Pendidikan Politik Untuk Masyarakat

96

D. Kesesuaian Pola Rekrutmen Partai Amanat Nasional dan Partai

Gerindra dengan Demokrasi Prosedural Demokrasi prosedural merupakan demokrasi yang bercirikan adanya perubahan kepemimpinan melalui Pemilu yang berlangsung jujur, bebas, terbuka, dan melibatkan massa pemilih yang universal tanpa pembedaan ras, gender, agama maupun suku. Selain itu, demokrasi prosedural secara umum dapat dikatakan sebagai demokrasi yang sesuai dengan prosedur aturan, dalam konteks ini yang dimaksud dengan aturan atau prosedur adalah berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa demokrasi prosedural adalah demokrasi yang mengutamakan kebebasan mengeluarkan pendapat untuk warga negaranya, akan tetapi masih dalam lingkup atau harus sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku di suatu negara. Demokrasi menghendaki segala rekrutmen dan kontrol politik yang ada dilakukan secara terbuka, sehingga semua warga negara dapat berperan aktif dalam mengawasi pemerintahan yang sedang berjalan. Telah dibahas diatas mengenai pola rekrutmen yang dijalankan partai Gerindra dan PAN, termasuk juga upaya kedua partai dalam meningkatkan dan memperbaiki kualitas caleg yang mereka ajukan di DPRD Provinsi. Berdasarkan dengan apa yang telah dibahas diatas, maka kesesuaian pola rekrutmen dengan demokrasi prosedural secara lebih lanjut dapat dibahas sebagai berikut: 1. Kesesuaian pola rekrutmen partai Gerindra dengan demokrasi prosedural. Secara umum pola rekrutmen yang Gerindra gunakan adalah terbuka, hal ini dibuktikan dengan berbagai upaya sosialisasi yang partai lakukan 97 untuk memberitahu serta mengajak berpartisipasi masyarakat dalam kegiatan Pemilu legislatif tahun 2014 ini. DPD Gerindra juga membuka kesempatan bagi seluruh warga negara Indonesia yang hendak mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Provinsi tanpa membedakan ras, suku, agama dan gender. Hal tersebut merupakan implementasi dari nilai-nilai demokrasi prosedural yang mengutamakan political equalitysekaligus cerminan dari Undang-undang Nomor 2 Tahun 2008 pasal 12. Untuk rekrutmen tertutup, DPD hanya mengeluarkan dukungan dalam bentuk surat rekomendasi yang apabila orang yang ditunjuk bersedia mengajukan diri sebagai calon legislatif maka surat rekomendasi tersebut dapat digunakan sebagai mana mestinya. Dalam pemilu tahun 2014 ini, partai Gerindra berhasil mengajak 200 bakal calon anggota DPRD Provinsi, tentu saja jumlah tersebut sangat melebihi target yang ditetapkan partai sehingga dilakukan pola seleksi sedemikian rupa untuk menetapkan siapa saja yang lolos menjadi caleg calon anggota legislatif DPRD Provinsi periode tahun 2014 hingga 2019.Dari 200 bacaleg yang mendaftar terpilih 55 caleg yang lolos seleksi yang ditetapkan menjadi DCS Daftar Calon Sementara, kemudian berkurang 1 satu bacaleg karena berdasarkan laporan masyarakat diketahui bahwa bacaleg tersebut masih memiliki masalah hukum yang belum terselesaikan. Dari 54 lima puluh empat caleg yang lolos seleksi, berdasarkan latar belakang pendidikan terakhirnya sebanyak 6 enam caleg berpendidikan Magister, 17 tujuh belas caleg berpendidikan Sarjana, 1 satu caleg berpendidikan diploma, dan 30 tiga puluh caleg berpendidikan setara dengan Sekolah 98 Menengah Atas SMA. Tahun 2014, partai Gerindra berhasil menempatkan tujuh wakilnya di DPRD Provinsi dengan 6 enam caleg berasal dari kader partai, dan satu caleg berasal dari caleg non-kader. Dengan fenomena jumlah bacaleg yang melebihi target pada rekrutmen caleg tahun 2014 ini, hal tersebut merupakan cerminan apresiasi masyarakat yang begitu tinggi terhadap partai Gerindra sebagai partai baru yang diharapkan dapat membawa berbagai perubahan kearah yang lebih baik bagi bangsa Indonesia. Antusiasme masyarakat yang begitu tinggi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain cara sosialisasi yang tim lakukan, kemudian syarat-syarat bacaleg yang tergolong mudah sehingga semua masyarakat dari berbagai macam latar belakang pendidikan tidak mengalami kesulitan saat pendaftarannya. 2. Kesesuaian pola rekrutmen PAN dengan demokrasi prosedural. DPW PAN secara umum menggunakan pola rekrutmen terbuka dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mendaftarkan diri sebagai caleg. Akan tetapi, tidak semua warga negara Indonesia dapat secara otomatis mendaftarkan diri sebagai caleg untuk mewakili PAN. Dalam hasil Rakernas yang telah dilakukan, terdapat instruksi dari pusat bahwa bacaleg DPRD Provinsi haruslah memang tokoh yang sejak dini direkrut dan mendukung pemenangan pemilu, sehingga sebelum mendaftarkan diri bacaleg haruslah terlebih dahulu memiliki pengalaman politik melalui keaktifannya dalam partai. 99 Demokrasi prosedural menekankan kepada persamaan hak warga negara dan sistem rekrutmen politik yang terbuka. Ini berarti semua warga negara Indonesia berhak mengikuti dan mendaftarkan diri sebagai bacaleg dari partai politik manapun, termasuk PAN. PAN menghormati hak warga negara seluruhnya yang hendak mendaftar sebagai caleg, akan tetapi mekanisme seleksi partai harus tetap dijalankan selama masih sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di Indonesia. Tahun 2014 ini, DPW PAN DIY telah menetapkan sebanyak 55 caleg DPRD Provinsi dari tujuh daerah pemilihan.Dilihat dari latar belakang pendidikan terakhirnya, sebanyak 36 tiga puluh enam caleg berpendidikan Sarjana, 4 empat caleg berpendidikan magister, 1 satu caleg berpendidikan diploma akademi, dan 14 empat belas caleg berpendidikan setara dengan Sekolah Menengah Atas SMA. Dari 55 caleg yang lolos seleksi, telah terpilih melalui pemilu legislatif sebanyak 8 delapan caleg yang semuanya berpendidikan terakhir sarjana dan dalam riwayat organisasi kepartaian, seluruh caleg terpilih merupakan caleg yang menduduki posisi-posisi strategis dalam partai.