Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan ada PTPN IV (persero) Unit Kebun Mayang

(1)

SKRIPSI

PENGARUH STRUKTUR ORGANISASI TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN

pada PTPN IV (persero) Unit KEBUN MAYANG

OLEH:

ERICK TARIGAN 060502225

Program Studi Strata I Manajemen Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Medan 2011


(2)

ABSTRAK

Judul dari penelitian ini adalah “ Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan ada PTPN IV (persero) unit Kebun Mayang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh struktur organisasi terhadap efektivitas kerja karyawan pada PTPN IV (persero) Unit Kebun Mayang. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif,, metode analisis statistik yang terdiri dari analisis regresi linier sederhana, pengujian signifikan parsial serta pengujian koefisien determinasi. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder Populsai pada penelitian ini adalah para keryawan oprasional dan manajerial pada PTPN IV (persero) Unit Kebun Mayang. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuisioner dan studi pustaka. Data diproses dengan menggunakan SPSS 16,0 for windows.

Pada pengujian secara parsial (uji t) diketahui bahwa struktur organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas kerja karyawan pada PTPN IV (persero) Unit Kebun Mayang . Melalui pengujian koefisien determinasi (Adjust R square) diperoleh nilai sebesar 0,242, berarti 24,2 % efektivitas kerja karyawan PTPN IV (persero) Unit Kebun Mayang dapat dijelaskan oleh struktur organisasi. Sedangkan sisanya sebesar 75,8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.


(3)

ABSTRACT

The title of this research is “ The Effect of Organization Structure on Work Effectiveness of Employee in PTPN IV (persero) Unit of Kebun Mayang.

The objective of research is to know and analyze the effect of organization structure on work effectiveness of employee in PTPN IV (persero) Unit of Kebun Mayang. Sample was taken by using purposive random sampling technic. The Method of analysis used was descriptive analysis, statistical analysis consisting of simple linear regression analysis, significance test partially ang coefficient of determination. Population in this research is all of the operational employee and all of managerial employee in PTPTN IV (persero) Unit of Kebun Mayang. Method data collecting in this research is book study and kuisioner. Data processed by using SPSS 16.0 for windows.

It was known in partial test (t-test) that organization structure has positive and significant effect on work effectiveness of employe in PTPN IV (persero) Unit of Kebun Mayang. Trought coefficien of determination test (adjust R2 ) value of 0.242 was gained, it means 24,2% of work effectiveness of employee in PTPN IV (persero) Unit of Kebun Mayang could be explained by organization structure, and the rest, 75,8% could be explained by another variables outside of research. Keywords : Organization structure, work effectiveness


(4)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Bapa di surga, Yesus Kristus karena atas berkat dan kasih setiaNya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan sebaik mungkin.

Penulis menyadari bahwa proses penelitian dan penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis dengan kerendahan hati menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, ME selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Strata Satu (S-1) Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Ramona RI Hasibuan MP selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan dalam penyelesaian skripsi ini. 5. Ibu Dra. Komariah Pandia,M.Si selaku Dosen Penguji I yang telah banyak

memberikan saran dan masukan bagi penulis.

6. Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si selaku Dosen Penguji II yang telah banyak memberikan saran dan masukan bagi penulis.


(5)

7. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh staf dan pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, yang telah banyak membantu, mendidik dan membimbing penulis selama masa perkuliahan.

8. Kedua orang tuaku tercinta; bapak saya Lesman Tarigan yang telah memberikan kasih sayang, semenagat dan waktunya untuk membimbing saya dan ibu saya Maria br Ginting yang telah mengalami banyak pergumulan dan selalu memberikan kasih sayang, dukungan, semangat, nasihat, dan doa kepada saya.

9. Kepada kak Vivi yang telah memberikan semangat dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. Dan kepada Bang Adit yang senantiasa memberikan semangat dan juga hiburan dikala bosan.

10.Kepada seluruh penghuni rumah Terompet 23, Leon, Sias, Eko, Deddy, Bang Teo, Bang Veja, bang Jenes, Bang Beri, Bang Agi, terima kasih atas seluruh dukungan dan kebersamaan yang telah kita lalui.

11.Seluruh sahabat-sahabatku yang selama ini senantiasa bersama-sama dalam melewati waktu dan berbagi banyak hal; Aseng, Andrew,Endar,Emo, Andi,Parade Hutapea, Meggy Dumais, Saor Siahaan, Toman Purba, Boy Siregar, dan semua sahabat-sahabat lainnya yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu.

12.Rekan-rekan di kelompok kecil Faithful,Carjony Sitorus, Yohanes Pulungan dan terutama kepada bang Gomgom Manurung yang selalu sabar membimbing kami adik-adiknya dan


(6)

13.Kepada Pimpinan dan seluruh Karyawan PTPN IV (persero) Unit Kebun Mayang atas waktu dan fikirannya dalm membantu penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam menyelesaikan skripsi ini, baik dari isi maupun sistematika penulisannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

Medan, Juli 2011 Penulis,


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis ... 6

2.1.1. Pengertian Organisasi ... 6

2.1.2. Struktur Organisasi ... 7

2.1.3. Efektifitas Kerja ... 20

2.2. Penelitian Terdahulu ... 23

2.3. Kerangka Konseptual ... 24

2.4 Hipotesis ... 25

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 26

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 26

3.3. Batasan Operasional ... 26

3.4. Defenisi Operasional ... 27

3.5. Skala Pengukuran Variabel ... 28

3.6. Populasi dan Sampel ... 29

3.7 Jenis Data ... 30

3.8. Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 31

3.10. Metode Analisis Data ... 32

3.10.1. Analisis Deskriptif ... 32

3.10.2. Metode Analisis Kuantitatif ... 32

3.10.3. Uji Hipotesis ... 33

3.10.4. Koefisien Determinan (R2) ... 33

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 35


(8)

4.1.1. Sejarah Berdirinya Perusahaan ... 35

4.1.2. Letak Geografis ... 36

4.1.3. Topografi ... 36

4.1.4. Jenis Usia Tanaman dan Luas areal ... 37

4.1.5. Luas Areal per Afdeling... 37

4.1.6. Visi dan Misi Perusahaan ... 38

4.1.7. Maksud dan tujuan Perusahaan ... 39

4.1.8. Budaya Perusahaan ... 40

4.1.9. Corporate Value ... 40

4.1.10. Strategi Oprasional ... 41

4.1.11. Struktur Organisasi Perusahaan ... 42

4.1.12. Deskripsi Pekerjaan ... 44

4.2. Uji Validitas dan Reabilitas ... 46

4.2.1. Uji Validitas ... 46

4.2.2. Uji Reabilitas ... 48

4.3. Metode Analisis deskriptif ... 49

4.3.1. Analisis Deskriptif Responden ... 49

4.3.2. Analisis Deskriptif Variabel ... 51

4.4. Uji Asumsi Klasik ... 57

4.4.1. Uji Normalitas ... 57

4.5. Metode Analisis Regresi Linier Sederhana ... 60

4.6. Pengujian Hipotesis... 61

4.7. Pengujian Koefisien Determinasi (R2) ... 62

4.8. Pembahasan ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 64

5.2. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 66


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual ... 25

Gambar 4.1. Struktur Organisasi Perusahaan ... 43

Gambar 4.2. Histogram ... 58


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasional Variabel ... 28

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 29

Tabel 3.3 Data Karyawan Operasional ... 30

Tabel 4.1 Uji Validitas ... 47

Table 4.2 Uji Reabilitas ... 48

Tabel 4.3 Karakteristik Responden ... 50

Tabel 4.4 Jawaban Responden Terhadap Variabel X ... 52

Tabel 4.5 Jawaban Responden Terhadap Variabel Y ... 55

Tabel 4.6 One Sample Kolgomorov Test ... 60

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Regresi Linier Sederhana ... 61


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuisioner ... 68

Lampiran 2. Tabel Validitas dan Reabilitas ... 71

Lampiran 3. Tabel Analisis Regresi ... 73

Lampiran 4. Uji validitas dan Reabilitas ... 77

Lampiran 5. Regresi ... 78


(12)

ABSTRAK

Judul dari penelitian ini adalah “ Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan ada PTPN IV (persero) unit Kebun Mayang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh struktur organisasi terhadap efektivitas kerja karyawan pada PTPN IV (persero) Unit Kebun Mayang. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif,, metode analisis statistik yang terdiri dari analisis regresi linier sederhana, pengujian signifikan parsial serta pengujian koefisien determinasi. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder Populsai pada penelitian ini adalah para keryawan oprasional dan manajerial pada PTPN IV (persero) Unit Kebun Mayang. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuisioner dan studi pustaka. Data diproses dengan menggunakan SPSS 16,0 for windows.

Pada pengujian secara parsial (uji t) diketahui bahwa struktur organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas kerja karyawan pada PTPN IV (persero) Unit Kebun Mayang . Melalui pengujian koefisien determinasi (Adjust R square) diperoleh nilai sebesar 0,242, berarti 24,2 % efektivitas kerja karyawan PTPN IV (persero) Unit Kebun Mayang dapat dijelaskan oleh struktur organisasi. Sedangkan sisanya sebesar 75,8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.


(13)

ABSTRACT

The title of this research is “ The Effect of Organization Structure on Work Effectiveness of Employee in PTPN IV (persero) Unit of Kebun Mayang.

The objective of research is to know and analyze the effect of organization structure on work effectiveness of employee in PTPN IV (persero) Unit of Kebun Mayang. Sample was taken by using purposive random sampling technic. The Method of analysis used was descriptive analysis, statistical analysis consisting of simple linear regression analysis, significance test partially ang coefficient of determination. Population in this research is all of the operational employee and all of managerial employee in PTPTN IV (persero) Unit of Kebun Mayang. Method data collecting in this research is book study and kuisioner. Data processed by using SPSS 16.0 for windows.

It was known in partial test (t-test) that organization structure has positive and significant effect on work effectiveness of employe in PTPN IV (persero) Unit of Kebun Mayang. Trought coefficien of determination test (adjust R2 ) value of 0.242 was gained, it means 24,2% of work effectiveness of employee in PTPN IV (persero) Unit of Kebun Mayang could be explained by organization structure, and the rest, 75,8% could be explained by another variables outside of research. Keywords : Organization structure, work effectiveness


(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Organisasi meupakan alat atau sarana untuk pencapaian tujuan yang merupakan wadah kegiatan dari sekelompok atau kumpulan orang yang bekerja sama dan berusaha untuk mencapai tujuan mereka bersama. Organisasi atau perusahaan harus mampu mengeloladan mengatur manajemennya agar dapat bersaing dan bertahan pada era yang serba kompetitif sehingga dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tujuan perusahaan.

Setiap perusahaan baik yang bergerak dibidang produksi, jasa maupun industri, pada umumnya memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan. Agar dapat mencapai tujuan itu, perusahaan memerlukan sistem manajemen efektif yang akan menunjang jalannya operasi perusahaan secara terus-menerus dan tingkat efektivitas kerja karyawan juga perlu diperhatikan.

Pada umumnya perusahaan memiliki beberapa bagian, yakni bagian sumber daya manusia, bagian pemasaran, bagian produksi, bagian keuangan, dan bagian administrasi. Tiap-tiap bagian tersebut melaksanakan kegiatan yang berbeda tetapi saling berhubungan satu sama lain.Tingkat kegiatan yang dilaksanakan perusahaan akan mengalami perubahan dari suatu periode ke periode berikutnya. Adanya perubahan tersebut mengharuskan manajemen mengadakan koordinasi dalam suatu perusahaan dan menciptakan wadah yang merupakan alat komunikasi antar bagian yaitu struktur organisasi.


(15)

Pada struktur organisasi terdapat garis hubungan antar manajer dan karyawan yang memiliki garis hubungan antar tugas, wewenang, dan tanggung jawab. Koordinasi diperlukan untuk memperoleh kesatuan tindak dalam mencapai tujuan perusahaan. Tanpa koordinasi yang baik tiap bagian atau orang akan sulit menjalankan fungsi mereka,karena koordinasi dapat diumpamakan sebagai jalur dan batasan-batasan dalam pelaksanaan fungsi atau tugas mereka. Tanpa adanya jalur atau batasan tersebut setiap bagian pasti akan bergerak menurut kehendak mereka sendiri tanpa adannya kesamaan tujuan antar bagian. . Koordinasi antar bagian sesuai dengan kegiatan perusahaan akan menjadi salah satu faktor pendukung terhadap kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Struktur organisasi disadari sangat penting peranannya dalam meningkatkan efektivitas kerja, karena dalam struktur organisasi tersebut terdapat fungsi ataupun pembagian tugas, departementalisasi,dan koordinasi. Pembagian tugas yang tepat lebih berpeluang dalam menghasilkan keefektifitasan kerja karena pembagian tugas itu lebih mengoptimalkan penggunaan sumber daya perusahaan, selain itu pembagian tugas juga mengurangi tingkat kesalahan dan penumpukan beberapa pekerjaan. Departementalisasi berfungsi membagi aktivitas kepada sub unit yang lebih kecil serta mempunyai tanggung jawab mandiri dalam bidangnya. proses ini menciptakan spesialisasi serta akan manciptakan kerja sama yang terpadu antar bagian yang satu dengan yang lainnya. Pengkoordinasian merupakan suatu proses pemanduan tujuan dan aktivitas dari berbagai bagian yang terpisah yang ditujukan untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien.


(16)

PTPN IV khususnya di unit kebun Mayang sebagai perusahaan yang ingin diteliti merupakan suatu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang usaha perkebunan dan pengelolaan kelapa sawit yang menyediakan minyak sawit dan inti. Struktur organisasi pada perusahaan ini telah mengalami beberapa perubahan untuk mencapai hasil yang lebih baik, hal ini dapat dilihat dari beberapa perpindahan kepemilikan. Pada awalnya Kebun Mayang ini dikuasai oleh bangsa Jerman hingga tahun 1925. Kemudian pada tahun yang sama diambil alih oleh bangsa Belanda sampai tahun 1958 dan kemudian pada tahun 1958 juga dinasionalisasikan oleh Pemerintah Indonesia dengan status Perusahaan Negara dan mengalami beberapa perubahan nama sampai saat ini.

Perusahaan ini berusaha tetap menekankan untuk menjaga kepuasan pelanggan,menanggapi keluhan pelanggan,memberikan pelayanan sesuai dengan persyaratan dalam kontrak. Dan juga perusahaan ini memiliki tujuan untuk mensejahtrakan anggotanya. Kebun Mayang ini merupakan bagian dari PTPN IV yang sudah lama berdiri dan dapat bersaing dengan perusahaan sejenis dan juga telah memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pendapatan Negara. Selain itu perusahaan ini memiliki struktur organisasi yang kompleks sehingga menarik untuk diteliti.

PTPN IV sebagai perusahaan milik Negara (BUMN) memiliki siklus pergantian karyawan yang cukup cepat, dimana biasanya para karyawan sering dimutasikan dari satu unit kebun ke unit kebun yang lain. Ketika terjadi pergantian karyawan otomatis terjadi perubahan orang-orang dalam struktur organisasi, hal ini dapat berakibat baik dengan peningkatan produksi dan dapat


(17)

juga berakibat negative dengan penurunan hasil. Pergantian karyawan suatu perusahaan dapat mempengaruhi keharmonisan kerja dimana karyawan yang masuk masih memerlukan proses adaptasi lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi keefektifan kerja perusahaan.

Pada PTPN IV (persero) unit Kebun Mayang memiliki struktur organisasi garis atau lini, dalam organisasi ini terdapat garis komando langsung dari pimpinan puncak ke bawahan terendah, sedangkan pertanggungjawaban di mulai dari bawahan terendah sampai pada pimpinan puncak.

Berdasarkan latar belekang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Peningkatan Efektivitas Kerja Karyawan Pada PTPN IV Unit Kebun Mayang”

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka perumusan masalah yang dijadikan objek penelitian adalah sebagai berikut: “Apakah struktur organisasi pada PTPN IV Unit Kebun Mayang berpengaruh terhadap peningkatan efektivitas kerja karyawan?”

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh struktur organisasi terhadap peningkatan efektivitas kerja karyawan pada PTPN IV Unit Kebun Mayang.


(18)

1.4. Manfaat Penelitian

a. Penelitian ini memberi kontribusi bagi perusahaan dalam mendisain struktur organisasinya untuk mempertahankan efektivitas kerja karyawan. b. Penelitian ini merupakan kesempatan yang baik bagi penulis untuk dapat

menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama menjalani perkuliahan dan memperluas wahana berpikir ilmiah dalam bidang manajemen sumber daya manusia khususnya dalam masalah struktur organisasi, dan efektivitas kerja.

c. Penelitian ini sebagai referensi yang dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan serta perbandingan dalam melakukan penelitian pada bidang yang sama dimasa yang akan datang.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis

2.1.1. Pengertian Organisasi

Manajemen sangat berhubungan erat dengan organisasi sebagai suatu wadah atau tempat manajemen itu akan berperan aktif. Organisasi tanpa manajemen yang baik akan mengakibatkan rutinitas organisasi tidak dapat bertahan lama. Untuk lebih jelas, dalam hal ini beberapa definisi yang menjadi titik tolak dalam uraian-uraian selanjutnya, yakni:

1) Organisasi adalah sebuah unit sosial yang dikoordinasikan secara sadar, terdiri atas dua orang atau lebih dan yang relatif terus-menerus guna mencapai satu atau serangkaian tujuan bersama (Robbins dan Judge, 2008:5).

2) Organisasi adalah suatu wadah yang dibentuk untuk mencapai tujuan bersama secara efektif (Wibowo, 2007:1).

3) Organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur, dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja (Hasibuan, 2004:120).

Berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui beberapa elemen dasar yang menjadi ciri organisasi yaitu:

a) Kumpulan orang b) Suatu wadah


(20)

c) Terstruktur d) Tujuan bersama

Berdasarkan ciri tersebut dapat dirumuskan definisi organisasi yaitu suatu wadah yang terdiri dari kumpulan orang yang terikat dengan hubungan-hubungan formal dalam rangkaian terstruktur untuk mencapai tujuan bersama secara efektif

2.1.2. Struktur Organisasi

a) Pengertian Struktur Organisasi

Setiap perusahaan pada umumnya mempunyai struktur organisasi. Penyusunan struktur organisasi merupakan langkah awal dalam memulai pelaksanaan kegiatan perusahaan dengan kata lain penyusunan struktur organisasi adalah langkah terencana dalam suatu perusahaan untuk melaksanakan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Pengertian yang jelas tentang struktur organisasi dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut: 1. Struktur organisasi dapat diartikan sebagai kerangka kerja formal organisasi

yang dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan (Robbins dan Coulter, 2007:284).

2. Struktur organisasi didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelolah (Handoko, 2003:169).

3. Struktur organisasi adalah pola formal mengelompokkan orang dan pekerjaan (Gibson dkk, 2002:9).

4. Struktur organisasi yaitu menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi, kedudukan dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan


(21)

pekerjaan, garis perintah dan tanggungjawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi (Hasibuan, 2004:128).

Dari beberapa definisi tersebut dapat diketahui bahwa struktur organisasi menggambarkan kerangka dan susunan hubungan diantara fungsi, bagian atau posisi, juga menunjukkan hierarki organisasi dan struktur sebagai wadah untuk menjalankan wewenang, tanggung jawab dan sistem pelaporan terhadap atasan dan pada akhirnya memberikan stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup walaupun orang datang dan pergi serta pengkoordinasian hubungan dengan lingkungan. Struktur organisasi dapat menghindari atau mengurangi kesimpangsiuran dalam pelaksanaan tugas

b) Jenis Struktur Organisasi

Menurut Stoner (1996:300) secara formal bagian-bagian sebuah organisasi dapat distrukturkan dalam:

a. Struktur Organisasi Berdasarkan Fungsi

Menggabungkan semua orang yang terlibat dalam suatu kegiatan atau beberapa kegiatan terkait menjadi satu bagian. Sebagai contoh sebuah organisasi dibagi berdasarkan fungsi bila mempunyai bagian-bagian produksi, pemasaran, dan penjualan yang secara terpisah.

Struktur organisasi ini mempunyai kelebihan-kelebihan sebagai berikut: 1. Cocok bagi lingkungan stabil.

2. Menunjang pengembangan keahlian. 3. Memberi kesempatan bagi para spesialis.


(22)

5. Hanya memerlukan keperluan antar pribadi yang kecil.

Kelemahan-kelemahan struktur organisasi berdasarkan fungsi antara lain: 1. Pada organisasi yang besar, tanggapan lebih lambat diterima.

2. Menyebabkan terjadinya kemacetan karena pelaksanaan tugas yang berurutan. 3. Tidak merangsang inovasi, perspektif yang sempit.

4. Dapat menimbulkan konflik mengenai prioritas produk. 5. Tidak menunjang pengembangan manajer umum.

6. Mengatur rasa tanggung jawab atas kelancaran kerja secara keseluruhan. b. Struktur Organisasi Berdasarkan Produk/Pasar

Struktur organisasi berdasarkan produk adalah strukur organisasi yang mengumpulkan dalam satu unit kerja semua yang terlibat dalam produksi dan pemasaran dari sebuah produk atau kelompok produk yang terkait dan berhubungan dengan tipe pelanggan tertentu.

Struktur organisasi berdasarkan produk/pasar mempunyai kelebihan-kelebihan sebagai berikut:

1. Cocok untuk perubahan yang cepat.

2. Memungkinkan adanya fisibilitas produk yang tinggi. 3. Memungkinkan konsentrasi penuh terhadap tugas-tugas. 4. Kejelasan tanggung jawab.

5. Memungkinkan pemrosesan tugas-tugas ganda secara palarel. 6. Memudahkan pelatihan manajer umum.


(23)

Kelemahan struktur organisasi berdasarkan produk/pasar antara lain: 1. Menyebabkan terjadinya pertikaian untuk alokasi sumber daya. 2. Tidak mendukung koordinasi aktivitas antar berbagai divisi. 3. Mendorong pengabaian prioritas jangka panjang

4. Memungkinkan menurunnya pendalaman kecakapan.

5. Menimbulkan konflik antara tugas divisi dengan prioritas perusahaan. c. Struktur Organisasi Matriks

Pada organisasi ini ada 2 (dua) jenis struktur secara serempak. Bagian fungsional tetap (permanen) memiliki wewenang atas pelaksanaan standard profesional unit mereka, sementara tim-tim proyek diciptakan sejauh dibutuhkan untuk menjalankan program-program khusus. Anggota tim diambil dari berbagai bagian fungsional, dan melapor kepada manajer proyek, yang bertanggungjawab atas kerja tim.

Struktur organisasi matriks mempunyai kelebihan antara lain: 1. Memberikan keluwesan kepada organisasi.

2. Merangsang kerja sama dan disiplin.

3. Melibatkan, memotivasi, dan menantang para pegawai. 4. Mengembangkan keterampilan pegawai.

5. Membebaskan pimpinan teras dan keharusannya menyusun rencana. 6. Merangsang orang untuk mengidentifikasi diri dengan produk akhir.


(24)

Kelemahan struktur organisasi matriks antara lain: 1. Risiko timbulnya perasaan anarki.

2. Mendorong terjadinya persaingan kekuasaan.

3. Dapat menimbulkan lebih banyak diskusi dari pada tindakan

4. Menuntut adanya keterampilan yang tinggi dalam hubungan antar perorangan. 5. Penerapannya memerlukan biaya besar.

6. Ada risiko beberapa tim proyek mengerjakan tugas yang sama. Merugikan moral jika pegawai harus dihukum kembali

c) Faktor yang Mempengaruhi Struktur Organisasi a. Pembagian Pekerjaan (Division Of Work)

Pembagian pekerjaan adalah tingkat dimana tugas dalam sebuah organisasi dibagi menjadi pekerjaan yang berbeda (Robbins dan Coulter, 2007:285). Setiap orang tidak akan mampu melakukan seluruh aktivitas dalam tugas-tugas yang paling rumit, dan tidak seorang pun akan memiliki keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan berbagai tugas yang tercakup dalam suatu pekerjaan yang rumit. Melaksanakan suatu tugas yang memerlukan sejumlah langkah, perlu diadakan pemilahan bagian-bagian tugas dan membagi-bagikan kepada sejumlah orang, pembagian kerja yang dispesialisasikan seperti itu memungkinkan orang mempelajari keterampilan dan menjadi pakar dalam bidang pekerjaan tertentu. b. Departementalisasi

Departementalisasi merupakan dasar yang digunakan untuk mengelompokkan sejumlah pekerjaan menjadi satu kelompok (Robbins dan Coulter, 2007:286). Setiap organisasi terdiri dari beberapa departemen (divisi


(25)

kerja). Banyaknya bagian suatu organisasi tergantung dari kebutuhan perusahaan bersangkutan.

Menurut Hasibuan (2004:139) asas departementalisasi adalah mengelompokkan kegiatan-kegiatan yang sama dan berkaitan erat ke dalam suatu unit kerja, dan dasar-dasar departementalisasi ditentukan berdasarkan:

1. Departementalisasi Berdasarkan Fungsi

Departemen yang terdapat dalam perusahaan itu adalah departemen produksi, departemen pemasaran, departemen keuangan, departemen personalia, departemen keamanan, departemen perdagangan, departemen pembukuan, dan lain-lain. Pada setiap departemen dipimpin oleh manajer (pemimpin) sedangkan perusahaan dipimpin oleh direktur (pemimpin tertinggi). Dasar departementalisasi atas fungsi-fungsi perusahaan akan menguntungkan karena kecakapan spesialisasi dari setiap manajer. Namun departementalisasi ini juga memiliki kelemahan yaitu lebih mempersulit dan membuat prestasi menjadi sulit untuk diukur, timbul masalah koordinasi pada manajer puncak, menciptakan konflik antara fungsi, hanya memusatkan pada kepentingan tugas setiap fungsi, dan menyebabkan anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif.

2. Departementalisasi Berdasarkan Angka-angka Sederhana

Pembentukan satuan organisasi yang beranggotakan sejumlah orang tertentu. Misalnya mengorganisir jumlah kelompok/regu didasarkan pada urutan angka, regu satu nomor 1 sampai dengan 50, regu dua nomor 51 sampai dengan 100, jadi setiap kelompok/regu kerja terdiri dari 50 orang yang


(26)

dipimpin oleh seorang pimpinan kelompok. Hal ini dilakukan karena jumlah buruh/karyawan yang cukup banyak sehingga tidak dapat diarahkan oleh seorang pimpinan kelompok saja.

3. Departementalisasi Berdasarkan Waktu

Departementalisasi yang didasarkan atas waktu merupakan organisasi yang membagi bagian-bagian berdasarkan waktu kerja. Misalnya: Perusahaan pabrik yang bekerja selama 24 jam maka bagian atau kelompok kerja dibagi atas waktu (shift) pagi, waktu (shift) sore, dan waktu (shift) malam.

4. Departementalisasi Berdasarkan Wilayah

Suatu metode yang agak umum untuk perusahaan-perusahaan yang tersebar secara fisik. Semua aktivitas dalam wilayah atau daerah tertentu harus dikelompokkan dan ditugaskan kepada seorang manajer. Departementalisasi wilayah secara khusus menarik bagi perusahaan berskala besar atau perusahaan lain yang aktivitasnya tersebar secara fisik dan geografis. Beberapa kebaikan dari cara ini adalah bahwa setiap departemen cepat mengambil keputusan, dapat melatih kader-kader manajer, serta dapat menekan biaya koordinasi dari pusat. Sedangkan kelemahannya ialah bahwa masing-masing daerah cenderung hanya memperhatikan kegiatan-kegiatan di daerahnya sendiri tanpa menghiraukan pengaruh kegiatan-kegiatan daerahnya terdapat daerah lain yang berdekatan.

5. Departementalisasi Berdasarkan Produk

Pembentukan satuan organisasi berdasarkan produk yang dihasilkan. Misalnya divisi telkom flexy, divisi telkomsel, divisi speedy, dan lain-lain


(27)

pada perusahaan Telekomunikasi Tbk Medan. Sejalan dengan beragamnya produk yang dihasilkan, suatu perusahaan yang tadinya diorganisir secara fungsional perlu melakukan reorganisasi atas dasar divisi produk. Strategi ini mengizinkan manajer puncak untuk mendelegasikan otoritas pada manajer divisi, dengan demikian pembagian tugas yang lebih merata akan tercipta. Setiap manajer yang membawahi suatu produk tertentu dapat memberi tanggung jawab penuh atas produk yang dipimpinnya.

6. Departementalisasi Berdasarkan Pelanggan

Pembentukan satuan organisasi yang memberikan pelayanan kepada orang-orang atau badan-badan tertentu secara tetap. Misalnya rumah sakit yang mempunyai bagian anak, bagian penyakit jantung, bagian kehamilan, dan lain-lain. Hal ini berarti setiap bagian melayani orang-orang dengan penyakit tertentu. Kebaikan dari cara ini adalah perhatian dan konsentrasi pada kebutuhan pelanggan sehingga pelanggan merasa diutamakan.

7. Departementalisasi yang Berorientasi pada Pasar

Merupakan salah satu bentuk baru dalam melakukan departementalisasi, yaitu dengan cara melibatkan pengorganisasian suatu perusahaan disekitar saluran-saluran pemasaran yang dipakai. Departementalisasi yang berorientasi pemasaran lebih menekankan pada unsur dan saluran pemasaran. Cara ini memudahkan pelanggan dalam memperoleh produk atau jasa-jasa yang dihasilkan suatu perusahaan dan hal ini tentu baik bagi penjualan perusahaan bersangkutan.


(28)

8. Departementalisasi Proses atau Peralatan

Pembentukan satuan organisasi atas dasar proses pekerjaan atau peralatan yang digunakan. Pendekatan ini ditemui pada usaha manufaktur. Salah satu contoh adalah departemen pengolahan data-data elektronik, instalasinya mahal dan rumit serta kapasitasnya yang terus-menerus meningkat, maka ada kecenderungan untuk diorganisir secara khusus dan terpisah.

9. Departementalisasi Pelayanan

Pengelompokan aktivitas yang dikhususkan untuk tujuan-tujuan efisiensi dan pengendalian, misalnya bagian kepegawaian (khususnya perekrutan, pelatihan, pegawai dan lain-lain), bagian akuntansi, bagian pembelian dan sebagainya. Dengan mengetahui berbagai dasar dan pola, kebaikan dan kelemahannya, seorang manajer dapat mendisain suatu struktur organisasi yang paling cocok untuk operasi karyawan.

c. Hierarki

Hierarki adalah garis wewenang yang tidak terputus yang membentang dari tingkatan atas organisasi hingga tingkatan paling bawah dan menjelaskan hubungan si pelapor kepada si penerima laporan (Robbins dan Coulter, 2007:288). Sedangkan Stoner (1996:322) menyatakan pada hierarki terdapat pendelegasian dalam mengerjakan tugas. Pendelegasian dapat didefinisikan sebagai pemberian otoritas/kekuasaan formal dan tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan tertentu yakni para manajer mengalokasikan wewenang kepada orang-orang yang melapor kepadanya atau bawahannya.


(29)

Pendelegasian wewenang oleh atasan kepada bawahan perlu agar suatu organisasi berfungsi secara rinci karena tidak ada atasan yang dapat mengawasi setiap tugas-tugas organisasi, terlebih apabila organisasi tersebut mempunyai aktivitas yang banyak dan kompleks.

Ada 4 (empat) yang terjadi ketika delegasi dilakukan:

1. Pendelegasian menetapkan dan memberikan tujuan dan tugas kepada bawahan.

2. Pendelegasian melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan atau tugas.

3. Penerimaan delegasi, baik implisit atau eksplisit menimbulkan kewajiban atau tanggung jawab.

4. Pendelegasian menerima pertanggungjawaban untuk hasil-hasil yang dicapai. d. Koordinasi

1. Pengertian Koordinasi

Koordinasi adalah proses menyatukan aktivitas dari departemen yang terpisah untuk mencapai sasaran organisasi secara efektif (Robbins dan Coulter, 2007:288). Koordinasi adalah proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah (departemen atau bidang-bidang fungsional) suatu organisasi mencapai tujuan organisasi secara efisien (Handoko, 2003:195). Koordinasi adalah kegiatan mengarahkan, mengintegrasikan unsur-unsur manajemen dan pekerjaan-pekerjaan para bawahan dalam mencapai tujuan organisasi (Hasibuan, 2004:85).


(30)

2. Tipe-tipe Koordinasi

Menurut Hasibuan (2004:87), koordinasi terdiri atas dua bagian yaitu: a. Koordinasi Horizontal

Koordinasi yang dilakukan antar departemen atau antar bagian yang mempunyai activity level of authority yang sama dalam mencapi tujuan perusahaan secara keseluruhan.

b. Koordinasi Vertikal

Merupakan tindakan atau kegiatan penyatuan, pengarahan, kesatuan kerja yang ada dibawah wewenang dan tanggung jawabnya.

Koordinasi dalam suatu organisasi akan efektif bila tercipta keadaan sebagai berikut:

1. Setiap bagian bekerja sama secara harmonis dengan bagian lainnya. Misalnya bagian gudang mengetahui jumlah bahan yang harus disediakan, bagian produksi menyadari kuantitas dan kualitas barang yang harus diproduksi, bagian keuangan siap dengan modal yang diperlukan dan bagian pemasaran menyesuaikan pesanan dengan kapasitas produksi.

2. Berbagai seksi dan urusan memperoleh intruksi mengenai peranannya dan kerjasama dengan yang lainnya pada bagian tersendiri.

3. Program kerja setiap bagian harus selalu up to date. e. Rentang Manajemen (span of control)

Rentang manajemen adalah jumlah karyawan yang dapat dikelolah oleh seorang pimpinan secara efisien dan efektif (Robbins dan Coulter, 2007:288).


(31)

Rentang kendali sangat penting dalam organisasi karena rentang kendali menentukan jumlah tingkatan dan manajer yang dimiliki organisasi.

Pada rentang manajemen ada 2 (dua) sebab utama mengapa pemilihan rentang yang sesuai bisa menjadi penting ( Robbin dan Coulter,2007:288) yaitu: 1. Rentang manajemen bisa mempengaruhi efisiensi manajer dan keefektifan

prestasi bawahannya. Rentang yang terlalu lebar bisa mengakibatkan perhatian manajer tercerai-berai dan para bawahannya kurang mendapat bimbingan dan pengendalian. Rentang yang terlalu sempit bisa mengakibatkan kemampuan manajer tidak tercurah sepenuhnya.

2. Ada hubungan antara rentang manajemen pada seluruh organisasi dengan struktur organisasi. Rentang manajemen yang sempit menyebabkan struktur organisasi yang “tinggi/kurus” dimana terdapat banyak tingkatan antara manajemen puncak sampai ke tingkat terendah. Apabila jumlah seluruh karyawan sama maka rentang yang lebar mengakibatkan lebih sedikit tingkatan manajemen.

Kedua sebab utama tersebut berpengaruh terhadap keefektifan manajer pada setiap tingkatan. Rentang manajemen yang tidak sesuai bisa menghambat produktivitas, efisiensi, dan memperbesar biaya meskipun hasil penelitian mengenai hal ini tidak konsisten.

Pedoman dalam memilih rentang yang sesuai mempertimbangkan faktor-faktor yang berkaitan dengan situasi, bawahan, dan manajer. Perubahan dapat membuat rentang manajemen yang tidak sesuai menjadi lebih baik


(32)

f. Kesatuan Perintah (Unity of Command)

Dalam setiap organisasi terdapat berbagai tingkat dan jenjang jabatan. Semua mereka berperan sebagai pimpinan sekelompok orang lain. Artinya, dalam kenyataan seseorang anggota organisasi mempunya lebih dari seorang atasan,misalnya,dipimpin oleh seorang manajer yang menduduki jabatan pimpinan yang paling rendah dalam organisasi,seperti mandor,kepala seksi dan berbagai literature lainnya. Pejabat pimpinan tingkat rendahan ini juga dipimpin olaeh manajer yang memangku jabatan pimpinan yang lebih tinggi. Demikian seterusnya sampai pada tingkat jabatan manajerial puncak dalam organisasi. semua orang yang memangku jabatan pimpinan\itu menjadi atasan dari tenaga pelaksan tadi (P.Siagian, 1992:98).

Kenyataan demikian tidak menyalahi prinsip “kesatuan perintah” dalam organisasi. Hal itu hanya berarti bahwa dalam pelaksanaan tugasnya, para pelaksana kegiatan oprasional itu yang sesungguhnya juga berlaku bagi setiap orang yang menjadi bawahan orang lain,hanya mempunyai atasan langsung dari siapa ia menerima perintah,instruksi,bimbingan,pedoman,nasihat,teguran dan lain sebagainya. Jika atasan yang lebih tinggi ingin memberikan perintah atau hal-hal lain kepada pada bawahan yang berada beberapa tangga di bawah dalam hirarki organisasi,seyogyanya hal itu dilakukan melalui atasan langsung orang yang bersangkutan. Paling sedikit dengan sepengetahuan atasan langsung tersebut.

Dalam operasionalisasinya,penerapan prinsip “kesatuan perintah” biasanya dilaksanakan berdasarkan pendekatan “one step down”. Artinya, seorang manajer


(33)

memberika perintah kepada orang-orang yang setingkat lebih rendah daripadanya yang meneruskannya ketingkat yang lebih bawah lagi apbila hal itu diperlukan. Dengan demikian dapt dicegah kesimpang siuran, bukan hanya dalam pemberian perintah, akan tetapi juga dalam hal pertanggungjawaban. Dampak positf dari penerapan prinsip ini terlihat tidak hanya dalam hal adanya kepastian perintah yang diterima oleh seseorang, akan tetapi juga berkaitan langsung dengan pembinaan perilaku para bawahan yang bersangkutan.

Pada dasarnya prinsip Kesatuan perintah berarti bahwa dalam setiap organisasi terdapat satuan kerja tertentu yang secara fungsional bertanggungjawab atas penyelesaian tugas-tugas tertentu pula. Penerapan prinsip ini sangat bermanfaat untuk berbagai kepentingan (P.siagian,1992:99) seperti:

1. Mencegah timbulnya tumpang tindih perintah

2. Mencegah timbulnya duplikasi

3. Mempermudah pelaksanaan koordinasi antar satuan kerja karena satuan kerja yang bertanggung jawab atas kegiatan tertentulah yang berperan sebagai coordinator

4. Memperlancar jalannya pengawasan

2.1.3. Efektifitas Kerja

a) Pengertian Efektivitas Kerja

Efektivitas kerja merupakan suatu masalah yang kompleks. Ada banyak pengertian tentang efektivitas kerja, akan tetapi ciri yang sama dari berbagai


(34)

pengertian yang diberikan yaitu menyangkut keberhasilan suatu kegiatan yang dilakukan dalam suatu organisasi.

Menurut Corrado (2004:135), efektivitas kerja adalah fungsi dari peraturan-peraturan dan praktik-praktik yang digunakan perusahaan dengan konsisten. Bentuk-bentuk konsistensi ini sebagai sumber kekuatan organisasi dan sebagai cara untuk memperbaiki kinerja dan efektivitas organisasi.

Menurut Pabundu (2006:16), efektivitas kerja adalah suatu keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan manajemen yang efektif disertai dengan manajemen yang efisien. Siagian (2002:151) mengatakan bahwa efektivitas kerja adalah penyelesaian pekerjaan tepat waktu yang telah ditentukan, artinya pelaksanaan suatu pekerjaan dinilai baik atau tidak sangat tergantung pada penyelesaian tugas tersebut, cara melaksanakan, dan biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut

b) Indikator Efektivitas Kerja

Menurut Hasibuan (2003:105), efektivitas merupakan suatu keadaan keberhasilan kerja yang sempurna sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Supaya dapat menjamin suatu keberhasilan usaha dalam meningkatkan efektivitas kerja karyawan dalam suatu organisasi perlunya pengaruh dari struktur organisasi sehingga dapat menimbulkan kuantitas kerja, kualitas kerja, dan pemanfaatan waktu.


(35)

1) Kuantitas Kerja

Kuantitas kerja merupakan volume kerja yang dihasilkan dibawah kondisi normal. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya beban kerja dan keadaan yang didapat atau dialaminya selama bekerja.

Setiap perusahaan selalu berusaha supaya efektivitas kerja dari karyawannya dapat ditingkatkan. Oleh Karena itu, suatu perusahaan selalu berusaha agar setiap karyawannya memiliki moral kerja yang tinggi.

2). Kualitas Kerja

Kualitas kerja merupakan sikap yang ditunjukkan oleh karyawan berupa hasil kerja dalam bentuk kerapian, ketelitian, dan keterkaitan hasil dengan tidak mengabaikan volume pekerjaan didalam mengerjakan pekerjaan.

3). Pemanfaatan Waktu

Setiap karyawan harus dapat menggunakan waktu seefisien mungkin, terutama dengan cara datang tepat waktu ke kantor dan berusaha untuk menyelesaikan tugas sebaik-baiknya dengan memanfaatkan waktu selama penggunaan masa kerja yang disesuaikan dengan kebijakan perusahaan.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia tentunya sangat diperlukan guna mewujudkan hasil yang diharapkan oleh setiap perusahaan. Setiap karyawan sudah sepatutnya diarahkan untuk lebih meningkatkan efektivitas kerja mereka melalui berbagai tahapan usaha secara maksimal. Sehingga dengan demikian pemanfaatan sumber daya manusia akan lebih berpotensi dan lebih mendukung keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan.


(36)

2.2. Penelitian Terdahulu

Liza (2006) melakukan penelitian yang berjudul “Peranan Struktur Organisasi dalam Meningkatkan Efektivitas Kerja Pada Perusahaan Mandala Airlines Perwakilan Medan”. Penelitian ini dilakukan dengan 2 (dua) metode yakni metode deskriptif dan deduktif. Metode deskriptif dilakukan dengan mengumpulkan dan mengklasifikasi gambaran umum PT Mandala Airlines Perwakilan Medan. Metode Deduktif yakni menganalisis data untuk menarik kesimpulan dengan menggunakan teori dan perbandingan antara data primer dan sekunder. Struktur organisasi yang dijalankan PT Mandala Airlines Perwakilan Medan dapat meningkatkan efektivitas kerja bila dilihat dari tingkat ketepatan waktu penerbangan. Penelitian yang dilakukan oleh Liza adalah penelitian kualitatif.

Prianatama (2009) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Koordinasi terhadap Peningkatan Efektivitas Kerja Karyawan pada PTPN IV (Persero) Medan. Hasil penelitian ini menyimpulkan koordinasi mempunyai pengaruh terhadap peningkatan efektivitas kerja karyawan. Artinya ada pengaruh yang signifikan antara koordinasi dengan efektivitas kerja. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis awal diterima. Jika koordinasi dilaksanakan dengan baik maka efektivitas kerja akan meningkat. Koordinasi mampu menjelaskan variabel terikat yaitu efektivitas kerja sebesar 51,90% dan sisanya 48,10% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.


(37)

2.3. Kerangka Konseptual

Menurut Robbins dan Coulter (2007:284) struktur organisasi dapat diartikan sebagai kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan. Struktur organisasi merupakan sebuah system hubungan yang ada antara para pemegang (anggota) organisasi. Struktur organisasi merupakan hasil dari organisasi perencanaan yang disengaja dan dilakukan secara sadar dari bidang pertanggungjawaban, spesialisasi dan wewenang untuk masing-masing anggota organisasi (Iman, Siswandi, 2007:53). Struktur organisasi yang baik berupaya mewujudkan keserasian dan keharmonisan kerja. Struktur organisasi merupakan sistem yang harus dilaksanakan oleh manajer untuk menggerakkan aktivitas untuk mewujudkan kesatuan tujuan. Struktur organisasi harus selalu dievaluasi untuk memastikan kekonsistenannya dalam pelaksanaan operasi yang efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan sekarang.

Menurut Hasibuan (2003:105) efektivitas merupakan suatu keadaan keberhasilan kerja yang sempurna sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Supaya dapat menjamin suatu keberhasilan usaha dalam meningkatkan efektivitas kerja karyawan dalam suatu organisasi maka diperlukan struktur organisasi sehingga dapat menimbulkan kuantitas kerja, kualitas kerja, dan pemanfaatan waktu. Efektifitas merupakan pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektifitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan.


(38)

Sebagai contoh jika sebuah tugas dapat selesai dengan pemilihan cara-cara yang sudah ditentukan maka cara tersebut adalah benar dan efektif.

Kerangka konseptual ini mengemukakan variabel yang akan diteliti, yaitu struktur organisasi sebagai variabel bebas dan efektivitas kerja sebagai variabel terikat yang dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Sumber: Robbins dan Coulter (2007) dan Hasibuan (2003) data diolah Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Struktur organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas kerja karyawan pada PTPN IV (persero) Unit Kebun Mayang”

Struktur Organisasi (X)

Efektivitas Kerja (Y)


(39)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variable atau lebih. Penelitian ini menggunakan data kuantitatif baik data primer maupun data sekunder. Dengan penelitian ini maka dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada PTPN IV Unit Kebun Mayang yang terletak di Desa Mayang, Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun. Waktu penelitian ini dilaksanakan penulis mulai dari bulan April 2011 sampai dengan bulan Mei 2011.

3.3. Batasan Operasional

Penelitian ini membahas pengaruh struktur organisasi terhadap peningkatan efektivitas kerja karyawan pada PTPN IV Unit Kebun Mayang dengan responden penelitian karyawan operasional PTPN IV Unit Kebun Mayang.

a. Variabel independen (X) adalah struktur organisasi PTPN IV Unit Kebun Mayang.


(40)

b. Variabel dependen (Y) adalah efektivitas kerja karyawan PTPN IV Unit Kebun Mayang

3.4. Definisi Operasional a. Struktur Organisasi (X)

Menurut Robbins dan Coulter (2007:284) struktur organisasi merupakan suatu kerangka kerja yang dipikirkan oleh pimpinan untuk membagi-bagi pekerjaan (division of work), departementalisasi, susunan dan hubungan-hubungan antar komponen bagian-bagian serta posisi-posisi dalam suatu organisasi (hierarki) serta mengkoordinasikan aktivitas anggota organisasi. Pada struktur organisasi terdapat beberapa indikator yang mempengaruhinya yaitu pembagian pekerjaan, departementalisasi, hierarki, koordinasi, dan rentang manajemen. b. Efektivitas Kerja (Y)

Menurut Hasibuan (2003:105) efektivitas kerja adalah suatu pencapaian tugas yang menunjukkan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Indikator dari efektivitas kerja yaitu kuantitas pekerjaan, kualitas pekerjaan, dan pemanfaatan waktu.

Berdasarkan uraian tersebut, maka secara keseluruhan variabel, indikator variabel, dan skala pengukurannya dapat dilihat pada Tabel 3.1.


(41)

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Defenisi Indikator Variabel Skala Pengukuran

Struktur Organisasi

(X)

Suatu kerangka kerja yang dipikirkan oleh pimpinan untuk membagi-bagi

pekerjaan (division of work),

departementalisasi, susunan dan hubungan-hubungan antar

komponen bagian-bagian serta posisi dalam suatu organisasi serta

mengkoordinasikan aktivitas anggota organisasi

1. Pembagian Pekerjaan

2. Departementalisasi 3. Hierarki

4. Koordinasi

5. Rentang Manajemen 6. Unity of command

Skala Likert

Efektivitas Kerja (Y)

Suatu pencapaian tugas yang menunjukkan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya

1. Kuantitas Kerja 2. Kualitas Kerja 3. Pemanfaatan Waktu

Skala Likert

Sumber: Robbins dan Coulter (2007) dan Hasibuan (2003) data diolah

3.5. Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan oleh penulis untuk mengetahui masing-masing variabel yaitu variabel X (struktur organisasi) dan variabel Y (efektivitas kerja) adalah Skala Likert. Skala tersebut digunakan untuk mengukur pendapat, persepsi seorang atau kelompok tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2008:133).

Skala Likert digunakan untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian, maka setiap pertanyaan akan diberi skala sangat setuju sampai sangat tidak setuju yang mana skala tersebut mempunyai bobot nilai. Setiap jawaban dari pertanyaan diberi bobot nilai seperti Tabel 3.2.


(42)

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No Pernyataan Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Kurang Setuju 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

Sumber: Sugiyono (2008: 133) 3.6. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Sugiyono (2008:115) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian diperoleh kesimpulan. Pada penelitian ini populasinya adalah karyawan operasional pada PTPN IV Unit Kebun Mayang yang berjumlah 130 Orang. b. Sampel

Sampel adalah suatu himpunan bagian (Subset) pada unit populasi dan sampel diambil dengan menggunakan rumus Slovin dalam Umar (2004:78), yaitu: n= N

1+(N(e)2)

Dimana: n= Jumlah Sampel N= Jumlah Populasi

e = Tarif Kesalahan (standar error 5%) Maka jumlah sampel adalah:

n = 130 = 98.11 1+(130(0.05)2)


(43)

Sampel yang diambil dibulatkan menjadi 98 sehingga jumlah sampel atau responden adalah 98 orang. Responden disusun dengan menggunakan sampel secara insidental yang merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2008:122). Sampel yang diambil dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut ini:

Tabel 3.3

Data Karyawan Manajerial dan Operasional PTPN IV Unit Kebun Mayang

(dalam satuan orang)

Bagian Populasi Sampel Jumlah

SDM/UMUM 12 12/130 x 98= 9,04 9

TEKNIK 76 76/130 x 98= 57,5 58

TANAMAN 19 19/130 x 98= 14,3 14

SENTRAL KANTOR 23 23/130 x 98= 17,3 17

Jumlah 98

Sumber: PTPN IV Unit Kebun Mayang (2010) data diolah

3.7. Jenis Data 1). Data Primer

Data yang diperoleh secara langsung melalui survei lapangan dengan menyebarkan kuesioner.

2). Data Sekunder

Data yang diperoleh melalui media perantara, yaitu media cetak mengenai sejarah organisasi/ perusahaan, buku, jurnal, literature.


(44)

3.8. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah: a. Wawancara

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data-data atau keterangan dengan mengadakan tanya jawab kepada pihak yang mempunyai wewenang untuk memberikan data-data yang berkaitan dengan penelitian.

b. Penyebaran Kuesioner

Teknik ini dilakukan dengan memberikan satu set pertanyaan kepada responden penelitian yang tersusun secara sistematis berisikan pertanyaan tentang struktur organisasi dan efektivitas kerja pada PTPN IV (Persero) Unit Kebun Mayang.

c. Studi Dokumentasi

Teknik ini dilakukan dengan cara meninjau, membaca, atau mempelajari dokumen–dokumen yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti 3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas

Pada penelitian ini data kuesioner diuji dalam beberapa tahap antara lain: 1) Uji Validitas

Uji ini dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah didapat setelah penelitian merupakan data yang valid atau tidak dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Pengujian validitas dilakukan diluar dari jumlah sampel, dalam hal ini diambil sebanyak 30 karyawan diluar sampel pada PTPN IV Unit Kebun Mayang dengan menggunakan software SPSS versi 14.0. for windows dengan kriteria sebagai berikut:


(45)

a. Jika rhitung > rtabel, maka pertanyaan dinyatakan valid b. Jika rhitung < rtabel, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid 2) Uji Reliabilitas

Uji ini digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan (kuesioner) menunjukkan konsistensi didalam mengukur gejala yang sama. Untuk melakukan uji ini, peneliti menggunakan bantuan software SPSS versi 16.0. for windows dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika ralpha > rtabel maka pertanyaan reliabel b. Jika ralpha< rtabel maka pertanyaan tidak reliabel

3.10. Metode Analisis Data

Metode analisis digunakan untuk menganalisis data yang dikumpulkan, dengan:

3.10.1. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif dilakukan untuk menganalisis data dengan cara menentukan, mengumpulkan, mengklasifikasikan keadaan mengenai PTPN IV Unit Kebun Mayang sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang diteliti dan menjelaskan hasil yang diteliti.

3.10.2.Metode Analisis Kuantitatif

Metode analisis kuantitatif merupakan metode yang digunakan untuk menyajikan data dalam bentuk angka. Pada metode ini peneliti menggunakan metode analisis regresi sederhana. Analisis data menggunakan bantuan program software SPSS versi 16.0. for windows dengan rumus:


(46)

Keterangan:

Y = Efektivitas Kerja a = Konstanta

b = Koefisien Regresi X = Struktur Organisasi 3.10.3.Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan Uji t yaitu dilakukan untuk melihat secara parsial bagaimana pengaruh struktur organisasi sebagai variabel bebas (X) terhadap efektivitas kerja sebagai variabel terikat (Y).

Kriteria pengujian sebagai berikut:

Ho : b = 0, artinya variabel bebas (X) secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Ho: b ≠ 0, artinya variabel bebas (X) secara parsial ada pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Kriteria pengambilan keputusan: Ho diterima jika thitung < ttabel pada α = 5% Ho ditolak jika thitung > ttabelpada α = 5% 3.10.4.Koefisien Determinan (R2)

Koefisien Determinan (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model untuk menjelaskan variabel terikat. Nilai koefisien determinasi diantara nol dan satu (0<R2<1). Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam


(47)

menjelaskan variabel yang diteliti amat terbatas, sebaliknya semakin mendekati angka 1 (satu) maka model semakin baik


(48)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan

Kebun mayang adalah salah satu unit usaha di PTP.Nusantara IV (Persero) yang berkantor pusat di Medan, Propinsi Sumatera Utara yang bergerak di bidang usaha perkebunan dan pengolahan kelapa sawit yang menghansilkan minyak sawit dan inti.

Pada mulanya Kebun Mayang dikuasai oleh bangsa Jerman hinga tahun 1925, kemudian diambil alih oleh bangsa Belanda sampai tahun 1958 dan pada akhirnya dinasionalisasikan oleh Pemerintah Indonesia dengan status Perusahaan Negara dan mengalami beberapa kali perubahan nama diantaranya:

a. Tahun 1958 s/d 1959 menjadi PPN Sumut IX yang berpusat di Marihat. b. Tahun 1961 s/d 1964 menjadi PPN Sumut VI yang berpusat di Pabatu c. Tahun 1964 s/d 1968 menajdi PPN Aneka Tanaman IV yang berpusat di

Medan

d. Tahun 1968 s/d 13 januari 1985 menjadi PNP VII yang berpusat di Bah Jambi

e. Tahun 1972 s/d 1980 Kebun mayang sempat digabung dengan kebun Bukit lima dengan nama Kebun Mayang Ex Lima (MABEX) dan pada tanggal 1 januari 1981 dipisah kembali


(49)

f. Tanggal 14 ajnuari 1985 s/d 10 maret 1996 menjadi PTP VII yang berpusat di Bah Jambi

g. Tanggal 11 maret 1996 penggabungan PTP VI,VII dan VIII menjadi PTP Nusantara IV yang berkantor pusat di Bah Jambi, kemudian pada tahun 2003 kantor Pusat PTP. Nusantara IV (Persero) dipindahkan ke Medan. 4.1.2 Letak Geografis

Kebun Mayang terletak di desa Mayang, Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun Propinsi Sumatera Utara. Kebun Myang berbatasan dengan:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kebun Gunung Bayu b. Sebelah Selatan berbatsan dengan Kebun Bukit Lima c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kebun PT. Murida d. Sebelah Barat berbatasan dengan Nagori Raja Maligas

Jarak Unit Kebun Mayang dari Medan 186Km, ke perdagangan 15Km dan dari bah Jambi 45Km.

4.1.3 Topografi

Luas HGU Unit kebun Mayang 4349,17 Ha dengan luas areal tanaman kelapa sawit 4308 Ha, terdiri dari tanah rata 67% (2891 Ha) dan jurang 33% ( 1417 Ha). Jenis tanah di Unit Kebun mayang adalah tanah latusol dan Putsolik dengan ketinggian 90 m diatas permukaan laut.


(50)

Saat ini Unit Kebun Mayang mempunyai 5 Afdeling, terdiri dari afdeling I s/d V dan bagian Emplasmen Tehnik, Pengolahan dan Sentral Kantor yang kesemuaannya berada di Kecamatan Bosar Maligas, wilayah Unit Kebun Mayang terdiri dari beberapa desa, antara lain:

a. Emplasmen dan Afdeling II masuk ke dalam wilayah desa Mayang b. Afdeling I masuk ke dalam wilayah Desa Boluk

c. Afdeling III masuk ke dalam wilayah desa Sidomulyo d. Afdeling IV maasuk ke dalam wilayah Desa Marihat Butar e. Afdeling V masuk ke dalam wilayah Desa Paebutaran 4.1.4 Jenis Usia Tanaman Dan Luas Areal

Unit Kebun Mayang memiliki jenis usia tnaman yang berbeda-beda di tiap areal perkebunan. Hal ini dikarenakan penanaman tanaman dalam waktu yang berbeda-beda. Adapun pembagian usia tanaman dan luas wilayahnya adalah sebagai berikut:

a. Tanaman tua usia > 25 tahun 217 Ha b. Tanaman tua usia 21-24 tahun 994 Ha c. Tanaman dewasa usia 14-20 tahun 513 Ha d. Tanaman remaja usia 9-13 tahun 3 Ha e. Tanaman muda usia 4-8 tahun 1432Ha f. Tanaman belum menghasilkan 555 Ha

g. Tanaman ulang murni 391 Ha


(51)

4.1.5 Luas areal per Afdeling

Afdeling berfungsi sebagai areal perumahan bagi karayawan-karyawan yang betugas untuk mengurus dan memelihara tanaman-tenaman perkebunan ini. Luas tiap afdeling berbeda-beda ,hal ini sikarenakan luas areal tanaman yang berbeda-beda juga. Adapun luas tiap afdeling adalah:

a. Afdeling I 831 Ha

b. Afdeling II 924 Ha

c. Afdeling III 999 Ha

d. Afdeling IV 724 Ha

e. Afdeling V 1048Ha

4.1.6 Visi dan Misi Perusahaan Visi :

PT. Perkebunan Nusantara IV ( Persero ) “Menjadi Pusat keunggulan pengelolaan perusahaan agroindustri kelapa sawit dengan tata kelola perusahaan yang baik serta berwawasan lingkungan”.

Misi :

1. Menjamin keberlanjutan usaha yang kompetitif .

2. Meningkatkan daya saing produk secara berkesinambungan dengan sistem, cara dan lingkungan kerja yang mendorong munculnya kreativitas dan inovasi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.


(52)

4. Mengelola usaha secara profesional untuk meningkatkan nilai perusahaan yang mempedomani etika bisnis dan tata kelola perusahaan yang baik (GCG).

5. Meningkatkan tanggung jawab sosial dan lingkungan .

6. Melaksanakan dan menunjang kebijakan serta program pemerintah pusat/daerah.

Untuk mencapai sasaran yang jelas dalam koridor visi dan misi tersebut, diperlukan suatu corporate plan atau perencanaan strategis jangka panjang yang akan menjadi acuan/ pedoman manajemen dalam menjalankan keputusan strategis.

Penyusunan rencana jangka panjang adalah bagian dari upaya yang

konsisiten dalam pelaksanaan dan pencapaian good corporate governance (GCG).

4.1.7 Maksud dan Tujuan Perusahaan

Maksud dan tujuan Perusahaan menurut anggaran Dasar perusahaan, antara lain :

a. Turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya di sub sektor pertanian dalam arti seluas-luasnya dengan tujuan memupuk keuntungan berdasarkan prinsip-prinsip perusahaan yang sehat. b. Melaksanakan kegiatan usaha antara lain :


(53)

1. Mengusahakan budidaya tanaman, meliputi pembukaan dan pengolahan lahan, pembibitan, penanaman dan pemeliharaan serta melakukan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan budidaya tanaman tersebut.

2. Produksi, meliputi pemungutan hasil tanaman, pengolahan hasil tanaman sendiri maupun pihak lain menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.

3. Perdagangan, meliputi penyelengaraan kegiatan pemasaran berbagai macam hasil produksi serta melakukan kegiatan perdagangan barang lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha perusahaan.

4. Pengembangan usaha di bisang perkebunan, agro usaha dan agro bisnis.

c. Mendirikan/menjalankan perusahaan dan usaha lainnya yang mempunyai hubungan dengan usaha bidang pertanian, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan badan-badan lainnya, sepanjang hal itu tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4.1.8 Budaya Perusahaan

Memberi, membimbing dan mendorong perilaku seluruh karyawan perusahaan agar dalam melaksanakan tugas selalu:

a. Berpikir positif untuk dapat menangkap setiap peluang. b. Proaktif dalam mengahsilkan inovasi dan prestasi. c. Kerjasama tim untuk membangun kekuatan.


(54)

d. Menempatkan kepentingan perusahaan sebagai pertimbangan utama bagi setiap keputusan yang diambil oleh setiap jajaran perusahaan.

e. Menempatkan peningkatan kesejahteraan karyawan sebagia bagian yang tidak terpisahkan dari pencapaian sasaran perusahaan.

4.1.9 Corporate Value

Corporate value adalah nilai – nilai yang dianut oleh suatu perusahaan yang mengakar dan menjadi patokan yang dipegang oleh seluruh pekerja untuk menjalankan aktivitasnya serta internalisasi diri. PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero ) memiliki Corporate value yang terdiri dari 5 (lima) nilai, yaitu :

1. P : Profitability (mengutamakan profit)

2. R : Responsibility (bertanggung jawab terhadap stakeholder)

3. I : Integrity (integritas)

4. M : Market ahead (selalu terdepan)

5. A : Accountability (terpercaya) 4.1.10 Strategi Oprasional

1. Meningkatkan nilai perusahaan dengan perluasan areal dan pengembangan industri hilir.

2. Menerapkan SOP (Standard Operations Procedure) pemeliharaan, panen, pengolahan, dan perawatanpabriksecarakonsisten.

3. Mengadakan peremajaan / replanting tanam secara teratur setiap tahun. 4. Mengurangi/meniadakan kerugian dari usaha perkebunan teh.


(55)

6. Meningkatkan produktifitas dan efisiensi melalui penerapan praktek-praktek bisnis terbaik mencakup baku teknis, manajemen dan sistem kerja. 7. Meningkatkan kemampulabaan dengan efisiensi di segala bidang.

8. Membangun dan mengembangkan sistem penilaian kinerja, sistem penghargaan, pengembangan karir dan renumerasi yang objektif, rasional, adil, serta mendorong motivasi.

9. Meningkatkan kesadaran biaya (cost consciousness) semua personil perusahaan.

10.Melaksanakan proses bisnis dengan berdasar pada prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).

11.Mengembangkan inovasi penciptaan jenis produk-produk baru untuk lebih diterima pasar.

12.Membangun Sistem Informasi Manajemen yang integratif dan berbasis komputer.

4.1.11 Struktur Organisasi Perusahaan

PTPN IV (Persero) Unit Kebun Mayang dalam melaksanakan kegiatannya memilki struktur organisasi yang merupakan pencerminan dalam pelaksanaan tugas-tugas di perusahaan. Hal ini penting dalam pembagian tugas dan kegiatan sehari-hari. Dengan adanya pembagian tugas dan tanggung jawab yang baik maka setiap pegawai dapat mengetahui dengan mudah fungsi dan tanggung jawabnya sehingga setiap penyimpangan dapat diatasi serta memudahkan dalam pengawasan.


(56)

Struktur organisasi yang digunakan pada PTPN IV (Persero) Unit Kebun Mayang adalah struktur organisasi berdasarkan fungsi. Struktur organisasi berdasarkan fungsi (fungsional) adalah struktur organisasi yang didasarkan pada keterampilan dan keahlian sumber daya manusia. Di dalam perusahaan ini, setiap bagian disusun atas dasar kegiatan tiap-tiap fungsi sesuai dengan kepentingan perusahaan, tiap-tiap fungsi dan kegiatan seolah-olah terpisah berdasarkan bidang keahliannya padahal tiap-tiap fungsi atau kegiatan tidak dapat berdiri sendiri karena fungsi yang satu dengan lainnya saling memiliki ketergantungan. Berikut ini Gambar adalah bagan struktur organisasi pada PTPN IV (Persero) Unit Kebun Mayang.

MANAJER UNIT

KD. TANAMAN KD Tata Usaha Ass. SDM & Umum

Ass. Tanaman AFD I

Ass. Tanaman AFD II

Ass. Tanaman AFD III

Ass. Tanaman AFD IV

KDT/KDP

Ass.Tehnik Umum

Assisten Pengolahan I

Ass. Pengolahan II

Krani I

Administrasi -Koordinator Adm

-RKAP/RKO-DPU - Jamsostek - Kerohanian


(57)

Sumber: PTPN IV (persero) Unit Kebun Mayang (2011)

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PTPN IV (persero) Unit Kebun Mayang

4.1.12 Deskripsi Pekerjaan

Tugas-tugas dari setiap bagian pada struktur organisasi PTPN IV (Persero) Unit Kebun Mayang dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Manajer Unit Tugasnya adalah :

a. Bertanggung jawab atas jalannya perusahaan.

b. Mengkoordinir semua bagian kerja yang diwakilinya sehingga dapat menjalankan tugasnya masing-masing.

c. Mengambil keputusan dan tindakan yang cepat dan tepat atas suatu permasalahan.

2. Kepala Dinas Tanaman

Ass. Tanaman AFD V


(58)

Kepala Dinas Tanaman membawahi Assisten Afdeling I s/d V, Hama dan Sentral Emplasmen dengan tugas pokok antara lain:

a. Pemanenan buah tanaman perkebunan b. Pemupukan tanaman perkebunan c. Pemeliharaan tanaman perkebunan

d. Proteksi tanaman terhadap hama dan pengrusakan e. Peremajaan dan penanaman ulang

f. Pemetaan lahan perkebunan

3. Kepala Dinas Tehnik/ Kepala Dinas Pengolahan

Kepala Dinas Tehnik dan Kepala Dinas Pengolahan membawahi assisten tehnik pabrik dan assisten tehnik sipil dengan tugas antara lain:

a. Perawatan dan pemeliharaan pabrik b. Instalasi pabrik

c. Perawatan perumahan d. Perawatan kenderaan

e. Pengelolaan Tandan Buah Segar

f. Pengendalian mutu produksi minyak dan inti g. Pengelolaan lingkungan hidup

4. Kepala Dinas Tata Usaha

Kepala Dinas Tata usaha membawahi assisten Tata usaha dengan tugas: a. RKAP

b. Pengendalian Anggaran c. Penyusunan laporan Keuangan


(59)

d. Pajak dan asuransi

e. Pelaporan dan Pengaduan f. Verifikasi

g. Pangadaan barang h. Pergudangan

5. Assisten SDM dan Umum

Pada bagian SDM dan Umum bergerak dalam bidang: a. Personalia

b. Pengembangan SDM

c. Pengaturan Hubungan Industrial d. Kesehatan dan K3

e. Rumah Tangga

f. Pengelolaan sarana transportasi g. Kesejahteraan sosial

h. Hukum i. Pertahanan j. Perijinan k. Keamanan

l. Pembinaan Usaha Kecil dan Koprasi m. Bina lingkungan

4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas

Kualitas hasil penelitian yang baik sudah semestinya diperoleh jika rangkaian penelitian dilakukan dengan baik. Perencanaan yang matang, dengan


(60)

alat penelitian seperti daftar pertanyaan yang digunakan harus dalam kondisi baik. Valid artinya data-data yang diperoleh dengan penggunaan instrumen penelitian dapat menjawab tujuan penelitian. Reliabel artinya data yang diperoleh konsisten atau stabil. Agar data yang diperoleh valid dan reliabel maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS 16.0 for windows.

4.2.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 15.0 dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika rhitu ng > rtabel, maka butir pertanyaan tersebut valid. b. Jika rhitu ng < rtabel, maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.

Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 orang responden diluar dari responden penelitian. Nilai rta bel dengan ketentuan N (jumlah sampel) = 30 dan tingkat signifikasi sebesar 5%, angka yang diperoleh = 0,361.

Tabel 4.1 Uji Validitas Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

VAR00001 72.2667 89.168 .596 .959

VAR00002 72.4333 81.426 .941 .954

VAR00003 72.4333 81.978 .899 .955

VAR00004 72.4667 84.740 .832 .956

VAR00005 72.2000 85.338 .768 .957


(61)

VAR00007 72.2667 90.547 .455 .961

VAR00008 72.4333 81.426 .941 .954

VAR00009 72.4333 83.771 .878 .956

VAR00010 72.8667 87.499 .506 .961

VAR00011 72.4333 81.426 .941 .954

VAR00012 72.4333 83.771 .878 .956

VAR00013 72.2667 90.754 .434 .961

VAR00014 72.5333 90.533 .391 .962

VAR00015 72.3333 84.506 .796 .957

VAR00016 72.4667 84.326 .867 .956

VAR00017 72.2000 91.752 .423 .961

VAR00018 72.3667 85.689 .870 .956

VAR00019 72.2333 83.426 .821 .956

Sumber: Pengelolahan Kuesioner Penelitian (2011)

Corrected item total correlation menunjukkan korelasi antara skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Untuk mengetahui validitas pada setiap pertanyaan, maka nilai pada corrected item total correlation yang merupakan nilai rhitung dibandingkan dengan rtabel. Adapun pada α = 0,05 dengan jumlah sampel 30, sehinggan r (0,05:30), diperoleh rtabel adalah 0,361.

Pada Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa seluruh butir pertanyaan adalah valid karena rhitung lebih besar daripada rtabel. Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap pengujian reliabilitas.

4.2.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu sudah baik. Reliabilitas menunjukkan tingkat kestabilan,


(62)

konsistensi, dan atau kehandalan instrumen untuk menggambarkan gejala seperti apa adanya.

Menurut Ghozali dan Kuncoro (Ginting dan Situmorang, 2008:179) butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

a. Menurut Ghozali nilai Cronbach’s Alpha > 0.60 b. Menurut Kuncoro nilai Cronbach’s Alpha > 0.80

Tabel 4.2 Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

.960 19

Sumber: Pengelolahan Kuesioner Penelitian (2011)

Pada 19 pertanyaan dengan tingkat signifikansi 5% diketahui bahwa koefisien alpha adalah sebesar 0.960. Ini berarti 0.960 > 0.6 dan 0.960 > 0.8 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dapat dijadikan sebagai instrumen penelitian ini.

4.3 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas melalui pengumpulan, penyusunan, dan penganalisisan data, sehingga dapat diketahui gambaran umum dari objek yang diteliti. Data utama dalam penelitian ini adalah informasi dari responden melalui kuesioner yang berisikan tentang karakteristik responden dan


(63)

pernyataan-pernyataan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam menganalisis masalah penelitian yang telah dirumuskan.

4.3.1 Analisis Deskriptif Responden

Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah karyawan operasional dan manajerial pada PTPN IV (persero) unit Kebun Mayang dengan jumlah keseluruhan sampel 98 responden.


(64)

Tabel 4.3

Karakteristik Responden

No. Karakteristik Responden Jumlah Persentase (%)

1 Jenis Kelamin Laki-laki 77 78.57

Perempuan 21 21.34

Jumlah 98 100,00

2 Usia 25-30 tahun 26 26,53

31-41 tahun 31 31,6

>41 tahun 41 41,87

Jumlah 98 100,00

3 Pendidikan SMU 48 48,9

Diploma 34 34,6

Sarjana 16 16,5

Jumlah 98 100,00

4 Divisi SDM/Umum 9 9,2

Tehnik 58 59,2

Tanaman 14 14,3

Sentral Kantor 17 17,3

Jumlah 98 100,00

5 Masa Kerja 1-5 tahun 2 2,04

6-15 tahun 21 21,42

>16 tahun 75 76,54

Jumlah 98 100,00

Sumber: Pengelolahan Kuesioner Penelitian (2011)

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian sebesar 78,57% berjenis kelamin laki-laki dan sisanya sebesar 21,34% adalah perempuan. Usia responden dalam penelitian ini paling besar berada pada kelompok usia lebih dari 41 tahun sebesar 41,87%, untuk kelompok usia 31-41 tahun sebesar 31,6% sedangkan sisanya sebesar 26,53% adalah kelompok usia 25-30 tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas jumlah karyawan PTPN IV Unit Kebun Mayang adalah tenaga kerja yang masih berproduktif untuk bekerja. Pada penelitian ini, pendidikan responden paling besar adalah berpendidikan


(65)

SMU sederajat dengan persentase sebesar 48,9%, dan untuk pendidikan Diploma sebesar 34,6% sedangkan sisanya sebesar 16,5% adalah berpendidikan Sarjana.

Responden pada penelitian ini diambil secara insidental yang mana untuk divisi SDM (Sumber Daya Manusia)/Umum sebesar 9,2%, divisi Tehnik sebesar 59,2%, divisi Tanaman sebesar 14,3%, dan divisi Sentral kantor sebesar 17,3%. Lama bekerja para responden dalam penelitian ini paling besar berada di kisaran lebih dari 16 tahun sebesar 76,54% yang berada di kisaran 1-5 tahun sebesar 2,04% sedangkan sisanya yang berada di kisaran 6-15 tahun sebesar 21,42%. Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas jumlah karyawan yang bekerja di PTPN IV Unit Kebun Mayang merupakan karyawan yang sudah lama bergabung/bekerja di PTPN IV Unit Kebun Mayang.

4.3.2 Analisis Deskriptif Variabel

Kuesioner yang dilakukan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert untuk pengaruh struktur organisasi terhadap efektivitas kerja karyawan pada PTPN IV (persero) unit Kebun Mayang.


(66)

Tabel 4.4

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Struktur Organisasi

Item Pertanyaan

Frekuensi Pendapat Responden (%)

Total (%) Skor : 5

SS

Skor : 4 S

Skor : 3 KS

Skor : 2 TS

Skor : 1 STS

n % n % N % n % n % n %

1 21 21,4 73 74,5 4 4,1 - - - - 98 100

2 17 17,3 69 70,4 8 8,2 1 1 3 3,1 98 100 3 18 18,4 63 64,3 11 11,2 5 5,1 1 1 98 100 4 16 16,3 67 68,4 11 11,2 3 3,1 1 1 98 100 5 23 23,5 60 61,2 14 14,3 - - 1 1 98 100

6 16 16,3 51 52 31 31,6 - - - - 98 100

7 24 24,5 68 69,4 6 6,1 - - - - 98 100

8 17 17,3 69 70,4 8 8,2 1 1 3 3,1 98 100 9 15 15,3 69 70,4 10 10,2 3 3,1 1 1 98 100 10 4 4,1 62 63.3 20 20.4 10 10,2 2 2 98 100

Rata-rata 17,4 66,4 12,6 2,3 1,2 100

Sumber: Pengelolahan Kuesioner Penelitian (2011) Berdasarkan tabel 4.4 dapat disimpulkan:

1. Pernyataan “uraian pekerjaan (job description) Bapak/Ibu pada perusahaan sudah sesuai dengan struktur organisasi di perusahaan ini”, menunjukkan 4


(67)

orang responden (4,1%) menyatakan kurang setuju, 73 responden (74,5%) menyatakan setuju, dan 21 responden (21,4%) menyatakan sangat setuju. 2. Pernyataan “jabatan Bapak/Ibu saat ini sesuai dengan pendidikan Bapak/Ibu”,

menunjukkan 3 orang responden (3,1%) menyatakan sangat tidak setuju, 1 orang responden (1%) menyatakan kurang setuju, 8 orang responden (8,2%) menyatakan kurang setuju, 69 orang responden (70,4%) menyatakan setuju, dan 17 orang responden (17,3%) menyatakan sangat setuju.

3. Pernyataan “bidang-bidang yang ada dalam struktur organisasi di instansi ini sudah sesuai dengan kondisi perusahaan saat ini”, menunjukkan 1 orang responden (1,0%) menyatakan sangat tidak setuju,5 orang responden (5,1%) menyatkan tidak setuju, 11 orang responden (11,2%) menyatakan kurang setuju, 63 orang responden (64,3%) menyatakan setuju, dan 18 orang responden (18,4%) menyatakan sangat setuju.

4. Pernyataan “pekerjaan Bapak/Ibu memiliki hubungan yang erat (terkait) dengan bagian lain”, menunjukkan 1 orang responden (1%) menyatakan sangat tidak setuju, 3 orang responden (3,1%) menyatakan tidak setuju, 11 orang responden (11,2%) menyatakan kurang setuju, 67 orang responden (68,4%) menyatakan setuju, dan 16 orang responden (16,3%) menyatakan sangat setuju.

5. Pernyataan “hubungan pimpinan pada perusahaan dengan pegawai berjalan dengan baik”, menunjukkan 1 orang responden (1,0%) menyatakan sangat tidak setuju, 14 orang responden (14,3%) menyatakan kurang setuju, 60 orang


(68)

responden (61,2%) menyatakan setuju, dan 23 orang responden (23,5%) menyatakan sangat setuju.

6. Pernyataan “Bapak/Ibu selalu mengerjakan tugas yang telah diembankan atasan kepada Bapak/Ibu”, menunjukkan 31 orang responden (31,6%) menyatakan kurang setuju, 51 orang responden (50,0%) menyatakan setuju, dan 16 orang responden (16,3%) menyatakan sangat setuju.

7. Pernyataan “struktur organisasi yang diterapkan telah mempekerjakan pegawai secara efektif dan efisien”, menunjukkan 6 orang responden (6,1%) menyatakan kurang setuju, 68 orang responden (69,4%) menyatakan setuju, 24 orang responden (24,5%) menyatakan sangat setuju,

8. Pernyataan “Bapak/Ibu menerima bimbingan langsung dari atasan atas pekerjaan yang sedang dilaksanakan”, menunjukkan 3 orang responden (3,1) menyatakan sangat tidak setuju,1 orang responden (1%) menyatakan tidak setuju, 8 orang responden (8,2%) menyatakan kurang setuju, 69 orang responden (70,4%) menyatakan setuju, dan 17 orang responden (17,3%) menyatakan sangat setuju.

9. Pernyataan “pada tiap divisi di perusahaan ini, pimpinan wajar memimpin lima (5) sampai dengan sepuluh (10) pegawai”, menunjukkan 1 orang responden (1,0%) menyatakan sangat tidak setuju, 3 orang responden (3,1%) menyatakan tidak setuju, 10 orang responden (10,2%) menyatakan kurang setuju, 69 orang responden (70,4%) menyatakan setuju, dan 15 orang responden (15,3%) menyatakan sangat setuju.


(69)

10.Pernyataan “Bapak/Ibu pernah melakukan beberapa tugas/perintah atasan dari bagian lain”, menunjukkan 2 orang responden (2,0%) menyatakan sangat tidak setuju, 10 orang responden (10,2%) menyatakan tidak setuju, 20 orang responden (20,4%) menyatakan kurang setuju, dan 63 orang responden (62,3%) menyatakan setuju, 4 orang responden (4,1%) menyatakan sangat setuju.


(1)

38 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4

39 4 4 4 5 5 3 3 4 4 4 4 4 3 3 5 4 4 4 5

40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

41 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

42 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4

43 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

45 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

46 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

47 4 4 5 4 5 5 3 4 4 4 4 4 3 3 5 4 4 4 5

48 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4

49 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 3 4 5 4 4 4

50 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

53 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

54 4 4 2 3 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4

55 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

56 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5

57 5 4 4 4 3 5 5 4 4 4 4 4 5 5 3 4 4 4 3

58 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4

59 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3

60 4 3 3 3 3 3 5 3 3 1 3 3 3 3 3 3 4 3 3

61 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4

62 5 4 4 3 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4

63 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4

64 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4

65 4 3 3 3 3 4 4 3 3 1 3 3 4 4 3 3 3 3 3

66 5 5 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4

67 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

68 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

69 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 4 4 3 4 4

70 4 5 5 4 5 3 4 5 3 4 5 3 4 4 4 3 4 5 4

71 4 5 5 5 5 4 5 5 5 3 5 5 5 5 4 5 5 4 5

72 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4

73 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4

74 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

75 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4

76 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4

77 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4


(2)

79 4 4 2 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4

80 4 4 4 4 4 4 5 4 4 2 4 4 5 5 4 4 4 4 4

81 5 5 5 5 5 3 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5

82 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

83 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 4 4

84 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4

85 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5

86 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5

87 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

88 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

89 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

90 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

91 4 5 2 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5

92 4 1 3 2 1 4 4 1 1 2 2 1 4 4 1 1 4 4 1

93 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3

94 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

95 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 2 3 4 5 2 3

96 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3

97 5 5 2 5 4 3 3 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4


(3)

Validitas dan Reliabilitas

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 72.2667 89.168 .596 .959

VAR00002 72.4333 81.426 .941 .954

VAR00003 72.4333 81.978 .899 .955

VAR00004 72.4667 84.740 .832 .956

VAR00005 72.2000 85.338 .768 .957

VAR00006 72.7333 88.823 .503 .961

VAR00007 72.2667 90.547 .455 .961

VAR00008 72.4333 81.426 .941 .954

VAR00009 72.4333 83.771 .878 .956

VAR00010 72.8667 87.499 .506 .961

VAR00011 72.4333 81.426 .941 .954

VAR00012 72.4333 83.771 .878 .956

VAR00013 72.2667 90.754 .434 .961

VAR00014 72.5333 90.533 .391 .962

VAR00015 72.3333 84.506 .796 .957

VAR00016 72.4667 84.326 .867 .956

VAR00017 72.2000 91.752 .423 .961

VAR00018 72.3667 85.689 .870 .956

VAR00019 72.2333 83.426 .821 .956

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items


(4)

Regresi

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered

Variables

Removed Method 1 Struktur_Organisasia . Enter a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Efektifitas_Kerja

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 18.595 3.220 5.774 .000

Struktur_Organisasi .470 .083 .500 5.661 .000 a. Dependent Variable: Efektifitas_Kerja

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 213.650 1 213.650 32.050 .000a

Residual 639.952 96 6.666

Total 853.602 97

a. Predictors: (Constant), Struktur_Organisasi b. Dependent Variable: Efektifitas_Kerja

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .500a .250 .242 2.58189


(5)

(6)

Tabel 4.6

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize d Residual

N 98

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 2.56854843 Most Extreme

Differences

Absolute .148

Positive .083

Negative -.148

Kolmogorov-Smirnov Z 1.461

Asymp. Sig. (2-tailed) .028

a. Test distribution is Normal. Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2011)