Komunikasi dan Keselamatan Komunikasi Bahaya

b. Peran mereka dan tanggung jawab dan pentingnya pencapaian sesuai dengan kebijakan K3 dan prosedur dan pemenuhan SMK3, termasuk di dalamnya keadaan tanggap darurat dan pelaksanaan respon. c. Konsekuensi jika prosedur tidak dipenuhi. Prosedur pelatihan akan diperhitungkan pada tingkat berbeda dari : a. Tanggung jawab, kemampuan, kemampuan berbahasa dan menulis; dan b. Resiko OHSAS 18001:2007, Occupational Health and Safety Assessment Series. 2007.

2.2.6. Komunikasi dan Keselamatan

Keampuhan suatu sistem sampai tingkat tertentu tergantung kepada kualitas komunikasi yang terjadi di antara aneka unsur. Dalam industri, bentuk komunikasi di dalam suatu sistem biasanya dirumuskan dalam ketentuan-ketentuan resmi, seperti isyarat-isyarat atau penggunaan bentuk standar untuk pengiriman keterangan dan lain-lain. Namun, kadang-kadang komunikasi dengan saluran tak resmi lebih berpengaruh. Jika komunikasi resmi dan tak resmi bertentangan, biasanya justru sering yang tidak resmilah yang diikuti oleh tenaga kerja. Di antara kawan sekerja, sering pula dipakai isyarat-isyarat komunikasi tersendiri. Cara-cara komunikasi tersebut kadang-kadang lebih efektif daripada yang resmi. Namun ada bahayanya, yaitu bila seorang tenaga kerja yang belum berpadu dengan kelompok tersebut ikut bekerja. Hal ini dapat mendatangkan kecelakaan. Universitas Sumatera Utara Maka dari itu, sistem komunikasi resmi harus cukup jelas, komprehensif dan tidak berarti jamak serta tidak rumit, agar tidak diganti oleh isyarat-isyarat tak resmi. Penggantian tersebut terutama harus mendapat perhatian pada : a. Adanya komunikasi di antara kelompok-kelompok yang tak sama seperti bagian administrasi dan bagian produksi. b. Terdapatnya tenaga baru yang belum memahami isyarat-isyarat tak resmi. Dua segi lainnya tentang komunikasi adalah singkatan informasi yang terlalu terperinci. Tenaga kerja mungkin menggunakan bentuk-bentuk singkatan untuk komunikasi, sehingga memperbaiki kecepatan kerja. Namun dengan begitu, keampuhan sistem menurun. Begitu pula, tingkat keselamatannya. Sebaliknya, tenaga kerja yang bekerja dengan tanda-tanda petunjuk, dan panel-panel pengendali mungkin terganggu oleh banyaknya dan terperincinya informasi yang disampaikan kepada mereka. Dengan begitu, reaksi-reaksi mereka akan lebih lambat dan kurang teliti Suma’mur, 1991. 2.3. Kecelakaan Kerja Sebuah ‘kecelakaan’ bisa dimaksudkan sebagai suatu hal yang tidak terencana, tidak terkendali, dan dalam beberapa cara tidak diinginkan; hal ini mengganggu fungsi normal tubuh seseorang dan menyebabkan luka atau hampir cedera. Selama berlangsungnya kecelakaan, tubuh seseorang berhubungan dengan atau terkena beberapa objek, orang lain, atau bahan-bahan tertentu, yang bersifat Universitas Sumatera Utara melukai; atau pergerakan dari seseorang menyababkan luka atau menimbulkan kemungkinan terjadinya luka Anton, 1979. Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Tidak terduga, oleh karena di belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih- lebih dalam bentuk perencanaan. Maka dari itu, peristiwa sabotase atau tindakan kriminil di luar ruang lingkup kecelakaan yang sebenarnya. Tidak diharapkan, oleh karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian material maupun penderitaan yang paling ringan sampai kepada yang paling berat Suma’mur, 1991. Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang berhubung dengan pekerjaan pada perusahaan. Hubungan kerja di sini dapat berarti bahwa kecelakaan terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. Maka dalam hal ini, terdapat dua permasalahan penting, yaitu : 1. Kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan, atau 2. Kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan. Kadang-kadang kecelakaan akibat kerja diperluas ruang lingkupnya, sehingga meliputi juga kecelakaan-kecelakaan tenaga kerja yang terjadi pada saat perjalanan atau transport ke dan dari tempat kerja. Kecelakaan-kecelakaan di rumah atau waktu rekreasi atau cuti, dan lain-lain adalah di luar makna kecelakaan akibat kerja, sekalipun pencegahannya sering dimasukkan program keselamatan perusahaan. Kecelakaan-kecelakaan demikian termasuk kepada kecelakaan umum hanya saja menimpa tenaga kerja di luar pekerjaannya Suma’mur, 1991.

2.3.1. Teori Penyebab Kecelakaan Kerja - Teori Domino Heinrich