Pengelolaan Produksi Melalui Teknologi Spesifik Lokasi PTT Kedelai
26
secara efisien, efektif, dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Untuk mencapai sasaran produksi kedelai tahun 2017 perlu dilaksanakan program dan kegiatan secara terpadu melibatkan
Instansi dan pemangku kepentingan terkait, meliputi : a. Perbenihan
Penyediaan benih berkoordinasi dengan Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan, Balitkabi, BPSB, BBI, BUMN, BUMD dan
Penangkar benih. Benih yang digunakan untuk pelaksanaan program pengelolaan produksi kedelai dan swadaya dapat
menggunakan benih kelas sampai BR4. Untuk menghadapi kesulitan benih besertifikat, masing-masing daerah dapat
menyediakan kebutuhan
benihnya melalui
penangkar- penangkar setempat dengan meprogramkan seluruh bantuan
pemerintah yang PAT untuk dijadikan sebagai penangkaran benih.
Apabila di lokasi pelaksana program tidak tersedia benih bersertifikat, maka petani diperkenankan menggunakan benih
unggul swadaya petani hasil JABAL. Ketentuan ini dapat dilakukan dengan persetujuan Kepala Dinas Pertanian Provinsi
atas usulan Kepala Dinas KabupatenKota. Untuk kegiatan pengembangan
kedelai secara
swadaya Pemerintah
menyediakan benih kedelai bersubsidi. b. Infrastruktur, Prasarana dan Sarana Pertanian
Dukungan infrastruktur, prasarana dan sarana pertanian, berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Prasarana dan
Sarana Pertanian dalam pengalokasian pupuk bersubsidi dan bantuan alat mesin pertanian berupa traktor, pompa air dan
27
sprayer serta bantuan peralatan pasca panen, dengan Direktorat PPHTP Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, serta
Instansi terkait lainnya. c. Peningkatan Sumber Daya Manusia SDM
Untuk mendukung peningkatan SDM pertanian, berkoordinasi dengan Badan Koordinasi Penyuluhan Bakorluh Provinsi dan
Kabupaten serta Instansi terkait lainnya dalam: a. pengawalan dan pendampingan kegiatan pengelolaan produksi kedelai, b.
peningkatan kompetensi melalui pelatihan aparatur dan non aparatur pertanian serta c. pemberian materi bagi penyuluh
pertanian yang dimaksudkan sebagai bahan dan alat bantu penyuluhan dalam rangka pelaksanaan penyuluhan pertanian.
d. Pembiayaan Dalam mendukung kegiatan pengembangan kedelai secara
swadaya Pemerintah telah menyediakan pembiayaan dalam bentuk skim Kredit Usaha Rakyat KUR yang dikoordinir oleh
Direktorat Pembiayaan, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian serta Instansi terkait lainnya. Selain itu perlu
juga kerjasama dengan SwastaInvestorsumber lainnya dalam bantuan modal.
e. Teknologi Dalam penerapan teknologi penggunaan varietas unggul,
inovasi teknologi budidaya, sosialisasi penggunaan kalender tanam terpadu di lapangan berkoordinasi dengan Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian BPTP setempat dan Instansi terkait lainnya.
28
f. Penanggulangan Hama Dan Penyakit Untuk
menanggulangi adanya
serangan OPT
dapat berkoordinasi dengan brigade proteksi tanaman yang berada di
Kantor Dinas Pertanian masing masing Kabupaten dan Provinsi. g. Industri Hilir
Guna mendukung mutu hasil dan fasilitasi pengolahan kedelai diperlukan pelatihan dan pendampingan pengelolaan pasca
panen, berkoordinasi dengan Direktorat PPHTP, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan instansi terkait lainnya.
h. Regulasi Pendukung Regulasi sistem perbenihan kedelai tanaman pangan,
berkoordinasi dengan
Direktorat Perbenihan
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Regulasi Tata Niaga kedelai dan
ubikayu meliputi harga acuan pembelian di tingkat petani, pengaturan importasi, tarif bea masuk dan jaminan pasar,
berkoordinasi dengan Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian
Perdagangan, Kementerian
Keuangan, Kementerian
Perindustrian, Kementerian
Kooperasi, Kementerian
BUMN, BULOG,
Gakoptindo, Kopti
dan
pemangku kepentingan lainnya. Alokasi Anggaran Direktorat Aneka Kacang dan Umbi.
Pada tahun 2017, alokasi anggaran yang dikelola Direktorat Aneka
Kacang dan
Umbi melalui
APBN sebesar
Rp. 393.904.360.000,- dengan rincian sebagai berikut :