Tujuan Koordinasi Metode Koordinasi Efektif

Sedangkan dalam koordinasi horizontal menurut Winrdi 1999:389 ada 4 empat elemen dapat ditempuh untuk melaksanakan koordinasi adalah: a Departementalisasi matriks Departementalisasi matriks adalah mengelompokkan suatu struktur yang menciptakan lini rangkap dari wewenang, menggabungkan departementalisasi fungsional dan produk. b Pembentukan tim-tim fungsional silang Pembentukan tim-tim fungsional silang adalah membentuk beberapa tim yang saling memiliki keterkaitan antara satu tim fungsional dan tim fungsional lainnya dengan cara bekerja sama. c Satuan-satuan tugas taskforce Satuan-satuan task force dibentuk oleh manajemen berupa kelompok-kelompok tugas atau unit-unit yang melakukan tugas yang spesifik pada masing-masing satuan. d Personil penghubung liasonpersonnet Personil penghubung liason personnel adalah orang yang ditugaskan untuk menjadi penghubung antara satu bagian dengan bagian lain atau suatu unit dengan unit lain agar pelaksanaan tugas dapat dilakukan dengan baik. Winardi, 1999. 389

3. Tujuan Koordinasi

Apabila dalam organisasi dilakukan koordinasi secara efektif maka ada beberapa manfaat yang didapatkan. Menurut T. Hani Handoko 1999. 197 Adapun manfaat koordinasi antara lain: Universitas Sumatera Utara a. Dengan koordinasi dapat dihindarkan perasaan terlepas satu sama lain, antara satuan-satuan organisasi atau antara pejabat yang ada dalam organisasi. b. Menghindari suatu pendapat atau perasaan bahwa satuan organisasi atau pejabat merupakan yang paling penting. c. Menghindari kemungkinan timbulnya pertentangan antara bagian dalam organisasi. d. Menghindari terjadinya kekosongan pekerjaan terhadap suatu aktifitas dalam organisasi. e. Menimbulkan kesadaran diantara para pegawai untuk saling membantu. Jelas manfaat koordinasi sangat menentukan terselenggaranya usaha yang telah diprogramkan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Tetapi apabila koordinasi tidak melaksanakan atas departementasi dan pembagian kerja, akan menimbulkan organisasi yang berjalan sendiri-sendiri tanpa ada kesatuan arah. Menurut Hasibuan 2001.86 koordinasi penting dalam suatu organisasi, yakni: a. Untuk mencegah terjadinya kekacauan, percecokan, dan kekembaran atau kekosongan pekerjaan. b. Agar orang-orang dan pekerjaannya diselaraskan serta diarahkan untuk pencapaian tujuan perusahaan. c. Agar sarana dan prasarana dimanfaatkan untuk mencapai tujuan. d. Supaya semua unsur manajemen dan pekerjaan masing-masing individu pegawai harus membantu tercapainya tujuan organisasi. Universitas Sumatera Utara e. Supaya semua tugas, kegiatan, dan pekerjaan terintegrasi kepada sasaran yang diinginkan. Jadi koordinasi sangat penting dalam mengarahkan para bawahan untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang direncanakan perusahaan.

4. Metode Koordinasi Efektif

Agar koordinasi dapat dicapai dengan efektif dan memiliki potensi yang lebih berarti maka perlu diketahui metode untuk mencapai arah tersebut. Menurut McBarnes 1998, hal. 36, harus ada 3 tiga kaidah yang dipenuhi dalam koordinasi: a. Harus ada kontak langsung mereka yang kegiatannya harus dikoordinasikan. b. Koordinasi harus dimulai pada tahap yang paling awal sebelum kebijaksanaan dibentuk secara lengkap. c. Koordinasi harus merupakan suatu proses yang berkelanjutan. Adanya kontak langsung diantara diperlukan bagi pegawai-pegawai yang melaksanakan kerja, kontak langsung ini merupakan kegiatan melaksanakan komunikasi secara langsung diantara sesama pegawai sehingga akan memberikan kesamaan pemahaman atas kerja yang dilakukan. Banyaknya ketidakefektifan kerja karena kurangnya kesediaaan untuk selalu berkomunikasi sehingga kendala-kendala dalam pelaksanaan tugas menjadi bertambah berat, yang seharusnya dapat dipecahkan jika pegawai bersedia untuk bertemu langsung membicarakan masalah- masalah yang ada. Koordinasi yang dimulai pada tahap awal adalah kepentingan yang sangat diperlukan sebelum kebijakan yang berhubungan dengan tugas dibentuk secara Universitas Sumatera Utara lengkap dan menyeluruh. Koordinasi yang lebih awal dapat memberikan pemahaman awal sehingga pada saat tugas dilaksanakan tidak memiliki kendala yang besar. Proses koordinasi perlu dilaksanakan secara terus menerus atau berkelanjutan. Pentingnya kelanjutan ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan fatal pada proses pelaksanaan tugas. Dengan kooordinasi yang berlanjut maka proses evaluasi tetap dapat dilakukan untuk mencpai kesempurnaan tujuan pekerjaan. Selanjutnya T. Hani Handoko 1999, hal. 200 mengemukakan, koordinasi potensial dapat ditingkatkan dalam 2 dua cara yaitu: a. Sistem informasi vertikal Sistem informasi vertikal adalah peralatan melalui mana data disalurkan melewati tingkatan-tingkatan organisasi. Komunikasi dapat terjadi didalam atau diluar rantai perintah. Sistem informasi manajemen telah dikembangkan dalam kegiatan-kegiatan seperti pemasaran, keuangan, produksi, dan operasi-operasi internasional untuk meningkatkan informasi yang tersedia bagi perencanaan koordinasi dan pengawasan. b. Hubungan-hubungan lateral horizontal Melalui pemotongan rantai perintah, hubungan-hubungan lateral membiarkan informasi dipertukarkan dan keputusan dibuat pada tingkat hirarki dimana informasi yang dibutuhkan ada. Menurut T. Hani Handoko 1999, hal. 200: ada beberapa hubungan lateral yang dapat diperinci sebagai berikut: 1. Kontak langsung antar individu-individu yang dapat meningkatkan efektifitas dan efesiensi kerja. Universitas Sumatera Utara 2. Peranan penghubung yang menangani komunikasi antar departemen sehingga mengurangi panjangnya saluran komunikasi. 3. Panitia dan satuan tugas. Panitia biasanya diorganisasi secara formal dengan pertemuan yang dijadwalkan teratur. Satuan tugas dibentuk bila dibutuhkan untuk masalah-masalah khusus. 4. Pengintegrasian peranan-peranan, yang dilakukan oleh misalnya manajer produk atau proyek, diciptakan bila suatu produk, jasa atau proyek memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi dan perhatian yang terus menerus dari seseorang. 5. Peranan penghubung manajerial, yang mempunyai kekuasaan menyetujui perumusan anggaran oleh satuan-satuan yang diintegrasikan dan implementasikan. Ini diperlukan bila posisi pengintegrasian yang dijelaskan pada point “4” diatas tidak secara efektif mengkoordinasikan tugas tertentu. Menurut Hasibuan 2001. cara-cara mengadakan koordinasi yang baik adalah: 1. Memberikan keterangan langsung dan secara bersahabat. Keterangan mengenai pekerjaan saja tidak cukup, karena tindakan-tindakan yang tepat harus diambil untuk menciptakan dan menghasilkan koordinasi yang baik. 2. Mengusahakan agar pengetahuan dan penerimaan tujuan yang akan dicapai oleh anggota, tidak menurut masing-masing individu dengan tujuannya sendiri- sendiri. Tujuan itu adalah bersama. 3. Mendorong para anggota untuk bertukar pikiran, mengemukakan ide, saran- saran dan sebagainya. 4. Mendorong para anggota untuk berpartisipasi dalam tingkat perumusan dan penciptaan sasaran. Universitas Sumatera Utara 5. Membina human relations yang baik antar sesama karyawan. 6. Manajer sering melakukan komunikasi informal dengan para bawahan. Jadi semua metode dan cara koordinasi yang disarankan dapat dijadikan bahan masukan bagi pihak manajemen perusahaan untuk mendapatkan koordinasi yang efektif.

C. EFEKTIVITAS KERJA