Perkembangan agama Buddha Proses Perkembangan Budaya Agama dan Budaya Hindu-Buddha di India
Kehidupan Kerajaan-Kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara
5
Ada empat tempat yang dianggap suci dalam agama Buddha.
a. Taman Lumbini di Kapilawastu, tempat lahirnya Siddharta 563 SM.
b. Bodhgaya, tempat Siddharta menerima wahyu Buddha.
c. Kusinagara, tempat wafatnya Siddharta pada tahun 482 SM.
d. Benares, tempat Siddharta berkhotbah pertama kali.
Ajaran Buddha seperti yang dikhot- bahkan Siddharta di Taman Menjangan,
Benares, berisikan hal-hal berikut. a. Aryastyani, yakni empat kebenaran
utama dan delapan jalan tengah Astavida.
Empat kebenaran utama, yaitu 1 hidup adalah derita duka atau sam-
sara, 2 samsara disebabkan oleh hasrat keinginan tresna atau tanha,
3 tresna harus dihilangkan, dan 4 cara menghilangkan tresna adalah dengan delapan jalan tengah.
Delapan jalan tengah, yaitu 1 pengertian yang benar,
2 maksud yang benar, 3 bicara yang benar,
4 laku yang benar 5 kerja yang benar,
6 ikhtiar yang benar, 7 ingatan yang benar, dan
8 renungan yang benar.
b. Pratityasamudpada, artinya rantai sebab akibat yang terdiri atas dua belas rantai dan masing-masing merupakan sebab dari hal berikutnya.
Seseorang yang akan masuk agama Buddha wajib mengucapkan Triratna tiga permata atau tiga buah pengakuan dari setiap penganut agama Buddha.
a. Buddham saranam gacchami = saya berlindung pada Buddha.
b. Dhammam saranam gacchami = saya berlindung pada Dharma. c. Sangham saranam gacchami
= saya berlindung pada Sangha.
Sekilas Tokoh
Siddharta Gautama adalah putra Raja Suddhodana dari
Kerajaan Kosala. Keluarganya termasuk golongan ksatria dan merupakan keturunan suku bangsa Sakya. Setelah memasuki masa
grhasta, ia dikawinkan dengan Putri Yasodhara dan melahirkan putra bernama Rahulu.
Semula ia hidup tenteram dalam kemewahan istana. Namun, setelah melakukan lawatan keluar istana, Siddharta mengalami
pergulatan batin mengenai apa sebenarnya kehidupan itu. Ada empat hal yang disaksikannya dalam lawatannya itu sehingga mengganggu
batinnya. Pertama, ia menyaksikan orang tua renta yang sudah bongkok. Kedua, ia menyaksikan orang menderita penyakit kusta yang sangat
parah hingga tak sadarkan diri. Ketiga, ia menyaksikan mayat tengah diusung dan diiringi orang-orang yang meratapi. Keempat, ia
menyaksikan fakir miskin yang berkeliling dengan kepala gundul dan berbaju kuning Saniasin.
Setelah kegelisahannya memuncak, Siddharta pergi meninggalkan istana, mencukur rambutnya, menggunakan jubah kuning, dan bertapa
tanpa bekal apa pun. Peristiwa ini terjadi pada tahun 524 SM, tepatnya ketika Siddharta berusia 39 tahun. Tempat pertapaannya itu dinaungi
pohon bodhi. Pada tahun 517 SM, yaitu malam yang dikenal sebagai Malam
Suci, Siddharta mendapat penerangan agung. Ia kemudian disebut Siddharta Gautama, artinya orang yang mencapai tujuan. Ia disebut
juga Buddha Gautama, artinya orang yang menerima Bodhi, dan Sakyamuni, artinya orang bijak keturunan Sakya.
Hari lahir, saat menerima wahyu dan hari wafatnya Siddharta jatuh pada hari dan tanggal yang sama, yaitu pada bulan Mei saat
berlangsungnya purnama. Ketiga hari itu dijadikan hari suci umat Buddha, Waisak.
Sumber: Sedjarah Dunia
Gambar 1.2 Buddha Gautama
6
Cakrawala Sejarah SMAMA Kelas XI Bahasa
Agama Buddha berkembang pesat di India pada masa Wangsa Maurya di bawah Raja Ashoka. Raja ini pada awalnya memusuhi
agama Buddha. Ia menciptakan neraka Ashoka, yaitu hukuman rebus bagi penganut Buddha. Namun, pada suatu ketika orang yang
diperintahkannya untuk direbus tidak mati. Raja Ashoka sadar dari kekeliruannya dan masuk agama Buddha. Bahkan, ia menjadi raja
yang saleh dan menetapkan agama Buddha sebagai agama negara. Ia pun mengajarkan Ahimsa, yaitu larangan membunuh dan melukai
makhluk. Berkat raja ini, agama Buddha dapat disiarkan ke seluruh dunia.
Untuk menghormati Siddharta, Raja Ashoka mendirikan monumen dengan bagian-bagian berikut.
a. Bunga saroja sebagai lambang kelahiran Siddharta. b. Pohon bodhi pipala sebagai lambang penerangan agung.
c. Jantera sebagai lambang memulai pengajaran. d. Stupa sebagai lambang kematian.
Analisis
Bagaimana hubungan antarkasta dalam masyarakat Hindu di India? Lalu bagaimana hubungan antarkasta di Indonesia? Buatlah perbandingannya pada selembar kertas dan kumpulkan pada
guru