Pengaruh Pengaruh Pengetahuan Tentang Komunikasi Bahaya Terhadap Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Penderes Di PT Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kab. Simalungun Tahun 2012

kecelakaan kerja yang kemudian baru akan mengikuti terjadinya perubahan tindakan Wawan dan Dewi, 2011. Hasil wawancara dan observasi pada penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian responden tidak menggunakan kacamata hingga proses kerja selesai. Menurut penderes, mereka merasa tidak nyaman saat menggunakan kacamata dan belum merasakan manfaat dari penggunaan APD. Sesudah menerima intervensi berupa ceramah, hasil wawancara dan observasi dari penderes mengalami peningkatan dalam hal menggunakan kacamata hingga proses kerja selesai. Beberapa penderes yang tidak mengalami perubahan pencegahan kecelakaan kerja sebelum maupun sesudah intervensi menimbulkan asumsi bahwa penderes belum sepenuhnya memahami tujuan dari pertanyaan tindakan melapor setelah terjadi kecelakaan kerja, sehingga tidak mempengaruhi perubahan tindakan penderes.

5.4. Pengaruh

Pengetahuan tentang Komunikasi Bahaya terhadap Pencegahan Kecelakaan Kerja pada Penderes Hasil penelitian menunjukkan terjadi perbedaan pengetahuan dan pencegahan kecelakaan kerja pada penderes. Pengetahuan penderes berbeda sebelum dan sesudah intervensi. Terdapat 10 orang dengan hasil pengetahuan setelah intervensi lebih rendah daripada sebelum intervensi, 23 orang dengan hasil pengetahuan lebih tinggi daripada sebelum intervensi, 1 orang dengan hasil pengetahuan yang tetap. Dari hasil uji Wilcoxon diperoleh nilai significancy 0,015 p0,05, maka diperoleh kesimpulan ada perbedaan yang bermakna dari pengetahuan penderes tentang komunikasi bahaya antara sebelum dan sesudah intervensi. Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian menunjukkan terjadi perbedaan pencegahan kecelakaan kerja oleh penderes mengalami perbedaan sebelum dan sesudah intervensi. Terdapat 1 orang dengan hasil pencegahan setelah intervensi lebih rendah daripada sebelum intervensi, 25 orang dengan hasil pencegahan setelah intervensi lebih tinggi daripada sebelum intervensi dan 8 orang tetap. Dari hasil uji Wilcoxon diperoleh nilai significancy 0,000 p0,05, maka diperoleh kesimpulan ada perbedaan pencegahan kecelakaan kerja sebelum dan sesudah intervensi. Berdasarkan uji statistik tersebut di atas dapat diketahui ada perbedaan yang signifikan pengetahuan tentang komunikasi bahaya dan pencegahan kecelakaan kerja baik sebelum maupun sesudah intervensi. Dengan demikian dapat diketahui juga bahwa ada pengaruh pengetahuan tentang komunikasi bahaya terhadap pencegahan kecelakaan kerja pada penderes di PT BSRE. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoadmojo 2003 bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Dalam hal ini dapat dilihat pengaruh pengetahuan terhadap tindakan pencegahan sebagai sebuah tahapan dari tahu, memahami dan aplikasi. Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi di sini dimaksud yaitu aplikasi dari informasi tentang komunikasi bahaya diwujudkan dalam tindakan pencegahan kecelakaan kerja seperti menggunakan APD, bekerja sesuai prosedur, membaca Universitas Sumatera Utara sumber-sumber informasi tentang komunikasi bahaya seperti notice board dan Buku Saku Pedoman K3, memahami telah pernah mengikuti pelatihan K3, turut ambil bagian dalam kegiatan safety talk.

5.5. Keterbatasan Penelitian