Kebijakan Jepang dalam bidang politik dan pemerintahan
116
Cakrawala Sejarah SMAMA Kelas XI Bahasa
Inskripsi
Panglima Tentara Keenambelas yang pertama adalah Letnan Jenderal Hitoshi Imamura,
sedangkan kepala stafnya adalah Mayor Jenderal Seizaburo Okasaki. Mereka diberi tugas untuk
membentuk pemerintahan militer di Jawa. Oleh karena itu, diangkatlah seorang Gunseikan.
Pemerintahan pendudukan militer di Jawa sifatnya hanya sementara, sesuai dengan Osamu Seirei Nomor 1 Pasal 1 yang dikeluarkan tanggal 7 Maret 1942 oleh Panglima
Tentara Keenambelas. Undang-undang tersebut menjadi pokok dari peraturan-peraturan ketatanegaraan pada masa pendudukan Jepang. Jabatan gubernur jenderal di zaman Hindia
Belanda dihapuskan. Segala kekuasaan yang dahulu dipegang gubernur jenderal sekarang
dipegang oleh panglima tentara Jepang di Jawa. Undang-undang tersebut juga mengisyaratkan
bahwa pemerintahan pendudukan Jepang ber- keinginan untuk terus menggunakan aparat peme-
rintah sipil yang lama beserta para pegawainya. Hal ini dimaksudkan agar pemerintahan dapat
terus berjalan dan kekacauan dapat dicegah. Adapun pimpinan pusat tetap dipegang tentara
Jepang.
Susunan pemerintahan militer Jepang sebagai berikut. a. Gunshireikan panglima tentara, kemudian disebut Saiko Shikikan panglima tertinggi,
merupakan pucuk pimpinan. b. Gunseikan kepala pemerintahan militer, dirangkap oleh kepala staf tentara.
Gunshireikan bertugas menetapkan peraturan yang dikeluarkan oleh Gunseikan. Peraturan itu disebut Osamu Kanrei. Peraturan-peraturan tersebut diumumkan dalam Kan
Po berita pemerintahan, sebuah penerbitan resmi yang dikeluarkan oleh Gunseikanbu. Gunseikanbu adalah staf pemerintahan militer pusat yang terdiri dari lima bu departeman:
Sumabu departemen urusan umum, Zaimubu departemen keuangan, Sangyobu departemen perusahaan, industri, dan kerajinan, Kotsubu departemen lalu lintas, dan
Shihobu departemen kehakiman.
Koordinator pemerintahan militer setempat disebut gunseibu. Pusat-pusat koordinator militer tersebut berada di Bandung Jawa Barat, Semarang Jawa Tengah, dan Surabaya
Jawa Timur. Selain itu, dibentuk pula dua daerah istimewa koci, yaitu Surakarta dan Yogyakarta. Untuk setiap gunseibu ditempatkan beberapa komandan militer setempat.
Mereka bertugas memulihkan ketertiban dan keamanan, menanamkan kekuasaan, dan membentuk pemerintahan setempat. Mereka juga diberi wewenang untuk memecat para
pegawai yang berkebangsaan Belanda. Akan tetapi, usaha untuk membentuk pemerintahan setempat ternyata tidak berjalan lancar. Jepang masih sangat kekurangan tenaga pemerintah.
Jepang telah berusaha mengirimkan tenaga yang dibutuhkan, namun tidak sampai ke tujuan karena kapal yang mengangkut tenaga-tenaga pemerintahan tersebut tenggelam setelah
terkena serangan torpedo Sekutu. Akhirnya, Jepang terpaksa mengangkat pegawai- pegawai dari bangsa Indonesia asli. Hal ini memberi keuntungan bagi pihak Indonesia
karena memperoleh pengalaman dalam bidang pemerintahan.
Perkembangan Budaya dan Masyarakat Indonesia ....
117
Konsep dan Aktualita
Dalam rangka mempertahankan kekuasaan dan menghapus pengaruh Belanda pada masyarakat Indonesia, Jepang menetapkan Undang-Undang No. 4. Undang-undang tersebut menetapkan bahwa hanya
bendera Jepang, Hinomaru, yang boleh dipasang dan hanya lagu kebangsaan Jepang, Kimigayo, yang boleh diperdengarkan pada hari-hari besar. Mulai tanggal 1 April 1942, semua lapisan masyarakat harus
menggunakan pembagian waktu sesuai dengan yang dipergunakan di Jepang. Perbedaan waktu antara Tokyo dan Jawa pada masa itu adalah 90 menit. Selain itu, mulai tanggal 29 April 1942 ditetapkan bahwa
kalender yang dipakai adalah kalender Jepang yang bernama Sumera. Tahun 1942 pada kalender Masehi sama dengan tahun 2602 pada kalender Sumera. Rakyat Indonesia juga diwajibkan untuk ikut merayakan
hari raya Tencosetsu, yaitu hari lahirnya Kaisar Hirohito.
Menurut Undang-Undang No. 27 tentang Perubahan Tata Pemerintahan Daerah, seluruh Pulau Jawa dan Madura kecuali kedua koci, Surakarta dan Yogyakarta dibagi
atas enam wilayah pemerintahan. a. Syu karesidenan, dipimpin oleh seorang syuco.
b. Syi kotapraja, dipimpin oleh seorang syico. c. Ken kabupaten, dipimpin oleh seorang kenco.
d. Gun kawedanan atau distrik, dipimpin oleh seorang gunco. e. Son kecamatan, dipimpin oleh seorang sonco.
f. Ku kelurahan atau desa, dipimpin oleh seorang kuco.
Dalam menjalankan pemerintahan, syucokan dibantu oleh cokan kanbo Majelis Pemusyawaratan Cokan yang terdiri dari tiga bu bagian, yaitu naiseibu bagian
pemerintahan umum, keizaibu bagian ekonomi, dan keisatsubu bagian kepolisian. Para syucokan secara resmi dilantik
oleh gunseikan pada bulan September 1942. Pelantikan ini merupakan awal dari
pelaksanaan organisasi pemerintahan daerah dan menyingkirkan pegawai-
pegawai Indonesia yang pernah mendu- duki kedudukan tinggi pada masa peme-
rintahan sementara. Pemerintahan militer di Sumatra yang berada di bawah Panglima Tentara Keduapuluhlima membentuk sepuluh karesidenan syu yang terdiri dari bungsyu
subkaresidenan, gun, dan son. Kesepuluh syu tersebut adalah Aceh, Sumatra Timur, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, Jambi, Palembang, Lampung, dan Bangka
Bilitan Belitung. Jabatan syucokan dipegang oleh orang Jepang.
Selain pemerintahan militer gunsei angkatan darat, Armada Selatan Kedua juga membentuk suatu pemerintahan yang disebut Minseibu. Pemerintahan ini terdapat di tiga
tempat, yaitu Kalimantan, Sulawesi, dan Seram. Daerah bawahannya meliputi syu, ken, bunken subkabupaten, gun, dan son. Seperti di Pulau Jawa dan Sumatra, tidak lama
setelah pendaratan tentara Jepang, orang-orang Indonesia mendapatkan jabatan-jabatan tinggi. Namun, setelah bulan Agustus 1942, jabatan-jabatan yang disediakan untuk orang
Indonesia hanya terbatas sampai gunco dan sanco, sedangkan jabatan wali kota untuk Makassar, Manado, Banjarmasin, dan Pontianak dipegang oleh orang Jepang.
Inskripsi
Dalam rangka menandingi pengaruh Eropa, Jepang mengganti nama-nama wilayah yang dikuasainya.
Misalnya, Buitenzorg diganti menjadi Bogor, Meester Cornelis diganti menjadi Jatinegara, Tainan diganti
menjadi Formosa, dan Konca diganti menjadi Chosen.
118
Cakrawala Sejarah SMAMA Kelas XI Bahasa