a b
c
Jika perletakan dasar ujung kolom adalah sendi, maka G=10, dan jika perletakan dasar ujung kolom adalah jepit, maka G=1. Melalui nomogram Faktor
Tekuk Kolom yang diperlihatkan pada BAB III yaitu gambar 3.2, maka dapat diperoleh faktor K yang berguna dalam penentuan Panjang Kolom Efektif.
1.6. Stabilitas Dari Struktur Kolom
Analisa stabilitas suatu struktur batang berkaitan erat dengan masalah kesetimbangan. Oleh karena itu pemahaman terhadap masalah kesetimbangan
merupakan suatu hal yang penting. Konsep dari stabilitas sering diterangkan dengan mengganggap
kesetimbangan dari bola pejal dalam beberapa posisi seperti pada gambar berikut ini:
Gambar 2.7 Stabilitas
Walaupun bola dalam keadaan setimbang pada posisinya masing-masing, dalam pengamatan memperlihatkan adanya perbedaan penting dari ketiga keadaan
tersebut.
Universitas Sumatera Utara
• Posisi a Bola berada pada permukaan yang cekung maka bila diberikan gangguan
kecil dx, bola akan kembali ke posisi semula setelah berisolasi beberapa kali. Keadaan kesetimbangan ini disebut dengan kesetimbangan stabil.
• Posisi b Apabila bola berada pada permukaan yang datar, bila diberikan gangguan
kecil dx maka gangguan kecil ini akan merubah gaya-gaya kesetimbangan maupun energi potensial bola. Keadaan kesetimbangan ini disebut dengan
kesetimbangan netral.
• Posisi c Bila bola berada pada permukaan yang cembung, diberikan gangguan kecil
dx maka akan terjadi pergeseran mendadak progressive movement. Kesetimbangan ini disebut kesetimbangan tidak stabil.
Universitas Sumatera Utara
P
1
P
1
P
1
P
1
P
1
P
1
f
1
Q
P
2
P
2
P
2
P
2
P
2
P
2
f
2
Q
P
3
P
3
P
3
P
3
P
3
P
3
f
3
Q
Gambar 2.8 Tekuk
Universitas Sumatera Utara
• Batang a Batang a diberi muatan P
1
kecil, dari samping ditekan Q yang menekan yang menekan batang maka akan terjadi lenturan f
1.
Bila gaya Q dihilangkan, lenturan f
1
hilang dan batang lurus kembali. Peristiwa ini disebut stabil dan ini dapat disamakan dengan bola dalam tempat yang cekung.
• Batang b Batang b ditekan dengan P
2
, dimana P
2
P
1
. Dari samping ditekan Q maka terjadi lenturan f
2
. Q dihilangkan tetapi f
2
masih tetap ada. Keadaan ini disebut “indifferent”. Gaya P
2
disebut gaya P
kritis
, sedangkan tegangan σ = PF yang timbul dengan luas tampang disebut tegangan kritis σ
kritis
. • Batang c
Batang c ditekan dengan P
3
, dimana P
3
P
2
tetapi masih dalam batas batang belum patah. Dari samping ditekan dengan Q, bahkan lebih kecil daripada Q
pada keadaan. Lengkung f
3
yang timbul akan menjalar terus sampai batang itu patah. Peristiwa ini disebut “labil”.
Dari makanika bahan telah diketahui bahwa batang tekan yang pendek dapat dibebani sampai batang meleleh sedangkan batang tekan yang panjang akan
runtuh akibat tekuk. Pada keadaan yang umum keruntuhan akibat tekan terjadi antara keruntuhan akibat kelelehan bahan dan akibat tekuk elastis, setelah
sebagian penampang lintang meleleh, keadaan ini disebut tekuk inelastis inelastic buckling.
Universitas Sumatera Utara
1.7. Teori Sambungan Semi-Rigid