Kehidupan Kerajaan-Kerajaan Islam di Nusantara
55
demikian sistem kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Demak dapat dikatakan telah mendapat pengaruh Islam. Sepeninggal Sultan Trenggono, terjadi perebutan takhta antara
Arya Penangsang serta Hadiwijaya yang membawa keruntuhan Kerajaan Demak.
4. Kerajaan Pajang
Berdirinya Kerajaan Pajang tidak lepas dari runtuhnya Kerajaan Demak pada tahun 1568.
Pada mulanya, Arya Penangsang yang menguasai Demak berhasil dikalahkan oleh Jaka Tingkir
Hadiwijaya. Oleh Jaka Tingkir, pusat Kerajaan Demak dipindahkan ke Pajang. Sejak saat itu,
berakhirlah Kerajaan Demak dan berdirilah Kerajaan Pajang. Adapun Demak pada saat itu,
dijadikan wilayah kadipaten yang diserahkan kepada Arya Pangiri putra Sunan Prawoto.
Pada waktu Sultan Hadiwijaya Jaka Tingkir memerintah Kerajaan Pajang, Ki Ageng Pema-
nahan diangkat menjadi bupati di Mataram sebagai balas jasa atas bantuannya mengalahkan Arya
Penangsang. Setelah Ki Ageng Pemanahan wafat, jabatan bupati di Mataram diberikan kepada
Sutawijaya, putra angkat Ki Ageng Pemanahan. lihat Kerajaan Mataram.
Sepeninggal Sultan Hadiwijaya pada tahun 1582, takhta Pajang menjadi rebutan antara Pangeran Benawa putra Hadiwijaya dan Arya Pangiri menantu Hadiwijaya.
Arya Pangiri merasa tidak puas dengan hanya menjabat sebagai adipati di Demak. Pangeran Benawa disingkirkan dan hanya dijadikan adipati di Jipang. Selama berkuasa
1582 – 1586, Arya Pangiri banyak melakukan tindakan yang meresahkan rakyat, sehingga menimbulkan berbagai perlawanan.
Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Pangeran Benawa untuk menghimpun kekuatan dan merebut kembali takhta Pajang. Dalam hal ini, Pangeran Benawa bekerja sama dengan
Sutawijaya Mataram. Akhirnya, Arya Pangiri dapat dikalahkan dan disuruh kembali ke Demak.
Setelah Pajang kembali ke tangannya, Pangeran Benawa justru menyerahkan kekuasaan Pajang kepada Sutawijaya. Hal ini dilakukannya karena Pangeran Benawa merasa tidak
mampu memimpin Pajang yang begitu luas. Sutawijaya kemudian memindahkan pusat pemerintahan dari Pajang ke Mataram 1586. Sejak saat itu, berdirilah Kerajaan Mataram
dengan Sutawijaya sebagai rajanya. Adapun Pajang dijadikan kadipaten dan Pangeran Benawa sebagai adipatinya.
Sumber: Atlas dan Lukisan Sejarah Nasional Indonesia
Gambar 2.4 Peta Kerajaan Pajang
Laut Jawa
Samudra Indonesia
G. Muria Jepara
Demak Kudus
Pati Jipang
K. Sorong
G. Merbabu
Kota Gede G. Lawu
B. Solo B. Solo
Pajang
G. Merapi Tingkir
K. Progo
56
Cakrawala Sejarah SMAMA Kelas XI Bahasa
5. Kerajaan Mataram
Sutawijaya menjabat sebagai raja pertama di Mataram 1589 – 1601 dengan gelar Panembahan Senopati ing Alaga Sayidin Panatagama. Pada masa pemerintahannya,
banyak terjadi perlawanan dari para bupati yang semula tunduk pada Mataram, misalnya Demak dan Pajang. Perlawanan juga datang dari daerah Surabaya, Madiun, Gresik, dan
Ponorogo. Terjadinya perlawanan-perlawanan ini dikarenakan Senopati mengangkat dirinya sendiri sebagai sultan di Mataram. Padahal pengangkatan dan pengesahan sebagai
sultan di Jawa biasanya dilakukan oleh wali.
Selama berkuasa, hampir seluruh wilayah Pulau Jawa dapat dikuasainya. Akan tetapi, ia tidak berhasil mendapatkan pengakuan dari raja-raja Jawa lain sebagai raja yang sejajar
dengan mereka.
Sumber: Atlas Sedjarah Muh. Yamin.
Gambar 2.5 Peta wilayah Kerajaan Mataram
Sepeninggal Panembahan Senopati, penggantinya adalah putranya, Raden Mas Jolang 1601 – 1613. Pada masa pemerintahannya, ia melanjutkan usaha ayahnya
meluaskan wilayah kekuasaan Mataram. Akan tetapi, ia tidak sekuat ayahnya sehingga tidak mampu memperluas wilayahnya dan wafat di daerah Krapyak. Oleh karena itu, ia
diberi gelar Panembahan Seda Krapyak.
Pengganti Mas Jolang adalah putranya Mas Rangsang atau Sultan Agung Anyokrokusuma 1613 – 1645. Ia bergelar Panembahan Agung Senopati Ing Alaga
Sayidin Panatagama. Pada masa pemerintahannya, Mataram mencapai puncak kejayaannya. Sultan Agung berusaha menyatukan Pulau Jawa. Mataram berhasil menundukkan Tuban
dan Pasuruan 1619, Surabaya 1625, dan Blambangan 1639. Hasil ekspansi ini membuat wilayah Mataram semakin luas.
Bojonegoro Tuban
Lasem 1743 Rembang
Pati Jepara
Pekalongan Semarang
Surakarta Yogyakarta
Grobogan Kedu
Bagelen Banyumas
Cilacap
Madiun Kediri
Malang Mojokerto
Surabaya 1743 1705
Panarukan Pasuruan
Blambangan Banyuwangi
1743 1777
Tegal 1746
Cirebon 1705
Bandung
Priangan
Betawi Banten
BANTEN NEGARA
TAKLUKAN 1752
Ï
U