UU No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah

10 Buku Profil Pertanahan Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 – Kementerian PPN Bappenas No. Substansi Sumber dan untuk dapat menunjukkan batas-batas bidang tanah secara presisi. Sumber: Analisa Penyusun, 2015

2.2 KESEJAHTERAAN RAKYAT DAN KETIMPANGAN KEPEMILIKAN TANAH

Salah satu amanat UUD pasal 33 ayat 3 menempatkan kesejahteraan rakyat sebagai tujuan akhir pengelolaan dan pemanfaatan segala kekayaan sumber daya negara, termasuk sumber daya tanah. Pemanfaatan dan pengelolaan tanah ini diatur dan dikelola oleh pemerintah melalui pemberian hak-hak atas tanah. Namun, saat ini tidak semua orang mempunyai akses yang sama terhadap tanah. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, hanya 6,09 dari keseluruhan wilayah daratan yang dimiliki oleh petani. Selain itu, lahan pertanian yang semakin menurun setiap tahunnya dikhawatirkan akan membawa dampak pada kebertahanan pangan untuk waktu yang akan datang. Mengenai hal ini, ada beberapa peraturan yang mengatur tentang pengelolaan agraria, pemanfaatan tanah negara untuk kegiatan reforma agraria yang mendukung isu ini. Berikut peraturan perundang- undangannya:

a. UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

Pasal 13 ayat 1, menyatakan: “Pemerintah berusaha agar supaya usaha-usaha dalam lapangan agraria diatur sedemikian rupa, sehingga meninggikan produksi dan kemakmuran rakyat sebagai yang dimaksud dalam pasal 2 ayat 3 serta menjamin bagi setiap warga negara Indonesia derajat hidup yang sesuai dengan martabat manusia, baik bagi diri sendiri maupun keluarganya.”

b. UU No. 56 PRP Tahun 1960 tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian

Pasal 1 ayat 1, menyatakan: “Seorang atau orang-orang yang dalam penghidupannya merupakan satu keluarga bersama-sama hanya diperbolehkan menguasai tanah pertanian, baik miliknya sendiri atau kepunyaan orang lain ataupun miliknya sendiri bersama kepunyaan orang lain, yang jumlah luasnya tidak melebihi batas maksimum sebagai yang ditetapkan.”

c. UU No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.

Pasal 29 ayat 3, menyatakan: “Pengalihan fungsi lahan non-pertanian pangan menjadi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf c terutama dilakukan terhadap Tanah Terlantar dan tanah bekas kawasan hutan yang belum diberikan hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.” 11 Buku Profil Pertanahan Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 – Kementerian PPN Bappenas d. Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar Pasal 2, menyatakan: “Obyek penertiban tanah terlantar meliputi tanah yang sudah diberikan hak oleh negara berupa hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan, hak pakai dan hak pengelolaan, atau dasar penguasaan atas tanah yang tidak diusahakan, tidak dipergunakan, atau tidak dimanfaatkan sesuai dengan keadaannya atau sifat dan tujuan pemberian hak atau dasar penguasaannya” Pasal 15 ayat 1, menyatakan: “Peruntukan penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah negara bekas tanah terlantar sebagaimana dimaksud pada pasal 9 ayat 1 didayagunakan untuk kepentingan masyarakat dan negara melalui reforma agraria dan program strategis negara serta untuk cadangan negara lainnya.”

e. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah

Pasal 22 ayat 1, menyatakan: “Dalam rangka menyelenggarakan penatagunaan tanah dilaksanakan kegiatan yang meliputi a pelaksanaan Inventarisasi penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah; b penetapan perimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah menurut fungsi kawasan; c penetapan pola penyesuaian penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah dengan Rencana Tata Ruang Wilayah.” Dari penjelasan dan jabaran pasal per pasal, maka dapat ditarik suatu benang merah atau kesimpulan dari isi yang mendukung isu yang diangkat dalam buku profil pertanahan ini, yaitu sebagai berikut: Tabel 2.2 Sintesa Pasal-Pasal Terkait Kesejahteraan Rakyat dan Ketimpangan Kepemilikan Tanah No. Substansi Sumber 1. Kesejahteraan Rakyat: - Penggunaan dan pemanfaatan atas tanah diusahakan dapat meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat - Salah satu upaya peningkatan kesejahteraan rakyat adalah seperti pengalihan fungsi lahan-lahan non-pertanian yang bersumber dari tanah-tanah terlantar menjadi LP2B, sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengelola. UU No. 5 Tahun 1960 dan UU No.41 Tahun 2009 2. Ketimpangan Kepemilikan Tanah: - Sebagai upaya pemerataan kepemilikan hak atas tanah, pemerintah melakukan berbagai upaya yang sudah tercantum dalam kegiatan UU No. 56 PRP Tahun 1960, PP No.11 Tahun 12 Buku Profil Pertanahan Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 – Kementerian PPN Bappenas No. Substansi Sumber reforma agraria. - Program-program penatagunaan tanah yang dilaksanakan, meliputi pelaksanaan IP4T, penetapan perimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah menurut fungsi kawasan serta penetapan pola penyesuaian penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah dengan RTRW ini dilakukan sebagai salah satu upaya pemerintah mendata dan mengimplementasikan nya sehingga setiap masyarakat memiliki kesempatan dan akses yang sama terhadap tanah dan pemanfaatan tersebut sesuai dengan apa yang tercantum dalam RTRW yang telah disusun. - Penguasaan tanah pertanian, baik miliknya sendiri atau kepunyaan orang lain ataupun miliknya sendiri bersama kepunyaan orang lain, jumlah luasnya tidak boleh melebihi batas maksimum yang ditetapkan. 2010, dan PP No,16 Tahun 2004 Sumber: Analisa Penyusun, 2015

2.3 PELAYANAN PERTANAHAN