Visi Misi Partai Gerindra

65 memenuhi sebagian persyaratan yang telah ditetapkan, misalkan pengurusan administrasi kesehatan, pengurusan dokumen-dokumen tertentu, dan lain-lain. Tim dari Partai Amanat Nasional yang bertugas mengurus rekrutmen caleg DPRD Provinsi yakni KPPW Komite Pemenangan Pemilu Wilayah.KPPW merupakan panitia adhoc yang terdiri dari tiga tim yakni tim pendaftaran Bacaleg, tim klarifikasi dan verifikasi data Bacaleg, dan tim monitoring Bacaleg. KPPW tidak berfungsi politis, tetapi berfungsi teknis, maka dari itu anggota KPPW tidak diperbolehkan mencalonkan diri sebagai caleg. Partai Amanat Nasional mensosialisasikan secara mandiri kepada masyarakat atau dengan kata lain partai tidak mengadakan kerjasama dengan pihak manapun dalam usaha sosialisasi tersebut. PAN seolah sudah mempunyai culture perekrutan dan penyeleksian calon anggota legislatif karena memang PAN merupakan partai lama. Semakin lama partai itu dibangun, maka ia akan semakin mempunyai culture. Biasanya PAN mengadakan kerjasama dengan organisasi Islam besar yakni Muhammadiyah, yang biasanya Bacaleg telah memiliki banyak relasi. Dalam hasil Rapat Pleno Rakernas I Partai Amanat Nasional di Jakarta, partai telah memutuskan aturan mengenai rekrutmen caleg untuk DPRD Provinsi PAN Periode 2009-2014, antara lain sebagai berikut: a. Persyaratan Caleg Persyaratan caleg dibagi menjadi dua, yakni syarat umum dan khusus. Syarat umum yang harus dimiliki Bacaleg tercantum dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Umum 66 Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Sementara persyaratan khusus Bacalegmerupakan ketentuan yang harus dipenuhi Bacaleg agar diperbolehkan untuk mencalonkan diri. Persyaratan khusus Bacaleg DPRD Provinsi antara lain sebagai berikut: 1 Bacaleg tidak cacat moral dan terkait dengan tindakan kriminal. 2 Setiap Bacaleg DPRD Provinsi hanya boleh mencalonkan diri untuk satu Daerah Pemilihan Dapil dan tidak dibenarkan mencalonkan diri di DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten Kota. 3 Caleg PAN terdiri dari caleg yang berasal dari kader PAN dan caleg yang berasal dari tokoh masyarakat yang seharusnya sejak dini terlibat aktif dalam program pemenangan pemilu. 4 Bacaleg kader partai harus mengikuti dan lulus Latihan Kader Amanat Madya LKAM yang merupakan jenjang pengkaderan formal yang dilakukan oleh Badan Pengkaderan DPW. 5 Apabila terjadi kekurangan jumlah bakal calon legislatif maka DPW dapat merekrut caleg dengan kriteria tertentu. 6 Bakal caleg harus memberikan kontribusi berupa dana atau sarana atribut partai bagi keperluan program pemenangan pemilu, sesuai dengan jumlah yang ditetapkan oleh partai. 7 Bacaleg harus mengikuti pembekalan Caleg dan Jurkam dalam rangka pemenangan pemilu yang dilaksanakan oleh DPW. 67 Syarat khusus poin ketiga yang ditetapkan untuk pencalonan bacaleg tersebut mengindikasikan bahwa tidak semua warga negara Indonesia dapat secara otomatis mendaftar sebagai calon anggota DPRD Provinsi DIY. Bacaleg harus lebih dahulu mengadakan kerjasama dan ikut dalam kegiatan pemenangan partai, karena dalam proses seleksi juga diadakan skoring keaktifan caleg termasuk juga berapa lama ia aktif di kegiatan kepartaian. b. Penanggungjawab, Kewenangan, dan Pelaksanaan Rekrutmen Dalam pelaksanaan proses rekrutmen, monitoring, dan evaluasi caleg DPRD Provinsi, tanggungjawab sepenuhnya diserahkan kepada DPW masing-masing provinsi. Sedangkan untuk penetapan Bacaleg dan caleg DPRD Provinsi berada pada Pleno DPW dengan tetap merujuk kepada undang-undang yang berlaku. DPW memberikan kewenangan penuh kepada Ketua dan Sekretaris DPW untuk mengambil kebijakan dalam proses rekrutmen dan evaluasi caleg menyangkut hal-hal yang tidak bisa diselesaikan melalui mekanisme dan peraturan yang ada Rapat Pleno DPW. Apabila terjadi kelebihan daftar calon dalam satu Daerah Pemilihan maka Rapat Pleno DPW wajib untuk menentukan pengurangan Bacaleg dengan berpedoman pada hasil Tim Monitoring Kinerja Bacaleg. Pelaksanaan rekrutmen caleg DPRD Provinsi mengandalkan tiga tim yang telah dibentuk DPW yakni tim pendaftaran Bacaleg, tim Klarifikasi Bacaleg, dan tim monitoring Bacaleg. Anggota dari ketiga tim tersebut berasal dari kader yang tidak mencalonkan diri