41
1 Memberikan bimbingan kepada staf secara berjenjang dalam hal administrasi dan teknis pelaksanaan kegiatan
di lapangan. 2 Menyusun prosedur tatakerja antara provinsi dan
kabupatenkota dengan cara meningkatkan koordinasi dan jaringan kerja.
3 Membentuk Tim Pengendali Internal pelaksanaan kegiatan.
B. Pengawasan Program, Kegiatan dan Anggaran
Pada sistem
penganggaran berbasis
kinerja, kegiatan
pengawasan fungsional pembangunan tanaman pangan masih tetap dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian
Pertanian. Sedangkan pengawasan melekat dilakukan Pejabat di lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Pengawasan ini
dapat dilakukan setiap saat selama proses manajemen berlangsung.
Pengawasan fungsional terhadap program, kegiatan dan anggaran pembangunan tanaman pangan juga dilakukan secara
eksternal oleh aparatur pengawasan seperti BPK, BPKP dan Bawasda. Pengawasan yang dilakukan berupa pemeriksaan
reguler yaitu pemeriksaan setempat yang dilaksanakan secara reguler terhadap obyek pemeriksaan lingkup tanaman pangan
berdasarkan program kerja pengawasan tahunan. Pengawasan yang dilakukan berupa pemeriksaan, pengujian, pengusutan dan
penilaian terhadap pengelolaan program, kegiatan dan anggaran kinerja.
Obyek pemeriksaan diprioritaskan terhadap obyek yang anggarannya relatif besar, mempunyai aspek pelayanan
masyarakat, bantuanpinjaman luar negeri serta mempunyai peranan strategis terhadap keberhasilan pembangunan tanaman
pangan. Sistem dan upaya pengawasan terus dikembangkan
42
dan disempurnakan melalui berbagai langkah yang efektif agar dapat mengamankan kebijakan pembangunan tanaman pangan
secara berdayaguna dan berhasilguna.
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi: 1 Pemeriksaan kinerja aparat pengelola kegiatan, yaitu
pemeriksaan apakah sumberdaya dan dana sudah digunakan sesuai
dengan sasaran
yang ingin
dicapai serta
pelaksanaannya tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku.
2 Pemeriksaan yang mengarah kepada pelaksanaan wewenang sesuai tugas pokok dan fungsi, yaitu apakah kegiatan yang
dilaksanakan sudah sesuai atau tidak, sehingga akan dapat memberikan rekomendasi terhadap penyempurnaan pada
kegiatan yang akan datang.
3 Pemeriksaan akuntabilitas kinerja dimana instansi pelaksana kegiatan mempertanggung jawabkan wewenang dan tugas
pokok dan fungsi instansi tersebut. 4 Pemeriksaan khusus dilaksanakan sewaktu-waktu melalui
pengujian dan pendalaman untuk memperoleh kejelasan suatu informasi yang bersumber dari laporan masyarakat atau
pengembangan dari pemeriksaan reguler yang dipandang perlu terhadap adanya dugaan terjadinya tindak pidana
penyalahgunaan wewenang.
C. Monitoring dan Evaluasi
Evaluasi pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran dilakukan :
1 Dengan pendekatan indikator kinerja menggunakan alat ukur kerangka kerja logis masukan, keluaran, hasil, manfaat dan
dampak. Indikator kinerja ini digunakan untuk meyakinkan
43
apakah kinerja organisasi menunjukkan kemajuan dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
2 Evaluasi dilakukan pada saat awal kegiatan, pelaksanaan kegiatan dan evaluasi akhir. Evaluasi awal dan evaluasi saat
pelaksanaan kegiatan sedang berjalan dapat dilakukan bersamaan dengan monitoring pelaksanaan kegiatan.
3 Materi evaluasi mencakup aspek administrasi, aspek teknis dan anggaran.
4 Evaluasi dilakukan di masing-masing Satker Provinsi, dan KabupatenKota, sesuai dengan fungsi dan tanggung jawab
masing-masing. 5 Masing-masing penanggung jawab kegiatan juga harus
melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya.
6 Evaluasi program, kegiatan dan anggaran secara menyeluruh dilakukan oleh Tim.
D. Pelaporan
1 Mekanisme pelaporan
pelaksanaan anggaran
tugas pembantuan kabupatenkota dilakukan secara berjenjang yaitu
dari Dinas pertanian kabupatenkota menyampaikan laporan kepada BupatiWalikota dan tembusan kepada Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan dan Dinas pertanian provinsi.
2 Laporan dari kabupatenkota, Dinas pertanian provinsi merekapitulasi laporan dari seluruh kabupatenkota dalam
propinsi bersangkutan dan menyampaikan laporan kepada Direktorat
Jenderal Tanaman
Pangan, Laporan
yang disampaikan, baik untuk anggaran dekonsentrasi, tugas
pembantuan provinsi
maupun tugas
pembantuan kabupatenkota,
3 Laporan dilakukan setiap bulan, triwulan dan setiap berakhirnya tahun anggaran.
4 Format pelaporan terlampir.
44 BAB VI
PENUTUP
Keberhasilan pengembangan aneka kacang dan umbi perlu dukungan dari peran serta pemerintah daerah Provinsi dan KabupatenKota
sedangkan Pemerintah Pusat lebih berperan sebagai fasilitator, akselerator dan regulator. Pemerintah Daerah diharapkan juga dapat
turut serta memfasilitasi terbentuknya kerjasama kemitraan sehingga terciptanya kepastian harga bagi kelompok tani.
Oleh karena itu pemerintah daerah diharapkan menjadi lokomotif pengembangan agribisnis aneka kacang dan umbi di masing-masing
daerah, mengingat keberhasilannya akan memberi dampak bagi peningkatan pendapatan petani dan mempercepat pembangunan
wilayah pedesaan, kabupatenkota maupun provinsi.