Pencegahan Kecelakaan Kerja 1.Pencegahan Kecelakaan Akibat Kerja

h. Letak lain yang tidak dapat dimasukkan klasifikasi tersebut.

Klasifikasi tersebut yang bersifat jamak adalah pencerminan kenyataan, bahwa kecelakaan akibat kerja jarang sekali disebabkan oleh suatu, melainkan oleh berbagai faktor. Penggolongan menurut jenis menunjukkan peristiwa yang langsung mengakibatkan kecelakaan dan menyatakan bagaimana suatu benda atau zat sebagai penyebab kecelakaan, sehingga sering dipandang sebagai kunci bagi penyelidikan sebab lebih lanjut. Klasifikasi menurut penyebab dapat dipakai untuk menggolong- golongkan penyebab menurut kelainan atau luka-luka kaibat kecelakaan atau menurut jenis kecelakaan terjadi yang diakibatkannya. Keduanya membantu dalam usaha pencegahan kecelakaan, tetapi klasifikasi yang disebut terakhir terutama sangat penting. Penggolongan menurut sifat dan letak luka atau kelainan di tubuh berguna bagi penelaahan tentang kecelakaan lebih lanjut dan terperinci Suma’mur, 1991. 2.3.4. Pencegahan Kecelakaan Kerja 2.3.4.1.Pencegahan Kecelakaan Akibat Kerja Kecelakaan-kecelakaan akibat kerja dapat dicegah dengan : 1. Peraturan perundangan, yaitu ketentuan-ketentuan yang diwajibkan mengenai kondisi-kondisi kerja pada umumnya, perencanaan, konstruksi, perawatan dan pemeliharaan, pengawasan, pengujian, dan cara kerja peralatan industri tugas- tugas pengusaha dan buruh, latihan, supervisi medis, P3K, dan pemeriksaan kesehatan. Universitas Sumatera Utara 2. Standarisasi, yaitu penetapan standar-standar resmi, setengah resmi atau tak resmi mengenai misalnya konstruksi yang memenuhi syarat-syarat keselamatan jenis- jenis peralatan industry tertentu, praktek-praktek keselamatan dan higiene umum, atau alat-alat perlindungan diri. 3. Pengawasan, yaitu pengawasan tentang dipatuhinya ketentuan perundang- undangan yang diwajibkan. 4. Penelitian bersifat teknik, yang meliputi sifat dan ciri-ciri bahan yang berbahaya, penyelidikan tentang pagar pengaman, pengujian alat-alat perlindungan diri, penelitian tentang pencegahan peledakan gas dan debu, atau pengelasan tentang bahan-bahan dan desain paling tepat untuk tambang-tambang pengangkat dan peralatan pengangkat lainnya. 5. Riset medis, yang meliputi terutama penelitian tentang efek-efek fisiologis dan patologis faktor-faktor lingkungan dan teknologis, dan keadaan-keadaan fisik yang menyebabkan terjadinya kecelakaan. 6. Penelitian psikologis, yaitu penyelidikan tentang pola-pola kejiwaan yang menyebabkan terjadinya kecelakaan. 7. Penelitian secara statistik, untuk menetapkan jenis-jenis kecelakaan yang terjadi, banyaknya, mengenai siapa saja, dalam pekerjaan apa, dan apa sebab-sebabnya. 8. Pendidikan, yang menyangkut pendidikan keselamatan dalam kurikulum teknik, sekolah-sekolah perniagaan atau kursus-kursus pertukangan. 9. Latihan-latihan, yaitu latihan praktek bagi tenaga kerja, khususnya tenaga kerja yang baru dalam keselamatan kerja. Universitas Sumatera Utara 10. Penggairahan, yaitu penggunaan aneka cara penyuluhan atau pendekatan lain untuk menimbulkan sikap untuk selamat. 11. Asuransi, yaitu insentif finansial untuk meningkatkan pencegahan kecelakaan misalnya dalam bentuk pengurangan premi yang dibayar oleh perusahaan, jika tindakan-tindakan keselamatan sangat baik. 12. Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan, yang merupakan ukuran utama efektif tidaknya penerapan keselamatan kerja. Pada perusahaanlah, kecelakaan- kecelakaan terjadi, sedangkan pola-pola kecelakaan pada suatu perusahaan sangat tergantung kepada tingkat kesadaran akan keselamatan kerja oleh semua pihak yang bersangkutan. Jelaslah, bahwa untuk pencegahan kecelakaan akibat kerja diperlukan tenaga sama aneka keahlian dan profesi seperti pembuat undang-undang, pegawai pemerintah, ahli-ahli teknik, dokter, ahli ilmu jiwa, ahli statistik, guru-guru, dan sudah barang tentu pengusaha dan buruh Suma’mur, 1991.

2.3.4.2. Prinsip Pencegahan Kecelakaan di Tempat Kerja

Peraturan Management Health and Safety at Work Schedule 1 mengkhususkan prinsip pencegahan secara umum yang dirancang pada Artikel 6 2 dari European Council Directive 89391EEC. Untuk pertama kalinya prinsip ini dinyatakan secara langsung pada peraturan yang menyatakan, pada Peraturan Nomor 4, bahwa di mana pekerja melaksanakan pengukuran pencegahan pekerja tersebut akan melakukan prinsip-prinsip ini sebagaimana disebutkan dalam schedule 1. Prinsip-prinsipnya adalah Hughes, dan Ed Ferret. 2009 : Universitas Sumatera Utara 1. Menghindari resiko Artinya, sebagai contoh, mencoba untuk menghentikan tugas atau menggunakan proses lainya atau mengerjakan pekerjaan tersebut dengan cara yang berbeda, cara yang lebih aman. 2. Mengevaluasi bahaya yang tidak bisa dihindarkan Hal ini membutuhkan penilaian resiko. 3. Melawan resiko pada sumbernya Hal ini maksudnya adalah bahwa resiko, sebagaimana kondisi tempat kerja yang berdebu, dikendalikan dengan menghilangkan penyebab debu daripada menyediakan pelindung khusus; atau mengganti lantai yang licin daripada membuat tanda peringatan. 4. Mengadaptasikan pekerjaan dengan pekerjanya Hal ini melibatkan perancangan tempat kerja, pemilihan peralatan kerja dan pemilihan metode bekerja dan proses produksi, dengan pandangan, khususnya, untuk mengurangi pekerjaan yang monoton dan bekerja dengan rata-rata pekerjaan yang ditentukan dan mengurangi efeknya bagi kesehatan. Hal ini akan melibatkan konsultan yang akan dipengaruhi ketika tempat kerja, metode kerja dan prosedur keselamatan yang dirancang. Pengendalian orang-orang telah melebihi pekerjaan mereka yang seharusnya ditambah, dan waktu yang dihabiskan saat bekerja dengan kecepatan yang ditentukan dan dalam kerja yang monoton sebaiknya dikurangi jika mungkin untuk dilakukan demikian. 5. Penyesuaian dengan perkembangan teknis Universitas Sumatera Utara Hal ini penting untuk mengambil keuntungan dari perkembangan teknologi dan teknik, yang sering memberikan peluang bagi perancang dan pekerja untuk meningkatkan keselamatan dan metode bekerja. Dengan internet dan sumber informasi internasional yang tersedia, pengetahuan yang sangat luas, berlangsung di Inggris atau Eropa, akan diperhitungkan oleh kekuasaan yang berwenang dan pengadilan. 6. Menggantikan yang berbahaya dengan menjadi yang tidak berbahaya atau kurang berbahaya Hal ini termasuk subtitusi, contohnya, mengganti perlengkapan atau bahan dengan bahan yang tidak berbahaya atau kurang berbahaya. 7. Mengembangkan kebijakan pencegahan yang menyeluruh Hal ini meliputi teknologi, organisasi di tempat kerja, kondisi bekerja, hubungan sosial dan pengaruh faktor yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Kebijakan kesehatan dan keselamatan harus dipersiapkan dan diterapkan dengan referensi dari prinsip-prinsip ini. 8. Mengutamakan pemberian alat perlindungan diri secara menyeluruh Hal ini maksudnya mengutamakan untuk mengendalikan pengukuran yang membuat tempat kerja aman bagi setiap pekerjanya sehingga menghasilkan keuntungan yang besar, contohnya menghilangkan bahaya debu dengan ventilasi exhaust daripada menyediakan alat filter pernapasan pada masing-masing pekerja. Hal ini dikenal dengan pendekatan ‘Tempat yang Aman’ dengan mengendalikan resiko. Universitas Sumatera Utara 9. Memberi instruksi yang tepat bagi pekerja Hal ini harus meyakinkan pekerja disadarkan dengan kebijakan perusahaan, prosedur keselamatan, hasil tes lainnya dan kebutuhan hukum. Hal ini sering disebut pendekatan ‘Orang yang Selamat’ untuk mengendalikan resiko di mana berfokus pada orangnya. Pengaturan sistem manajemen K3 yang layak seharusnya seimbang antara pendekatan tempat kerja yang aman dan pendekatan orang yang aman. 2.4. Gambaran Umum Perusahaan 2.4.1. Lingkungan Fisik 2.4.1.1.Letak Geografis PT Bridgestone Sumatera Rubber Estate PT BSRE Divisi II Dolok Merangir Head Office terletak di Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun dengan jarak 5 km dari jalan raya. Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara berbatasan dengan PTPN III Gunung Para - Sebelah Barat berbatasan dengan Kebun Siantar Estate - Sebelah Timur berbatasan dengan PTPN IV Dolok Ilir - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kampung Beringin 2.4.1.2.Luas Wilayah Universitas Sumatera Utara Luas wilayah yang diusahakan oleh PT BSRE Dolok Merangir adalah 18.000,03 Hektar, termasuk di dalamnya gedung, jalan, rawa-rawa, sungai dan hutan. Berikut ini data luas wilayah berdasarkan divisi : Divisi I Naga Raja : 3.352,26 Hektar Divisi II Dolok Merangir : 4.590,81 Hektar Divisi III Dolok Ulu : 3.157,01 Hektar Divisi IV Dolok Ulu : 2.770,20 Hektar Divisi V Aek Tarum : 4.129,75 Hektar

2.4.2. Sistem Administrasi Kebun