Pendampingan, Pengawalan, Pembinaan serta Monitoring dan Evaluasi Sarana Penunjang Kelancaran Pelaksanaan Kegiatan

30 Anggaran tugas pembantuan tahun 2017 di tingkat Kabupaten dialokasikan sebesar Rp. 361.225.000.000,-. Anggaran tersebut digunakan untuk memfasilitasi kegiatan aneka kacang dan umbi yang bersifat fisik dan non fisik yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tingkat Kabupatenkota. Fokus kegiatan adalah bantuan pemerintah Banper berupa bantuan sarana produksi kedelai pada kegiatan penerapan teknologi spesifikasi lokasi dan penerapan teknologi budidaya jenuh air, identifikasi calon lokasi CL sampai tingkat Desa, pembinaan, monitoring dan evaluasi di areal tanam aneka kacang dan umbi. Mengingat bantuan Pemerintah Pusat sangat terbatas untuk pembelian saprodi pelaksanaan Penerapan Teknologi Spesifikasi Lokasi dan BJA kedelai, maka penyediaan saprodi lainnya bila diperlukan dan atau tidak sesuai dengan rekomendasi setempat agar dapat disediakan secara swadana oleh anggota kelompok atau berasal dari sumber lainnya. Dana APBN dekonsentrasi dan tugas pembantuan hanya sebagai pemicustimulan sehingga diharapkan ada sharing dari pemerintah daerah melalui dana APBD I, APBD II, swastastakeholders lainnya, serta dana dari masyarakat dalam bentuk tenaga dan sarana lainnya. Petanikelompok tani diarahkan pula memanfaatkan fasilitas pembiayaan pemerintah untuk mendapatkan kredit usaha antara lain melalui : KUR dan sumber dana lainnya sebagainya. 31 Tabel 10 Alokasi Anggaran Menurut Kewenangan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan lingkup Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi TA. 2017. No Provinsi Pusat 000 Dinas Prov Dekonsentrasi Rp.000 Dinas KabKota Tugas Pembantuan Rp.000 Tunda Bayar 000 Jumlah 000 1 Aceh 300,000 16,050,000 16,350,000 2 Sumut 150,000 150,000 3 Sumbar 50,000 50,000 4 Riau 250,000 3,935,000 4,185,000 5 Jambi 300,000 17,532,000 17,832,000 6 Sumsel 500,000 22,528,000 2,034,000 25,062,000 7 Bengkulu 250,000 3,250,000 657,560 4,157,560 8 Lampung 500,000 7,670,000 8,170,000 9 Jabar 1,000,000 36,725,000 37,725,000 10 Jateng 500,000 30,975,000 31,475,000 11 DI Yogya 150,000 2,475,000 2,625,000 12 Jatim 600,000 109,280,000 109,880,000 13 Kalbar 50,000 50,000 14 Kalteng 250,000 18,256,000 18,506,000 15 Kalsel 300,000 9,914,000 10,214,000 16 Kaltim 50,000 1,488,453 1,538,453 17 Sulut 300,000 6,500,000 6,800,000 18 Sulteng 50,000 50,000 19 Sulsel 300,000 31,250,000 31,550,000 20 Sultra 50,000 50,000 21 Bali 150,000 1,820,000 2,122,400 4,092,400 22 NTB 300,000 23,450,000 23,750,000 23 NTT 300,000 8,975,000 1,334,711 10,609,711 24 Maluku 100,000 100,000 25 Papua 100,000 1,192,628 1,292,628 26 Malut 100,000 100,000 27 Banten 250,000 6,350,000 6,600,000 28 Gorontalo 50,000 50,000 29 Papua Barat 100,000 100,000 30 Sulbar 50,000 601,425 651,425 31 Kaltara 150,000 4,320,000 4,470,000 15,668,183 7,550,000 361,255,000 9,431,177 378,236,177 TOTAL INDONESIA 393,904,360 Jumlah Pemberian kewenangan Tugas Pembantuan Provinsi meliputi pelaksanaan fisik yang dikelola oleh Dinas Pertanian Provinsi dan alokasi bantuan untuk kabupatenkota yang tidak dapat menjadi satuan kerja DIPA.Tugas pembantuan provinsi dialokasi 32 untuk memperkuat kelembagaan unit kerja terutama unit kerja pelaksana teknis daerah UPTD. Berkaitan dengan belanja bantuan pemerintah dapat dijelaskan bahwa penetapan alokasi anggaran untuk belanja bantuan pemerintah dikategorikan karena alasan pemberdayaan sosial dan penanganan bencana. Memperhatikan pengelolaan belanja bantuan pemerintah Banper, maka penempatan alokasi DIPA disesuaikan dengan karakteristik jenis bantuan pemerintah yang diberikan. Pola pelaksanaan bantuan pemerintah dimaksud dilakukan melalui transfer uang. Hal ini sangat tergantung dengan ketepatan dan keefektifan penyaluran dalam mewujudkan kegiatan yang baik. Tabel 11 Anggaran Menurut Jenis Belanja Bantuan Sosial Total Kode Program Kegiatan Belanja Pegawai Operasional Non Operasional Operasional Non Operasional Rp.000 Rp Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan 1761 Pengelolaan Tanaman 31,473,183 300,000 362,131,177 393,904,360 Aneka Kacang dan Umbi Jenis Belanja Rp.000 Belanja Modal Rp.000 33

C. Pengelolaan Sumber Pendanaan Lain

Pada tahun anggaran 2017, pencapaian sasaran produksi aneka kacang dan umbi seperti kacang tanah, kacang hijau, ubikayu dan ubi jalar tidak mendapat fasilitasi APBN dari Pemerintah sepert kedelai. Namun melalui sumber pendanaan lainnya, seperti APBD ProvinsiKab, swadaya petani, kemitraan maupun kredit KURKKP- E diharapkan sasaran produksi seperti kacang tanah 0,692 juta ton, kacang hijau 0,274 juta ton, ubi kayu 24,61 juta ton dan ubi jalar 2,54 juta ton dapat tercapai. Mayoritas pencapaian sasaran produksi keempat komoditas tersebut diharapkan melalui partisipasi aktif dari masyarakat, sehingga peran petugas di lapangan dalam hal mendesiminasi teknologi tepat guna baik system budidaya dan pengolahan hasil maupun pengelolaan hulu-hilir sangat membantu tercapainya sasaran produksi tersebut khususnya melalui produktivitasnya. Selain itu perluasan areal tanam juga memilki andil dalam kontribusi pencapaian sasaran dimaksud. Perluasan areal ini ditempuh melalui kemitraan, promosi investasi dan kerjasama pemanfaatan lahan- lahan perkebunan dan kehutanan. 1. Kemitraan Kemitraan dapat dilakukan melalui kerjasama antar petani kelompok tani dengan pelaku usaha yang mempunyai usaha dengan bahan baku komoditas aneka kacang dan umbi. Kerjasama tersebut bisa dalam bentuk bagi hasil, bayar setelah panen Yarnen, atau opkup hasil panennya dengan harga yang saling menguntungkan. 34 2. Promosi Investasi Promosi investasi kepada pelaku usaha maupun bantuan APBD di beberapa daerah yang sudah memiliki industry rumah tangga ataupun usaha kecil dan menengah. Sedangkan pemanfaatan lahan perkebunan, kehutanan, tegalkebun ataupun ladanghuma dilakukan dengan pemanfaatan pola tanam tumpangsari yang saling menguntungkan dengan tanaman induknya. 3. Pemanfaatan Lahan-lahan TerlantarPerkebunanKehutanan Dinas dapat memfasilitasimenjembatani terjadinya kerjasama ini dengan pihak terkait perhutani, inhutani dan PTPN setempat. Kerjasama ini dimaksudkan untuk pemanfaatan laha-lahan yang dimungkinkan untuk ditanami komoditas aneka kacang dan umbi baik dengan pola tumpangsari pada laha-lahan replanting maupun lahan-lahan yang terbuka sebagai tanam perintis.