Kaderisasi dan Regenerasi Tinjauan Tentang Rekrutmen Politik

18 yang ada di sekelilingnya. Tetapi meningkatnya pengetahuan tidaklah cukup tanpa diimbangi oleh adanya kesadaran dan dorongan untuk menggunakan pengetahuan yang didapat dalam rangka perjuangan menggapai tujuan cita-cita. Dalam pendidikan kader perlu diberikan pengetahuan yang bersifat motivatif yang berdasarkan pada pengetahuan yang luas, sehat dan mendalam. b. Pengembangan Kader Pengembangan kader bertujuan untuk mematangkan dan mendewasakan kader melalui tantangan yang terdapat di tengah masyarakat, melalui akumulasi pengalaman dan penghayatan atas kehidupan masyarakat, sehingga menumbuhkan suatu bentuk kemampuan nyata sekaligus kearifan dalam menghadapi persoalan-persoalan yang ada. Pada tahap lebih lanjut, para kader diharapkan dapat mencari dan menemukan secara kreatif tantangan-tantangan tersebut dalam penghayatan dan pergumulannya di tengah masyarakat. Dengan demikian kemandirian akan tumbuh dan berkembang dalam dirinya, perjuangan mereka akan menjadi bagian dari jiwa dan kehidupannya. Pematangan dan pendewasaan kader inilah yang dirasakan sekarang ini sebagai bagian yang cukup sulit dalam melakukan kaderisasi H. Mangkubumi, 1989: 62. Setiap golongan atau kelompok dalam masyarakat tentu memiliki kepentingan subyektif terhadap kaderisasi, karena setiap golongan atau kelompok tersebut ingin merealisasikan tujuan-tujuannya secara efektif 19 melalui kadernya. Hal tersebut dapat dipahami secara wajar mengingat kondisi masyarakat Indonesia yang majemuk. Adanya kepentingan subyektif masing-masing golongan hendaknya ditampilkan sebagai kompetisi yang sehat untuk mengisi kemajuan dan kesejahteraan bangsa dan tidak merusak persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Sebagai konsekuensi pandangan tersebut, maka setiap kaderisasi perlu diarahkan demi pertumbuhan dan pengembangan kader yang memiliki wawasan luas bagi kepentingan nasional. Dalam kegiatan kaderisasi, diharapkan tujuan akhir yang hendak dicapai yakni untuk menciptakan seorang kader yang tidak berpandangan atau berwawasan sempit, sektoral, dan hanya patuh secara buta terhadap satu kepentingan golongan tertentu tanpa melihat kepentingan nasional. Prinsip jiwa nasionalisme atau patriotisme ini menghendaki setiap kader secara sukarela dan ikhlas menempatkan kepentingan nasional diatas kepentingan pribadi danatau golongan H. Mangkubumi, 1989: 64.

B. Tinjauan Tentang Partai Politik

1. Pengertian Partai Politik

Partai politik merupakan keharusan dalam kehidupan politik modern yang demokratis. Sebagai suatu organisasi, partai politik secara ideal dimaksudkan untuk mengaktifkan dan memobilisasi rakyat, mewakili kepentingan tertentu, memberikan kompromi bagi pendapat yang saling bersaing, serta menyediakan sarana suksesi kepemimpinan politik secara absah legitimate dan damai. Menurut Cheppy Haricahyono, partai politik merupakan salah satu prasyarat bagi negara yang merdeka dan berdaulat. 20 Partai politik tidak saja sebagai salah satu sarana penyalur aspirasi rakyat kepada pemerintah negaranya, akan tetapi partai politik sekaligus terlibat dalam proses penyelenggaraan negara melalui wakil-wakilnya yang duduk dalam berbagai lembaga negara yang ada Cheppy Haricahyono, 1991: 189. Di negara-negara yang sudah maju, terutama negara Barat, persaingan untuk memperoleh suara dalam pemilihan yang bebas dan bersifat nasional dianggap sebagai alternatif terbaik untuk menentukan figur pemimpin politik yang mempunyai tanggungjawab terhadap pemilihnya sehingga partai politik tidak dapat dipisahkan dengan alternatif tersebut. Dengan demikian, partai politik bertindak sebagai instrumen perwakilan dan sarana untuk menjamin pergantian pemerintahan secara teratur dan tanpa pergolakan yang dapat menghancurkan keseluruhan sendi-sendi masyarakat dan negara yang sudah mapan. Tetapi perlu diingat bahwa dalam masyarakat yang demikian ini partai politik muncul ketika persoalan identitas nasional telah teratasi dan legitimasi lembaga-lembaga pemerintahan telah mengakar kuat Any Rohyati, 2006: xviii. Berbeda dengan perkembangan partai-partai di banyak negara maju, di negara-negara berkembang kebangkitan dan aktivitas partai politik seringkali berkaitan dengan proses pembentukan identitas nasional, pembentukan kerangka sistem politik, pengabsahan lembaga pemerintah, serta usaha-usaha untuk memperkuat persatuan nasional. Dalam kaitan ini partai politik seringkali tidak berfungsi sebagai penyedia akses bagi penyaluran tuntutan yang absah kepada penguasa, tetapi semata-mata sebagai elemen dalam