer mengamati proses pembelajaran

2) Teman sejawat/observer mencatat temua-temuan pada proses pembelajaran berlangsung

3) Berdasarkan pengamatan observer terhadap proses pembelajaran ditemukan beberapa hal, antara lain :

a) Penguasaan kelas sudah maksimal, akan tetapi masih ada beberapa siswa yang mengobrol ketika guru menerangkan materi pelajaran. b) Beberapa siswa yang tidak aktif dalam proses pembelajaran c) Proses pembelajaran didominasi oleh kelompok yang pandai saja.

d. Refleksi

Pada proses pembelajaran siklus 1 diperoleh data nilai siswa sebagai berikut : 6 siswa dari 35 siswa ( 17,14 % ) memperoleh nilai di bawah KKM, sedangkan 29 siswa dari 35 siswa ( 82,86% ) memperoleh nilai mencapai KKM yang ditentukan yaitu 70 dengan perolehan nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 75,14, pada siklus 1 ini siswa belum tuntas secara keseluruhan.

Berdasarkan data-data nilai dan pengamatan di atas peneliti perlu melakukan beberapa perbaikan pembelajaran pada siklus 2, metode pembelajaran harus menarik minat siswa, serta pemanfaatan waktu agar lebih optimal.


(44)

N

o NAMA SISWA KKM

NILAI

IPS KETERANGAN 1 CAHAYA PUTRA RANGKUTI

70

90 Tuntas

2 IRSAN ABDURAHMAN 80 Tuntas

3 JENNIFER ASTRI MONGOUA 70 Tuntas

4 KHAIRUNISA MAHARANI 80 Tuntas

5 LULU NURJANAH 60 Tidak Tuntas

6 MUHAMMAD IKRAM NURFAJRY 70 Tuntas

7 ANNISA TRIBUDIATI DANAATMAJA 80 Tuntas

8 MUHAMMAD RIJKI 80 Tuntas

9 ROZAN INSAN 80 Tuntas

10 SANDHY SYAWALUDIN 80 Tuntas

11 CALISTA SAHLAN P 70 Tuntas

12 DEANBI KRISTIKALISTA K 60 Tidak Tuntas

13 DIAZ RABBANIE AL SISTANI 70 Tuntas

14 DIMAS LESMANA 80 Tuntas

15 DZAKY ATHAYA RAMADHAN 80 Tuntas

16 GIOVANNI NATALIA SIWI 60 Tidak Tuntas

17 GIRINDA AKBAR 70 Tuntas

18 GLORIA AGUSTINA 70 Tuntas

19 HENDRA SIMALANGO 70 Tuntas

20 HENDRO SIMALANGO 60 Tidak Tuntas

21 JOSHUA TAFFAREL PEETRA. C 80 Tuntas

22 LADINA ANANDA FITIYANI 90 Tuntas

23 M. FARIED WAJDY 80 Tuntas

24 M. SURYA DARMAWAN 70 Tuntas

25 MUTIARA NAJWA AGUSTIN 70 Tuntas

26 NATHALIA PUTRI LIANI 60 Tidak Tuntas

27 PUTRI AURELIA SUSILAWATI. N 100 Tuntas

28 WAFA NURAENI 80 Tuntas

29 AGNES PRADIKA PUTRI 70 Tuntas

30 FEODORA TIFANYA 80 Tuntas

31 FELIX VERDIANTO HERMAN 60 Tidak Tuntas

32 AFI KRISTIANI 90 Tuntas

33 DESMOND NICHOLAS 90 Tuntas

34 JASON NICHOLAS 80 Tuntas

35 JELITA FEBRIANICA 70 Tuntas

JUMLAH 2630

Rata-rata anak 75,14


(45)

nilai di atas KKM nilai di bawah KKM 0

20 40 60 80 100

82.86

17.14

Siklus 1

Gambar 4.2. Grafik Rekapitulasi Pencapaian Target KKM

3. Siklus 2

a. Perencanaan

Peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan Standar Kompetensi Dasar.

2) Menentukan indikator pembelajaran

3) Mempersiapkan langkah-langkah perbaikan pembelajaran 4) Mempersiapkan materi pelajaran

5) Mempersiapkan alat dan media pembelajaran 6) Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa


(46)

b. Tindakan

1) Guru memulai pembelajaran dengan memotivasi siwa secara keseluruhan guna meningkatkan motivasi belajar terhadap materi yang akan diajarkan.

2) Guru menjelaskan materi tokoh-tokoh sejarah pada masa hindu,budha dan islam di Indonesia.

3) Guru membagi siswa ke dalam 7 kelompok dengan komposisi siswa yang heterogen dari tingkat kemampuan akademiknya.

4) Guru membimbing siswa untuk memberikan nama pada kelompok mereka masing-masing.

5) Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS)

6) Setiap anggota kelompok dibagi tugas sesuai dengan

7) Siswa mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) dengan materi tokoh-tokoh sejarah pada masa hindu,budha dan islam di Indonesia secara berkelompok.

8) Setiap anggota kelompok mencari hal-hal yang penting pada materi LKS sesuai dengan pemagian tugas anggota kelompok.

9) Guru menilai kegiatan kelompok.

10) Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka.

11) Guru memberika reward atau hadiah kepada kelompok yang terbaik. 12) Siswa secara individu mengerjakan tes tertulis (post tes) sebagai


(47)

c. Pengamatan

Pada kegiatan pembelajaran siklus 2 teman sejawat/observer mencatat semua temuan pada proses pembelajaran berlangsung, temuan tersebut antara lain :

1) Guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran.

2) Model Pembelajaran sudah sangat menarik minat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran.

3) Hasil akhir yang diperoleh sudah baik dan berhasil mencapai nilai KKM yang ditentukan.

d. Refleksi

Pada proses pembelajaran siklus 2 diperoleh data-data nilai sebagai berikut : masih terdapat 2 siswa dari 35 siswa ( 5,71%) yang mendapat nilai di bawah KKM, sedangkan 33 dari 35 siswa (94,29%) memperoleh nilai mencapai KKM yang ditentukan yaitu 70 dengan nilai rata-rata kelas 81,43.

Rata-rata kelas pada siklus 2 ini mencapai 81,42. sehingga pada siklus 2 ini nilai siswa yang diperoleh semakin meningkat. Sehingga target pencapaian nilai KKM yang ditentukan dianggap berhasil.

Berikut ini data-data hasil perolehan nilai siswa dari mulai Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2 peneliti tampilkan dalam bentuk tabel dan grafik, sehingga dapat dilihat perbandingan dari data-data yang didapat pada tiap-tiap siklus.


(48)

Tabel 4.3. Hasil Belajar IPS Berdasarkan Pencapaian Target KKM Siklus II

N

o NAMA SISWA KKM

NILAI

IPS KETERANGAN 1 CAHAYA PUTRA RANGKUTI

70

100 Tuntas

2 IRSAN ABDURAHMAN 100 Tuntas

3 JENNIFER ASTRI MONGOUA 70 Tuntas

4 KHAIRUNISA MAHARANI 70 Tuntas

5 LULU NURJANAH 70 Tuntas

6 MUHAMMAD IKRAM NURFAJRY 80 Tuntas

7 ANNISA TRIBUDIATI DANAATMAJA 90 Tuntas

8 MUHAMMAD RIJKI 90 Tuntas

9 ROZAN INSAN 80 Tuntas

10 SANDHY SYAWALUDIN 90 Tuntas

11 CALISTA SAHLAN P 70 Tuntas

12 DEANBI KRISTIKALISTA K 70 Tuntas

13 DIAZ RABBANIE AL SISTANI 80 Tuntas

14 DIMAS LESMANA 90 Tuntas

15 DZAKY ATHAYA RAMADHAN 100 Tuntas

16 GIOVANNI NATALIA SIWI 80 Tuntas

17 GIRINDA AKBAR 70 Tuntas

18 GLORIA AGUSTINA 80 Tuntas

19 HENDRA SIMALANGO 70 Tuntas

20 HENDRO SIMALANGO 60 Tidak Tuntas

21 JOSHUA TAFFAREL PEETRA. C 90 Tuntas

22 LADINA ANANDA FITIYANI 80 Tuntas

23 M. FARIED WAJDY 90 Tuntas

24 M. SURYA DARMAWAN 80 Tuntas

25 MUTIARA NAJWA AGUSTIN 70 Tuntas

26 NATHALIA PUTRI LIANI 70 Tuntas

27 PUTRI AURELIA SUSILAWATI. N 100 Tuntas

28 WAFA NURAENI 90 Tuntas

29 AGNES PRADIKA PUTRI 80 Tuntas

30 FEODORA TIFANYA 80 Tuntas

31 FELIX VERDIANTO HERMAN 60 Tidak Tuntas

32 AFI KRISTIANI 100 Tuntas

33 DESMOND NICHOLAS 90 Tuntas

34 JASON NICHOLAS 90 Tuntas

35 JELITA FEBRIANICA 70 Tuntas

JUMLAH 2850

Rata-rata anak 81,43


(49)

nilai di atas KKM nilai di bawah KKM 0

20 40 60 80 100

94.29

5.71

Siklus II

Gambar 4.3. Grafik Rekapitulasi Pencapaian Target KKM

Berdasarkan data-data yang diperoleh peneliti mulai dari pra siklus, siklus 1, dan siklus 2 dapat dilihat bahwa pada pembelajaran IPS konsep tokoh-tokoh sejarah pada masa hindu,budha dan islam di Indonesia melalui pembelajaran kooperatif learning tipe Group Investigation (GI) pada siswa kelas 5 di SD Negeri Pengadilan 2 Bogor.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran 1. Pra Siklus

Pada kegiatan pembelajaran pra siklus diperoleh data-data nilai siswa sebagai berikut : dari 35 siswa hanya 14 siswa (40 % ), yang mencapai nilai KKM yaitu 70, sedangkan 21 Siswa ( 60 % ) masih belum mencapai nilai KKM dengan nilai rata-rata 63,42.


(50)

Pada pra siklus ini belum menunjukan bahwa siswa dapat memahami dan mengerjakan soal dengan benar, dikarenakan pemahaman konsep terhadap materi yang diajarkan belum maksimal siswa menyerapnya.

Hal ini disebabkan dalam pembelajaran pra siklus semua masih terpusat pada guru, serta tidak menggunakan media pembelajaran. Proses pembelajaran hanya diisi dengan ceramah, diselingi tanya jawab yang singkat, kemudian mengerjakan tugas, serta aktivitas siswa terhadap pembelajaran masih rendah.

2. Siklus 1

Pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus 1 diperoleh data-data nilai sebagai berikut : dari 35 siswa terdapat 29 siswa (82,86% ) yang memperoleh nilai mencapai KKM, sedangkan 6 siswa (17,14 % ) masih belum mencapai nilai KKM, dengan nilai rata-rata 75,14.

Pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus 1 masih ada beberapa siswa yang belum memahami materi yang diajarkan, sehingga beberapa siswa tersebut belum mampu mengerjakan LKS secara mandiri, pemahaman konsep belum dipahami secara jelas.

Hal ini disebabkan dalam pembelajaran siklus 1 guru belum maskimal model pembelajaran kooperatif learning tipe Group Investigation (GI).

3. Siklus 2

Pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus 2 diperoleh data-data nilai sebagai berikut : dari 35terdapat 33 siswa (94,29% ) sudah mencapai


(51)

nilai KKM, sedangkan 2 siswa (5,71%) masih belum mencapai KKM, yang ditentukan dengan nilai rata-rata 81,43.

Tabel 4.4. Daftar Nilai Siswa

No NAMA SISWA

NILAI

KETERANGAN Pra

Siklus Siklus I

Siklus II 1 CAHAYA PUTRA RANGKUTI 70 90 100

2 IRSAN ABDURAHMAN 70 80 100

3 JENNIFER ASTRI MONGOUA 60 70 70

4 KHAIRUNISA MAHARANI 60 80 70

5 LULU NURJANAH 40 60 70

6 MUHAMMAD IKRAM NURFAJRY 60 70 80

7 ANNISA TRIBUDIATI DANAATMAJA 80 80 90

8 MUHAMMAD RIJKI 70 80 90

9 ROZAN INSAN 90 80 80

10 SANDHY SYAWALUDIN 80 80 90

11 CALISTA SAHLAN P 50 70 70

12 DEANBI KRISTIKALISTA K 40 60 70

13 DIAZ RABBANIE AL SISTANI 60 70 80

14 DIMAS LESMANA 60 80 90

15 DZAKY ATHAYA RAMADHAN 60 80 100

16 GIOVANNI NATALIA SIWI 60 60 80

17 GIRINDA AKBAR 60 70 70

18 GLORIA AGUSTINA 60 70 80

19 HENDRA SIMALANGO 50 70 70

20 HENDRO SIMALANGO 30 60 60

21 JOSHUA TAFFAREL PEETRA. C 80 80 90

22 LADINA ANANDA FITIYANI 90 90 80

23 M. FARIED WAJDY 60 80 90

24 M. SURYA DARMAWAN 60 70 80

25 MUTIARA NAJWA AGUSTIN 70 70 70

26 NATHALIA PUTRI LIANI 60 60 70

27 PUTRI AURELIA SUSILAWATI. N 70 100 100

28 WAFA NURAENI 70 80 90

29 AGNES PRADIKA PUTRI 60 70 80

30 FEODORA TIFANYA 60 80 80

31 FELIX VERDIANTO HERMAN 50 60 60

32 AFI KRISTIANI 70 90 100

33 DESMOND NICHOLAS 80 90 90


(52)

No NAMA SISWA

NILAI

KETERANGAN Pra

Siklus Siklus I SiklusII 35 JELITA FEBRIANICA 60 70 70

JUMLAH 2220 2630 2850

Rata-rata anak 63,43 75,14 81,43

Pencapaian KKM (%) 40% 82,86% 94,29%

Tabel 4.5. Hasil Belajar IPSBerdasarkan Pencapaian Target KKM

No Siklus Jumlah Pencapaian Target Siswa yang memperoleh nilai 70 ( % )

1 Pra Siklus 40 %

2 Siklus 1 82,86 %

3 Siklus 2 94,29%

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

40

82.86

94.29

Pencapaian KKM

Gambar 4.4. Grafik Rekapitulasi Pencapaian Target KKM


(53)

Rekapitulasi Rata-Rata Hasil Belajar Matematika

No Siklus Rata-Rata Hasil Belajar Seluruhnya

1 Pra Siklus 63,43

2 Siklus 1 75,14

3 Siklus 2 81,43

Pra Siklus Siklus I Siklus II

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

63.43 75.14

81.43

Rata-rata Hasil Belajar

Gambar 4.5. Grafik Rata-Rata Hasil Belajar Seluruhnya

Hasil belajar pada perbaikan pembelajaran siklus 2 ini mengenai materi tokoh-tokoh sejarah pada masa hindu,budha dan islam di Indonesia melalui pembelajaran kooperatif learning tipe Group Investigation (GI)kenaikan yang cukup baik dikarenakan :

a. Guru dalam menyampaikan materi menarik minat dan perhatian siswa.

b. Guru menggunakanpembelajaran kooperatif learning tipe Group Investigation (GI).


(54)

Berdasarkan hasil kegiatan perbaikan pembelajaran siklus 2 diperoleh data-data nilai sebagai berikut : dari 35 terdapat 33 siswa (94,29 %) sudah mencapai nilai KKM dengan nilai rata-rata 81,43, maka peneliti menyelesaikan penelitian ini sampai di siklus 2 karena nilai sebagian besar siswa sudah mencapai nilai di atas KKM.


(55)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang peneliti telah lakukan, maka peneliti memberikan kesimpulan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif learning tipe Group Investigation (GI) memberikan dampak positif dalam meningkatkan perolehan hasil belajar IPS siswa pada konsep konsep tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu Budha dan Islam manusia. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya peningkatan perolehan hasil belajar yang ditunjukkan pada setiap siklusnya. Adapun perolehan hasil belajar pada pra siklus hanya ada 14 siswa dari 35 siswa atau hanya 40 % yang memperoleh nilai di atas KKM. Setelah dilakukannya penerapan model pembelajaran di siklus pertama nilai perolehan cukup meningkat menjadi 29 siswa dari 35 siswa atau 82,86 % yang memperoleh nilai di atas KKM. Kemudian perolehan hasil belajar pada siklus kedua mengalami peningkatan hasil belajar yang cukup signifikan kenaikannya, yang awalnya pada pra siklus hanya 14 siswa yang bisa mencapai KKM, pada siklus kedua ini setelah dilakukan evaluasi dari siklus pertama dan diterapkannya pembelajaran kooperatif learning tipe Group Investigation (GI)siswa yang dapat mencapai KKM menjadi 33 siswa dari 35 siswa kelas V atau 94,29 %. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif learning tipe Group Investigation (GI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS konsep tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu Budha dan Islam di kelas V SDN Pengadilan 2 Bogor.


(56)

B. Saran dan Tindak Lanjut

Berdasarkan dari kesimpulan di atas sebagai tidak lanjut dari perbaikan pembelajaran dapat disampaikan saran dan tindak lanjut sebagai berikut :

1. Karena siswa menganggap pelajaran IPS pelajaran yang sulit, diharapkan agar guru dapat menciptakan susana yang kondusif melalui penerapan metode yang bervariasi serta menggunakan media pembelajaran yang cocok serta alat peraga yang membuat siswa senang denga pelajaran IPS dan tidak hanya sekedar mengahal materi.

2. Guru dalam memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa harus memberikan kesempatan kepada seluruh siswa tidak hanya kepada siswa yang pintar saja.

3. Upaya meningkatkan hasil belajar siswa perlu ditindak lanjuti pada berbagai materi dan mata pelajaran lain dengan lebih meningkatkan penerapan berbagai model pembelajaran yang efektif.


(57)

DAFTAR PUSTAKA

Arini, Y. (2009). Model pembelajaran Kooperatif.[Online]. Tersedia: http://yusti-arini.blogspot.com/2009/08/model-pembelajaran-kooperatif.html [ 24 November 2015]

CahyoN Agus. (2013).Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual danTerpopuler, Yogjakarta, DIVA Press.

Hamalik Omar.( 1993). Metode dan Kesulitan Belajar. Jakarta : Bumi Aksara. ---.(2007). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Huda .Miftahul. 2011. Cooperative Learning:Metode, Teknik, Struktural, danModel Penerapan. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Isjoni.(2010). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.

---.(2011). Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Muhibbin Syah. (1995). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nurhadi.(2011).Menciptakan Pembelajaran IPS Efektif dan Menyenangkan.Jakarta: Multi Kreasi Satudelapan.

Rakhmat, C., Budiman, N. dan Ineu-Herawati, N. (2006).Psikologi Pendidikan. Bandung: UPI Press.

Rusman.(2011).Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta, Raja Grafindo Persada.

Sapriya. (2011). Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Sudjana, Nana. (2002), Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.Bandung : Sinar Baru Algesindo.

---.(2005). Tuntuntan Penyusunan Karya Ilmiah (Makalah-Skripsi-Tesis-Disertasi).Bandung: Sinar Baru Algensindo.

---..(2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Rosdakarya.

Suharsimi Arikunto. (2006) . Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Syah, M. (2002).Psikologi Pendidikan: dengan Pendekatan Baru.Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya.

Trianto,(2007). Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek.Jakarta: Prestasi Pustaka Plubisher.


(58)

Wena Made. (2008). Strategi PembelajaranInovatif Kontemporer.Jakarta:Bumi Aksara.


(1)

Rekapitulasi Rata-Rata Hasil Belajar Matematika

No Siklus Rata-Rata Hasil Belajar Seluruhnya

1 Pra Siklus 63,43

2 Siklus 1 75,14

3 Siklus 2 81,43

Pra Siklus Siklus I Siklus II 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 63.43 75.14 81.43

Rata-rata Hasil Belajar

Gambar 4.5. Grafik Rata-Rata Hasil Belajar Seluruhnya

Hasil belajar pada perbaikan pembelajaran siklus 2 ini mengenai materi tokoh-tokoh sejarah pada masa hindu,budha dan islam di Indonesia melalui pembelajaran kooperatif learning tipe Group Investigation

(GI)kenaikan yang cukup baik dikarenakan :

a. Guru dalam menyampaikan materi menarik minat dan perhatian siswa.

b. Guru menggunakanpembelajaran kooperatif learning tipe Group Investigation (GI).


(2)

Berdasarkan hasil kegiatan perbaikan pembelajaran siklus 2 diperoleh data-data nilai sebagai berikut : dari 35 terdapat 33 siswa (94,29 %) sudah mencapai nilai KKM dengan nilai rata-rata 81,43, maka peneliti menyelesaikan penelitian ini sampai di siklus 2 karena nilai sebagian besar siswa sudah mencapai nilai di atas KKM.


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang peneliti telah lakukan, maka peneliti memberikan kesimpulan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif learning

tipe Group Investigation (GI) memberikan dampak positif dalam meningkatkan perolehan hasil belajar IPS siswa pada konsep konsep tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu Budha dan Islam manusia. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya peningkatan perolehan hasil belajar yang ditunjukkan pada setiap siklusnya. Adapun perolehan hasil belajar pada pra siklus hanya ada 14 siswa dari 35 siswa atau hanya 40 % yang memperoleh nilai di atas KKM. Setelah dilakukannya penerapan model pembelajaran di siklus pertama nilai perolehan cukup meningkat menjadi 29 siswa dari 35 siswa atau 82,86 % yang memperoleh nilai di atas KKM. Kemudian perolehan hasil belajar pada siklus kedua mengalami peningkatan hasil belajar yang cukup signifikan kenaikannya, yang awalnya pada pra siklus hanya 14 siswa yang bisa mencapai KKM, pada siklus kedua ini setelah dilakukan evaluasi dari siklus pertama dan diterapkannya pembelajaran kooperatif learning tipe Group Investigation (GI)siswa yang dapat mencapai KKM menjadi 33 siswa dari 35 siswa kelas V atau 94,29 %. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif learning tipe Group Investigation (GI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS konsep tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu Budha dan Islam di kelas V SDN Pengadilan 2 Bogor.


(4)

B. Saran dan Tindak Lanjut

Berdasarkan dari kesimpulan di atas sebagai tidak lanjut dari perbaikan pembelajaran dapat disampaikan saran dan tindak lanjut sebagai berikut :

1. Karena siswa menganggap pelajaran IPS pelajaran yang sulit, diharapkan agar guru dapat menciptakan susana yang kondusif melalui penerapan metode yang bervariasi serta menggunakan media pembelajaran yang cocok serta alat peraga yang membuat siswa senang denga pelajaran IPS dan tidak hanya sekedar mengahal materi.

2. Guru dalam memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa harus memberikan kesempatan kepada seluruh siswa tidak hanya kepada siswa yang pintar saja.

3. Upaya meningkatkan hasil belajar siswa perlu ditindak lanjuti pada berbagai materi dan mata pelajaran lain dengan lebih meningkatkan penerapan berbagai model pembelajaran yang efektif.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arini, Y. (2009). Model pembelajaran Kooperatif.[Online]. Tersedia: http://yusti-arini.blogspot.com/2009/08/model-pembelajaran-kooperatif.html [ 24 November 2015]

CahyoN Agus. (2013).Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual danTerpopuler, Yogjakarta, DIVA Press.

Hamalik Omar.( 1993). Metode dan Kesulitan Belajar. Jakarta : Bumi Aksara. ---.(2007). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Huda .Miftahul. 2011. Cooperative Learning:Metode, Teknik, Struktural, danModel Penerapan. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Isjoni.(2010). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.

---.(2011). Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Muhibbin Syah. (1995). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nurhadi.(2011).Menciptakan Pembelajaran IPS Efektif dan Menyenangkan.Jakarta: Multi Kreasi Satudelapan.

Rakhmat, C., Budiman, N. dan Ineu-Herawati, N. (2006).Psikologi Pendidikan. Bandung: UPI Press.

Rusman.(2011).Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta, Raja Grafindo Persada.

Sapriya. (2011). Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Sudjana, Nana. (2002), Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.Bandung : Sinar Baru Algesindo.

---.(2005). Tuntuntan Penyusunan Karya Ilmiah (Makalah-Skripsi-Tesis-Disertasi).Bandung: Sinar Baru Algensindo.

---..(2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Rosdakarya.

Suharsimi Arikunto. (2006) . Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Syah, M. (2002).Psikologi Pendidikan: dengan Pendekatan Baru.Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya.

Trianto,(2007). Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek.Jakarta: Prestasi Pustaka Plubisher.


(6)

Wena Made. (2008). Strategi PembelajaranInovatif Kontemporer.Jakarta:Bumi Aksara.